SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KEDIRGANTARAAN
STTA YOGYAKARTA
Peran Teknnlng
Untuk Meningkatkan
i dan Kedirgantaraan
Daya Saing Bangsa
?
SO{'T!I CIJTJ{A S'.A fl
*
J.idrirqn' c i:t,{ i,;
EAST TIMOR
Yogyakarla, 26 November
2016SEKOLAH TINGGI
TEKNOLOcI ADISUTJIPTO www.senati k.stta. ac. id
I
2
WBNI
@
SEMINAR NASIONAL TEIOIOLOSI IITFORMASI
STTA YOGYAKARTA
Peran Teknnlng
Untuk Meningkatkan
idan Kedirgantaraan
Daya Saing Bangsa
.5 C ij' I:i,3JJia'.{ SI,{
TANJUNG
SAST ?IMOS
Yogyakafra, 26 Houember 2016
$EK(}IAH TINEGI TEI{HOLOGI
AI}ISUTJIPTO
rinirw. se
nati
k.stta.
ac. id
-r{L
PENYUNTING
REVTEWER
Prof. Dra, Sri Hartati. M.Sc.. Ph.D.
Dr. Rianto Adhy Sasongko. S.T.. M.Sc.. Ph.D.
Dr. Ir. Risanuri Hidayat, IvI.Sc.
M. Kusumawan Herliansyah. S.T., M.T.. Ph.D.
EDITOR
Freddy Kumiarvan, S.T., M.T.
Marni Astuti. S.T., M.T.
Riani Nurdin, S.T., M.Sc.
Fajar Nugroho. S.T.. M.Eng.
Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jalan Janti. Blok-R. Lanud Adisutjipto, Yop-akarta
Telp.: +62 274-151265 Fax.: +62 2,14 451265 E-mai l: [email protected]. id
Web: senatik.sfla.ac. id
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEDIRGANTARAAN STTA YOGYAKARTA
Peran Teknologidan Kedirgantaraan untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa
Editors:
Freddy Kurniawan, S.T,. M,T, Marni Astuti, S.T., M.T.
Riani Nurdin, S.T.. M.Sc.
Fajar Nugroho, S.T., M.Eng.
ISSN GETAK:2337 - 3881 ISSN ELEKTRONIK:2528 - 1666
Diterbitkan oleh:
Penerbit Lintang Pustaka Utama Yogyakarta
Karangjati RT 19, RW 042, Sinduadi, IVllati, Sleman, Yogyakarta Telp. (027a) 624 801
Email : [email protected],
I intangpu stakautam a@ gmai l.com Anggota IKAPI. No. 091 lDlY/201 5
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperban.vak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun, tanpa izin tertulis dari Penulis dan Penerbit.
I!A*TA
PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya, sehingga hari ini 26 November 2A16, kita dapat berpartisipasi mengikuti Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Kedirgantaraan (SENATIK) 2016 di kampus Sekolah Tinggi Teknologi Adisudipto.
SENATIK merupakan sarana publikasi karya ilmiah, penelitian, tesis dan disertasi dari dosen dan calon dosen, yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Teknologi Adistjipto- Berlatar belakang pada dimulainya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), terbitan Volume II, tahun 2016 ini, diberi tema Peran Teknologi dan Kedirgantaraan untuk Meningkatkar Daya Saing Bangsa-
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ketua STTA, Bapak Ir. Drs. T. Ken Darmastono. M.Sc.
Terimakasijuga kepada Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D. dan Direktur Operasional Aimav. selaku Keynote Speaker ;serta Prof. Dra. Sri Hartati, M.Sc., Ph.D., Dr. Rianto Adhy Sasongko. S.T., M,Sc.. Ph.D., Dr. Risanuri Hidayat, M. Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D,, dan selaku repiewer pada seminar nasionai ini.
Proceeding ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Kami memohon maaf atas kekurangan dalam penyelenggaraan seminar nasional ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan penyelenggaraan SENAIIK
y-ang akan datarg.
Yogyakarta, 26 November 2016 Ketua Panitia.
Hero Wintolo, S.T., M.Kom.
KATAPENGANTAR
VDAFTAR ISI
KAJIAN KONFIGURASI PESAWAT TEMPUR GENERASI4 DAN GENERASI 5
lka Suwami
ESTIMASI },{1LAI FAKTOR TNTENSITAS TEGANCAN
(II)
TIPE CENTER CRACK DENGAN T,IETODE }-IUMERIKHendrix Noviyanto Firmansyah
ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR. RE'IAK SKIN FUSELAGE REPAIR PESAWAT 8747.400 Djarot Wahju Santoso. Ari Wibowo
ANA LI SA TO TA L P R O D U C TT T.'E MA T N T EN A,\-CE ME S IN CIN C INNAII DI PT, DIRGANTARA INDONESIA
Mami Astuti, Eko Poerwanto, Yogi Rahman P...
