STUDI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PUBLIK
DUA
PRESFEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK
Pertama, perspektif politik, bahwa kebijakan publik di
dalam perumusan,
implementasi, maupun evaluasinya pada hakikatnya merupakan pertarungan berbagai kepentingan publik di dalam mengalokasikan dan mengelola sumberdaya (resources) sesuai dengan visi, harapan, dan prioritas yang ingin diwujudkan
Pertama, perspektif politik, bahwa kebijakan publik di
dalam perumusan,
implementasi, maupun evaluasinya pada hakikatnya merupakan pertarungan berbagai kepentingan publik di dalam mengalokasikan dan mengelola sumberdaya (resources) sesuai dengan visi, harapan, dan prioritas yang ingin diwujudkan
Kedua,perspektif administratif, bahwa kebijakan publik merupakan ikhwal yang berkaitan dengan sistem, prosedur, dan mekanisme, serta kemampuan para pejabat publik (official officers) di dalam menterjemahkan dan menerapkan kebijakan publik, sehingga visi dan harapan yang ingin dicapai dapat diwujudkan di dalam realitas Kedua,perspektif administratif, bahwa kebijakan publik merupakan ikhwal yang berkaitan dengan sistem, prosedur, dan mekanisme, serta kemampuan para pejabat publik (official officers) di dalam menterjemahkan dan menerapkan kebijakan publik, sehingga visi dan harapan yang ingin dicapai dapat diwujudkan di dalam realitas
PERKEMBANGAN STUDI KEBIJAKAN
Studi implementasi telah berkembang sejak beberapa dekade di negara-negara maju seperti Negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Untuk negara- negara berkembang studi implementasi masih merupakan topik yang hangat untuk dikaji maupun diperbincangkan.
Meningkatnya perhatian akademisi dinegara berkembang terhadap studi implementasi tidak lepas dari banyaknya fenomena tentang kegagalan kebijakan publik yang diimplementasikan di negara- negara berkembang.
Pendekatan dalam implementasi kebijakan publik dapat dikelompokkan menjadi tiga generasi
Generasi Pertama (1970-an) Generasi menggunakan Studi Kasus. Memahami implemantasi kebijakan sebagai masalah- masalah yang terjadi antara kebijakan dan eksekusinya.
Hakekat kebijakan publik yang dipahami oleh akademisi atau ilmuan administrasi publik, mereka percaya bahwa kebijakan publik, sebagai sebuah aksi kolektif dan merupakan instrumen yang dianggap paling efektif dalam memecahkan problema atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat (masalah publik) ketika mekanisme pasar gagal memecahkan masalah bersama
GENERASI KEDUA GENERASI KEDUA
Generasi kedua (1980-an),Generasi yang Membangun Model. Mengembangkan pendekatan implementasi kebijakan yang bersifat dari atas kebawah (top-down perspective), perspektif dari pendekatan yaitu berfokus pada tugas birokrasi untuk melaksanakan kebijakan yang telah diputuskan secara politik. Studi implementasi yang dilakukan generasi kedua lebih kompleks dan telah menggunakan metode yang ketat dengan mematuhi kaedah yang diisyaratkan bagi suatu kajian ilmiah.. Dalam menjelaskan permasalahan dalam implementasi mereka dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu pendekatan Top- Down dan Bottom-Up.
Generasi kedua (1980-an),Generasi yang Membangun Model. Mengembangkan pendekatan implementasi kebijakan yang bersifat dari atas kebawah (top-down perspective), perspektif dari pendekatan yaitu berfokus pada tugas birokrasi untuk melaksanakan kebijakan yang telah diputuskan secara politik. Studi implementasi yang dilakukan generasi kedua lebih kompleks dan telah menggunakan metode yang ketat dengan mematuhi kaedah yang diisyaratkan bagi suatu kajian ilmiah.. Dalam menjelaskan permasalahan dalam implementasi mereka dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu pendekatan Top- Down dan Bottom-Up.
