• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI KELURAHAN KEDAMAIAN KECAMATAN KEDAMAIAN KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Fiki Sanjaya

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI KELURAHAN KEDAMAIAN KECAMATAN KEDAMAIAN KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI KELURAHAN KEDAMAIAN KECAMATAN KEDAMAIAN

KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh:

Muhammad Fiqi Sanjaya (2016041040)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2022

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan ekonomi yang ada diberbagai Negara termasuk di Indonesia. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya fenomena ini, seperti antara lain adalah disebabkan upah minimum yang tidak memadai, taraf hidup masyarakat yang buruk, dan meningkatnya angka pengangguran setiap tahun tanpa adanya tambahan kesempatan kerja.

Dari perspektif lain, kemiskinan tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi tapi juga multidimensional yang mencakup kemiskinan dalam dimensi sosial, politik, dan budaya, kemiskinan dalam segala dimensi yang ada baik pendidikan, sejarah, kemiskinan dalam dimensi sosiol-politik (wacana), kemiskinan yang berdimensi pendidikan, agama, budi pekerti, serta kemiskinan dalam dimensi perdamaian dunia (hubungan bilateral atau diplomasi).

Jika kemiskinan dilihat dari sudut pandang ekonomi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional. BPS mencatat angka kemiskinan pada tahun 2021 sebesar 27,54 juta jiwa atau 10,14% dari populasi. Pada Maret 2022, angkanya turun menjadi 9,54%. Penduduk yang mengalami kemiskinan tersebar di seluruh provinsi. Rasionya terhadap populasi terbesar ada di Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Penduduk yang mengalami kemiskinan tersebar di seluruh provinsi. Rasionya terhadap populasi terbesar ada di Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jika dilihat dari jumlahnya, Jawa Barat yang terbanyak memiliki penduduk miskin ekstrem mencapai 1,77 juta orang. Diikuti Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-masing 1,74 juta orang dan 1,52 juta orang. Adapun dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, 61,41% kemiskinan ekstrem berada di perdesaan. Dan hanya 38,59% tinggal di perkotaan.

(3)

Provinsi Persentase Penduduk Miskin (P0) Menurut Provinsi dan Daerah Perkotaan

2021 2022

Semester 1 (Maret)Semester 2 (September)Tahunan Semester 1 (Maret)Semester 2 (September)Tahunan

ACEH 10.46 10.58 - 10.31 - -

SUMATERA UTARA9.15 8.68 - 8.76 - -

SUMATERA BARAT5.30 4.83 - 4.95 - -

RIAU 6.52 6.72 - 6.34 - -

JAMBI 11.52 10.50 - 10.51 - -

SUMATERA SELATAN12.36 11.99 - 11.23 - -

BENGKULU 15.10 14.73 - 14.88 - -

LAMPUNG 9.29 8.50 - 8.31 - -

KEP. BANGKA BELITUNG3.57 3.22 - 3.09 - -

KEP. RIAU 5.72 5.37 - 5.68 - -

DKI JAKARTA4.72 4.67 - 4.69 - -

JAWA BARAT7.82 7.48 - 7.57 - -

JAWA TENGAH10.58 10.16 - 9.92 - -

DI YOGYAKARTA12.23 11.20 - 10.56 - -

JAWA TIMUR8.38 7.99 - 7.71 - -

BANTEN 5.93 6.04 - 5.73 - -

BALI 4.12 4.33 - 4.23 - -

NUSA TENGGARA BARAT14.92 14.54 - 14.10 - -

NUSA TENGGARA TIMUR8.60 8.57 - 8.84 - -

KALIMANTAN BARAT4.68 4.72 - 4.44 - -

KALIMANTAN TENGAH4.86 5.08 - 5.17 - -

KALIMANTAN SELATAN3.89 3.81 - 3.64 - -

KALIMANTAN TIMUR5.01 4.74 - 4.80 - -

KALIMANTAN UTARA5.85 5.32 - 5.66 - -

SULAWESI UTARA5.36 5.09 - 5.14 - -

SULAWESI TENGAH9.15 8.82 - 9.03 - -

SULAWESI SELATAN4.77 4.89 - 5.07 - -

SULAWESI TENGGARA7.66 7.14 - 6.95 - -

GORONTALO4.23 4.06 - 3.97 - -

SULAWESI BARAT9.82 9.72 - 9.76 - -

MALUKU 6.29 6.13 - 5.82 - -

MALUKU UTARA5.13 4.83 - 5.18 - -

PAPUA BARAT6.50 6.44 - 6.96 - -

PAPUA 4.91 4.94 - 5.02 - -

INDONESIA 7.89 7.60 - 7.50 - -

(4)

Persentase Penduduk Miskin (P0) Menurut Provinsi dan Daerah 2021-2022

Source Url: https://www.bps.go.id/indicator/23/192/1/persentase-penduduk-miskin-menurut-provinsi.html

Untuk mengatasi fenomena tersebut dan dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan, pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan beberapa kegiatan atau program yang juga bertujuan untuk dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya yang dikeluarkan adalah Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). BPNT merupakan program pemerintah pusat untuk membantu masyarakat miskin yang rawan pangan, agar mereka mendapatkan bahan pangan untuk kebutuhan rumah tangganya. Program ini diatur berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2017 Tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai.

Di Negara lain BPNT lebih dikenal dengan istilah Non Cash Food Assistance Program. BPNT lebih dimaksudkan pada upaya membangun sistem perlindungan (keberdayaan pangan) sosial kepada masyarakat miskin dimana dalam pelaksanaannya diharapakan akan membantu para penduduk termiskin dan bagian masyarakat yang paling membutuhkan uluran tangan dari siapapun juga di Indonesia.

Perdesaan Jumlah

2021 2022 2021 2022

Semester 1 (Maret)Semester 2 (September)Tahunan Semester 1 (Maret)Semester 2 (September)Tahunan Semester 1 (Maret)Semester 2 (September)Tahunan Semester 1 (Maret)Semester 2 (September)Tahunan

17.78 18.04 - 16.87 - - 15.33 15.53 - 14.64 - -

8.84 8.26 - 7.98 - - 9.01 8.49 - 8.42 - -

7.91 7.23 - 6.86 - - 6.63 6.04 - 5.92 - -

7.51 7.19 - 7.08 - - 7.12 7.00 - 6.78 - -

6.42 6.28 - 6.19 - - 8.09 7.67 - 7.62 - -

13.12 13.28 - 12.31 - - 12.84 12.79 - 11.90 - -

15.28 14.28 - 14.49 - - 15.22 14.43 - 14.62 - -

14.18 13.18 - 13.14 - - 12.62 11.67 - 11.57 - -

6.63 6.57 - 6.26 - - 4.90 4.67 - 4.45 - -

11.10 10.45 - 10.68 - - 6.12 5.75 - 6.24 - -

- - - - - - 4.72 4.67 - 4.69 - -

10.46 9.76 - 9.88 - - 8.40 7.97 - 8.06 - -

13.07 12.44 - 12.04 - - 11.79 11.25 - 10.93 - -

14.44 13.99 - 13.65 - - 12.80 11.91 - 11.34 - -

15.05 13.79 - 13.69 - - 11.40 10.59 - 10.38 - -

8.49 7.72 - 7.46 - - 6.66 6.50 - 6.16 - -

5.52 5.68 - 5.39 - - 4.53 4.72 - 4.57 - -

13.37 13.12 - 13.24 - - 14.14 13.83 - 13.68 - -

25.08 24.42 - 23.86 - - 20.99 20.44 - 20.05 - -

8.54 8.05 - 8.06 - - 7.15 6.84 - 6.73 - -

5.38 5.23 - 5.36 - - 5.16 5.16 - 5.28 - -

5.71 5.28 - 5.31 - - 4.83 4.56 - 4.49 - -

9.87 9.63 - 9.64 - - 6.54 6.27 - 6.31 - -

9.82 9.31 - 8.75 - - 7.36 6.83 - 6.77 - -

10.61 10.07 - 9.77 - - 7.77 7.36 - 7.28 - -

14.73 13.71 - 13.87 - - 13.00 12.18 - 12.33 - -

12.05 11.55 - 11.63 - - 8.78 8.53 - 8.63 - -

13.89 14.34 - 13.57 - - 11.66 11.74 - 11.17 - -

24.47 24.38 - 24.42 - - 15.61 15.41 - 15.42 - -

11.67 12.39 - 12.26 - - 11.29 11.85 - 11.75 - -

26.96 24.34 - 23.50 - - 17.87 16.30 - 15.97 - -

7.59 7.00 - 6.66 - - 6.89 6.38 - 6.23 - -

33.40 33.50 - 31.42 - - 21.84 21.82 - 21.33 - -

35.71 36.50 - 35.39 - - 26.86 27.38 - 26.56 - -

13.10 12.53 - 12.29 - - 10.14 9.71 - 9.54 - -

(5)

Program bantuan pangan non tunai (BPNT) merupakan program bantuan disalurkan secara non tunai dari pemerintah kepada Keluarga Lenerima Manfaat (KPM) setiap bulannya sebesar Rp. 110.000/KPM, melalui mekanisme akun elektronik berupa kartu keluarga sejahtera (KKS) yang digunakan hanya untuk membeli kebutuhan bahan pangan di tempat yang telahbekerjasama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) yang kemudian disebut e-warong.

Pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) mulai dilaksanakan pada awal tahun 2017 dan perluasan penyaluran Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tahun 2018 telah dilaksanakan dalam 4 tahap, yakni tahap I pada bulan februari, tahap II pada bulan maret, tahap III pada bulan juli, dan tahap IV pada bulan agustus. Total KPM bantuan sosial pangan adalah sebesar 15,498,936 KPM yang tersebar di 514 Kab/Kota. Dalam (www.Tribunnews.com) di akses pada tanggal 2 Desember 2019 pukul 21.00.

Untuk mengoptimalkan penyaluran bantuan sosial maka Kementrian Sosial telah mengeluarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2016, tentang Bantuan Pengembangan Sarana Usaha Melalui Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan atau di singkat E-Warong Kube PKH. E-Warong Kube PKH adalah sarana usaha yang didirikan dan dikelola oleh kube jasa sebagai sarana pencairan bantuan sosial berupa bahan pangan pokok dan/atau uang tunai secara elektronik, kebutuhan usaha, serta pemasaran hasil produksi anggota Kube, E-Warong merupakan sarana pembayaran yang dilaksanakan secara elektronik/non-tunai, sehingga mempermudah dalam penerimaan bantuan program BPNT.

Selanjutnya, untuk mendukung pengelolaan E-warong, maka Kementrian Sosial dan Dinas Sosial Kota Bandar Lampung telah bekerjasama dengan HIMBARA (Himpunan Bank- Bank Negara), seperti Bank BNI, BRI, BTN dan Mandiri Serta Badan Usaha Logistik (Bulog/Koperasi). Kemudian Kementrian Sosial dan Dinas Sosial Kota Bandaar Lampung Juga bekerjasama dengan Pendamping BPNT dan Kube Jasa yang beranggotakan 10 orang dan sebagai peserta penerima manfaat. Dalam melakukan transaksi, peserta yang dapat mencairkan dana tersebut adalah mereka yang telah memiliki KKS elektronik. Pada

(6)

penerapan E-warong di kota bandar Lampung, Kementerian Sosial telah membangun sebanyak 55 unit warung elektronik (e-Warong) pada tahun 2017.

rogram ini sebagai bentuk perhatian pemerintah agar penerima bantuan sosial seperti KUBE, PKH, Rastra dapat menerima manfaat secara transparan tanpa adanya pengurangan atau hal-hal lainnya.Sebelumnya pemerintah telah mengadakan sebuah program bantuan serupa dengan nama Beras Rumah Tangga Miskin (Raskin), namun karena belum terimplementasi dengan baik disebabkan masih adanya kendala-kendala saat di lapangan program ini dihentikan oleh pemerintah dan kini digantikan dengan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Perbedaan antara program Raskin dan BPNT adalah program Raskin terdahulu hanya berbentuk beras dengan kualitas tertentu (bisa jadi kualitasnya baik dan bisa juga berkualitas buruk). Sementara dalam program BPNT, pemerintah memberikan uang dalam bentuk saldo di rekening kepada penerima dan membebaskannya untuk membeli komoditas meski hanya pada warung-warung yang ditentukan oleh pemerintah.

Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) murni yang tidak termasuk dalam data penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kota Bandar Lampung mulai didistribusikan pada tahun 2017. Bantuan yang diterima oleh masing-masing Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berupa beras sebanyak 10 Kilogram (Kg), yang merupakan bantuan lanjutan dari Kementerian Sosial. Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandar Lampung, Santoso Adhy, mengatakan, BPNT itu merupakan program bantuan lanjutan dari bansos beras terhadap masyarakat terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Lampungpost, 19 Agustus 2021)

Para Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (KPM) adalah penduduk dengan kondisi sosial ekonomi 25% terendah di daerah pelaksanaan.

Besaran Bantuan Pagan Non Tunai adalah Rp. 110.000,-/KPM/bulan. Bantuan tersebut tidak dapat diambil tunai dan hanya dapat ditukarkan dengan beras dan atau telur di E-Warong (Elektronik Warung Gotong Royong) & RPK (Rumah Pangan Kita). apabila bantuan tidak dibelanjakan dibulan tersebut maka nilai bantuan akan hangus dalam akun elektronik penerima bantuan. Pada tahun 2020 nilai bantuan BPNT yang semula Rp. 110.000.- per KPM setiap bulannya naik

(7)

menjadi Rp. 200.000.- per KPM perbulan (Kemensos RI, 2020). Upaya ini sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk memenuhi ketahanan pangan masyarakat, terutama pada keluarga rentan selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang masuk ketahap pelaksanaan pada Senin 04 Mei 2020.

Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Kuswatun Khasanah, 2020), didapati bahwa dalam pelaksanaan program BPNT masih ada ketidak tepatan sasaran yang belum terpenuhi penerapannya di lapangan. Ketidak tepatan sasaran dalam hal ini menunjukan bahwa dari data yang diperoleh terdapat adanya keluarga yang kurang mampu tidak mendapatkan program BPNT dari Pemerintah, dan ada juga keluarga yang terbilang mampu namun masih mendapatkan program BPNT. Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa perlu adanya dukungan sumber daya, sikap para pelaksana dan komunikasi antar organisasi, dengan dukungan dan peran dari semua elemen suatu program dapat terlaksana dengan baik. Dimana dengan adanya program BPNT Kelurahan Ketapang yang diterapkan dapat menjadikan masyarakatnya lebih mandiri dalam melakukan transaksi non tunai pada e-Warong Program BPNT dan membantu masyarakat dalam segi ekonomi seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari dapat mengurangi beban pengeluaran dari masyarakat yang dulunya tidak berkecukupan sekarang sudah semakin meningkat daya beli masyarakatnya.

Sementara dari hasil penelitian (Yunus, 2019) ditemukan bahwa ukuran dan tujuan kebijakan juga menjelaskan bagaimana implementasi suatu kebijakan dilaksanakan. Tujuan kebijakan menjadi penting karena menyangkut alasan mengapa kebijakan tersebut dikeluarkan dan apa alasannya kebijakan itu dibuat.

Akan tetapi Masyarakat hanya mengetahui garis besarnya saja jika bantuan tersebuat mendapatkan bantuan berupa bahan pangan. Sedangkan pada tujuan sudah tertera bahwa ada beberapa tujuan pemerintah dalam program ini. Tujuan program Bantuan Pangan ini belum berjalan dengan semestinya karena ada salah satu tujuan yaitu meningkatkan ketetapan sasaran dan waktu penerimaan Bantuan Pangan bagi KPM.

Presentase Penduduk Miskin Provinsi Lampung dan Nasional, Maret 2015 -September 2021

(8)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan angka kemiskinan di Provinsi Lampung. Hal itu berdasarkan data pada bulan September 2021, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Lampung mencapai 1,01 juta orang (11,67 persen). Data itu mengalami penurunan sebesar 76,9 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2021 yang sebesar 1,08 juta orang (12,62 persen).

Salah satu Daerah yang melaksanakan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Provinsi Lampung merupakan Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung terdiri dari 20 kecamatan dan 126 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.175.397 jiwa dengan luas wilayah 296,00 km² dan sebaran penduduk 3.970 jiwa/km². Kelurahan Kedamaian merupakan salah satu Kelurahan yang memiliki banyak penduduk miskin di Kecamatan Kedamaian.

Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Kedamaian sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2017. Dengan adanya Bantuan Pangan Non Tunai di Kelurahan Kedamaian Kecamatan Kedamaian diharapkan dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial pada kelompok masyarakat miskin. Dari penjelasan tersebut, peneliti tertarik untuk lebih lanjut meneliti mengenai Implementasi Bantuan Pangan Non Tunai beserta faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Bantuan

(9)

Pangan Non Tunai di Kelurahan Kedamaian Kecamatan Kedamaian Kota Bandar Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil uraian di atas, maka adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Kedamaian Kecamatan Kedamaian Kota Bandar Lampung”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Kedamaian Kecamatan Kedamaian Kota Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

a) Secara Teoritis, hasil penelitian ini merupakan salah satu kajian ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan ilmu admnistrasi negara.

b) Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pegawai yang menangani langsung masalah tentang Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)

(10)

Sumber Referensi

Adi, I, R. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis). Cet. I.

Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Agustino, L. (2009). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

B, Bastriati. (2021). Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Universitas Muhammadiyah Makassar

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2017 Tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai.

Permensos No. 11 Tahun 2018 Tentang Penyaluran bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Suharto. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial.

Bandung: Refika Aditama.

Wikiwand. (n,d). Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bandar Lampung.

Diakses dari

https://www.wikiwand.com/id/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Kota _Bandar_Lampung

Yunus, E. Y. (2019). Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Di Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo. Reformasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 9(2), 138-152

Referensi

Dokumen terkait