• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Masalah

N/A
N/A
nopi mahendra

Academic year: 2023

Membagikan "Identifikasi Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Nopi Mahendra, S. Pd.

NIM : 233161711502 Asal Madrasah : MAN Landak LK. 1.2. Identifikasi Masalah

No. Masalah Yang Telah Di Identifikasi

Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah 1. Minat siswa yang

variatif terhadap materi Pelajaran senam ritmik (senam irama).

1. Kondisi siswa

2. Siswa putra kurang tertarik mengenai materi senam ritmik

3. Siswa putra kurang nyaman saat melakukan Gerakan

4. Siswa putra tidak percaya diri dalam melakukan senam

5. Sedangkan siswa putri sangat antusias dalam mengikuti materi senam ritmik Kajian Teori :

Menurut Menke G. Frank dalam Encyclopedia of Sport, as Bannes and Company, New York, 1960, senam terdiri dari gerakan-gerakan yang luas/banyak atau menyeluruh dari latihan-latihan yang dapat membangun atau membentuk otot- otot tubuh seperti : pergelangan tangan, punggung, lengan dan lain sebagainya.

Senam atau latihan tersebut termasuk juga : unsur-unsur jungkir balik, lompatan, memanjat dan keseimbangan.

Drs. Imam Hidayat dalam bukunya Penuntun Pelajaran Praktek Senam, STO Bandung, Maret 1970 menyatakan,

“Senam ialah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematik dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”.

Widodo (2020) motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh:

- Faktor internal, terdiri dari: fisik, psikologis.

- Faktor eksternal, terdiri dari: sosial, keluarga, lingkungan pembelajaran, guru, sumber belajar, fasilitas belajar.

Hasil Wawancara:

Dengan kepala madrasah, guru senior/teman sejawat (Deni Irawan, S.

Pd.I., M. Pd.):

1. Metode pembelajaran yang monoton, Guru kurang

memperhatikan kebutuhan individu siswa.

Setelah dianalisis hasil eksplorasi penyebab masalah faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi belajar siswa terhadap materi senam ritmik, adalah ;

1. Mindset siswa putra yang senam irama adalah untuk putri.

2. Senam menjadikan laki- laki kemayu.

3. Gerakan senam yang monoton yang kurang variatif

4. Musik pengiring senam cenderung kuno dan membosankan.

5. Anak yang kurang bergerak atau berolahraga.

6. Guru yang kurang mengeksplorasi jenis-jenis senam erobik yang bisa dikombinasikan dengan Gerakan Zumba dance atau dance yang viral di tik tok

(2)

2. Latar belakang siswa, kondisi siswa, gaya belajar siswa, kemauan siswa, tujuan belajar siswa, cita-cita siswa, motivasi orang tua, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, kompetensi profesional guru, kompetensi pedagodik guru, kompetensi kepribadian guru.

3. Peserta didik belum banyak memiliki pengetahuan mengenai materi yang disampaikan.

4. Siswa putra cenderung tertanam dipikirannya senam itu adalah menari.

5. Sedangkan siswa putri cenderung bersemangat karena terutama mereka sangat mengidolakan K- POP.

2 Kurangnya kemampuan siswa untuk memahami dan mematchingkan (menselaraskan) hitungan pengulangan (repetisi) Gerakan ayunan tangan dan Langkah kaki dengan ritme musik dalam senam ritmik

Kajian Teori:

Menurut Purwasih, dkk (2018:69) menyatakan bahwa kemampuan literasi numerasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan, menafsirkan, dan merumuskan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan penalaran matematis dan kemampuan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memperkirakan suatu kejadian yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari.

Menurut Adang Suherman, (1999/2000: 1) pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Menurut Abraham Maslow dalam Nashar (2004 : 42) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Sedang Drs. Imam Hidayat dalam bukunya Penuntun Pelajaran Praktek Senam, STO Bandung, Maret 1970 menyatakan, “Senam ialah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematik dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”. Secara prinsip antara senam irama dengan senam biasa tidak ada perbedaanya. Hanya saja pada senam irama ditambahkan irama (ritme). Tekanan yang harus diberikan pada senam irama adalah irama , kelentukan tubuh , dan kontinuitas gerakan.

http://id.answers.yahoo.com/question/index

Setelah dianalisis hasil eksplorasi penyebab masalah faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi belajar siswa terhadap materi senam ritmik, adalah ;

1. Siswa tidak percaya diri untuk mencoba dan mempraktekkan

pembelejaran senam irama 2. Guru kurang memotivasi

siswa untuk lebih mendalami kemampuan literasi dan numerasi.