STUDI TENTANG I,IPAYAPENINCICATAN JUMLAH DAN KUALIFIKASI TEKNISI PESAWAT UDARA DI INDONESIA
Nurhadi, Wowo Rossbandrio
STUDI PENGARUH PROSES MANUFAKTUR KOMPOSIT BERMATRIK EPOKST
TERHADAP KEKUATAN TARIK DAh{ IMPAK PADA KOMPOSIT HYBRID BERPENCUAT SERBUK KAYU ALBASIA DAN SERAT GELAS
Fajar Nugroho ...
PENGARUH ELECTROPOLISHING PADA BAJA TAHAN KARATAISI 3I6L YANG MENGALAMI DEFORMASI DINGIN TERHADAPKEKASARAN DAN KE,KERASAN PERMUKAAN U}{TUK MENDUKLT\IG KEBUTUHAN MEDIS Nurfi Ahmadi ...-..
THE Ef FECTS OF MIXINGANDCURING ON MORPHOLOGICALAND MECHANICAL PROPERTIES OF EPOXY-I LBASIA COMPOSITES
HennyPratiwi
KARAKTERIST IK M I N I M M U M 8 I} A I\{ T1 TY L U B RIC AZOff DENGAN PELUMAS NABATI TERHADAPJARAK POTONG DAN
Tll]t'l(
WE.4R PAHAT CARBTDEIsfawan Priyahapsara
RANCANG BANGL}N TIIRBIN ANGIN SAVONIUS 2OO WAIT Daniel Teguh Rudianto'. Nurfi Ahmadi
BAWANG PUTIH, BAYAM DAN GARAM SEBAGAI ENERCIALTERNAIIF BATER{I
Benedictus Mardwianta
DESATN 3 D PESAWAT TERBANC M EN GGU}{AKAN TEKNIK NURBS (t i4 P Lrsrr s u RE4 c ES Mo D E Lt N G)
Nurcahyani Dewi Retnowati ...
IDENTIFIKASI TANAMAN KACANG-KACANGAN BERDASAR ZAT HARA LAHAN MENGG{.JNAKAN METODE ELECTRE (STU DI KAS U S : DI KABUPATEN GLNUNGKIDUL ) Yuliani Indrianingsih, Dwi Nugraheny ...
vll
4l
1
,t
t't
?5
JJ
49
55
63
"71
7-t
85
s5
vltr
SI S TEM PENDU KUNG KEPLjTL} SAN PENGADAAN BAIIAN PU STAKA PERPU STAKAA}.{
STT A DI SUT., I PTO tvf Eli GG t.,N A KAN Iv{ETODE TOPS I S
Anton Setiawan Honggowibowo,...
KLASIFI K AS I UNTT,K MENENTUKAN TINGKAI KEMATANGAN BUA H PI SANC SLNPR I DE Gracelia Adelaida Bere, Elizabeth itiurrniyati Tamatjita. Anggraini Kusumaningrum ...
PEM ROS ESAN PARAL EL P AD A L O W PA S S F 1 LT E RT N C M ENGGUN AKAN IRd AJSI. OftM co^s/l{us DI MPI |I{ESSAGE P,f,S.9tYG INTERFACE)
Astika Ayuningg,as
PENGARUH LO4D BAL4NC1,\G PADA PEMROSESAN PARALEL UNTUK KOMPRESJ VIDEO Sudaryantor, Teguh BharataAdji. Hanung Adi Nugroho
PENGUJIAN KINERJA JARINGAN SISTEM AKSES FILE BERBASIS ('I1EAT SERYER MENGCUNAKAN SAMBA S'R P'E?
Anggraini Kusumaningrum ...
RANCANGAN PERBAIKAN MEJA KERIA DENGAN METODE QUICK LYPOSURE CHECK (QEC) DANANTROPOMETRI DI PABRIK TAHLT SUMEDANG
Benedikta Anna, Rahmat Sofian, Annisa Purbasari
ANALISA BEBAN KERJA DAN PENGEMBANGAN PERSAMAAN PREDIKSI KONSUMSI OKSICEN PADA MAHASISWA PEKERJA INDUSTRI (STUDI KASUS MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI LT,IIVERSITAS RiAir KEPULAUAN)
Benedikta Anna Haulian Siboro. Vera Methalina Afina 143
PERFORMA PEMBAKARAN KOMPOR BIOGAS MENUJU DESA MANDIRI ENERGI DI YOGYAICARTA
Kris Hariyanto, Benedictus Mardwianta
KONSEP ECO-AIRPORT UNTUK MEMINIMALISASI EMISI BANDARA KULON PROCO 15r
Sri Mulyani
ANALISISTRAFIKTELEKOMUN-IKASIMENGGUN-AKANIv{ODELSISTEMSHARING
Yenni Astuti, Daniel Teguh Rudianto. Agga
Prasetva
163PERANCANGAN SISTEM DATA UDARAMENCCUNAKAN fuIEDIA TRANSMISI SERAT OPIIK
Daniel Teguh
Rudianto...,...,..,.
