IMPLEMENTASI AGILE EXTREME PROGRAMMING DALAM PERANCANGAN SISTEM SELEKSI SISWA BARU
BERBASIS INTRANET
(Studi Kasus : SMK MARHAS Margahayu)
Denis Setiaji Universitas BSI Bandung e-mail: [email protected]
Abstract
Kualitas sumber daya manusia sangat penting untuk kemajuan bangsa, untuk memperolah sumber daya manusia yang berkualitas dapat dimulai dalam masa sekolah atau pendidikan. Setiap memasuki tahun ajaran baru setiap instansi pendidikan, khususnya dalam hal ini adalah SMK MARHAS Margahayu membuka pendaftaran peserta didik baru, untuk dapat memperoleh sumber daya manusia (peserta didik baru) yang berkualitas, maka diperlukan adanya test penelusuran minat dan bakat untuk bisa menyaring kualitas masing-masing peserta didik yang mendaftar. Untuk mewujudkan hal itu, dapat diwujudkan dengan adanya sistem informasi yang mendukung pelaksanaan seleksi peserta didik baru berbasis komputerisasi agar dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk membangun sistem informasi itu, diperlukan metode Agile Extreme Programming agar dapat memenuhi kebutuhan dari masing-masing pengguna, dengan mengedepankan pendekatan visi produk yang dihasilkan. Untuk menguji sejauhmana sistem yang dibuat itu berjalan dengan baik saat diimplementasikan diperlukan metode pengujian yang tepat, dalam hal ini menggunakan standar pengujian internasional yaitu ISO 9126 yang terdiri dari 6 aspek yaitu aspek Functionality, Reliability, Usability, Efficiency, dan Maintanability.
Keywords: Kualitas SDM, Sistem Informasi Seleksi, Peserta Didik Baru, Agile Extreme Programming, ISO 9126
merupakan kegiatan awal yang dilakukan setiap sekolah menjelang tahun ajaran baru. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan mengadakan seleksi, seleksi dilakukan sebagai upaya untuk memilih siswa yang berkompeten dari para pendaftar lainnya. Namun, kegiatan penerimaan siswa baru menjadi isu pendidikan yang paling banyak dilaporkan masyarakat.
Demikian yang dikatakan anggota Ombudsman Bidang Penyelesaian Laporan dan Pengaduan, Budi Santoso. Menurut Budi Santoso dalam wawancaranya pada Metro TV News “PPDB itu paling banyak dilaporkan, ada sekitar 35.5%
aduan. Paling banyak mengadukan pungutan liat di sekolah berkenaan dengan penerimaan siswa baru. Selain pungutan liar, ada penyalahgunaan wewenang dengan menerima siswa titipan hingga sistem kuota yang tidak transparan.” (Santoso, 2014).
Dari hasil analisa tersebut di atas, penulis menemukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh semua elemen yang terlibat, mulai dari calon peserta didik yang mendaftarkan dirinya harus datang langsung ke SMK MARHAS Margahayu, lalu petugas administrasi mencatatnya pada buku pendaftar.
Hal tersebut sangat memungkinkan terjadinya duplikasi data calon peserta didik. Kemudian terjadinya kesulitan yang dihadapi oleh Staff Administrasi manakala membutuhkan data calon peserta didik dengan cepat, penilaian yang up-to-date yang harus segera didapat guna kepentingan kelulusan calon peserta didik, pemberian keputusan diterima atau tidaknya peserta didik tersebut di SMK MARHAS Margahayu, karena tidak jarang calon peserta didik juga mendaftarkan dirinya di Sekolah lain sehingga membutuhkan kepastian dalam status mereka masing-masing, kurangnya komunikasi diantara elemen-elemen yang terlibat hingga pembuatan laporan akhir yang dibutuhkan secara berkala dan tepat akurat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis memberikan sebuah solusi berupa sistem informasi yang tersimpan pada sebuah server yang berbasis Intranet yang dapat diakses pada jaringan di area SMK MARHAS Margahayu, dan dijadikan sebagai bahan Penelitian Skripsi dengan mengangkat judul
“Implementasi Agile Extreme Programming Dalam Perancangan Sistem Seleksi Peserta Didik Baru Berbasis Intranet (Studi Kasus : SMK MARHAS Margahayu)”.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam mengembangkan sistem yang akan dibuat yaitu Agile Extreme Programming. Extreme Programming (EXTREME PROGRAMMING) adalah metode pengembangan software yang cepat, efisien, beresiko rendah, fleksibel, terprediksi, scientific, dan menyenangkan (Michael:2015).