3. Guru kurang memodifikasi pemanasan yang

menggunakan perhitungan dan sistematis Gerakan berdasarkan urutan anatomi tubuh (atas ke bawah) 4. Kemampuan siswa

terhadap memahami ritme musik yang masih rendah.

(3)

Hasil Wawancara:

Dengan kepala madrasah, guru senior/teman sejawat (Deni Irawan, S. Pd.I., M. Pd.):

1. Waktu pembelajaran yang kurang maksmimal (per minggu hanya 2 JP ) 2. Banyak siswa yang hanya menjadikan

sekolah adalah sumber media pembelajaran

3. Kurangnya siswa mengeksplorasi mengenai materi yang disampaikan 4. Daya hafal dan daya ingat untuk beberapa

siswa yang cenderung lama (lola)

5. Gaya guru mengajar yang eliter jadi tidak mengena keseluruh siswa.

3. Peserta didik belum mampu mempraktikkan servis bawah dalam permainan bola voli.

1.

Kondisi peserta didik

2.

Metode pembelajaran yang digunakan

3.

Media pembelajaran Kajian Literatur:

Dikutip dari :

https://journal.upgris.ac.id/index.php/e- dimas/article/view/3353

Faktor yang mempengaruhi minat belajar menurut Slameto (2013 :54) Minat belajar peserta didik dalam

menerima pelajaran bisa disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal . faktor internal meliputi kesehatan, intelegensi, bakat , kematangan dan lain-lain sementara faktor eksternal seperti keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dikutip dari :

https://eprints.ummi.ac.id/2691/

Nuril Ahmadi (2007: 19) mengatakan, Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang komplek

yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang.

Diperlukan pengetahuan tentang teknik- teknik dasar

dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain bolavoli secara efektif.Teknik-teknik tersebutmeliputi: service, passing,smash, dan sebagainya.

Hal ini dilihat pada faktor psikis termaksud penyebab kesulitan dalam pembelajaran permainan

bola voli, misalnya siswa merasa tidak percaya diri,

merasa takut ketika mengikuti pembelajaran permainan bola voli.

Menurut yudhianto (2013:310) servis bawah merupakan pukulan bola yang dilakukan oleh seorang pemain belakang dengan mengunakan salah satu tangan yang dianggap

Setelah melalui eksplorasi dan analisis dari literatur dan hasil wawancara disebabkan karena:

➢ Peserta didik kurang menyukai praktik servis bawah materi bola voli.

➢ Peserta Didik ragu-

ragu saat

mempraktikkan servis bawah bola voli dan kesulitan dalam mengkoordinasikan kaki dan tangan dalam pelaksanaannya

➢ Guru kurang

memodifikasi media pembelajaran

➢ Metode pembelajaran belum dimodifikasi oleh guru sehingga peserta didik kurang tertarik

➢ Peserta didik mengalami kesulitan pada gerakan servis bawah bola voli meskipun sudah di praktekkan oleh guru mungkin membutuhkan contoh dari media seperti video tehnik dasar servis bawah bola voli

➢ Peserta didik yang perempuan masih takut sakit tangannya ketika melakukan praktek servis bawah memakai bola voli asli

(4)

paling kuat, kemudian tangan diayunkan dan sikap tubuh agak jongkok.

Teknik servis bawah bolavoli ini bisa diberikan kepada pemain pemula.

Berikut pelaksanaannya:

a. Tahap pertama ( melempar bola atau throw as) Berat badan ditempatkan pada kaki sebelah belakang. Lengan bermain atau striking arm (lengan digunakan untuk memukul bola) digerakkan kebelakang dan keatas (lengan pemain).

b. Tahap kedua ( memukul bola atau hitting the ball ) Lengan bermain (lengan kanan untuk pemain kanan lengan kiri untuk pemain kidal) diayunkan ke bawah, dari belakang kedepan dan memukul bola yang telah dilemparkan rendah-rendah.

Sementara itu, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan.

Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan sekaku munkin.

c. Tahap ketiga ( gerak akhir atau follow-though) Lengan bermain terus mengikuti arah bola. Pemain cepat-cepat pindah ke posisi yang baru di lapangan.

Hasil Wawancara:

Dengan kepala madrasah, guru senior/teman sejawat (Deni Irawan, S. Pd.I., M. Pd.):

Menurut pak Deni Irawan penyebab masalah belum menguasai servis bawah adalah : 1. Peserta didik belum menguasai dengan

baik teknik dasar servis bawah dalam permainan bola voli.

2. Peserta didik tidak mampu mempraktikkan teknik dasar servis bawah dalam permainan bola voli dengan baik.

3. Guru PJOK yang mengajar kelas tersebut belum menerapkan pembelajaran yang menarik dan bervariatif.

4. Siswa merasa bingung saat mempraktikkan langkah servis bawah bola voli dan belum bisa melewatkan bola ke sisi lapangan.

