10 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Larangan Merokok untuk Perlindungan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah. 10 Tahun 2013 tentang kawasan tanpa asap rokok dan kawasan larangan merokok, telah diterapkan di RSUD Datu Beru karena langkah-langkah yang diambil pihak rumah sakit untuk mendukung kebijakan tersebut. Penulis memilih tesis ini dengan judul “Implementasi Kebijakan Qanun Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok dalam Perlindungan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah”.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Perumusan Masalah
- Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Sistematika Penulisan
Demikian definisi KTR yang tertuang dalam pasal pertama Kanon Nomor 10 Tahun 2013 tentang kawasan tanpa rokok dan kawasan larangan merokok. Implementasi Kebijakan Kanon Nomor 10 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Pembatasan Merokok dalam Rangka Perlindungan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah.”. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya terkait Implementasi Kanon Nomor 10 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Larangan Merokok di Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah.
PENDAHULUAN
Penelitian ini dimaksudkan untuk melatih penulis dalam mengembangkan wawasan fikiran secara ilmiah, secara rasional menghadapi masalah-masalah yang ada dan timbul di lingkungannya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah. Untuk dapat melihat dan mengkaji penelitian ini secara tertib dan sistematis, maka dibuatlah suatu sistem penulisan yang diharapkan berkaitan antara satu bab dengan bab lainnya, yaitu sebagai berikut:
TINJAUAN TEORITIS
Bab ini menjelaskan teori-teori yang mendasari penelitian yang akan menjelaskan antara lain: Pengertian implementasi, kebijakan, kebijakan publik, implementasi kebijakan, faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan publik Implementasi kebijakan publik, Qanun edisi 10 tahun 2013, perlindungan kesehatan masyarakat, definisi otonomi Daerah Istimewa , Pengertian Qanun (perda).
METODE PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
PENUTUP
URAIAN TEORITIS
- Pengertian Implementasi
- Pengertian Kebijakan
- Pengertian Kebijakan Publik
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Publik
- Pengertian Implementasi Kebijakan
- Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
- Qanun No.10 Tahun 2013
- Perlindungan Kesehatan Masyarakat
- Pengertian Otonomi Daerah Khusus
- Pengertian Qanun
Meter dan Horn mendefinisikan implementasi kebijakan publik sebagai tindakan yang diambil oleh organisasi publik yang ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan sebelumnya. Winarno mendefinisikan implementasi kebijakan publik sebagai tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dari pemerintah dan swasta yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan sebelumnya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan publik adalah proses pengesahan baik berupa undang-undang, peraturan, keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Kerangka Konsep
Defenisi Konsep
Implementasi ini merupakan implementasi dari berbagai program yang dirujuk dalam suatu kebijakan.Ini merupakan aspek dari proses politik yang sangat sulit untuk menentukan hasil dari suatu kebijakan tertentu. Tindakan ini mencakup upaya untuk mengubah keputusan menjadi tindakan operasional dalam waktu tertentu. Implementasi kebijakan publik adalah proses memberlakukan undang-undang, peraturan, keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Serta tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kesehatan masyarakat adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Perlindungan kesehatan masyarakat adalah sekelompok orang yang selalu dalam keadaan sejahtera baik secara fisik maupun sosial dan hidup produktif dari segi sosial dan ekonomi.