Metode Agile Extreme Programming merupakan salah satu metode pengembangan sistem berbasis objek yang lebih memberikan
Planning (Perencananaan), Design (Perancangan), Coding (Pengkodean), dan Testing (Pengujian). Keunggulan metode ini adalah mampu menghadapi requirements yang tidak jelas maupun terjadinya perubahan- perubahan requirements yang sangat cepat.
Serta memiliki notasi yang sederhana namun mencakup seluruh tahapan dalam rekayasa perangkat lunak. Dimana tahapan pengembangan sistemnya dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Planning; 2. Design; 3.
Coding; 4. Testing
3. Hasil dan Pembahasan A. Testing
Pengujian terhadap sistem yang dibuat menggunakan blackbox testing yang fokus terhadap proses masukan dan keluaran program. Pengujian sistem dilakakukan sesuai dengan keenam aspek pengujian sistem ISO- 9126 tentang kualitas perangkat lunak, yaitu aspek functionality, reliability, usability, efficiency, maintainability, dan portability.
Adapun hasil pengujian tersebut sebagai berikut:
1. Pengujian Aspek Functionality Pengujian aspek functionality ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner berupa checklist yang dilakukan oleh ahli sebanyak 5 orang (expert judgement).
Hasil uji Functionality yang dilakukan oleh para ahli tersebut adalah sebagai berikut:
Persentase = (100/100) × 100% = 100%
Nilai tersebut kemudian dikonversi ke data kualitatif dan berdasarkan skala penilaian produk media, dari skor persentase yang didapat maka kualitas perangkat lunak dari sisi functionality mempunyai skala “Sangat baik” dan telah memenuhi aspek functionality.
2. Pengujian Aspek Reliability Pengujian aspek reliability dilakukan dengan menggunakan tool WebServer Stress Tool (FreeWare). Tool ini mampu mengukur beberapa metrik, yaitu Average Click Time Error, Time Spent, page dan hits. Hasil pengujian aspek Reliability sebagai berikut:
A. Hasil Pengujian Click Time Error Berikut ini merupakan hasil pengujian click time error, disimulasikan pada sistem diberikan waktu selama 20 detik dengan 3 pemakai, setiap detiknya menekan tombol klik pada mouse terhadap sistem yang sedang berjalan
3
Gambar IV.19. Hasil Pengujian Click Time Errors
B. Hasil Pengujian Click Time, Hits and Click
Gambar IV.20. Hasil Pengujian Click Time, Hits and User
C. Hasil Pengujian Client Health
Gambar IV.21. Hasil Pengujian Client Health
D. Hasil Pengujian Volume and Bandwith Dalam tahapan pengujian ini dilihat seberapa besar sistem membutuhkan volume pengambilan data untuk ditampilkan, dan seberapa besar bandwith
yang dikeluarkan. Hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar IV.22. Hasil Pengujian Volume and Bandwith
E. Hasil Pengujian Reliability Web Stress Berikut ini merupakan hasil dari pengujian Reliability per pengguna, dengan menggunakan aplikasi Web Stress Tools.
Dalam hal ini disimulasikan sistem dioperasikan oleh 5 pengguna dalam waktu bersamaan, dan masing- masing pengguna menekan tombol klik pada mouse-nya sebanyak 20 kali per detik.
Gambar IV.23. Table Hasil Pengujian Reliability per User
Berdasarkan hasil pengujian pada gambar IV.19. , gambar IV.20. serta gambar IV.21. di atas dapat diketahui bahwa nilai presentase untuk kategori Click Time Errors, Client Health dan Result by User masing-masing menunjukan hasil rata-rata kurang dari 2,7 ms. Serta pada gambar IV.23. menunjukan bahwa dari ketiga halaman yang diuji yakni Dashboard Admin, Home Page, Dashboard Siswa tidak terdapat Error dalam pengujian Click per Time atau menunjukkan nilai 0% untuk Error. Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi ini telah memenuhi standar kualitas aspek reliability.
Hasil pengujian Aspek Reliability dengan Webserver Stress Tools secara lengkap terlampir dalam lampiran C1.
3. Pengujian Aspek Usability
Persentase hasil pengujian usability adalah 79,86%. Hasil pengujian kemudian dikonversikan ke dalam skala kualitatif sehingga didapat hasil “cukup tinggi” dan memenuhi aspek usability.