169MEMBANGLN CLOUD COMPUTING MEMANFAATKA\I GOOGLE DRIVE
UN TUK MEN INGKAIKAI. LAYANAN A KA DEM I K
Hero Wintolo, Derr], Pumamasari t75
ANALISIS USER INTERFACE DAN USER EXPERTENC'PADA WEBSITE
S E KOLAH TINC GI TE KNOLOG I ADI S UTJ IPTO YOG YAKARTA Dwi Nugraheny.-...-"...
ANALISIS PERAWATAN MODUL RPC 2OOO PADA SECONDARY SURI'EILLANCE RADAR (RADAR SSR) DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIA B ILIN' C ENT ERE D
TvTA INTENA NCE (RCM ) DI PERUM LPPNPI A IRNAV IN DONESIA DISTzuK YOCYAKARI A
lJyuunul Mauidz-oh. Marni Astuti" Muhammad Tezar Sidieq
1$t
1$9
I15 121
\29
r83
i8s t5?
MdM- 41 SENATIK Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666
STUDI PENGARUH PROSES MANUFAKTUR KOMPOSIT BERMATRIK EPOKSI TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PADA KOMPOSIT
HYBRID BERPENGUAT SERBUK KAYU ALBASIA DAN SERAT GELAS
Fajar Nugroho
Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, Yogyakarta.
Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto E-mail : [email protected]
Abstract
$FRPSRVLWHPDWHULDOLVYHU\HI¿FLHQWWRXVHDWDVWUXFWXUHZKLFKQHHGVDFRPELQDWLRQEHWZHHQVWUHQJWK and stiffness and light weight. The advantage of composite material compared to a metal is corrosion UHVLVWDQFHDFFHVVLEOHDQGUHDVRQDEOHSULFH7KLVVWXG\DLPVWRGHWHUPLQHWKHWHQVLOHDQGLPSDFW VWUHQJWKFRPSRVLWHVRIWKHHSR[\PDWUL[FRPSRVLWHUHLQIRUFHGE\JODVV¿EHUDQGDOEDVLD sawdust.
The composites were made using variations of stirring time 15 minutes and 30 minutes with a VWLUULQJVSHHGRIUSPDQGUSP7KHFRPSRVLWHZHUHPDGHXVLQJYDULDWLRQVRIWKHGU\LQJ WHPSHUDWXUHV&&&&DQGWKHURRPWHPSHUDWXUH7KHUHLQIRUFHGPDWHULDOVLVXVHG DOEDVLDVDZGXVWDQGZRYHQJODVV¿EHU7KHPDWUL[ZDV(SR[\5HVLQ%DNHOLWH(35DQG(SR[\
+DUGHQHU97KHPHWKRGRORJ\IRUPDNLQJWKHFRPSRVLWHWHVWVSHFLPHQVSDUWLFOHVZDVKDQG OD\XSRSHQPROG
7KHKLJKHVWWHQVLOHVWUHQJWKWHVWLQJRQDFRPSRVLWHZDV03DZLWKDVWLUULQJWLPHRIPLQXWHV DQGUSPVWLUULQJURWDWLRQ)RUWKHLPSDFWWHVWLQJWKHKLJKHVWYLVLEOHLPSDFWDW-PPð LQWKHFRPSRVLWHZLWKDVWLUULQJWLPHRIPLQXWHVDQGUSPVWLUULQJURWDWLRQ7KURXJKWKLV WHVWLWZDVREWDLQHGWKHKLJKHVWWHQVLOHVWUHQJWKRI03DLQWKHFRPSRVLWHZLWK&GU\LQJ WHPSHUDWXUHYDULDWLRQ0HDQZKLOHWKHFRPSRVLWHVZLWK&GU\LQJWHPSHUDWXUHYDULDWLRQKDGWKH KLJKHVWLPSDFWVWUHQJWKZLWKDYDOXHRI-PPð7KHFRPSRVLWHPDWHULDOFRPSRVLWLRQDQG PRUSKRORJ\RIWKHIUDFWXUHZHUHDQDO\]HGE\6(0REVHUYDWLRQ
Keywords: composite, stirring, post-curing, tensile strength, impact strength.
