Surat kontrak penelitian merupakan scan surat kontrak penelitian yang ditandatangani oleh peneliti, kepala pusat penelitian dan pengembangan serta wakilnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku dalam pengobatan sendiri batuk pada perguruan tinggi swasta di Indonesia. Analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi linier sederhana dengan alat bantu SPSS versi 23.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan perilaku dalam pengobatan batuk sendiri.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2014 menunjukkan adanya keterkaitan antara pengetahuan masyarakat dengan swamedikasi batuk. Dari 165 responden dengan rentang usia 18-60 tahun, rerata tingkat pengetahuan tentang pengobatan batuk sendiri adalah 56,50 dengan standar deviasi 16,830 yang termasuk dalam kategori sedang. Ketepatan pemilihan obat batuk untuk swamedikasi rasional sebesar 47,3% dan irasional 52,7%, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pilihan swamedikasi batuk pada masyarakat di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah pada tahun 20148.
Siswa sekolah menengah adalah orang-orang terpelajar yang memiliki tingkat pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan masyarakat pada umumnya. Dengan tingkat pengetahuan yang paling tinggi dapat menimbulkan kecenderungan untuk mengobati sendiri penyakit atau keluhan ringan. Peneliti melakukan penelitian di SMA Muhammadiyah 23 Jakarta, berharap agar penelitian ini dapat dikembangkan di masa yang akan datang.
Dengan demikian peneliti ingin mengetahui gambaran profil tingkat pengetahuan dengan perilaku swamedikasi pada siswa SMA Muhammadiyah 23 Jakarta terkait swamedikasi batuk. Menambah pengetahuan ilmiah mengenai gambaran profil tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa tentang swamedikasi batuk swamedikasi.
TINJAUAN PUSTAKA
- State of The Art
- Teori Umum
- Swamedikasi
- Obat
- Pengertian Obat
- Penggolongan Obat
- Batuk
- Pengertian Batuk
- Gejala dan Penyebab Batuk
- Jenis – jenis batuk
- Road Map Penelitian
Pengobatan sendiri berarti mengobati segala masalah pada diri sendiri dengan obat-obatan sederhana yang dapat dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa anjuran dokter. Swamedikasi adalah pilihan dan penggunaan obat modern, herbal dan obat tradisional oleh individu untuk mengobati penyakit atau gejala penyakit (WHO, 1998).pencegahan atau pengobatan penyakit ringan yang dapat dikenali sendiri, ketersediaan dan kemudahan memperoleh obat bebas tanpa resep dokter atau OTR/obat tanpa resep (OTC/Over The Counter), tersebar luas dan terjangkau untuk pengobatan penyakit ringan atau gejala yang terjadi, serta penerimaan pengobatan tradisional sebagai bagian dari sistem kesehatan (Widayati A., 2006). Obat merupakan barang kesehatan yang tidak terlepas dari efek samping yang diinginkan dan tidak diinginkan, sehingga diperlukan ketelitian dalam memilih jenis obat yang tepat.
Tanyakan apoteker Anda untuk informasi lebih lengkap mengenai efek samping dan apa yang harus dilakukan jika Anda mengalaminya. Efek samping yang mungkin terjadi antara lain reaksi alergi gatal, ruam, mengantuk, mual dan lain-lain. Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti ibu hamil, menyusui, lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang fatal, penggunaan obat harus dalam pengawasan dokter-apoteker (Edmunds, 2010).
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan label obat bebas berupa lingkaran hijau dengan garis tepi hitam. Obat bebas yang dibatasi adalah obat yang sebenarnya merupakan obat keras, namun tetap dapat dijual atau dibeli tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan.
Tanda khusus pada kemasan dan label obat bebas yang dilarang adalah lingkaran biru dengan garis tepi hitam. Narkotika adalah obat yang berasal dari tumbuhan dan bukan tumbuhan, baik sintetik maupun semi sintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Pengeluaran benda asing atau sekresi abnormal dari saluran pernapasan (Yunus, 2007) Batuk menjadi non fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan.
Selain itu, batuk berdahak terjadi karena saluran napas sensitif terhadap paparan debu, polusi udara, asap rokok, kelembapan berlebih, dll. (Candrasoma, 2006). Penyebab batuk ini umumnya adalah iritasi, penyempitan saluran napas akut dan adanya infeksi virus atau bakteri (Guyton, 2008). Batuk ini biasanya disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan akut akibat virus yang mengakibatkan kerusakan epitel pada saluran pernafasan (Guyton, 2008).