5. Peserta didik yang baru mengenal materi servis bawah bola voli dan sebagian besar belum bisa mempraktikkan dengan baik.

4 Kurangnya melakukan aktivitas

kesegaran jasmani siswa Madrasah Aliyah Negeri Landak

1. Kondisi peserta didik

2. Metode pembelajaran yang digunakan 3. Media pembelajaran

Setelah melalui eksplorasi dan analisis dari literatur dan hasil wawancara disebabkan karena:

➢ Kurang melakukan aktifitas kesegaran jasmani oleh siswa MAN

(5)

Kajian Literatur:

Pendidikan jasmani dan olahraga bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor melalui aktivitas jasmani (Saputra, 2010: 3)

Suharjana (2013:3) mengemukakan pendidikan jasmani yang di dalamnya mengutamakan aktivitas jasmani merupakan salah satu cara untuk memelihara kesegaran jasmani peserta didik.

Nurhasan dkk (2005), mengemukakan seseorang dapat membentuk kebugaran jasmani yang baik apabila melakukan aktivitas gerak ataupun latihan teratur dengan memberi beban terhadap sistem kardiorespiratori, yaitu sistem jantung, peredaran darah dan paru-paru.

Hasil Wawancara:

Dengan kepala madrasah, guru senior/teman sejawat (Deni Irawan, S. Pd.I., M. Pd.):

Menurut pak Deni Irawan penyebab masalah siswa kurang melakukan aktifitas kesegaran jasmani adalah :

1. Kurangnya kesadaran siswa tentang pentingnya kebugaran jasmani

2. Siswa yang disebut generasi z (GenZ) lebih banyak yang hidup diam dan malas bergerak dengan Sebagian waktu dihabiskan untuk bermain game online dan smartphone masing-masing.

3. Banyaknya kegiatan madrasah baik akademik maupun non akademik membuat siswa kurang mempunyai waktu yang cukup melakukan aktivitas fisik.

Landak

➢ Kurangnya pengetahuan siswa tentang melakukan aktifitas fisik dengan baik dan benar.

➢ Kurangnya kesadaran siswa tentang pentingnya kebugaran jasmani.

➢ Guru yang belum mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa putra dan siswi putri MAN Landak.

5 Siswa kelas X kurang memahami soal berbasis HOTS dalam pembelajaran PJOK pada materi atletik,

Kajian Literatur :

Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills), karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran (Tyas & Naibaho, 2021).

Hasil Wawancara dengan rekan sejawat di MAN Landak terkait kurangnya pemahaman soal-soal berbasis HOTS :

1. Kurangnya pemahaman terhadap soal HOTS

2. Kurangnya pelatihan guru dalam membuat soal berbasis HOTS 3. Guru cenderung memberikan soal-

soal latihan yang sudah ada, dan masih berbasis LOTS

Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan hasil wawancara serta setelah ditelaah, dapat diketahui bahwa penyebab kurangnya pemahaman soal berbasis HOTS dalam pembelajaran PJOK adalah :

1. Siswa masih lemah dalam memahami bentuk soal HOTS Siswa cenderung terburu-buru dalam mengerjakan soal-soal PJOK

(6)

6 Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi

informasi (TIK) dalam

pembelajaran materi PJOK

Literatur:

Menurut Akhmad (2022:75-78) untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) peserta didik dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi peserta didik dan guru, dan (3) guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu peserta didik agar mencapai standar akademik. Penggunaan TIK sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file slide microsoft office power point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (computer aided instruction), program simulasi, dan lain-lain.

1.

Guru hanya sebatas bisa memanfaatkan PPT dan memanfaatkan youtube dalam penyampaian materi pembelajaran

2.

Guru belum sampai tahap membuat produk audio visual sendiri terkait materi Hasil Wawancara:

Dengan kepala madrasah, guru senior/teman sejawat (Deni Irawan, S. Pd.I., M. Pd.):

Menurut pak Deni Irawan penyebab masalah belum mengoptimalkan teknologi adalah : Peserta didik tidak menginginkan materi olahraga disampaikan secara teori karena siswa merasa sebagian besar pada mapel lain juga disampaikan secara teori dan mereka berharap pada pelajaran PJOK mereka bisa berada di outdoor (di luar ruangan) dan menganggap materi PJOK bagian dari refreshing

Setelah melalui eksplorasi dan analisis dari literatur dan hasil wawancara disebabkan karena:

➢ Tidak adanya pelatihan khusus pemanfaatan TIK untuk pembelajaran PJOK

➢ Guru kurang inisiatif

untuk belajar

memanfaatkan TIK

Referensi

Dokumen terkait