IMAN KEPADA HARI AKHIR, SIKSA KUBUR, DAN HARI KIAMAT
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Akidah Akhlak Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah semester 3
Oleh:
KELOMPOK 5 NUR FATIMAH
862312023034
MUH ALFISYAHRIN JARIR 862312023035
DOSEN PENGAMPUH: AULIYAH MULKIFAH, S.Pd., M.Pd
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2024
i
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-NYA sehingga makalah dengan berjudul Iman Kepda Hari Akhir, Siksa Kubur, Dan Hari Kiamat. Yang bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah AKIDAH AKHLAK. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Iman Kepda Hari Akhir, Siksa Kubur, Dan Hari Kiamat.
Kami para penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu AULIYAH MULKIFAH, S.Pd., M.Pd Selaku Dosen Akidah Akhlak. Berkat tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan kami para penulis terkait dengan topik yang diberikan.
Kami para penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih banyak melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kami para penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Watampone, 8 oktober 2024
Kelompok 5
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan Penulisan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
A. Iman Kepada Hari Akhir ... 3
B. Iman Kepada Siksa Kubur ... 5
C. Iman Kepada Hari Kiamat ... 7
BAB III PENUTUP ... 9
A. Kesimpulan ... 9
B. Saran ... 9
DAFTAR PUSTAKA ... 10
1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Iman kepada Hari Akhir adalah salah satu pilar utama dalam ajaran Islam yang membentuk dasar kehidupan spiritual dan moral seorang Muslim. Konsep ini mencakup keyakinan akan adanya kehidupan setelah mati, siksa kubur, dan hari kiamat sebagai momen penentu dari eksistensi manusia. Pemahaman yang mendalam mengenai ketiga aspek ini sangat penting, tidak hanya untuk individu, tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan.
Siksa kubur, sering dianggap sebagai fase transisi, berfungsi sebagai pengingat akan konsekuensi dari amal perbuatan di dunia. Dalam banyak hadis, dijelaskan bahwa setiap individu akan menghadapi ujian di alam kubur, di mana amal baik dan buruk akan menentukan nasib mereka (Al- Ghazali, 1997). Konsep ini menunjukkan bahwa kehidupan di dunia bukanlah perjalanan tanpa tanggung jawab, melainkan sebuah proses yang akan diakhiri dengan pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Hari kiamat menjadi puncak dari semua peristiwa, di mana seluruh umat manusia akan dihisab dan dibagi menjadi dua golongan: yang memperoleh rahmat Allah dan yang menerima azab (Syafii, 2012).
Kesadaran akan hari kiamat dapat berfungsi sebagai motivasi untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan yang dilarang, mengingat setiap tindakan selama hidup di dunia akan memiliki konsekuensi di akhirat.
Melalui makalah ini, penulis akan mengkaji lebih dalam iman kepada hari akhir, siksa kubur, dan hari kiamat. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai tema ini dan menyoroti relevansinya dalam konteks kehidupan modern.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Iman Kepada Hari Akhir?
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Iman Kepada Siksa Kubur?
2
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Iman Kepada Hari Kiamat?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mengenai iman kepada hari akhir.
2. Untuk mengetahui mengenai iman epada siska kubur.
3. Untuk mengetahui mengenai iman kepada hari kiamat.
3 BAB II PEMBAHASAN A. Iman Kepada Hari Akhir
Beriman kepada hari akhir adalah bagian dari rukun iman yang wajib diyakini seorang muslim. Meyakini kehidupan akhirat tersebut adalah salah satu ciri orang-orang yang bertakwa. Kita harus meyakini datangnya kiamat yaitu ketika manusia di dunia akan menemui pembalasan dengan seadil adilnya (Asiva Noor Rachmayani, 2015).
Iman kepada Hari Akhir artinya menyakini semua yang dikabarkan oleh Allah di dalam kitab-Nya dan yang dikabarkan oleh Rasulullah tentang apa yang terjadi setelah kematian. Iman kepada Hari Akhir mencakup beberapa unsur, antara lain beriman kepada : Fitnah Kubur, Siksa dan Nikmat Kubur, Tanda-tanda Hari Kiamat, Tiupan Sangkakala, Hari Kebangkitan, Hari Berkumpul, Hari Perhitungan, Telaga, Mizan, Pembagian Kitab Catatan Amal, Shirath, Syafa‟at, Surga dan Neraka (JUSMAN, 2018).
