RAJ, Vol 2 (2) 2022 : 249-255, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |
Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.
IMPACT OF THE COVID-19 PANDEMIC ON MOVEMENT JOINT STOCK PRICE INDEX YEAR 2020-2021
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERGERAKAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TAHUN 2020-2021
Fezi Waldeseska Aulia*
1Vinni Qisthi Arini
2Yolanda Rasyid
3Universitas Muhammadiyah Riau, Pekanbaru [email protected]
ABSTRACT
This study discusses the market panic from the beginning to the current condition of the Covid-19 pandemic, the current condition of Indonesia being hit by the Covid-19 pandemic affecting the stock market and economic growth. The method used in this study is descriptive exploratory, the data collected in the form of secondary data related to the JCI. The results of the study are that Covid-19 still affects the volatility of the Composite Stock Price Index, but the effect of Covid-19 does not have an effect as at the beginning of the pandemic because Indonesia has implemented a vaccine program, vaccines are a positive sentiment on stock prices in late 2020 until now, sentiment the negative is that it is growing and the emergence of new variants of Covid-19, this can be seen from the JCI data for 2020-2021, it can be concluded that the overall JCI in 2020-2021 has increased from the previous figure of 5,940 January 2020 to 6,562 on 27 December 2021.
Keyword : IHSG, Covid-19 Pandemic, Stock Market
ABSTRAK
Kajian ini membahas tentang kepanikan pasar di awal sampai dengan kondisi terkini pandemi Covid-19, kondisi Indonesia saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19 memengaruhi pasar saham dan pertumbuhan ekonomi. Metode yang digunakan dalam kajian ini yaitu eksploratif deskriptif, data yang dikumpulkan berupa data sekunder terkait IHSG. Hasil Kajian yaitu Covid-19 masih berpengaruh terhadap fluktuatifnya Indeks Harga Saham Gabungan, namun pengaruh Covid-19 tidak berpengaruh seperti di awal pandemi dikarenakan Indonesia telah menjalankan program vaksin, vaksin merupakan sentiment positif terhadap harga saham di masa 2020 akhir sampai dengan saat ini, sentiment negatifnya ialah semakin berkembang dan munculnya varian baru dari Covid-19, hal ini terlihat dari data IHSG 2020 – 2021 maka dapat di simpulkan bahwa secara keseluruhan IHSG tahun 2020 – 2021 mengalami kenaikan dari sebelumnya berada pada angka 5.940 Januari 2020 menjadi 6.562 pada 27 Desember 2021.
Kata Kunci : IHSG, Pandemi Covid-19, Pasar Saham
1. Pendahuluan Latar Belakang
Investor cenderung memilih untuk berinvestasi di negara yang memiliki tingkat pengangguran rendah, ketimpangan sosial dan kesenjangan pendapatan relatif rendah, tingkat kriminalitas rendah, serta memiliki kondisi keamanan dan politik yang relatif stabil (Samsul, 2018). Dengan demikian semakin stabil kondisi ekonomi dan politik suatu negara maka iklim pasar saham yang ada di negara tersebut akan menjadi lebih baik dan stabil.
Pasar saham dapat tergoncang oleh faktor-faktor internal perusahaan maupun faktor makro atau faktor eksternal dari perusahaan, namun terdapat kepanikan pasar saham yang besar yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu pada tahun 1997-1998 ialah peristiwa dimana krisis
250
ekonomi terjadi di Indonesia dan peristiwa ini juga berdampak pada jatuhnya pasar saham di Indonesia. Pada tahun 2008 Amerika terdapat kirisis yang dikenal dengan nama subprime mortgage yang berdampak ke pasar saham Internasional. Kondisi ataupun krisis bencana alam yang terjadi juga dapat berpengaruh pada pergerakan pasar saham.
Awal hingga akhir tahun 2019 IHSG sempat menyentuh angka 6.400, hal ini adalah salah satu capain yang baik, namun pada Bulan Maret Ketika pemerintah mengumumkan virus Covid- 19 telah masuk ke Indonesia tren IHSG menjadi menurun hingga IHSG anjlok ke hingga sempat menyentuh angka 3.900, penurunan ini juga diakibatkan oleh sentiment investor yang cenderung negative terkait kondisi pandemi Covid-19. Menurut pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono Covid-19 telah masuk sejak awal Januari 2020 (Kompas.com, 2021).
Menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi bahwa IHSG jatuh lebih mendalam saat krisis periode 1997-1998 dan 2007-2008, jika dibanding kan pada kondisi pandemi Covid- 19 saat ini (Aldin, 2021).
