• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi gerakan literasi sekolah (gls)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "implementasi gerakan literasi sekolah (gls)"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

1 Tim Penyusun, Buku Saku Gerakan Sastra Sekolah (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).1. 6 Utama Dewi Faizah dkk, Pedoman gerakan literasi sekolah di sekolah dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), 2. School Writing (GLS) di Mengembangkan Berpikir Kritis pada Pengajaran Kelas XI PAI (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Jetis)”.

Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk menjelaskan kontribusi gerakan literasi sekolah terhadap pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI. Kelas pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Jetis.

Manfaat Penelitian

Sistematika Pembahasan

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

  • Gerakan Literasi Sekolah
  • Berpikir Kritis
  • Pembelajaran PAI
  • Hubungan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

14 Asep Nurjanah, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Desain Pembelajaran ‘Assure’ (Indramayu: CV. Siswa yang berpikir kritis tidak menggunakan informasi yang tidak relevan karena tidak sesuai dengan syarat tugas yang diberikan Kaitannya dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Terhadap Perkembangan Berpikir Kritis Siswa. Berpikir Kritis pada Siswa.

Kajian Penelitian Terdahulu

Sedangkan yang penulis kaji adalah implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk mengembangkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran PAI. Sedangkan penelitian saat ini fokus pada penerapan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran PAI. Melalui asumsi di atas timbul pertanyaan mengenai penerapan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran PAI.

2 Nursapia Harahap, Penelitian Kualitatif (Medan: Wal Ashri Publishing, 2020)..implementasi gerakan literasi sekolah yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jetis terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran PAI. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara untuk memperoleh data mengenai implementasi gerakan literasi sekolah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Jetis. Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini dinilai sangat penting untuk dilakukan di SMA Negeri 1 Jetis.

Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 Jetis mempunyai struktur tanggung jawab yaitu Kepala Sekolah yaitu Bapak. Mukh. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dapat berjalan dengan baik apabila sekolah menyadari dan memenuhi cakupan implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) mulai dari lingkungan fisik sekolah (ketersediaan sarana, prasarana literasi) , lingkungan sosial (partisipasi warga sekolah dalam penerapan keterampilan membaca) dan lingkungan akademik (adanya program dukungan literasi secara nyata yang dapat dilakukan oleh seluruh warga sekolah). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 Jetis dilakukan berdasarkan tahapan pelaksanaannya. a) Tahap aklimatisasi.

Gerakan literasi sekolah dalam mengembangkan berpikir kritis siswa pada pembelajaran PAI Kelas XI di SMA Negeri 1 Jetis.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Data dan Sumber Data
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Pengecekan Keabsahan Penelitian
  • Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi langsung di lapangan untuk mengamati langsung penerapan gerakan membaca sekolah terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Jetis. Faktor pendukung lainnya adalah perpustakaan SMA Negeri 1 Jetis mempunyai perpustakaan sebagai faktor pendukung program Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 Jetis terdapat tahapan Gerakan Literasi yang terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan kedua, dan tahap pembelajaran ketiga.

Tim pelaksana literasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah di SMA Negeri 1 Jetis untuk meningkatkan budaya literasi dikalangan siswa. Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor pendukung pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (SLM) di SMA Negeri 1 Jetis adalah sebagai berikut: 1) adanya sumber daya manusia. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 Jetis adalah kurangnya minat membaca siswa.

SMA Negeri 1 Jetis telah melaksanakan program gerak membaca sekolah berdasarkan tahap adaptasi, tahap pengembangan dan tahap pembelajaran. Faktor pendukung terlaksananya gerakan literasi sekolah untuk mengembangkan berpikir kritis di SMA Negeri 1 Jetis adalah: adanya sumber daya manusia, adanya perpustakaan, adanya majalah dinding dan adanya narasumber. Faktor penghambat terlaksananya gerakan literasi di sekolah adalah: kurangnya minat membaca siswa dan perpustakaan yang belum berfungsi dengan baik.