PENDEKATAN TOP-DOWN PENDEKATAN TOP-DOWN
Pendekatan ini menggunakan logika berfikir dari atas lalu melakukan pemetaan kebawah untuk melihat keberhasilan atau kegagalan dalam implementasi suatu kebijakan. Pendekatan ini juga sering kali disebut “policy centered” karena hanya fokus kepada kebijakan dan berusaha untuk memperoleh fakta-fakta apakah kebijakan tersebut ketika diimplementasikan mampu mencapai tujuan atau tidak (cf.Hogwood and Gunn, 1984) Beberapa ahli yang dapat digolongkan sebagai penganut top-down adalah: Nakamura dan Smallwood (1980).Edward III (1980) dan Grindle (1980.
Pendekatan ini menggunakan logika berfikir dari atas lalu melakukan pemetaan kebawah untuk melihat keberhasilan atau kegagalan dalam implementasi suatu kebijakan. Pendekatan ini juga sering kali disebut “policy centered” karena hanya fokus kepada kebijakan dan berusaha untuk memperoleh fakta-fakta apakah kebijakan tersebut ketika diimplementasikan mampu mencapai tujuan atau tidak (cf.Hogwood and Gunn, 1984) Beberapa ahli yang dapat digolongkan sebagai penganut top-down adalah: Nakamura dan Smallwood (1980).Edward III (1980) dan Grindle (1980.
PENDEKATAN BOTTOM-UP PENDEKATAN BOTTOM-UP
Pendekatan bottom-up ini dipelopori oleh beberapa peneliti Generasi kedua seperti Elmore (1978,1979), Lipsky (1971), Berman (1978) dan Hjern, Hanf, serta Porter (1978) yang didasarkan atas ketidakpuasan mereka, kemudian mereka mengembangkan pendekatan baru yaitu bottom-up. Para penganut pendekatan ini mencoba menekankan bagaimana pentingnya memperhatikan dua aspek yang penting dalam implementasi suatu kebijakan, yaitu: birokrat pada level bawah (street level bureaucrat) dan kelompok sasaran kebijakan (target group)
Pendekatan bottom-up ini dipelopori oleh beberapa peneliti Generasi kedua seperti Elmore (1978,1979), Lipsky (1971), Berman (1978) dan Hjern, Hanf, serta Porter (1978) yang didasarkan atas ketidakpuasan mereka, kemudian mereka mengembangkan pendekatan baru yaitu bottom-up. Para penganut pendekatan ini mencoba menekankan bagaimana pentingnya memperhatikan dua aspek yang penting dalam implementasi suatu kebijakan, yaitu: birokrat pada level bawah (street level bureaucrat) dan kelompok sasaran kebijakan (target group)
GENERASI KETIGA
Generasi ketiga (1990-an) dikembangkan oleh Malocom L.Gogging. Merumuskan bahwa perilaku aktor pelaksana implementasi kebijakan lebih menentukan keberhasilan implementasi kebijakan.
Pada masa ini lahir pendekatan kontijensi (situasional) yang berpandangan bahwa implementasi kebijakan didukung oleh implementasi kebijakan tersebut. Berbagai upaya untuk membangun model dan mengujinya dilapangan makin membuat body of knowledge studi implementasi terus mengalami perkembangan. Hal ini member peluang bagi para model yang berhasil digagas oleh para ahli.
KONSEPTUALISASI IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
Menurut Van Meter dan Van Horn
“impIementasi kebijakan merupakan tindakan- tindakan yang dilakukan baik oleh individu/pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta, yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”
Menurut Van Meter dan Van Horn
“impIementasi kebijakan merupakan tindakan- tindakan yang dilakukan baik oleh individu/pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta, yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan”
Menurut Masmanian dan Sabatier
“implementasi kebijakan sebagai pelaksanaan berbagai keputusan, baik yang berasal dari legislatif, eksekutif, dan yudikatif”
Menurut Masmanian dan Sabatier
“implementasi kebijakan sebagai pelaksanaan berbagai keputusan, baik yang berasal dari legislatif, eksekutif, dan yudikatif”
Tiga unsur
Penting dalam Implementasi Kebijakan
Publik
Adanya program atau kebijakan yang
dilaksanakan Adanya program atau kebijakan yang
dilaksanakan
Unsur pelaksana (implementor), baik organisasi maupun perorangan untuk bertanggung
jawab dalam
memperolehpelaksanaan dan pengawasan dari proses
implementasi tersebu
Target group, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat dari program ini, perubahan
atau penngkatan Target group, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat dari program ini, perubahan
atau penngkatan
INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK