Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060)Vol. 06, No. 02, 2023 DOI: http://dx.doi.org/10.31602/dl.v6i2.10625
HUBUNGAN STUDENT BURNOUT DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA SELAMA PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN
Rizqy Nur Sholihat*, Dedi Irwandi, Siti Annisa Nurulita
Received: 26 Maret 2023 | Accepted: 30 April 2023 | Published online: 25 Agustus 2023 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Uniska-Daltonjurnal 2023
Abstrak Pembelajaran dalam jaringan menjadikan mahasiswa mengalami kelelahan dan kurang memiliki inisiatif mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan belajar. Hal ini mengakibatkan mahasiswa melakukan tindakan penundaan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara student burnout dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah purposive sampling dengan sampel penelitian adalah mahasiswa angkatan 2019, 2020, dan 2021 di Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 206 mahasiswa. Instrumen yang dipakai berupa angket student burnout dan angket prokrastinasi akademik. Teknik uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara student burnout dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan dengan derajat hubungan adalah korelasi kuat, menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat student burnout yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi kecenderungan mahasiswa dalam melakukan tindakan prokrastinasi akademik
Katakunci: Student Burnout ∙ Prokrastinasi Akademik ∙ Pembelajaran dalam Jaringan ∙ Pembelajaran Kimia.
This is an open-access article under the CC-BY 4.0 License. Copyright © 2023 by authors.
Rizqy Nur Sholihat
rizqynursholihat@uinjkt.ac.id
Program Studi Pendidikan Kimia, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
Abstract Online learning has made students feel exhausted and lack the initiative to complete tasks that were related to learning. This had an impact on students delaying their time to complete academic tasks or assignments on time. This study aims to determine the relationship between student burnout and academic procrastination in Chemistry Education students during online learning. This study used a quantitative method, which used purposive sampling for the sampling technique where the research samples were 206 students from the 2019, 2020, and 2021 Chemical Education Study Programme, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The instruments used were a student burnout questionnaire and an academic procrastination questionnaire. This study used the product moment correlation technique. The result of this study shows that there is a significant positive relationship between student burnout and academic procrastination in students of Chemical Education during online learning with strong degree of correlation, illustrates that the higher the level of student burnout that students have, the higher the tendency of students to carry out acts of academic procrastination.
Keywords: Student Burnout ∙ Academic Procrastination ∙ Online Learning
∙ Chemistry Learning . ORIGINAL ARTICLE
PENDAHULUAN
Adanya wabah Covid-19 yang muncul di Indonesia sejak awal Maret tahun 2020 berimbas pada berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah pada bidang pendidikan. Hal tersebut membuat lembaga-lembaga pendidikan menjadi ditutup sementara, sesuai dengan kebijakan pemeritah daerah pada sektor pendidikan selama pandemi Covid-19 yang menyatakan bahwa aktivitas pembelajaran tatap muka dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dihentikan agar menekan angka penderita virus Covid-19 di Indonesia (Pujilestari, 2020).
Penutupan sementara tempat-tempat belajar akibat wabah Covid-19 membuat pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan). Saat ini pembelajaran daring menjadi hal yang sudah sangat biasa dilakukan dalam dunia pendidikan, mengingat bahwa saat ini kita sudah memasuki era society dimana teknologi merupakan bagian dari manusia.
Pembelajaran yang dilakukan secara dalam jaringan mau tidak mau harus memanfaatkan teknologi guna memenuhi standar pendidikan yang berlaku. Menurut Septiani et al (2021) agar mahasiswa dengan dosen maupun siswa dengan guru tetap bisa saling terhubung maka dimanfaatkan Teknologi Informasi (TI) berbasis internet yang memakai perangkat, seperti komputer, laptop, ataupun gadget. Pemanfaatan perangkat-perangkat elektronik tersebut menuntut para pelajar khususnya mahasiswa untuk selalu fokus menatap layar monitor selama beberapa jam yang dapat berlangsung hampir setiap hari.
Kegiatan memerhatikan layar laptop dalam jangka waktu yang cukup lama dapat beresiko memberikan dampak negatif terhadap mahasiswa baik secara fisik maupun mental. Didin et al (2020) mengatakan bahwa menatap layar laptop atau ponsel saat perkuliahan yang berlangsung selama 2-3 jam akan berdampak pada kesehatan, seperti kelelahan mata akibat terkena pencahayaan yang terlalu lama dari layar monitor. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaedi (2020) bahwa keluhan yang dirasakan oleh mahasiswa saat belajar dalam jaringan adalah mata yang menjadi lelah dan berair akibat pengaruh jangka pendek dari penggunaan komputer. Mata yang lelah akan mengakibatkan
kelelahan sehingga membuat tubuh merasa letih melakukan pekerjaan atau kegiatan yang sedang dijalani.
Hasil observasi yang telah peneliti lakukan yakni melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang mengikuti pembelajaran dalam jaringan, dapat dirangkum bahwa pembelajaran selama daring menjadikan mereka sangat sering menatap layar laptop ataupun handphone sehingga berimbas pada kesehatan seperti, mata terasa menjadi lelah, badan pegal-pegal, bahkan pinggang yang terasa panas karena terlalu lama tubuh dalam posisi duduk menghadap laptop ataupun handphone.
Selain itu, diketahui berdasarkan wawancara bahwa alasan mahasiswa mengalami kelelahan disebabkan karena banyaknya tugas-tugas akademik yang harus mereka kerjakan dan harus mengikuti kelas online yang berdurasi cukup lama. Hal tersebut diperkuat oleh Soekanto &
Rianti (2021) yang mengungkapkan bahwa proses pembelajaran daring dengan durasi cukup lama dan tugas-tugas yang banyak berpengaruh pada kelelahan mahasiswa sehingga membutuhkan waktu untuk istirahat. Hal tersebut mengakibatkan mahasiswa menjadi kelelahan dan kurang memiliki inisiatif mengerjakan hal- hal yang berkaitan dengan belajar selama pembelajaran dalam jaringan, inilah yang mengindikasikan bahwa mereka rentan mengalami kejenuhan belajar atau student burnout.
Christiana (2020) menyatakan bahwa kejenuhan belajar atau burnout adalah kondisi emosional seseorang saat dirinya merasa kelelahan dan jenuh secara mental dan fisik sebagai akibat dari tuntutan tugas atau pekerjaan yang semakin tinggi atau meningkat. Menurut Maslach & Leiter (1997) terdapat tiga dimensi burnout, yakni kelelahan, sinisme, dan ketidakberhasilan. Khairani & Ifdil (2015) memaparkan gejala yang terlihat pada penderita burnout yakni salah satunya ialah kebosanan dan sinisme yang mengakibatkan penderita merasa tidak memiliki dorongan untuk mulai melakukan kegiatan yang sedang dijalaninya.
Kejenuhan belajar atau student burnout dapat mempengaruhi kinerja mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, salah satunya menyebabkan mahasiswa menjadi tidak
terdorong untuk mulai mengerjakan tugas-tugas akademik yang dimiliki. Farkhah et al (2022) mengemukakan bahwa perasaan negatif yang menyebabkan mahasiswa menunda-nunda adalah adanya perasaan kelelahan yang muncul dari dalam diri mahasiswa. Sikap penundaan yang umumnya dilakukan pada pelajar yang berhubungan dengan tugas-tugas akademik disebut dengan prokrastinasi akademik (Ferrari, et al., 1995).
Salah satu faktor penyebab mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik menurut McCloskey (2011) adalah inisiatif diri, yang membuat kebanyakan mahasiswa menunda- nunda karena ia tidak memiliki dorongan untuk memulai mengerjakan tugas dengan tepat waktu.
Selain itu, Ghufron & Risnawita (2017) juga menyatakan penyebab mahasiswa dalam melakukan tindakan prokrastinasi akademik adalah adanya rasa kelelahan yang dialami.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dan penemuan gejala pada hasil observasi awal dengan mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai gambaran hubungan antara student burnout dengan prokrastinasi akademik. Rozzaqyah (2021) mengungkapkan pada hasil penelitiannya bahwa adanya korelasi antara variabel student burnout dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sriwijaya. Penelitian ini menggunakan subjek mahasiswa Pendidikan Kimia sehingga terdapat perbedaan karakteristik pada subjek penelitian yang digunakan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Student burnout dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Pendidikan Kimia selama Pembelajaran dalam Jaringan”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian Penelitian ini memakai metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hubungan antara student burnout dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta selama pembelajaran dalam jaringan.