Otonomi khusus adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan kepada provinsi untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat atas prakarsa sendiri dan berdasarkan keinginan rakyat. Istilah otonomi dapat diartikan sebagai kebebasan masyarakat untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Kategorisasi
Narasumber
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Lokasi dan Waktu Penelitian
- Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak dan Lokasi Penelitian
- Pelayanan penderita
- Pendidikan dan pelatihan
- Penelitian
- Kesehatan masyarakat
- Pelayanan rujukan upaya kesehatan
Rumah Sakit Umum Datu Beru berdiri sejak masa penjajahan Belanda pada tahun 1939, kemudian bernama Rumah Sakit Umum Takengon dan terletak di Jalan Yos Sudarso Takengon yang saat itu masih dikelola oleh pemerintah Belanda, kemudian setelah Indonesia merdeka, rumah sakit tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah Aceh Tengah. 109/menkes/SK/1995 RSU Takengon ditetapkan dari Tipe D menjadi Tipe C yang diresmikan pada tanggal 24 Juli 1995 dengan nama RSU Datu Beru Takengon, selanjutnya pada tahun 2002 seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah dan masa desentralisasi RSU Datu Beru Takengon berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 41 Tahun 2002 tentang Penetapan Struktur Organisasi dan Tata Kerja RS Datu Beru Takengon menjadi Badan Pelayanan Kesehatan BPK. Bersamaan dengan implementasi Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Rumah Sakit Umum BPK Datu Beru Takengon berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Realisasi RSU Datu Beru Takengon sebagai RS Rujukan Daerah Aceh Tengah. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah sakit dengan menerapkan prinsip profesional dan islami. Sehubungan dengan fungsi dasar tersebut, Rumah Sakit memberikan pendidikan kepada mahasiswa dan penelitian ilmiah yang juga merupakan fungsi penting.
Selain itu rumah sakit memiliki fungsi mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan yang juga menjadi fungsi rumah sakit. Pelayanan pasien langsung di rumah sakit terdiri dari pelayanan medik, pelayanan kefarmasian dan pelayanan keperawatan. Ini termasuk dokter, apoteker, perawat, staf rekam medis, ahli gizi, laboratorium dan administrator rumah sakit.
Tujuan utama rumah sakit sebagai institusi kesehatan masyarakat adalah membantu masyarakat dalam menurunkan angka kejadian penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Hasil Penelitian
- Distribusi Narasumber Menurut Jenis Kelamin
- Distribusi Narasumber Berdasarkan Umur
- Deskripsi Hasil Wawancara Berdasarkan Kategorisasi
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Selasa, 7 Maret 2017 yang dilakukan dengan narasumber, Ibu Fitriana S.H selaku pegawai Pelayanan RSUD Datu Beru mengatakan ada. Berdasarkan hasil wawancara pada hari Selasa, 6 Maret 2017 dengan Sdr. Jamaludin S.E selaku kepala bagian tata usaha RSU Datu Beru, memberikan jawaban atas tujuan yang diambil dalam pelaksanaan Qanun tersebut, yaitu tujuan memberikan perlindungan terhadap kesehatan masyarakat. Sebagaimana hasil wawancara pada Selasa, 07 Maret 2017 yang dilakukan oleh Ibu Fitriana S.H selaku Staf Pengabdian Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru, tujuan pelaksanaan Qanun adalah untuk melindungi kesehatan dari paparan asap rokok orang lain.
Sementara itu, hasil wawancara pada Kamis, 9 Maret 2017 yang dilakukan dengan Ibu Puteri Nami sebagai respon masyarakat bahwa tujuan penerapan Code ini adalah untuk menciptakan lingkungan rumah sakit yang sehat. Indra Lufti selaku Wakil Dirjen RSUD Datu Beru memberikan jawaban atas prosedur yang dilakukan dalam implementasi kebijakan tersebut yaitu pendampingan untuk daerah tanpa. Skm selaku Bagian Informasi dan Dokumentasi Data RS Datu Beru mengatakan, ada prosedur yang dilakukan dalam implementasi kebijakan tersebut, yakni pelaksanaan sosialisasi kawasan bebas rokok dan kawasan terbatas merokok.
Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan pada Selasa, 07 Maret 2017 oleh Ibu Fitriana S.H selaku Staf Pengabdian Program Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru menyampaikan bahwa prosedur yang dilakukan dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut adalah dengan mempromosikan lingkungan rumah sakit sebagai salah satu cara untuk menentukan kawasan bebas rokok dengan memasang spanduk peringatan kawasan bebas rokok di area rumah sakit. Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan pada hari Selasa, 07 Maret 2017 oleh Ibu Fitriana S.H selaku staf pelayanan program di RSUD Datu Beru menyampaikan bahwa proses implementasi kebijakan sudah berjalan, namun masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi dengan peraturan yang telah diberlakukan di rumah sakit. Sedangkan dari hasil wawancara pada Kamis, 09 Maret 2017 yang dilakukan dengan Ibu Puteri Nami, adapun masyarakat menanggapi bahwa proses implementasi kebijakan di RSU Datu Beru tidak memberikan sanksi secara tegas, sehingga masyarakat tidak sangat peduli dengan aturan yang ada karena sanksi yang diberikan hanya berupa teguran.
Hasil wawancara pada hari Kamis, 09 Maret 2017 yang dilakukan dengan Sdri. Syaddam Natuah sebagai masyarakat dalam proses implementasi kebijakan di RSU Datu Beru harus memberikan perlindungan.
Pembahasan
Mencapai tujuan dalam implementasi implementasi kebijakan yaitu mengarah pada suatu kegiatan atau kegiatan yang dinamis dan bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menentukan tujuan kebijakan sehingga pada akhirnya mempunyai hasil yang sesuai dengan tujuan tersebut. Tujuan Qanun ini adalah untuk memberikan perlindungan kesehatan masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah, namun belum dapat dikatakan sepenuhnya terealisasi. Karena kurangnya publisitas dan tidak tersedianya ruang merokok di lingkungan rumah sakit, menjadi kendala untuk mencapai tujuan qanun yang sudah berjalan. 3 tahun. Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut tentunya harus ada tahapan prosedur dan urutan kerja untuk mencapai tujuan secara efektif dalam penyelenggaraan lingkungan hidup yang sehat dan bersih.
Prosedur yang dilakukan di rumah sakit adalah melakukan pengawasan dan pemberian sanksi terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut yaitu pelaksanaan tahapan sosialisasi tentang kawasan tanpa rokok dan kawasan larangan merokok. Namun pada kenyataannya terdapat beberapa variasi jawaban dari informan yang mengatakan bahwa prosedur yang berjalan di RSU Datu Beru sudah berjalan namun belum optimal karena tidak adanya ruangan khusus merokok di dalam RSU Datu Beru. Adanya tahapan yang sangat penting dalam proses kebijakan dalam menentukan keberhasilan suatu proses kebijakan dimana tujuan dan dampak dari kebijakan tersebut dapat dihasilkan yaitu acuan tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan, untuk mencapai
Proses implementasi kebijakan yang dilakukan di rumah sakit sudah berjalan dengan baik namun belum efektif yaitu dengan membuat kawasan khusus merokok di lingkungan rumah sakit, namun tidak terealisasi. Rambu larangan merokok sudah dipasang di lingkungan rumah sakit, namun masih ada orang yang merokok di lingkungan rumah sakit.
Kesimpulan
RSUD Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah untuk berperan lebih aktif sebagai implementasi ketentuan yang tertuang dalam Qanun Nomor 10 Tahun 2013 tentang kawasan tanpa asap rokok dan kawasan dengan larangan merokok. Membuat ruang khusus merokok di lingkungan rumah sakit agar masyarakat tidak merokok di kawasan tanpa rokok dan melakukan sosialisasi lebih mendalam tentang Qanun Nomor 10 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok. Jawab : Kami memasang peringatan berupa stiker kawasan bebas asap rokok di lingkungan rumah sakit dan memberikan sanksi bagi yang melanggar peraturan tersebut.
Apa kendala dalam menjalankan prosedur kawasan bebas asap rokok dan kawasan larangan merokok di rumah sakit. Jawaban: belum berjalan dengan baik karena masih ada orang yang merokok di kawasan bebas rokok. Jawaban: Kami memasang peringatan untuk area dilarang merokok dan bebas rokok agar masyarakat tidak merokok di area bebas asap rokok.
Jawab: Kendalanya adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan belum adanya ruang khusus merokok di kawasan bebas rokok. Jawab: Kendalanya adalah kurangnya partisipasi masyarakat dan belum adanya tempat khusus merokok di RSUD Datu Beru. Jawaban: Kami melakukan tahap sosialisasi masyarakat dan memasang stiker dilarang merokok di area rumah sakit.
Jawab: Menurut kami kurang optimal, karena masih banyak orang yang merokok, dan tidak ada ruang khusus merokok di lingkungan rumah sakit. Jawab: Kendalanya adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan belum adanya area khusus merokok di RSUD Datu Beru. Jawab: tidak, karena masih banyak petugas rumah sakit dan orang yang merokok di lingkungan rumah sakit.