METODE PENELITIAN
METODE
- Jenis Penelitian
- Populasi
- Sampel
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Variabel Penelitian
- Instrumen Penelitian
- Uji Validitas dan Reliabilitas
- Analisa Data
- Diagram Alir Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang dianggap berkaitan erat dengan ciri-ciri populasi yang telah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain, sampel yang dihubungi sesuai dengan kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian11.
Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner diperlukan untuk memastikan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian mampu mengukur variabel penelitian dengan benar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Selain itu, harga obat batuk sangat terjangkau dibandingkan dengan pemeriksaan kesehatan di dokter atau rumah sakit. Terkadang mahasiswa membeli obat batuk tanpa mengetahui nama obat atau zat aktifnya, sehingga mahasiswa mempercayai pilihan informasi dari apoteker. Faktor pertama yang diperhatikan adalah jenis batuk yang dialami oleh 76 responden yang memilih faktor tersebut sebagai pertimbangan dalam memilih obat batuk.
Bagi masyarakat awam, 2 jenis batuk ini dipilih sebagai bahan pertimbangan dalam memilih obat batuk [9]. Hal ini menunjukkan bahwa obat batuk yang diminum tidak serta merta menyembuhkan pasien karena ada beberapa kemungkinan faktor seperti konsumsi makanan, serta gaya hidup responden yang dapat menyebabkan batuk. Dalam hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku swamedikasi batuk, diuji 2 parameter yaitu pemilihan obat batuk dan penggunaan obat batuk.
Berikut hasil regresi linier masing-masing indikator tingkat pengetahuan yang dikaitkan dengan indikator pemilihan obat batuk menggunakan ANOVA. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pemilihan obat batuk bagi mahasiswa berkaitan dengan faktor penyebab dan cara pencegahan batuk, mengetahui terapi farmakologi dan non farmakologi, mengetahui aturan minum obat, kestabilan obat dan lain-lain. penyakit yang berhubungan dengan batuk. Dari tabel tersebut terlihat bahwa penggunaan obat batuk dikalangan pelajar berhubungan dengan faktor penyebab dan cara pencegahan batuk, mengetahui aturan minum obat, mengetahui kestabilan obat, dan penyakit lain yang berhubungan dengan pencegah batuk.
Ada beberapa hal yang menyebabkan tingginya pengetahuan siswa tentang swamedikasi batuk, diantaranya batuk merupakan penyakit umum yang menyerang semua orang, sehingga pengetahuan tentang swamedikasi batuk sangat banyak diketahui oleh masyarakat. Dari hasil regresi antara tingkat pengetahuan dan indikator perilaku ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara jenis batuk dengan pemilihan obat batuk, hal ini dapat terjadi karena responden bingung dengan istilah yang berhubungan dengan jenis tersebut. batuk. Hal ini mungkin terkait karena responden lebih memperhatikan aturan minum dalam memilih narkoba dengan aktivitas sehari-hari.
Misalnya obat yang perlu diminum 4-6 kali sehari, dengan aturan minum tersebut responden enggan mengambil keputusan karena memiliki banyak waktu untuk meminumnya. terkait pemilihan obat batuk. Dari hasil SPSS hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku batuk pengobatan sendiri pada tabel ketiga diperoleh nilai sig sebesar 0,000 < 0,05, sehingga model persamaan regresi linier memenuhi kriteria linieritas. Dari hasil tersebut juga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memperoleh hasil yang linier yaitu tingkat pengetahuan tentang perilaku pengobatan sendiri berbanding lurus.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
LUARAN YANG DICAPAI
RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI
An assessment of self-medication practices and associated factors among undergraduate students of a private university in Nigeria. Boyd, "Illicit Use of Prescription Painkillers Among College Students," Drug and Alcohol Dependence, vol. 10. World Health Organization, “(The Role of the Pharmacist in Self-Care and Self-Medication), Report of the 4th WHO Consultative Group on the Role of the Pharmacist, World Health Organization, The Hague, The Netherlands, 1998, http://www.who.int/medicines/library /dap/whodap-98-13/who-dap-98-13.pdf.