Populasi penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah teknik purposive sampling dengan sampel penelitian adalah mahasiswa angkatan 2019, 2020, dan 2021 di Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 259 mahasiswa. Pada penelitian ini, jumlah sampel yang dipakai oleh peneliti adalah sebanyak 206 orang dari ketentuan minimal sampel (Sugiyono, 2019) yang harus diambil berdasarkan perhitungan:
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁(𝑒)²
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁(𝑒)²= 259
1 + 259 (0,05)2= 157,2
= 157 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
Instrumen yang dipakai berupa dua angket yakni angket student burnout dan angket prokrastinasi akademik. Angket penelitian student burnout dikembangkan berdasarkan Maslach Burnout Inventory-Student Survey yang dikembangkan oleh Schaufeli et al (2002). Adapun skala yang digunakan pada angket student burnout menggunakan skala likert 7 kategori jawaban dengan dengan bobot penilaian untuk pernyataan favorable adalah: Selalu= 6, Sering Sekali= 5, Sering = 4, Kadang-Kadang = 3, Jarang = 2, Jarang Sekali= 1, dan Tidak Pernah= 0.
Sementara untuk bobot penilaian penyataan unfavorable yaitu Selalu= 0, Sering Sekali= 1, Sering= 2, Kadang-Kadang= 3, Jarang= 4, Jarang Sekali=5, dan Tidak Pernah= 6. Kisi-Kisi angket student burnout dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kisi-Kisi Student Burnout
Indikator Pernyataan Jumlah Item
Kelelahan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 10
Sinisme 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19 9
Ketidakberhasilan 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29 10
Jumlah Pernyataan 29 Item 29 Item
Angket penelitian prokrastinasi akademik dikembangkan berdasarkan Academic Procrastination Scale yang dikembangkan oleh McCloskey (2011). Adapun skala yang digunakan pada angket prokrastinasi akademik menggunakan skala likert 5 kategori jawaban dengan bobot penilaian untuk pernyataan
favorable adalah: Sangat Sering= 5, Sering= 4, Ragu-Ragu= 3, Tidak Setuju= 2, Sangat Tidak Setuju= 1. Sementara untuk bobot penilaian penyataan unfavorable yaitu Sangat Sering= 1, Sering= 2, Ragu-Ragu= 3, Tidak Setuju= 4, Sangat Tidak Setuju= 5. Kisi-kisi angket prokrastinasi akademik dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kisi-Kisi Prokrastinasi Akademik
Indikator Pernyataan Jumlah Item
Keyakinan Psikologis akan Kemampuan 1, 2, 3, 4, 5, 6 6
Gangguan Perhatian 7, 8, 9, 10, 11 5
Faktor Sosial 12, 13, 14 3
Kemampuan Manajemen Waktu 15, 16, 17, 18 4
Inisiatif Diri 19, 20, 21 3
Kemalasan 22, 23, 24, 25 4
Jumlah Pernyataan 25 item 25 item
Selanjutnya data penelitian diperoleh menggunakan google form dan analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang digunakan sebagai pengujian hipotesis dalam penelitian ini yang bertujuan untuk menentukan adanya hubungan
antara student burnout dan prokrastinasi akademik. Pedoman interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2019) disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pedoman Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil angket diperoleh dari hasil skor pengisian angket melalui google form yang diisi oleh mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2019, 2020, dan 2021. Hasil analisis data dari angket kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria penilaian dari Riduwan (2018) dengan skala 0 – 100 yang telah
dimodifikasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan memakai bantuan program SPSS 25. Berikut ini disajikan kategorisasi student burnout dan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kategorisasi Student Burnout dan Prokrastinasi Akademik
Interval Skor Kategori Student burnout (%)