Melalui keimanan dan keyakinan adanya hari Akhir, manusia memiliki harapan akan kehidupan yang kekal dan penuh dengan kenikmatan serta kebahagiaan yang hakiki. Dengan demikian, iman kepada hari Akhir mempunyai fungsi antara lain, sebagai berikut:
1. Sebagai pemelihara diri manusia harus selektif dalam berbuat, bertindak, dan beramal.
2. Sebagai pemacu semangat disiplin dan bertanggung jawab untuk menaati segala perintah Allah swt. serta berusaha menjauhi segala larangan-Nya semaksimal mungkin.
3. Sebagai penunjang kehidupan yang tenang dan tenteram karena telah melaksanakan ibadah maupun muamalah.
4. Sebagai penyadaran bagi manusia yang lupa diri dan tenggelam dalam kesenangan atau kepuasan duniawi. Kesenangan atau kepuasan tersebut
4
5. bersifat nisbi karena yang hakiki adalah menyelaraskan hidup duniawi dengan kehidupan ukhrawi.
6. Sebagai pewujudan akhlakul karimah dan menghilangkan sifat buruk yang ada pada manusia, di antaranya; egoisme, takabur, sombong, serakah, pemalas, dan kikir serta berusaha memupuk kesadaran sosial sesuai dengan ajaran Islam.
Hikmah yang secara tersirat muncul dari keimanan sebagai muslim sejati pasti juga akan mempengaruhi seluruh sendi kehidupan. Hikmah ini sangat penting karena secara luas juga akan mempengaruhi dalam cara memandang kehidupan manusia dan seluruh makhluk di alam ini. Beberapa hikmah tersebut antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Manusia tidak hidup di dunia ini selamanya. Oleh karena itu, manusia hendaknya senantiasa menabung amal saleh sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat kelak.
2. Manusia tidak boleh berlaku sewenang-wenang selama hidup di dunia karena segala amal perbuatan pasti akan mendapat balasannya di akhirat kelak, tanpa kecuali.
3. Allah Maha Adil. Setiap perbuatan manusia akan mendapat balasan yang setimpal. Dengan kata lain, semua perbuatan akan mendapat balasan dari Sang Maha Pemberi Balasan.
4. Kaum mukmin harus selalu ingat bahwa hari kiamat pasti akan terjadi dan kita harus senantiasa siap setiap saat menghadapi kedatangannya.
5. Iman kepada hari Akhir akan membuat kita memahami akan anti dan tujuan hidup di dunia (Asiva Noor Rachmayani, 2015).
Keimanan kepada Hari Akhir merupakan pilar penting dalam Islam yang mendorong individu untuk beramal saleh. Keyakinan akan adanya perhitungan amal mengarahkan orang untuk menjauhi perilaku negatif dan membangun akhlak yang baik. Iman ini mengingatkan bahwa hidup di dunia bersifat sementara, sehingga penting untuk menyiapkan bekal untuk akhirat.
Selain itu, kepercayaan ini meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab
moral dalam setiap tindakan. Secara keseluruhan, iman kepada Hari Akhir berkontribusi pada terbentuknya masyarakat yang disiplin, adil, dan beretika.
B. Iman Kepada Siksa Kubur
Menurut (Mulyadi, 2020) siksa kubur merupakan keyakinan bahwa setelah seseorang meninggal, roh akan mengalami kehidupan di alam barzakh. Dalam konteks ini, siksa kubur bisa diartikan sebagai ganjaran atau hukuman yang dialami berdasarkan amal perbuatan di dunia. Dalam beberapa hadis, Nabi Muhammad SAW menjelaskan kondisi orang-orang yang akan mendapatkan siksa kubur dan orang-orang yang akan mendapatkan kenikmatan.
Siksa kubur atau yang disebut juga siksa akhirat ialah bentuk rasa murka dan amarah Allah pada para hamba-Nya. Siapa saja yang mengundang kemurkaan dan kemarahan Allah di dunia ini, kemudian orang itu tidak bertobat sampai akhirnya dia mati dalam kemurkaan Allah itu, maka dia akan ditimpa siksa di Alam Kubur yang setara dengan kadar amarah dan rasa murka Allah terhadap dirinya; baik dia memiliki sedikit kesalahan maupun banyak, baik dia adalah orang yang percaya maupun pendusta. Siksa kubur merupakan konsekuensi yang harus diterima dan seakan menjadi pusnishment bagi seorang hamba sebagai bentuk balasan dari setiap tingkah laku yang dilakukannya selama hidup di dunia (Asiva Noor Rachmayani, 2015).
