• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi AQIDAH ISLAM dalam Mewujudkan Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

N/A
N/A
Adib Hisyam Lathif

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi AQIDAH ISLAM dalam Mewujudkan Kebahagiaan Dunia dan Akhirat "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

dalam Mewujudkan Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Implementasi

AQIDAH ISLAM

Ahmad Suhaimi

Ahmad Suhaimi

(2)

DEFINISI

AQIDAH ISLAM

Apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah.

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul.

Aqidah Islam adalah keimanan yang pasti teguh dengan Rububiyyah Allah Ta'ala, Uluhiyyah-Nya, para Rasul-Nya, hari Kiamat, takdir baik maupun buruk, semua yang terdapat dalam masalah yang ghaib, pokok-pokok agama dan apa yang sudah disepakati oleh Salafush Shalih dengan ketundukkan yang bulat kepada Allah Ta'ala baik dalam perintah-Nya, hukum-Nya maupun ketaatan kepada-Nya serta meneladani Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam.

Secara etimologi, Kata Aqidah berasal dari kata dasar “al-‘aqdu” yang berarti ar-rabth (ikatan), al-Ibraamal-ihkam (pengesahan), (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at- tamaasuk (pengokohan), al-itsbaatu (penetapan), al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).

(3)

،ﺎ ﻩﺪﺒﻌﺘﻳو ﺎ ﷲ ﻦﻳﺪﻳ ةﺪﻴﻘﻋ ﻩاﺮﻳو ﻪﺒﻠﻘﺑ نﺎﺴﻧﻹا ﻩﺪﻘﺘﻌﻳ ﺎﻣ ﻲﻫ :ةﺪﻴﻘﻌﻟاو ﻪﻟ ﻪﻧ و قازﺮﻟا قﻼﳋا ﻪﻧ نﺎﳝﻹاو ﷲ ﺪﻴﺣﻮﺗ ﻦﻣ ﻩﺪﻘﺘﻌﻳ ﺎﻣ ﻞﻛ ﺎﻬﻴﻓ ﻞﺧﺪﻴﻓ

ﻰﻠﻌﻟا تﺎﻔﺼﻟاو ﲎﺴﳊا ءﺎﲰﻷا

“Aqidah adalah apa yang menjadi keyakinan kuat seseorang di hatinya dan ia beranggapan dengan aqidah itu ia beragama dan menyembah Allah. Termasuk di dalam cakupan aqidah adalah tauhid kepada Allah dan beriman bahwa Allah Maha Pencipta, Maha Pemberi Rezeki dan Allah memiliki asmaul husna dan sifat yang tinggi.”

(4)

Mazhab-Mazhab

AQIDAH ISLAM

Khawarij Murji’ah Muktazilah

Asy’ariah

Maturidiah

(5)

Khawarij

Aliran Khawarij awalnya adalah pendukung Ali bin Abi Thalib yang meninggalkan barisannya sebagai bentuk protes terhadap sikap Ali yang menerima arbitrasi Muawiyah bin Abu Sufyan, ketika peperangan hampir dimenangkan oleh

kelompok Ali.

Nama lain dari Khawarij adalah Haruriyah, yang dinisbahkan kepada Harura, suatu tempat dekat Kufah, Irak. Pada umumnya mereka terdiri dari orang Arab Badui yang sederhana dalam hidup dan pemikirian, tetapi keras hatinya.

Pada awalnya kaum Khawarij berjumlah sekitar 12.000 orang. Imam pertama mereka adalah Abdullah bin Wahhab ar-Rasidi. Kaum Khawarij bersifat

demokratis dalam persoalan kenegaraan, tetapi dalam teologi dianggap sebagai

aliran yang tegas dan keras. Menurut mereka, orang yang melakukan dosa besar

langsung dianggap sebagai kafir.

(6)

Murji’ah

Murji’ah terbagi antara kelompok moderat dan ekstrem. Tokoh-tokoh moderat antara lain Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah, dan Abu Yusuf al-Qadi. Sementara yang ekstrem antara lain Jahm bin Sofwan dan pengikutnya.

Murji’ah lahir sebagai reaksi terhadap kehadiran Khawarij. Mereka ingin bersikap netral dari praktik mengkafirkan seseorang. Untuk itu mereka

mengusung doktrin irja’, yaitu penangguhan hukuman terhadap orang beriman yang melakukan dosan dan mereka tetap dianggap muslim. Oleh karena itu mereka yang disebut kafir oleh Khawarij, tetap mukmin bagi Murji’ah.

Ajaran yang terdapat dalam golongan Murjiah moderat menjadi ajaran yang

diterima dalam Ahlusunah waljamaah, yakni orang yang berdosa besar dan

meninggal tanpa tobat sepenuhnya terserah kepada Allah.

(7)

Mu’tazilah

Muktazilah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam yang dikenal bersifat rasional dan liberal. Ciri utama yang membedakan aliran ini dengan aliran lainnya adalah pandangan- pandangan teologisnya yang lebih banyak ditunjang oleh dalil-dalil ‘aqliah (akal) dan lebih bersifat filosofis, sehingga sering disebut aliran rasionalitas Islam. Bagi mereka, orang berdosa besar adalah tidak mukmin dan tidak kafir, tetapi mengambil posisi di antara keduanya.