0 – 20 Sangat Rendah 1,5
21 – 40 Rendah 33
41 – 60 Sedang 50
61 – 80 Tinggi 15
81 - 100 Sangat Tinggi 0,5
Jumlah 100
Interval Skor Kategori Prokrastinasi Akademik (%)
0 – 20 Sangat Rendah -
21 – 40 Rendah 11,2
41 – 60 Sedang 62,1
61 – 80 Tinggi 25,2
81 - 100 Sangat Tinggi 1,5
Jumlah 100
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada Tabel 4. maka dapat diketahui bahwa tingkat student burnout dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan sama-sama menonjol pada interval skor 41 – 60 yakni berada pada kategori sedang. Student burnout mendapatkan persentase sebesar 50% dan
prokrastinasi akademik mendapatkan persentase sebesar 62,1%. Selanjutnya, disajikan persentase ketercapaian dari indikator student burnout dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Persentase Ketercapaian Indikator Student Burnout dan Prokrastinasi Akademik
Indikator Student burnout Persentase (%) Kategori
Kelelahan 57,29 Sedang
Sinisme 37,16 Rendah
Ketidakberhasilan 44,90 Sedang
Rata-Rata 46,45 Sedang
Indikator Prokrasinasi Akademik Persentase (%) Kategori
Keyakinan Psikologis akan Kemampuan 48,12 Sedang
Gangguan Perhatian 61,59 Tinggi
Faktor Sosial 56,47 Sedang
Kemampuan Manajemen Waktu 54,51 Sedang
Inisiatif Diri 54,50 Sedang
Kemalasan 49,44 Sedang
Rata- Rata 54,11 Sedang
Berdasarkan Tabel 5. rata-rata indikator student burnout mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan berada pada kategori sedang dengan rata-rata indikator 46,45%. Indikator tertinggi diraih oleh indikator
kelelahan yang mencapai persentase 57,29% pada kategori sedang. Sementara untuk rata-rata indikator variabel prokrastinasi akademik mahasiswa Pendidikan Kimia berada pada kategori sedang dengan rata-rata indikator
54,11%. Indikator tertinggi diraih olehindikator gangguan perhatian yang mencapai 61,59% pada kategori tinggi. Berikut ini disajikan hasil dari uji
normalitas student burnout dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Uji Normalitas
Data Student
Burnout Prokrastinasi Akademik
α 0,05 0,05
Sig. 0,200 0,200
Kesimpulan Sig > α
Data menunjukkan berdistribusi normal
Berdasarkan analisis data pada Tabel 6. dapat dilihat bahwa uji normalitas pada data student burnout memperoleh nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,200 dan data prokrastinasi akademik sebesar 0,200. Nilai signifikansi (Sig.) yang diperoleh menyatakan bahwa data student burnout dan prokrastinasi akademik berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi (Sig.) pada kedua variabel > 0,05 (α).
Berikut ini disajikan hasil data dari uji linearitas antara student burnout dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan yang dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Uji Linearitas
Data Deviation from Linearity
α Sig.
Student burnout dengan prokrastinasi akademik 0,05 0,104
Berdasarkan analisis data pada Tabel 7.
menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) pada uji linearitas student burnout dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan sebesar 0,104. Hal tersebut menandakan nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang linear
antara student burnout dengan prokrastinasi akademik. Berikut ini disajikan pengujian korelasi yang dilakukan menggunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 25 yang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Uji Korelasi Product Moment
Berdasarkan Tabel 8. mengenai hasil uji korelasi yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai korefisien korelasi antara student burnout dengan prokrastinasi akademik sebesar 0,603 dengan
signifikansi (Sig.) sebesar 0,000. Arah yang positif pada nilai koefisien korelasi menandakan bahwa hubungan yang terjadi antara student burnout dengan prokrastinasi akademik searah.