4. Pengujian Aspek Efficiency
Pengujian aspek efficiency sistem informasi seleksi peserta didik baru smk marhas ini menggunakan fitur pengembang pada Google Chrome, yaitu fitur Performance dan Audit, dimana pada saat pengujian disimulasikan sistem diakses dengan menggunakan jaringan 3G dengan CPU dibawah 4x seperti pada gambar berikut:
Gambar IV.24. Simulasi Pengujian Efficiency dengan Fitur Audit Berikut ini merupakan hasil dari pengujian sistem menggunakan fitur performance (gambar IV.25) dan fitur audit (gambar IV.26):
Gambar IV.25. Hasil Pengujian Efficiency Fitur Performance
Gambar IV.26. Hasil Pengujian Efficiency Fitur Audit
Pengujian dengan menggunakan Fitur Performance dan Audit memberikan skor denga skala 0-100. Skor tersebut menunjukkan nilai performa keluruhan terhadap komponen yang diuji. Adapun hasil pengujian aspek Efficiency dapat dilihat pada gambar IV.26 diatas atau untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran C2
Hasil pengujian aspek Efficiency dengan menggunakan fitur Audit menunjukkan Skor Rata-rata 42.4
Pengujian Aspek Maitainability
Pengujian aspek
maintainability dilakukan secara operasional untuk mengetahui apakah aplikasi yang dikembangkan memenuhi metrik pada aspek maintainability. Ada tiga metrik yang akan digunakan, yaitu instrumentation, consistency dan simplicity
Berikut merupakan hasil pengujian tersebut:
a) Pengujian Aspek Instrumentation Dalam tahap ini, disimulasikan sistem ketika calon peserta didik mendaftar pada halaman registrasi namun tidak lengkap dalam mengisi datanya.
Berikut ini merupakan hasil dari pengujian aspek instrumentation:
Gambar IV.27. Pesan Kesalahan Ketika Tidak Registrasi Tidak Lengkap
4. Kesimpulan
Dengan adanya sistem informasi seleksi peserta didik baru berbasis intranet ini, panitia PPDB SMK MARHAS Margahayu
5
dapat dengan mudah menyimpan data calon peserta didik yang mendaftarkan diri ke SMK MARHAS Margahayu, mulai dari penyimpanan data administrasi calon peserta didik, data hasil rangkaian test, serta hasil psikotest calon peserta didik, Proses pengolahan dan pencarian data dari mulai proses pendaftaran hingga menghasilkan keputusan diterima atau tidaknya dapat dilakukan dengan cepat, Dengan adanya sistem informasi seleksi ini, dapat menghindari dugaan negatif dari pada orang tua calon peserta didik yang mendaftar, karena proses dan hasil test dilakukan secara terkomputerisasi dengan meminimalisir campur tangan panitia dalam setiap prosesnya sehingga mengurangi tindakan kecurangan seperti tindakan nepotism.
Referensi
Bodnar, & Hoowood.
(2016). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model Terstruktur dan UML.
Yogyakarta: Andi .
Fatkhurrokhman, M.
(2016). Analisis Pengujian Sistem Informasi Akademik STMIK El Rahma Yogyakarta menggunakan International Organization for Standardization (ISO 9126). Jurnal.
Fatoni, A., & Dwi, D. (2016).
Rancang Bangun Sistem Extreme Programming Sebagai Metodologi
Pengembangan Sistem.
PROSISKO.
Hadinata, N. (2015).
IMPLEMTASI GLOBAL EXTREME
PROGRAMMING DALAM
ANALISIS DAN PERANCANGAN
SISTEM PENERIMAAN
MAHASISWA BARU. Seminar Nasional Teknologi Informasi 2015.
Hidayati, R. N. (2013).
Komputerisasi Pengolahan Data Penerimaan Peserta Didik Baru Di SMK NEGERI 3 Pati Berbasis Intranet. Speed - Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi.
Meilikhah. (2014, December 10).
Masalah Penerimaan Murid Baru Paling Banyak Diterima Ombudsman. Diambil kembali dari news.metrotvnews.com:
http://news.metrotvnews.com/news/Rb1X WD2N-masalah-penerimaan- murid-baru- paling-banyak-diterima-ombudsman
Mudyahardjo, R. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.
Prabowo, I. A. (2016). Sistem Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali.
ISSN.
Raharjana, I. K. (2017).
Pengembangan Sistem Informasi Menggunakan Metodologi Agile.
Deepublish (Grup Penerbitan CV Budi utama): Sleman.
Rohmawati. (2015). Pelaksanaan Sistem Seleksi Penerimaan Siswa Baru Di MA Pembangunan UIN Jakarta. Skripsi.
Sofyandi, H. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.