Di antara tokoh Muktazilah yang terkenal adalah Wasil Bin Ata. Muktazilah terkenal dengan lima prinsip ajarannya yaitu tauhid; keadilan; janji dan ancaman; posisi di antara dua posisi;

dan amar makruf nahi mungkar. Muktazilah menganut paham Qadariah, yaitu paham yang menyatakan bahwa manusia memiliki kebebasan dalam memilih dan bertindak.

Di samping doktrin utama kebebasan berkehendak, kelompok Muktazilah menambahkan doktrin lain: penolakan terhadap kesatuan antara Tuhan dan sifat-sifatnua, seperti Berkuasa, Bijaksana dan Maha hidup, dengan argumen bahwa konsep semacam itu akan merusak keesaan Tuhan. Oleh karena itu, julukan yang sangat disukai kaum Muktazilah adalah

“pendukung keadilan dan keesaan”.

(8)

Asy’ariah

Mazhab Asy’ariyah sering disebut juga mazhab ahlusunah waljamaah, di samping Maturidiah. Pendiri mazhab ini adalah Abu Hasan Ali bin Isma’il al-Asy’ari. Pada

awalnya ia menjadi pengikut Muktazilah selama 30 tahun, tetapi kemudian keluar dan membangun mazhab sendiri.

Tokoh penting mazhab itu adalah Abu Bakar Muhammad al-Baqillani, Imam al-Juwaini dan Imam al-Ghazali.

Sebab utama al-Asy’ari menjauhkan diri dari Muktazilah adalah adanya perpecahan

yang dialami kaum muslimin yang bisa menghancurkan mereka jika tidak segera

diakhiri. Sebagai seorang muslim yang sangat peduli dengan keutuhan umat Islam, ia

khawatir al-Quran dan Hadis menjadi korban paham-paham kaum Muktazilah yang

menurut pendapatnya tidak dapat dibenarkan, karena didasarkan atas pemujaan akal

pikiran. Oleh karena itu, al-Asyari mengambil jalan tengah antara golongan rasional

dan tekstualis, dan ternyata jalan tersebut dapat diterima oleh mayoritas kaum

muslimin.

(9)

Maturidiah

Mazhab ini didirikan oleh Abu Mansur al-Maturidi. Ia adalah pengikut Abu Hanifah dan karenanya paham-paham teologinya banyak memiliki persamaan dengan Abu Hanifah.

Mazhab ini banyak menggunakan rasio dalam pandangan keagamaannya dan dalam sistem teologinya, meskipun tidak sejauh Muktazilah.

Dalam perkembangannya aliran ini terbagi dalam dua golongan, yakni Maturidiah

Samarkand yang merupakan pengikut al-Maturidi dan Maturidiah Bukhara yang

merupakan pengikut al-Bazdawi. Maturidah Samarkand lebih dekat ke Muktazilah,

sementara Maturidiah Bukhara dekat denga Asy’ariah.

(10)

Esensi Tauhidullah

dalam meraih kebahagiaan

kehidupan di dunia dan akhirat

Tauhid adalah akar dari keimanan seorang muslim. Dengan tauhid yang kuat, maka seorang muslim akan mampu menjalankan proses penghambaannya kepada Allah tanpa merasa berat dan terpaksa, karena hanya satu tujuan mereka hidup yaitu keinginan mereka untuk bertemu dengan Tuhannya Allah SWT. Implementasi penghambaan mutlak kepada Allah SWT tersebut terwujud dalam berbagai aspek kehidupan seorang muslim, mulai hubungan antara manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia lainnya, serta hubungan manusia dengan alam.

Ketiga hubungan tersebut akan terwujud secara selaras dan harmonis, karena memang itulah perintah Allah.

Dengan mempunyai aqidah yang kuat, maka seluruh rintangan hidup dapat dilaluinya dengan baik dan ringan.

Muara dari Tauhid adalah akan menjadikan jiwanya kokoh dan kuat dan meninggalkan kesan yang baik dan mulia.

Selain itu akan mengarahkan ketujuan dan pandangan yang baik dan benar, malah ketingkat keluhuran dan keindahan. Diantaranya; (a). Kemerdekaan jiwa dari kekuasaan orang lain. (b).Keimanan yang hakiki dapat menimbulkan jiwa keberanian dan ingin terus maju karena membela kebenaran. (c). Akan menimbulkan keyakinan yang sesungguh-sungguhnya bahwa hanya Allah jualah Yang Maha Kuasa memberikan rizki. (d). Ketenangan atau thumakninah. (e). Dapat mengangkat seseorang dari kekuatan maknawiyah. (f). Kehidupan yang baik, adil dan makmur.

(11)

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hukum Islam, orang kafir diartikan sebagai orang yang ingkar akan Allah dan Rasul-Nya, tidak menyembah-Nya, orang yang menutup mata dan hatinya dari perintah Allah