Korelasi Student Burnout Prokrastinasi Akademik
Student burnout Pearson Correlation 1 .603**
Sig. (2-tailed) .000
N 206 206
Prokrastinasi Akademik Pearson Correlation .603** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 206 206
Hubungan dengan arah positif artinya terdapat hubungan yang erat antara kedua variabel yang dikorelasikan (Arikunto, 2020). Berikut ini disajikan pengujian regresi linear sederhana
dengan menggunakan bantuan SPSS 25 yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Statistik Hasil
Nilai Constant (α) 37,333
Nilai Koefisien Regresi (b) 0,368
Kesimpulan (Regresi bernilai positif dan searah)
Hasil perhitungan regresi linear sederhana memperlihatkan nilai konstanta adalah sebesar 37,333 dan koefisien regresi variabel X sebesar 0,368. Sehingga model persamaan regresi linear sederhana menurut Sugiyono (2019) dapat dirumuskan yakni sebagai berikut:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 𝑌 = 37,333 + 0,368𝑋
Nilai koefisien regresi 0,368 menggambarkan arah hubungan antara student burnout dan prokrastinasi akademik adalah searah dan memiliki bentuk hubungan positif. Setiap kenaikan 1 (satu) point pada variabel X akan mengakibatkan variabel Y meningkat sebesar b (Palagan, Fisher, dan Darto, 2018). Dengan demikian, setiap kenaikan 1 point student burnout akan mengakibatkan kenaikan prokrastinasi akademik sebesar 0,368. Berikut ini disajikan pengujian koefisien determinasi yang dapat ditunjukkan dengan rumus menurut Sugiyono (2019) yakni sebagai berikut:
𝑘𝐷 = (𝑟)2× 100%
𝑘𝐷 = (0,603)2× 100%
𝑘𝐷 = 36,3%
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh student burnout dengan prokrastinasi akademik yakni sebesar 36,3%, sedangkan 63,7% dipengaruhi oleh faktor lain (Sugiyono, 2019).
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 8. menandakan bahwa hipotesis (H1) diterima yang berisi “Terdapat hubungan yang signifikan positif antara student
burnout dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan”. Pengujian hipotesis dinyatakan diterima karena hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara variabel student burnout dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan.
Menurut Arikunto (2020) korelasi positif artinya adanya hubungan yang erat pada kedua variabel yang dihubungkan. Korelasi dengan arah hubungan positif pada penelitian ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat student burnout maka akan semakin tinggi juga tingkat prokrastinasi akademik dan sebaliknya apabila tingkat student burnout semakin rendah maka tingkat prokrastinasi akademik juga akan semakin rendah. Hal ini diperkuat oleh Rozzaqyah (2021) yang menyatakan pada hasil korelasi antara kejenuhan belajar dengan prokrastinasi akademik bahwa adanya hubungan signifikan positif dengan kategori kuat.
Penelitian hubungan antara burnout dengan prokrastinasi akademik juga pernah diteliti oleh Simbolon & Simbolon (2021) yang meneliti pada mahasiswa ners tingkat III STIKes Santa Elisabeth Medan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan antara academic burnout dengan prokrastinasi akademik. Selain itu, hasil penelitian antara burnout terhadap academic procrastination juga didapatkan oleh Akbar et al (2022) yang meneliti pada mahasiswa FKIP Universitas PGRI Banyuwangi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil nilai koefisien korelasi sebesar 0,836 yang berarti adanya hubungan antara burnout dengan academic procrastination.
Penelitian ini memperoleh koefisien korelasi bernilai positif sebesar 0,603 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai koefisien korelasi 0,603 pada Tabel 8 terletak pada interval skor 0,60-0,799 yang berarti terdapat hubungan positif antara variabel student burnout dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Pendidikan Kimia dengan kategori kuat (Sugiyono, 2019). Nilai signifikansi didapatkan sebesar 0,000. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel.
Hasil temuan secara keseluruhan pada penelitian ini ditemukan bahwa student burnout dialami oleh mahasiswa Pendidikan Kimia walaupun masih tergolong pada kategori sedang.
Hal ini sejalan dengan tindakan mahasiswa yang masih melakukan prokrastinasi terhadap tugas- tugas akademiknya. Adanya wabah covid-19 menjadikan pembelajaran dalam jaringan menjadi hal yang sudah biasa dilakukan dalam dunia pendidikan. Salah satu indikator dominan yang dapat menyebabkan munculnya prokrastinasi akademik selama pembelajaran daring adalah indikator gangguan perhatian.