“Gerakan Literasi Sekolah Untuk Meningkatkan Budaya Membaca di SMA Negeri 1 Geger.” Linguista: Jurnal ilmiah untuk bahasa, sastra dan pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Latar Penelitian

  • Sejarah / Profil SMA Negeri 1 Jetis
  • Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Jetis
  • Profil Singkat Sekolah

Staf Tata Usaha (PTT) baru mulai memasuki semester II tepatnya pada awal tahun 2005 setelah menempati gedung baru di Desa Kutuwetan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Keadaan gedung baru di desa Kutuwetan awal tahun 2005, jika memasuki lokasi di seberang sungai dengan jembatan bambu (Jawa: Sesek), gedung eksisting terdiri dari gedung perkantoran dan 2 ruang kelas baru (Perkembangan APBD II 2004 anggaran). Begitu dibuka Gedung Penerimaan Mahasiswa baru (PSB) tahun ajaran 2005/2006, jumlah pendaftar langsung bertambah hingga mendapat 3 kelompok.

Karena ruang kelasnya hanya ada 2, ada yang pinjam rumah warga dan ada pula yang datang sore hari secara bergilir. Pada tahun ke 3, tahun pelajaran 2006/2007, jumlah ruang kelas bertambah 1 ruangan, karena dibangun dengan dana BIS RKB 2006, panitia PSB mendapat 3 kelompok sehingga diatur pendaftarannya untuk Kelas X masuk siang dan Kelas XI & XII masuk pada pagi hari. Pada tahun ke-6, tahun ajaran 2009/2010, semester pertama masih sore, sedangkan 1 ruang kelas dibangun dengan dana Panitia.

Pada semester II pembangunan gedung baru, 1 ruangan sudah bisa ditempati, sehingga semua orang masuk pada pagi hari, meski ada juga yang masih meminjam laboratorium kimia sebagai ruang kelas. Pada kelas 7 tahun ajaran 2010/2011, pelaksanaan 2. SSN tahun ini dimulai.. Pada semester 1 dibangun 2 ruang pengajaran baru dengan dana pusat dan panitia, sehingga 2 ruang kelas pada semester 2 sudah terpakai, sehingga ruang laboratorium kimia dapat digunakan sesuai fungsinya. Dengan ini diharapkan SMAN 1 Jetis menjadi wahana dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi penerang kehidupan di berbagai kalangan masyarakat.

Sumber daya manusia di SMA Negeri 1 Jetis terdiri dari seluruh warga sekolah, meliputi kepala sekolah, tenaga pengajar dan kependidikan, siswa dan tenaga lainnya.

Tabel 4.1 Identitas Sekolah
Tabel 4.1 Identitas Sekolah

Deskripsi Data

  • Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SMA

Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dilaksanakan oleh GŠ Negeri 1 Jetis secara bertahap mulai berkembang, dengan adanya kegiatan literasi tersebut maka kemampuan menulis dan menulis anak akan meningkat. Strategi pengajaran yang digunakan guru PAI sangat beragam dan dapat mengembangkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Jetis. Langkah-langkah pembelajaran disusun dengan baik untuk mengembangkan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, diketahui bagaimana perkembangan berpikir kritis siswa ketika pembelajaran PAI. kelas XI di SMA Negeri 1 Jetis.

Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar.” Jurnal Informasi Kimia dan Pemodelan 53, no. Analisis Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis IPA Agama Islam (Ulasan) Siswa Kelas XI SMA Negeri 02 Rejang Lebong.” TESIS IAIN CURUPA, 2018.

Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dari

Faktor pendukung gerakan literasi sekolah di SMA Negeri 1Jetis adalah sumber daya manusia (SDM), agar suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik maka didukung oleh tersedianya sumber daya manusia dalam jumlah yang cukup. Tim ini akan membantu pelaksanaan kegiatan literasi di SMAN 1 Jetis agar dapat berjalan dengan baik. Tim pelaksana literasi terdiri dari kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan kepala eksekutif yaitu kepala kurikulum, untuk memandu kegiatan literasi, para guru ikut serta dalam pelaksanaan literasi ini, khususnya wali kelas yang mempunyai kemampuan. bertugas mengawasi siswa dalam melaksanakan kegiatan literasi.