Pandemi Covid-19 di Indonesia turut mempengaruhi pasar modal dan menyebabkan terjadinya perubahan waktu perdagangan di Bursa Efek Indonesia dan peristiwa ini merupakan sinyal negatif bagi investor, sehingga menyebabkan investor lebih tertarik untuk menjual kepemilikan sahamnya (Kusnandar & Bintari, 2020).
Penelitian ini didasari oleh penelitian terdahulu dari (Saraswati , 2020) yang berjudul
“Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pasar Saham Di Indonesia” yang memiliki hasil rekomendasi untuk pemerintah agar mempercepat kestabilan pasar saham dengan cara meningkatkan jumlah penerima bantuan di sektor UMKM, melakukan sosialisasi yang lebih gencar terkait bahaya dan pencegahan Covid-19, serta memberikan keringanan kepada emiten yang memiliki pinjaman; rekomendasi untuk emiten agar menjaga kinerja perusahaan dengan cara menjaga seluruh karyawan agar tidak terinfeksi Covid-19, menjaga kinerja karyawan mulai dari hulu sampai hilir, meningkatkan teknologi dan penggunaannya (daring) di semua bidang;
dan rekomendasi untuk investor agar menerapkan strategi terbaik dalam berinvestasi di kondisi pandemi dengan cara melakukan analisa fundamental dan teknikal, melakukan portofolio saham, memilih sektor usaha yang tetap dibutuhkan dalam kondisi pandemi, serta mencari informasi terkini emiten.
Kemudian penelitian (Hardiyanti, 2019) yang berjudul “Pengaruh Harga Emas dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2017”, menyatakan bahwa secara simultan variabel Harga Emas dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap variabel IHSG periode 2006-2017. Kemudian, secara parsial variabel Harga Emas tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG periode 2006-2017.
Sedangkan, secara parsial variabel Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG periode 2006-2017.
Selanjutnya penelitian dari (Alber, 2020) yang berjudul “The Effect of Coronavirus Spread on Stock Markets: The Case of The Worst 6 Countries”, menyatakan bahwa berdasarkan 4 dari 6 negara yang memiliki jumlah kasus kumulatif Covid-19 terparah yaitu Cina, Perancis, Jerman dan Spanyol, pasar saham bereaksi lebih kuat terhadap jumlah kumulatif Kasus Positif Covid-19 yang dikonfirmasi dibandingkan dengan kasus kematian dan kasus terbaru Covid-19.
Beberapa penelitian telah dilakukan terkait pengaruh Covid-19 terhadap pasar saham, namun belum terdapat penelitian dalam rentang waktu 2020-2021, dimana kasus Covid-19 telah berkembang jauh dari awal mula terjadinya, sehingga penulis meneliti pengaruh Covid-19 terhadap IHSG dalam periode 2020-2021.
Rumusan Masalah
Apa dampak covid-19 terhadap pergerakan pasar dari tahun 2020 – 2021 dan bagaimana perkembangan covid-19 mempengaruhi pasar saham dari tahun 2021-2021.
Tujuan Penelitian
251
Untuk mengetahui pergerakan pasar dari tahun 2020 – 2021 dan bagaimana perkembangan covid-19 mempengaruhi pasar saham dari tahun 2021-2021.
2. Tinjauan Pustaka Pasar Saham
Pengertian pasar modal secara umum menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No.1548/kmk/1990 tentang Peraturan Pasar Modal adalah: “Suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersil dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta seluruh surat surat berharga yang beredar”. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang mengorganisasikan transaksi penjualan efek atau disebut sebagai bursa efek (Keputusan Menteri Keuangan, 21). Pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien karena tingkat likuiditas investasinya memberikan kesempatan kepada investor untuk dapat memilih alternatif investasi yang paling menguntungkan (Azmi & Hasmita, 2016)
Menurut Fahmi (2012) didalam (Astuti, 2021) saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor, karena mampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik. Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap pemegangnya.
Covid-19
Epidemiologi COVID-19 telah ditetapkan sebagai pandemi global pada tanggal 11 Maret 2020 oleh WHO. Pertama kali dilaporkan terjadi di Kota Wuhan Cina, kemudian dalam waktu kurang dari setahun telah menyebar ke seluruh negara di dunia. Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan Cina. Setelah itu, virus SARS-Cov-2 menyebar ke seluruh bagian negara Cina dalam waktu beberapa minggu, dan ke negara lain dalam waktu beberapa bulan. Sampai tanggal Juli 2021, COVID-19 sudah ditemukan di 216 negara, dengan total terkonfirmasi lebih dari 190.000.000 kasus. Kasus terkonfirmasi COVID-19 pertama di Indonesia dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020, dengan jumlah pasien 2 orang. Sampai bulan Juli 2021, COVID-19 di Indonesia sudah mendekati 3.000.000 kasus konfirmasi dan menempati peringkat ke 14 total kumulatif kasus COVID-19 di dunia (Albertus, 2021).
Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat (Bursa Efek Indonesia, 2010). Adapun perlunya mengetahui indeks saham yaitu sebagai acuan investasi bagi investor membantu para investor untuk menetukan apakah mereka akan menjual, menahan, atau membeli suatu atau beberapa saham; serta untuk menghindari bias akibat corporate action (Samsul, 2018). Informasi mengenai kinerja pasar saham diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar. Indeks ini menggambarkan pergerakan harga-harga saham sehingga disebut juga indeks harga saham (Tandelilin, 2017).
Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Pergerakan IHSG
Menurut penelitian yang dilakukan (Saraswati , 2020) sektor industri yang mengalami penurunan harga saham di semua sektor industri, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Kusuma & Setiyono, 2021) pandemi Covid-19 memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap IHSG, hasil mengindikasikan bahwa nilai IHSG dapat menguat apabila penyebaran virus Covid- 19 di Indonesia mampu dikendalikan. Namun menurut (Fatmasita & Suprapto, 2021) Pandemi Covid-19 diketahui berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG di BEI periode 2 Maret-30 September tahun 2020, secara simultan pandemi Covid-19 dan nilai tukar rupiah diketahui berpengaruh positif signifikan dan mampu menjelaskan pergerakan IHSG sebesar 43,9% pada periode 2 Maret – 30 September tahun 2020, dengan sisa sebesar 56,1% oleh variable lain yang tidak diteliti.
252 3. Metode Penelitian
Kajian menggunakan metode eksploratif deskriptif. Pengamatan dilakukan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode 01 Januari 2020 – 17 Desember 2021 dan data penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per sektor industri periode 01 Januari 2020 – 17 Desember 2021.
4. Hasil dan Pembahasan
Grafik 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode Januari 2020 – 16 Desember 2021 (Sumber : finance.yahoo.com)
Grafik diatas menunjukkan bahwa kondisi IHSG pada tahun 2020 – 2021, dimana IHSG sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan pada 16 Maret 2020 yaitu menjadi sebesar 4.194, padahal pada awal tahun IHSG berada di level 6.566.
Pasar saham di Indonesia sebelum Covid-19 cukup stabil. Grafik 1 menunjukkan bahwa IHSG cenderung stabil sebelum tahun 2020 (Mei 2019-Desember 2019). Pada Januari 2020 terjadi penurunan nilai IHSG. Pada saat itu wabah Covid-19 mulai muncul di Wuhan, Tiongkok.
Kemudian menyebar ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia serta memberikan dampak negatif. Penurunan nilai IHSG terbesar terjadi pada Februari dan Maret 2020 dimana Covid-19 mulai memakan korban positif di Indonesia dan semakin meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu. Pada akhir Maret 2020 pemerintah Indonesia mulai memberlakukan kebijakan bekerja dan beraktifitas dari rumah (work from home) kepada warga negaranya.
Pada Juni 2020 pemerintah mulai menerapkan kebijakan baru yang disebut new normal.
Dalam hal ini pemerintah memperbolehkan masyarakat beraktivitas kembali seperti sebelum pemberlakuan work from home namun dengan menerapkan protokol kesehatan (menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak antar individu). Perusahaan-perusahaan mulai mengintruksikan karyawan untuk kembali bekerja dari kantor. Perusahaan tersebut harus melakukan tindakan preventif untuk menjaga seluruh karyawan agar tidak terinfeksi Covid-19.
Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat sesuai anjuran pemerintah. Perusahaan juga sebaiknya menyiapkan sarana-sarana pendukung untuk menghindarkan karyawan dari virus antara lain dengan menyiapkan sabun dan tempat cuci tangan, penyemprotan disinfektan secara berkala, penyediaan masker yang wajib digunakan, serta anjuran menjaga jarak antar karyawan. Hal ini dilakukan supaya karyawan tetap sehat. Jika salah satu karyawan terinfeksi maka dapat berdampak besar terhadap perusahaan, apalagi jika
253
protokol kesehatan tidak berjalan baik, virus dapat menular kepada karyawan lainnya sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan. Pada kondisi terburuk hal tersebut dapat menyebabkan terhentinya aktivitas perusahaan.