Hasil tersebut sejalan dengan Rizkyani et al (2020) yang menyatakan bahwa indikator gangguan perhatian adalah indikator yang paling berpengaruh terhadap tindakan prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
Hasil wawancara yang dilakukan kepada mahasiswa pendidikan kimia sebagai data tambahan penelitian, ditemukan bahwa penyebab mahasiswa teralihkan perhatiannya dari tugas- tugas akademik selama pembelajaran dalam jaringan adalah adanya kegiatan lain, contohnya seperti membantu orang tua ketika berada di rumah, mengikuti kegiatan organisasi, menonton film, jalan-jalan, dan bermain handphone.
Dijelaskan oleh Ferrari et al (1995) bahwa seorang yang melakukan tindakan prokrastinasi akan sengaja lebih memilih melakukan kegiatan lain yang dirasa lebih menarik daripada segera menyelesaikan pekerjaan yang dimilikinya.
Salah satu indikator dominan pada student burnout yang dialami oleh mahasiswa
Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan adalah gejala kelelahan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan mahasiswa Pendidikan Kimia ketika mengikuti pembelajaran dalam jaringan gejala kelelahan yang dirasakan mahasiswa adalah kelelahan fisik, contohnya seperti badan pegal-pegal, mudah mengantuk, kelelahan pada mata (mata kabur, mata berair, dan mata kering). Selain itu, ditemukan juga gejala kelelahan emosi yaitu terdapat mahasiswa Pendidikan Kimia yang mudah merasa bosan saat belajar.
Pawicara & Conilie (2020) menjelaskan bahwa kelelahan yang dirasakan oleh mahasiswa ketika pembelajaran daring dapat disebabkan karena aktivitas yang semakin padat ketika berada di rumah, seperti membantu orang tua sembari mengikuti pembelajaran online serta menyelesaikan banyaknya tugas-tugas akademik yang dimiliki mahasiswa. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Al-Idrus et al (2021) menyatakan bahwa kelelahan pada mata kerap dikeluhkan oleh sebagian besar mahasiswa selama mengikuti pembelajaran daring yang mengakibatkan penglihatan mata menjadi kabur akibat dari pengunaan smartphone berlebihan dalam belajar dan saat mengerjakan banyaknya tugas-tugas akademik.
Mahasiswa dengan tingkat student burnout yang rendah tentunya akan lebih mampu untuk menangani dan menghadapi tugas-tugas akademik dengan lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang berada di kategori tingkat student burnout tinggi. Seperti yang telah dipaparkan oleh Sagita & Meilyawati (2021) bahwa mahasiswa dengan tingkat student burnout yang rendah membuat mahasiswa memiliki pandangan positif terhadap kegiatan atau aktivitas akademik yang mereka jalani, sedangkan mahasiswa dengan tingkat student burnout tinggi cenderung dapat mengembangkan perilaku prokrastinasi akademik.
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan penelitian yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara student burnout dengan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa Pendidikan Kimia selama pembelajaran dalam jaringan dengan derajat hubungan korelasi kuat. Hubungan yang berarah positif menggambarkan bahwa semakin tinggi
tingkat student burnout yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi kecenderungan mahasiswa
dalam melakukan tindakan prokrastinasi akademik.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, J. A., Padillah, R., & Prasetyo, F. W.
(2022). Hubungan Antara Burnout Terhadap Academic Procrastination (Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Banyuwangi). Bimbingan Dan Konseling Banyuwangi, 1(2), 54–59.
https://doi.org/10.36526/
Al-Idrus, S. W., Muti’ah, M., & Rahmawati, R.
(2021). Analisis Proses Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19 pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNRAM. PENSA, 3(1), 139–
148.
Arikunto, S. (2020). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta.
Christiana, E. (2020). Burnout Akademik Selama Pandemi Covid 19. Prosiding Seminar Nasional Bimbingan Dan Konseling Mengukuhkan Eksistensi Peran BK Pasca Pandemi Covid-19 Di Berbagai Setting Pendidikan, 11.
Didin, F. S., Mardiono, I., & Yanuarso, H. D.
(2020). Analisis Beban Kerja Mental Mahasiswa saat Perkuliahan Online Synchronous dan Asynchronous Menggunakan Metode Rating Scale Mental Effort. Opsi, 13(1), 54.
https://doi.org/10.31315/opsi.v13i1.3501
Farkhah, S. B., Hasanah, M., & Amelasasih, P.