1. Pendahuluan
Material komposit merupakan material yang tersusun dari campuran atau kombinasi antara dua atau lebih unsur-unsur utama yang secara makro berbeda dalam bentuk dan atau komposisi material yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan [1].
Kelebihan material komposit dibandingkan dengan material logam adalah ketahanan terhadap korosi, bahan yang mudah dicari, harga yang cukup terjangkau, serta memiliki massa jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan dari logam.
Salah satu usaha untuk memanfaatkan limbah serbuk kayu yang tersedia dalam jumlah yang melimpah dalam industri pengolahan kayu tersebut adalah dengan menggunakannya sebagai bahan penyusun komposit. Serbuk kayu ini dapat digunakan sebagai penguat material komposit. Salah satu jenis serbuk kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penguat komposit adalah serbuk kayu albasia. Kayu albasia yang memiliki karakteristik yang ulet dan ringan ini memiliki berat jenis 0.33 gr/cm³ [2].
MdM- 42 Studi Pengaruh Proses ... (Fajar Nugroho)
Sifat mekanik pada komposit ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang menentukan adalah proses manufaktur atau pembuatan komposit seperti lamanya waktu pengadukan resin. Selanjutnya kekuatan mekanik dari komposit juga sangat ditentukan oleh komposisi serat, arah orientasi serat, dan ukuran serat yang digunakan[3].
Jenis serat juga sangat menentukan komposit yang dihasilkan. Penambahan serat gelas pada berbagai resin yang digunakan sebagai matriks komposit seperti epoksi atau poliester akan mampu meningkatkan sifat mekanik material. Pada komposit bermatriks epoksi maupun poliester, penggunaan serat gelas sebagai penguat mampu meningkatkan NHNXDWDQWDULNVHFDUDVLJQL¿NDQ>@
Selain jenis serat yang digunakan sebagai penguat dan resin yang digunakan sebagai matriks, komposisi serbuk kayu yang dimanfaatkan sebagai penguat juga menentukan kekuatan komposit.
Jenis serbuk kayu, ukuran butiran serbuk kayu dan komposisi sangat penting dipertimbangkan dalam proses manufaktur komposit berbasis pemanfaatan berbagai limbah serbuk kayu [5].
Komposit dengan penguat serbuk kayu albasia dengan fraksi volume 25% dan dengan ukuran butiran sebesar 1 mm menghasilkan kekuatan tarik tertinggi sebesar 2,1703 kgf/mm2. Sedang untuk kekuatan bending terbaik yang dimiliki komposit yang sama adalah komposit dengan fraksi volume 25% dan diameter serbuk sekitar 1,5 mm yaitu sebesar 16,11 kgf/mm². Hasil terbaik pada percobaan tersebut dicapai pada pengeringan dengan suhu 50oC [6].
Selanjutnya pengaruh temperatur post-curing terhadap kekuatan tarik komposit bermatriks resin epoksi juga akan menentukan kekuatan mekaniknya.
Variasi suhu pemanasan dapat membuat kekuatan tarik dan impak komposit menjadi optimal apabila dibandingkan dengan komposit tanpa pemanasan.
Dengan melakukan pengujian berdasarkan variasi suhu dan pemakaian serbuk kayu pada komposit yang diperkuat dengan serat gelas dengan model wovendiharapkan akan diperoleh kekuatan tarik yang jauh lebih baik [7].
Kekuatan serat gelas juga telah diuji sebagai bahan alternatif sebagai penguat pada material komposit. Hal ini disebabkan karena sifat serat gelas mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu jenis serat dengan yang lainnya. Serat gelas terbuat
darisilica, alumina, lime, magnesia dan lain-lain.
Keunggulan serat glass terletak pada perbandingan harga dan kinerja yaitu biaya produksi rendah dan proses produksi sangat sederhana. Serat gelas banyak digunakan di industri-industri otomotif seperti pada panel panel body kendaraan [8].
Komposisi komposit glass-epoxydanglass- polyesterdapat diaplikasikan pada lambung kapal dan bagian-bagian pesawat terbang. Kekuatan tarik komposit bermatriks epoxy berpenguat serat gelas sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh fraksi volume serat gelas yang digunakan pada proses manufaktur komposit [9].
2. Metode Penelitian
Kekuatan material K\EULGFRPSRVLWHsangat ditentukan oleh proses pembuatannya atau manufakturnya. Waktu pengadukan, kecepatan pengadukan dan temperatur pengeringan merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dikontrol dalam proses pembuatannya. Sifat serbuk kayu albasia yang ringan akan menyebabkan distribusi serbuk kayu menjadi tidak merata. Serbuk kayu albasia akan cenderung mengambang pada permukaan resin epoksi yang digunakan sebagai matriks. Dengan demikian faktor waktu dan kecepatan pengadukan serta temperatur pengeringan pada material komposit bermatriks epoksi dengan penguat serat gelas dan serbuk kayu albasia terhadap kekuatan impak dan kekuatan tarik penting dilakukan dan dikembangkan.
Dalam penelitian ini digunakan mixer dengan kecepatan putaran pengadukan sebesar 658 rpm dan 858 rpm. Sedang temperatur pengeringan setelah penuangan ditahan pada temperatur ruangan 40ºC, 50ºC, 60ºC, dan 70ºC dengan menggunakan oven.
Proses manufakturnya menggunakan metode hand- layup. Cetakan di buat dari kaca dengan ukuran 200 mm x 200mm x 5 mm.
Lembaran komposit yang telah dihasilkan selanjutnya dibuat spesimen untuk uji tarik dan uji impak. Untuk spesimen uji tarik dengan mengacu pada standar pengujian ASTM D 638 sedang untuk pengujian impak mengacu pada standar pengujian ASTM D 59942-96. Kemudian dilakukan pengujian kekuatan tarik, kekuatan impak dan foto SEM. Hasil dari berbagai pengujian dan pengamatan selanjutnya GLWDPSLONDQGDODPEHQWXNWDEHOJUD¿NDWDXDQDOLVD gambar SEM.
MdM- 43 SENATIK Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses manufaktur komposit bermatrik epoksi terhadap kekuatan tarik dan impak pada komposit K\EULG berpenguat serbuk kayu albasia dan serat gelas
3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil uji tarik
Pengujian kekuatan tarik dilakukan pada K\EULG komposit bermatriks epoksi dengan penguat serbuk kayu albasia dan serat gelas. Pengujian tarik ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh faktor- faktor manufaktur seperti variasi kecepatan putaran pengadukan dan lama waktu pengadukan. Hasil uji tarikK\EULG komposit pada variasi putaran 658 rpm dan 858 rpm, untuk waktu pengadukannya 15 menit dan 30 menit dapat dilihat pada gambar berikut:
*DPEDU*UD¿N7HJDQJDQYV9DULDVL3XWDUDQ Berdasarkan grafik pada Gambar 1 untuk dapat dilihat bahwa pada putaran 658 rpm dengan waktu pengadukan selama 15 menit dihasilkan komposit yang memiliki kekuatan tarik sebesar 35,63 MPa, sedang pada pengadukan 30 menit memiliki kekuatan tarik sebesar 32,94 MPa. Selanjutnya pada putaran pengadukan sebesar 858 rpm dengan waktu pengadukan 15 menit komposit memiliki kekuatan tarik 37,92 MPa dan ketika waktu pengadukan ditahan 30 menit maka komposit yang dihasilkan memiliki kekuatan tarik maksimal sebesar 37,58 MPa. Dari Gambar 1 tersebut dapat dilihat bahwa kekuatan tarik maksimal terbesar dicapai pada putaran pengadukan sebesar 858 rpm dengan lama waktu pengadukan 15 menit yaitu 37,92 MPa, sedangkan kekuatan tarik terendah terdapat pada putaran pengadukan 658 rpm dengan waktu pengadukan selama 30 menit yaitu sebesar 32,94 MPa.
Berdasarkan data hasil pengujian tersebut di atas, dapat dilihat bahwa kekuatan tarik komposit dipengaruhi oleh dua faktor yaitu variasi putaran dan waktu pengadukan. Kecepatan putaran pengadukan antara serbuk kayu dan resin epoksi yang lebih tinggi akan meningkatkan kekuatan tarik komposit.
Pada kecepatan putaran yang tinggi menyebabkan serbuk kayu sebagai penguat komposit tersebar lebih baik dan lebih merata jika dibandingkan pada putaran rendah. Namun demikian pada variasi waktu pengadukan yang terlalu lama akan menyebabkan kekuatan tarik menurun.
Hal tersebut disebabkan oleh adanya aglomerasi/penggumpalan serbuk kayu dengan semakin lamanya waktu pengadukan. Sifat partikel kayu yang ringan menyebabkan timbulnya buih- buih dan menggumpalnya serbuk kayu pada material komposit. Aglomerasi serbuk dalam resin dapat menyebabkan terjadinya crackdanvoidpada material komposit tersebut.
Selanjutnya pada Gambar 2 menunjukkan hasil uji tarik komposit bermatriks epoksi dengan penguat serbuk kayu albasia dan serat gelas pada variasi temperatur pengeringan 28oC (temperatur ruangan), 40ºC, 50ºC, 60ºC, dan 70ºC.
Gambar 2. Kekuatan Tarik vs Temperatur Pengeringan
%HUGDVDUNDQJUD¿NSDGD*DPEDUGLDWDVGDSDW dilihat bahwa temperatur pengeringan mempunyai SHQJDUXK\DQJFXNXSVLJQL¿NDQWHUKDGDSNHNXDWDQ tarik komposit. Pada temperatur ruangan (tr) 28oC dihasilkan material komposit yang memiliki kekuatan tarik 25,45 MPa. Ketika temperatur pengeringan dinaikkan dan dijaga pada temperatur 40ºC, 50oC, 60oC dan 70oC maka akan dihasilkan material komposit yang memiliki kekuatan tarik yang berbeda- beda yaitu sebesar 40,62 MPa, 43,05 MPa, 34,15 MPa dan 32,58 MPa.
MdM- 44 Studi Pengaruh Proses ... (Fajar Nugroho)
Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa temperatur pengeringan sangat berpengaruh terhadap kekuatan komposit yang dihasilkan.
Kekuatan tarik komposit akan semakin baik seiring dengan kenaikan temperatur pengeringan.
Namun demikian kecenderungan tersebut akan mencapai batas maksimal pada temperatur pengeringan sebesar 50oC. Setelah temperatur 50oC kekuatan tarik komposit yang dihasilkan berangsur angsur menurun. Dari grafik pada gambar 2 dapat dilihat bahwa kekuatan tarik terbesar dapat dicapai pada variasi temperatur pengeringan 50ºC yaitu sebesar 43,03 MPa.
Pada temperatur pengeringan 70oC menghasilkan komposit dengan kekuatan tarik sebesar 32,58 MPa. Hasil tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan komposit yang dibiarkan kering secara alami pada temperatur kamar.
Namun bila temperatur pengeringan ditingkatkan lagi maka ada kemungkinan komposit yang dihasilkan akan memiliki kekuatan tarik yang lebih rendah lagi. Dalam penelitian ini nilai kekuatan tarik terendah terdapat pada komposit yang dikeringkan pada temperatur kamar yakni sebesar 25,45 MPa.
Tabel 1. Pengaruh Temperatur & Waktu Pengeringan No Temperatur pengeringan
(oC)
Waktu Pengeringan (Jam)
1 28 (TR) 6
2 40 4
3 50 3
4 60 2
5 70 1,5
Selain variasi temperatur pengeringan kekuatan tarik komposit sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu pengeringan. Pada Tabel 1, terlihat bahwa temperatur post curring atau temperatur pengeringan memiliki kecenderungan yang proporsional dengan lama waktu pengeringan. Dari tabel tersebut juga terlihat bahawa semakin tinggi temperatur pengeringan maka waktu pengeringan juga akan semakin pendek. Sifat serbuk kayu yang ringan menyebabkan usaha untuk meratakan distribusi serbuk kayu pada seluruh bagian komposit.
Proses manufaktur material komposit dan yang perlu diperhatikan adalah pada proses pengadukan komposit harus merata sehingga antara serbuk kayu albasia bisa menyebar pada seluruh bagian dari komposit. Pada temperatur pengeringan 40ºC dan 50oC kekuatan tarik komposit mengalami kenaikan, namun pada temperatur 60ºC dan 70oC mengalami penurunan kekuatan tarik. Kemungkinan pada suhu 60ºC dan suhu 70ºC banyak terdapat crackdanvoid yang disebabkan tidak meratanya distribusi serbuk kayu menyebabkan menurunya kekuatan tarik material komposit.
3.2. Hasil Uji Impak
Gambar 3 di bawah ini menunjukkan hasil uji impakK\EULG komposit bermatriks epoksi dengan penguat serat gelas dan serbuk kayu albasia pada variasi putaran pengaduan 658 rpm dan 858 rpm dengan waktu 15 menit dan 30 menit.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan tersebut dapat dilihat harga impak pada setiap variasi kecepatan putaran pengadukan dan lama waktu pengadukan antara resin epoksi dan serbuk kayu sebagai bahan penyusun material komposit.
Pada putaran pengadukan 658 rpm dengan waktu pengadukan selama 15 menit menghasilkan komposit dengan kekuatan impak sebesar 0,0023 joule/mm². Sedang pada putaran 658 rpm dengan waktu pengadukan selama 30 menit, dihasilkan komposit yang memiliki kekuatan impak sebesar 0,0019 joule/mm². Selanjutnya pada putaran pengadukan yang lebih tinggi ternyata dihasilkan komposit dengan kekuatan impak yang berbeda.
Pada kecepatan putaran pengadukan sebesar 858 rpm dengan waktu pengadukan 15 menit dihasilkan komposit yang memiliki kekuatan impak sebesar 0,0024 joule/mm², sedang pada putaran pengadukan 858 rpm dengan waktu pengadukan selama 30 menit dihasilkan komposit dengan kekuatan impak sebesar 0,0023 joule/
mm². Dari Gbr.3 dapat dilihat bahwa kekuatan impak terbesar adalah pada variasi putaran 858 rpm dengan waktu pengadukan 15 menit dengan nilai 0,0024 joule/mm², dan kekuatan impak terendah adalah dari variasi putaran 658 rpm dengan waktu pengadukan 30 menit dengan nilai 0,0023 joule/mm².
MdM- 45 SENATIK Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666
Gambar.3 Kekuatan Impak vs Variasi putaran Dari data pengujian tersebut maka dapat dilihat bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan kekuatan impakK\EULGkomposit bermatriks epoksi dengan penguat serat gelas dan serbuk kayu albasia adalah dengan mengatur kecepatan putaran pengadukan dan lamanya waktu pengadukan. Pada putaran pengadukan yang rendah kekuatan impak sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu pengadukan, semakin lama waktu pengadukan akan dihasilkan kekuatan yang lebih baik. Namun pada kecepatan putaran pengadukan yang lebih tinggi, faktor ODPDQ\DZDNWXSHQJDGXNDQWLGDNEHJLWXVLJQL¿NDQ pengaruhnya. Sedang pada pengujian kekuatan impak K\EULG komposit bermatriks epoksidengan penguat serbuk kayu albasia dan serat gelas pada variasi suhu pengeringan 40ºC, 50ºC, 60ºC, 70ºC dan suhu ruangan, menunjukkan hasil yang cukup berbeda.
Hasil pengujian kekuatan impak tersebut dapat dilihat seperti pada Gambar 4 berikut ini.
Gambar. 4 Harga Impak vs temperatur pengeringan
Harga impak komposit pada pengeringan temperatur ruangan (tr) adalah sebesar 0,0024 J/mm². Pada temperatur pengeringan 40ºC kekuatan impak meningkat menjadi 0,0027 J/
mm². Selanjutnya pada temperatur pengeringan 50ºC kekuatan impak komposit menjadi sebesar 0,0028J/mm². Kekuatan impak komposit pada temperatur pengeringan 60oC sebesar 0,0037 J/
mm². Selanjutnya kekuatan impak komposit pada temperatur pengeringan 70ºC memiliki kekuatan impak sebesar 0,0029 J/mm². Kekuatan impak komposit yang dihasilkan akan meningkat seiring dengan naiknya temperatur pengeringan.
Peningkatan harga impak ini mencapai nilai tertinggi pada temperatur pengeringan 60 oC yaitu sebesar 0,0037 J/mm², sedangkan untuk kekuatan impak terendah diperoleh pada temperatur pengeringan 40°C dengan nilai kekuatan impak sebesar 0,0027 J/mm².
Dari data di atas terlihat jelas bahwa kekuatan impakK\EULG komposit bermatriks epoksi dengan penguat partikel serbuk kayu albasia dan serat gelas pada variasi temperatur pengeringan hingga 60°C mengalami kenaikan. Namun pada temperatur pengeringan lebih tinggi akan mengalami penurunan NHNXDWDQLPSDN-LNDGLOLKDWGDULJUD¿NPDNDDGD kemungkinan di antara temperatur pengeringan 60oC dan 70oC bisa dibuat komposit dengan kekuatan impak yang lebih baik.
Kekuatan impak bahan komposit akan terpengaruh oleh variasi temperatur pengeringan, perbandingan antara matriks dan penguat. Temperatur pengeringan yang tepat akan menyebabkan butiran serbuk kayu albasia terdistribusi secara merata pada seluruh bagian. Hal ini disebabkan karena serbuk kayu yang ringan tidak memiliki waktu untuk bergerak ke permukaan komposit.
3.3. Hasil Uji SEM
Pengujian SEM dilakukan untuk mengetahui struktur morfologi dari material komposit yang diuji.
Spesimen uji SEM (6FDQQLQJ(OHFWURQ0LFURVFRSH diambil dari permukaan patahan spesimen pengujian tarik yang memiliki kekuatan tarik tertinggi.