Pada umumnya harga saham di seluruh sektor industri mengalami penurunan dan menyebabkan nilai IHSG terkoreksi sangat dalam (BEI, 2020). Bahkan sebagian emiten mulai mempersiapkan dana untuk melakukan buyback saham. Kondisi yang tidak menentu juga menyebabkan sebagian investor asing melepas saham yang sudah ditanamkan di Indonesia. Hal ini karena kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang menurun. Walaupun demikian, ada beberapa sektor usaha yang justru mengalami peningkatan harga saham antara lain usaha yang bergerak dibidang teleconference, misalnya Zoom. Perusahaan asal Amerika Serikat tersebut mengalami peningkatan harga saham lebih dari 100% dan mencatat peningkatan keuntungan yang signifikan setelah lockdown, pembatasan jarak sosial, dan bekerja dari rumah diberlakukan di sejumlah negara. Di Indonesia, semua sektor industri mengalami penurunan.
Dari Grafik 1 diatas dapat dilihat bahwa dari November sampai dengan awal Januari 2021 mengalami peningkatan hal ini disebabkan oleh adanya sentimen positif terkait vaksinasi mempengaruhi IHSG, Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun berpotensi naik seiring data inflasi Desember 2020 yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini. IHSG Senin (4/1) pagi dibuka menguat 18,76 poin atau 0,31 persen ke posisi 5.997,83. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,13 poin atau 0,44 persen ke posisi 939,01 (Yolandha, 2021). Namun dari grafik diatas juga dapat dilihat bahwa sentimen positif ini sempat terhenti dikarenakan adanya sentiment negative dari tiga negara bagian di Amerika Serikat, yakni Florida, California, dan Colorado yang telah mengidentifikasi temuan kasus varian baru dari virus corona terhadap orang-orang yang tidak memiliki riwayat melakukan perjalanan (Yolandha, 2021).
Meskipun banyak sektor yang mulai membaik, namun kondisi pandemi covid-19 membuat perusahaan penerbangan terutama PT Garuda Indonesia Tbk kesulitan, dikarenakan pembatasan mobilitas yang masih diterapkan pemerintah hingga saat ini, dikarenakan kondisi ini perusahaan melakukan rasionalisasi sumber daya manusia dengan tetap memperhatikan hak-hak karyawan.
Grafik 2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode 29 November – 17 Desember 2021 (Sumber : Google finance)
254
Dari grafik 1 diatas dapat dinyatakan juga bahwa IHSG pada bulan November menyentuh All Time High atau tertinggi sepanjang sejarahnya, namun pada grafik 2 dapat dilihat dari akhir November sampai dengan 17 Desember 2021 IHSG mengalami penurunan yang cukup tajam. Hal ini disebabkan munculnya varian baru dari Covid-19.
Covid-19 masih berpengaruh terhadap fluktuatifnya Indeks Harga Saham Gabungan, namun pengaruh Covid-19 tidak berpengaruh seperti di awal pandemi dikarenakan Indonesia telah menjalankan program vaksin, vaksin merupakan sentiment positif terhadap harga saham di masa 2020 akhir sampai dengan saat ini, sentiment negatifnya ialah semakin berkembang dan munculnya varian baru dari Covid-19.
Pada akhir Juli 2021 PT. Hero Supermarket Tbk menutup semua gerai Giant yang ada di Indonesia, hal ini disebabkan oleh berubahnya dinamika pasar yang diakibatkan Covid-19 sehingga belanja dengan format hypermarket mengalami penurunan. Sejalan dengan HERO PT.
Matahari Departmen Store Tbk menutup 13 gerai Matahari diberbagai wilayah karena operasionalnya justru membebani keuangan Matahari secara umum. Perusahaan ritel Centro Departemen Store yang ada di beberapa wilayah dinyatakan ditutup seperti yang berada di Ambarrukmo Mal Yogyakarta, Margo City Depok, dan Bintaro Xchange, hal ini terjadi akibat perusahaan pengelola Centro mendapatkan gugatan penundaan kewajiban pembayaran pajak pembayaran utang (PKPU) dari 5 perusahaan.
Keadaan pada sektor ritel ini berbeanding terbalik dengan keadaan sektor farmasi seperti perusahaan PT Cahndra Asri Petrochemical Tbk, dimana kegiatan produksi berlajalan normal, dikarenakan tingginya permintaan kebutuhan produk petrokimia sebagai salah satu bahan baku alat pelindung diri, masker medis, dikarenakan produk yang dihasilkan merupakan kebutuhan utama di masa pandemi Covid-19 ini. PT. Kimia Farma Tbk, juga perusahaan yang mengalami keuntungan pada masa pandemi ini dikarenakan sifat produknya yang sangat dibutuhkan pada masa pandemi ini, sehingga operasional perusahaan tidak terganggu.