Kehadiran Audio Speaker Faktor pendukung lainnya adalah adanya speaker di setiap kelas sebagai narasumber dalam penerapan literasi pada hari Senin. Pemahaman siswa terhadap literasi melalui audio akan semakin kuat karena siswa mendengarkan, bukan sekedar mendengarkan. Kurangnya minat siswa terhadap literasi. Membaca mempunyai banyak manfaat, namun tidak semua siswa gemar membaca dan mempunyai budaya membaca yang baik.

Anak-anak belum menyadari pentingnya manfaat membaca, sehingga di SMAN 1 Jetis menggunakan literasi audio, karena ketika anak membaca buku secara langsung masih belum ada minat membaca.77. Mengingat sebagian besar anak-anak jaman sekarang kurang antusias membaca buku, ada baiknya anak-anak langsung mencari di internet untuk memudahkan pekerjaannya. Perpustakaan digunakan untuk menyimpan berbagai buku bacaan guna membantu siswa dalam kegiatan belajarnya.

Namun terkadang siswa memanfaatkan perpustakaan jika mendapat tugas dari guru yang menggunakan buku-buku di perpustakaan.

Pembahasan

  • Gerakan Literasi Sekolah dalam Perkembangan

Dari pemaparan data-data sebelumnya yang penulis peroleh di lapangan melalui wawancara dari beberapa narasumber, maka dari itu pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (LSH) di SMA Negeri 1 Jetis telah memenuhi seluruh kategori ruang lingkup Gerakan Literasi Sekolah ( LLS). . ). Di SMA Negeri 1 Jetis juga terdapat munajhad jumat yang dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis dan berpikir kritis untuk merangkum materi yang disampaikan oleh ustadz. Tahap terakhir adalah tahap pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan minat membaca dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan memperkaya buku dan buku pelajaran.

Berdasarkan penyajian data tahap pembelajaran yang bertujuan untuk menjaga minat membaca siswa dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian di atas, hubungan gerakan literasi sekolah (GLS) dengan pengembangan berpikir kritis pada permasalahan kelas dalam permasalahan yang berbeda. Melalui gerakan literasi sekolah ini, mereka dapat memperoleh rasa percaya diri karena memiliki pengetahuan dan pemahaman melalui membaca dan menulis.

Hubungan Gerakan Literasi Sekolah (SLM) dengan pengembangan berpikir kritis di kelas. Melalui gerakan literasi sekolah ini, mereka dapat memperoleh rasa percaya diri karena memiliki pengetahuan dan pemahaman melalui membaca dan menulis. Implementasi Program Gerakan Literasi Sekolah di SD Negeri Gugus Sungai Miai Banjarmasin.” Jurnal Pendidikan Dasar 4, No.

“Hubungan Implementasi Gerakan Literasi Sekolah (Gls) Dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Matematika Siswa Di Sdn Kebondalem Mojosari Dan Sdn Ketabang Surabaya.” Penemuan 2, No.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pada tahap sosialisasi, literasi audio dilakukan selama 15 menit sebelum pembelajaran yang dilakukan setiap 2 minggu sekali, dan literasi 15 menit yang dilakukan guru pada jam pertama pembelajaran. Pada tahap perkembangan, penekanannya adalah pada kemampuan membaca, menulis, memahami, mendengarkan dan mengembangkan berpikir kritis.

Saran

“Penerapan Pembelajaran Literasi untuk Meningkatkan Minat Membaca Siswa di SD Islam Terpadu Darul Hasan Padangsidimpuan.” TESIS IAIN PADANGSIDIMPUAN, 2021. Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Smpn 1 Kedungwaru melalui Pemberian Soal Terbuka pada Materi Teorema Pythagoras N.D. Tahun ajaran, 24-25. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.

Referensi

Dokumen terkait