MdM- 46 Studi Pengaruh Proses ... (Fajar Nugroho)
Gambar.5 SEM patahan uji tarik spesimen Putaran n=858 rpm dan t=15 menit.
Pada Gambar 5, dapat dilihat terlihat adanya pola retak (crack), adanya mekanisme pull out pada penguat serat dan distribusi butiran serbuk kayu serta adanya beberapa void. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat mekanisme pull out pada longitudinal serat gelas pada saat pengujian tarik.
Dari hasil SEM juga dapat dilihat bahwa butiran serbuk kayu masih menggumpal di dekat daerah dari serat gelas. Penggumpalan atau aglomerasi ini terjadi karena serbuk kayu albasia memiliki masa jenis yang lebih ringan jika dibandingkan dengan masa jenis resin epoksi. Penggumpalan ini secara keseluruhan tidak begitu baik bagi sifat mekanik komposit.
Gambar 6 menunjukkan hasil uji SEM penampang patahan uji tarik pada spesimen dengan temperatur pengeringan sebesar 50oC. Dari gambar tersebut dapat dilihat masih adanya void atau gelembung udara yang terjebak di dalam material komposit. Namun demikian distribusi serbuk kayu menjadi lebih baik jika dibandingkan komposit yang dikeringkan pada temperatur kamar. Dari gambar foto SEM di atas juga terlihat adanya mekanisme pull out yang sedikit.
Selanjutnya dari Gambar 6 juga dapat dilihat bahwa mekanisme perambatan retak dapat dihambat dengan adanya butiran serbuk kayu. Dalam kasus ini butiran serbuk kayu dapat membelokan arah rambatan retak, sehingga retak tidak merambat secara langsung dan lintasan perambatan retaknya menjadi semakin panjang.
Gambar.6 SEM penampang patahan uji tarik spesimen dengan temperatur pengeringan 50oC.
4. Kesimpulan
Kekuatan tarik dan impak pada K\EULG komposit bermatriks epoksi dengan penguat serbuk kayu albasia dan serat gelas sangat dipengaruhi oleh kecepatan putaran pengadukan, waktu pengadukan serta temperatur pengeringan. Adapun nilai kekuatan tarik dan impak adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan tarik terbesar sebesar 37,92 MPa dicapai pada variasi putaran pengadukan 858 rpm selama 15 menit. Kekuatan tarik ini bisa ditingkatkan menjadi 43,04 MPa pada temperatur pengiringan hingga 50oC.
b. Kekuatan impak terbesar adalah sebesar 0,0024 joule/mm² pada variasi putaran pengadukan 858 rpm selama 15 menit. Kekuatan impakK\EULG komposit ini bisa ditingkatkan menjadi sebesar 0,0037 J/mm² pada suhu pengeringan 60ͼC.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Schwartz, M.M (1984), Composite materials KDQGERRN. Mcgraw-Hill, New York
[2] P3HH, 2008, Petunjuk Praktis Sifat Sifat Dasar Jenis Kayu Indonesia, ISWA.
[3] Hatmi, P, W, dkk., (1998), Pengaruh Komposisi pada Glass Reinforced Polyester Terhadap sifat mekaniknya. Dit. Teknologi Proses Industri BPP Teknologi Serpong
[4] Nuning, dkk, (2004), 3HPEXDWDQ .RPSRVLW Polimer Berpenguat Serat Sintetik untuk Bahan Genteng, Jurususan Fisika FMIPA, IPB, Bogor
MdM- 47 SENATIK Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666
[5] Savetlanan, S dan Parulian, Y, 2013, Kekuatan Tarik Komposit Poliester Berpenguat Partikel Kayu Jati, Merawan, dan meranti, Jurusan Teknik Mesin UNILA, Bandar Lampung.
[6] Priyadi, I , dkk, (2013), Sifat Mekanis Komposit 5HVLQ (SRNVL %HUSHQJXDW 6HUEXN .D\X Sengon,Universitas Panca Sakti, Tegal [7] Bodja, S, 2006, Pengaruh Temperatur Post-
Curing Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Epoksi Resin Yang Diperkuat Woven Serat Pisang
[8] Purwanto dan Johar,___,Karakterisasi Komposit
%HUSHQJXDW6HUDW%DPEXGDQ6HUDW*HODV 6HEDJDR$OWHUQDWLI %DKDQ %DNX ,QGXVWUL Skripsi.
[9] Catur, A.D dkk, 2014, Sifat Mekanik Komposit 6DQGZLFK %HUSHQJXDW 6HUDW %DPEX ± )LEHU *ODVV 'HQJDQ &RUH 3RO\XUHWKDQH Rigid Foam. Fakultas Teknik Universitas Universitas Mataram
.