Selain perusahaan sektor farmasi, sektor telekomunikasi seperti, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, PT. Telekomunikasi Indonesia, dan sejenisnya mengalmi peningkatan pengguna, dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 ini menyebabkan kegiatan interaksi yang biasanya dilakukan offline menjadi online, seperti proses pembelajaran, meeting, pekerjaan kantor, dan banyak lainnya.
Jika dilihat berdasarkan data IHSG 2020 – 2021 maka dapat di simpulkan bahwa secara keseluruhan IHSG tahun 2020 – 2021 mengalami kenaikan dari sebelumnya berada pada angka 5.940 Januari 2020 menjadi 6.562 pada 27 Desember 2021.
5. Penutup
Pasar saham merupakan salah satu sarana investasi bagi investor dan memperoleh modal bagi perusahaan. Pandemi Covid-19 memengaruhi perekonomian dan pasar saham Indonesia. Nilai IHSG secara keseluruhan dari tahun 2021 meningkat namun kondisi pasar saham masih tidak stabil, dikarenakan virus Covid-19 yang semakin berkembang jenis dan variansnya.
Dari penjabaran yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa pengaruh Covid-19 terhadap IHSG tidak separah seperti yang terjadi di awal pandemi, dikarenakan program vaksinasi yang telah berjalan di Indonesia.
Kajian pada artikel ini hanya membahas kondisi pasar secara umum dari awal pandemi sampai kondisi terkini. Kajian lebih lanjut dapat dilakukan dengan menganalisa variabel variabel lain dalam membantu menentukan bagaimana pengaruh Covid-19 terhadap IHSG, dan penelitian selanjutnya diharapkan dilakukan secara lebih mendalam agar dapat diketahui lebih lanjut perusahaan yang terdampak dan tidak terdampak oleh Covid-19.
Daftar Pustaka
Alber, N. (2020). The Effect of Coronavirus Spread on Stock Markets: The Case of the Worst 6 Countries. SSRN Electronic Journal, 1-11.
255
Albertus, A. (2021, 12 17). Epidemiologi COVID-19 (Coronavirus Disease 2019). Retrieved from Alomedika: https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/coronavirus- disease-2019-covid-19/epidemiologi
Aldin, I. (2021, 12 17). Katadata. Retrieved from Katadata.co.id:
https://katadata.co.id/yuliawati/finansial/5ef5eb92b5cee/cerita-dirut-bei-soal- anjloknya-ihsg-saat-krisis-1998-dan-2008
Astuti, N. (2021, 12 17). Merdeka. Retrieved from Merdeka.com:
https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-saham-menurut-para-ahli-berikut-jenis- dan-keuntungannya-kln.html
Azmi, Z., & Hasmita, W. (2016). Model Efisiensi Pasar: Sebuah Studi Pengaruh Musiman Terhadap Volume Perdagangan Saham Di BEI Emiten Lq 45 Tahun 2010-2013. Journal Development, 4, 65-89.
Fatmasita, A., & Suprapto, E. (2021). Pengaaruh Pandemi Covid-19 dan Nilai Tukar Rupiah terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.
Hardiyanti, A. (2019). Pengaruh harga Emas dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2017. I(7), 255- 268.
Keputusan Menteri Keuangan. (21, 12 17). PASAR MODAL. Retrieved from 1548/KMK.013/1990:
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1990/1548~KMK.013~1990Kep.HTM
Kompas.com. (2021, 12 17). Kompas.com. Retrieved from Diumumkan Awal Maret, Ahli: Virus
Corona Masuk Indonesia dari Januari:
https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/11/130600623/diumumkan-awal- maret-ahli--virus-corona-masuk-indonesia-dari-januari?page=all
Kusnandar, D., & Bintari, V. (2020). Perbandingan Abnormal Return Saham sebelum dan sesudah perubahan waktu perdagangan selama pandemi covid-19. Jurnal Pasar Modal dan Bisnis, 195–202.
Kusuma, A., & Setiyono, T. (2021). Pengaruh Covid-19 terhadap IHSG dengan nilai tukar rupiah sebagai variabel mediasi. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 86-95.
Samsul, M. (2018). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Saraswati , H. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pasar Saham Di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan Dewantara, 153-163.
Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal: Manajemen Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: PT.
Kanisius.
Yolandha, F. (2021, 12 17). IHSG Awal Tahun 2021 Dibuka Menguat. Retrieved from republika.co.id: https://www.republika.co.id/berita/qme3pa370/ihsg-awal-tahun- 2021-dibuka-menguat