Sikas kubur atau siksa alam barzah adalah kenyataan yang tidak terbuktikan. Orang yang hendak mati mendengar, menyambut dua orang yang datang kepadanya dari kalangan 17 malaikat (Al-Baro bin Azib meriwayatkan dalam kisah keluarnya bersama Nabi dari kisah jenazah orang Anshar. Dikeluarkan Al-Imam Ahmad, (4/287, 288, 295 dan 296) Abu Dawud (4753) Al Ajuri dalam Al-Shari’ah (367) Al-Hakim dalam Al- Mustadrak (1/37) berkata: Shahih berdasarkan syarat Al-Bukhari Muslim, dan disetujui AdzDzahabi dan disetujui oleh Al-Albani dalam Ahkamul Jana’iz (159) berkata al-Hafidz al Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib (4/369): Hadits ini hasan shahih) dan berkata : Selamat datang, dan
6
terkadang berkata: Selamat dating dan duduklah di sini, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitab ar-Ruh, dan terkadang dapat dirasakan bahwasanya orang tersebut tertimpa sesuatu yang menakutkan maka berubahlah wajahnya ketika hendak mati ketika turun kepadanya malaikat azab. Setiap jiwa yang mati akan diuji dan harus mempertanggungjawabkan seluruh amalan baik dan buruknya yang telah dilakukannya selama hidup di dunia. Amalan yang senantiasa menyertainya itu adalah kitab yang didalamnya para malaikat mencatat amalan yang kecil dan yang besar tanpa melewatkan sedikitpun (Lagha, 2001: 76).
Sebenarnya di alam kubur ada dua macam azab kubur yakni azab yang terus menerus dan azab yang terputus. Azab yang terus menerus yaitu siksa atas orang-orang kafir dan sebagian ahli maksiat yang banyak melakukan perbuatan dosa. Adapun azab yang terputus yaitu azab ringan yang diringankan bagi orang yang berbuat dosa dan maksiat kecil.
Semuanya disiksa menurut kadar dosanya. Azab itu terputus dengan doa dan sedekah atau yang lainnya (Nurhadi, 2020).
Siksa kubur adalah bahwa keyakinan ini berfungsi sebagai pengingat penting tentang konsekuensi dari setiap tindakan kita di dunia.
Dengan percaya bahwa amal perbuatan akan mendapatkan balasan di alam barzakh, individu cenderung lebih hati-hati dalam menjalani hidup, berusaha untuk melakukan kebaikan, dan menjauhi maksiat. Pemisahan antara azab yang terus menerus dan yang terputus juga memberikan harapan bahwa meskipun kita berbuat dosa, ada kemungkinan untuk mendapatkan pengampunan melalui amal baik. Selain itu, konsep siksa kubur mendorong kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan berintrospeksi, sehingga mendorong pertumbuhan spiritual. Pada akhirnya, siksa kubur bukan hanya tentang hukuman, tetapi juga tentang kesempatan untuk memperbaiki diri sebelum menghadapi kehidupan yang lebih abadi.
C. Iman Kepada Hari Kiamat
Secara etimologi hari kiamat terdiri dari dua kata yaitu hari dan kiamat. Hari adalah waktu dari pagi sampai pagi lagi (yaitu satu putaran bumi pada sumbunya, 24 jam), waktu selama matahari menerangi tempat kita (dari matahari terbit sampai matahari terbenam), keadaan (waktu, udara, dan sebagainya) yang terjadi dalam waktu 24 jam. Sedangkan kata kiamat berarti dunia seisinya rusak, binasa, lenyap, dan bencana besar.
Peristiwa-peristiwa tentang hari kiamat dalam al-Qur’an disebutkan bahwa sangkakala akan ditiup pada hari kiamat. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Q.S. al-Naml/27: 87, Q.S. al-Zumar/39: 68, Q.S. Sad/38:
15, al-Nazi’at/79: 13 dan 15. Sangkakala dalam al-Qur’an sering menggunakan istilah al-sur yang berarti al-qarn, tanduk. Ada juga yang mengartikannya bahwa al-sur berbentuk seperti terompet. Selain kata al-sur, ada beberapa istilah yang sering pula digunakan al-Qur’an untuk menunjuk sangkakala yaitu al-nafkhah (Q.S. al- Haqqah/69: 13), al-sayhah (Q.S.