(2022). Pengaruh Academic Burnout Terhadap Prokrastinasi Akademik Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa.
Conseils : Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 2(1), 49–50.
https://doi.org/10.13140/Rg.2.2.23164.64 640.
Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G.
(1995). Procrastination and Task Avoidance Theory, Research, and
Treatment (C. R. Synder (ed.); 1st ed.).
Plenum Press. https://doi.org/10.1007/978- 1-4899-0227-6
Ghufron, N. M., & Risnawita, R. (2017). Teori- Teori Psikologi (R. Kusumaningratri (ed.)). Ar-Ruzz Media.
Junaedi, E. (2020). Pembelajaran Melalui Online Atau Daring Dalam Perspektif Mahasiswa.
Jurnal Horizon Pedagogia, 81.
Khairani, Y., & Ifdil, I. (2015). Konsep Burnoutpada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Konselor, 4(4), 212.
https://doi.org/10.24036/02015446474-0- 00
Maslach, C., & Leiter, M. P. (1997). The truth about burnout: How organizations cause personal stress and what to do about it. In Jossey-Bass (1st ed.).
McCloskey, J. D. (2011). Finally, My Thesis on Academic Procrastination (Issue December). The University of Texas at Arlington.
Palagan, G. P., Fisher, B., & Darto. (2018).
Analisis Data Statistik Menggunakan SPSS (Z. Ramadhan (ed.)). UM Jakarta Press.
Pawicara, R., & Conilie, M. (2020). Analisis Pembelajaran Daring Terhadap Kejenuhan Belajar Mahasiswa Tadris Biologi IAIN Jember di Tengah Pandemi Covid-19.
ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi, 1(1), 29–38.
Pujilestari, Y. (2020). Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan Pasca Pandemi Covid 19.
’Adalah: Buletin Hukum Dan Keadilan, 4(1), 53.
Riduwan. (2018). Skala Pengukuran Variabel-
Variabel Penelitian (Riduwan (ed.)).
Alfabeta.
Rizkyani, A. M., Feronika, T., & Saridewi, N.
(2020). Hubungan Antara Self Regulated Learning Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Pendidikan Kimia Di Masa Pandemi Covid-19. Edusains, 12(2), 252–258.
https://doi.org/10.15408/es.v12i2.18175
Rozzaqyah, F. (2021). Hubungan Kejenuhan Belajar dalam Jaringan dengan Prokrastinasi Akademik. Jurnal Konseling Komprehensif: Kajian Teori Dan Praktik Bimbingan Dan Konseling, 8(1), 8–17.
Sagita, D. D., & Meilyawati, V. (2021).
Academic Burnout Mahasiswa Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Nusantara of Research, 8(2), 104–119.
https://doi.org/https://doi.org/10.29407/no r.v8i2.16048
Schaufeli, W., Martínez, I. M., Pinto, A. M., Salanova, M., & Barker, A. B. (2002).
Burnout and Engagement in University Students: A cross-National Study. Journal of Cross-Cultural Psychology, 33(5), 464–
481.
https://doi.org/10.1177/002202210203300 5003
Septiani, R., Presilawati, F., Ilzana, T. M., &
Musnadi, S. (2021). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Pandemi Covid-19 di Universitas Muhammadiyah Aceh.
Pedagogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 8(1), 72.
Simbolon, P., & Simbolon, N. (2021). Hubungan Academic Burnout dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa STIKES Santa Elisabeth Medan. Jurnal Pendidikan, 12(2), 96–108.
Soekanto, A., & Rianti, E. D. D. (2021). Analisis Tingkat Kelelahan Mahasiswa Dalam Pembelajaran Daring di Era Pandemik Covid-19 Tahun Ajaran 2020/2021. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 10(2),
154. Retrieved from
https://doi.org/10.30742/jikw.v10i2.1446
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. In Sutopo (Ed.), Statistika untuk Penelitian (2nd ed.).
Alfabeta.
Zulfahmi, & Handayani, F. (2020). Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa dalam Perkulia18han dan Praktikum Kimia Dasar Jurusan Farmasi Universitas Ubudiah Indonesia. Journal of Education Science, 6(1), 86–95.