Yasin/36: 49), al-rajifah (Q.S. al-Naziat/79: 6-7), dan al-zajrah (Q.S. al- Naziat/79: 13). 7 Peristiwa hancurnya alam semesta beserta isinya yang membunuh semua makhluk di dalamnya tanpa terkecuali (QS. Al- Zumar/39:68). Peristiwa tersebut ditandai dengan bunyi terompet atau sangkakala oleh Malaikat Israfil atas perintah dari Allah swt.. Setelah semua makhuk yang hidup mati maka Allah swt. akan memerintahkan malaikat Israfil untuk meniup terompet untuk yang kedua kali guna membangunkan orang semua yang telah mati untuk bangkit kembali.
Adapun hari kiamat terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Kiamat Kecil (kiamat sughra)
Kiamat Sughra adalah kiamat kecil yang sering terjadi dalam kehidupan manusia yaitu kematian. Setelah mati roh seseorang akan berada di alam barzah atau alam kubur yang merupakan alam antara dunia dan akhirat. Kiamat sughra sudah sering terjadi dan bersifat umum atau biasa terjadi di lingkungan sekitar kita yang merupakan suatu
8
teguran Allah SWT pada manusia yang masih hidup untuk kembali ke jalan yang lurus dengan taubat.
Kiamat Sughra yaitu berupa kejadian atau musibah yang terjadi di alam ini, seperti kematian setiap saat, banjir bandang, angin beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan, kecelakaan kendaraan, kekeringan yang kepanjangan, hama tanaman yang merajalela.
Keseluruhan rangkaian kejadian tersebut di atas ditinjau dari segi aqidah merupakan peringatan dari Allah. Bagi umat yang beriman hal ini merupakan peringatan dan ujian. Sedangkan bagi umat yang ingkar/kafir merupakan siksaan atau azab Allah swt..
2. Kiamat Besar (kiamat kubra)
Kiamat kubra adalah kiamat yang mengakhiri kehidupan di dunia ini karena hancurnya alam semesta beserta isinya. Setelah kiamat besar maka manusia akan menjalani alam setelah alam barzah/ alam kubur.
Kiamat Kubra yaitu masa kehancuran seluruh alam semesta secara masal dan berakhirnya kehidupan alam dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia yang sudah mati sejak zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir.
Ada beberapa hal yang terjadi pada hari iamat kubra yaitu:
a. Turunnya Nabi Isa as. ke dunia b. Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj c. Datangnya Al-Dukhan (kabut) d. Matahari terbit dari arah Barat
e. Al-Dabbah (hewan Melata) bermunculan (Rukmanasari, 2013).
Iman kepada hari kiamat adalah salah satu pilar utama dalam banyak ajaran agama, termasuk Islam. Keyakinan ini memberikan makna dan tujuan dalam hidup, mendorong individu untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan yang merugikan. Selain itu, iman ini juga bisa membawa ketenangan batin, karena meyakini bahwa keadilan Tuhan akan ditegakkan.
9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
1. Iman kepada Hari Akhir artinya menyakini semua yang dikabarkan oleh Allah di dalam kitab-Nya dan yang dikabarkan oleh Rasulullah tentang apa yang terjadi setelah kematian
2. Siksa kubur merupakan keyakinan bahwa setelah seseorang meninggal, roh akan mengalami kehidupan di alam barzakh. Dalam konteks ini, siksa kubur bisa diartikan sebagai ganjaran atau hukuman yang dialami berdasarkan amal perbuatan di dunia.
3. Iman kepada hari kiamat merupakan kepercayaan mengenai bahwa dunia akan berakhir suatu hari nanti dengan tanda-tanda yang telah disebutkan oleh Allah SWT. dalam Al-Qur’an.
B. Saran
Bagi pembaca makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang sejarah peradaban islam dan dapat menjadi sumber literasi bagi pembaca dalam menambah wawasan keilmuan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, A. H. (1997). Ihya Ulum al-Din. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
Asiva Noor Rachmayani. (2015). PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI.
JUSMAN. (2018). IMAN KEPADA HARI AKHIR. 1–77.
Mulyadi, A. (2020). Iman kepada Siksa Kubur: Konsep dan Relevansinya dalam Kehidupan Sehari-hari. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 8(1), 12-25.
Nurhadi. (2020). Siksa Alam Barzah Menurut Hadis Nabi Muhammad Saw (Study Naskah Kitab Shahih Muslim). Jurnal Penelitian Medan Agama, 11(920), 31. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/medag/article/view/8632 Rukmanasari. (2013). Hari Kiamat Dalam Perspektif Al- Qur ’ an : Studi
Terhadap Q.S. Al-Qariah/101. In Iman Kepada Hari Kiamat.
Syafii, M. (2012). Iman kepada Hari Akhir: Teori dan Praktik dalam Kehidupan Sehari-hari. Yogyakarta: LKiS.