• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI

N/A
N/A
Zakaria Saputra

Academic year: 2025

Membagikan "IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI

Disusun Oleh:

Zakaria Saputra (2311050028)

Dosen Pengampu:

Muhammad Fadli, S.Sos, M.I.Kom

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2024/1446

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sampaikan kepada Allah SWT., yang telah memberikan Rahmaat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini.

Selanjutnya, Sholawat beriringan salam penulis sampaikan kepada Baginda Raasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa dunia ini kepada peradaban yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Manajemen Pengetahuan dengan harapan dapat memberikan wawasan dan pemahaman lebih mendalam mengenai implementasi knowledge management dalam organisasi. Di era modern saat ini, knowledge manajemen memiliki peran yang signifikan dalam mendukung penyebaran dan pengelolaan pengetahuan. Oleh karena itu, knowledge management menjadi salah satu faktor penting dalam mengembangkan dan melahirkan pengetahuan baru.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan karya tulis ini di masa mendatang.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan menjadi tambahan pengetahuan mengenai implementasi knowledge management.

Padang, 20 Desember 2024

Pemakalah

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I... 1

PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Penulisan... 2

BAB II... 3

PEMBAHASAN...3

A. Pengertian Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)...3

B. Jenis – jenis Knowledge Management...3

C. Teori – teori Terkait Knowledge Management...4

D. Proses dalam Knowledge Management...5

E. Implementasi Knowledge Management dalam Organisasi...5

BAB III... 8

PENUTUP... 8

A. Kesimpulan... 8

B. Saran... 8

DAFTAR PUSTAKA... 10

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi saat ini, pengelolaan pengetahuan atau knowledge management telah menjadi salah satu aspek penting dalam menjalankan organisasi. Organisasi yang mampu mengelola pengetahuan secara efektif akan memiliki keunggulan kompetitif yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak.

Pengetahuan menjadi aset berharga yang dapat meningkatkan inovasi, pengambilan keputusan, dan efisiensi operasional. Ole karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai implementasi knowledge management dalam organisasi adalah sangat krusial.

Salah satu tantangan utama dalam implementasi knowledge management adalah bagaimana mengidentifikasi, mengorganisir, dan mendistribusikan pengetahuan yang ada di dalam organisasi. Pengetahuan tidak hanya terbatas pada data dan informasi yang terstruktur, tetapi juga mecakup pengalaman, keterampilan, dan wawasan individu. Oleh karena itu, pendekatan yang holistic dan sistematis diperlukan untuk memastikan bahwa pengetahuan tersebut dapt diakses dan dimanfaatkan oleh semua anggota organisasi. Hal ini juga mencakup penguatan budaya berbagi pengetahuan di anatara karyawan.

Selain itu, teknologi informasi memainkan peran penting dalam mendukung implementasi knowledge management. Dengan adanya platform digital yang memfasilitasi penyimpanan dan pengaksesan informasi, organisasi dapat lebih mudah mengelola pengetahuan yang ada. Berbagai alat dan sistem, seperti basis data, intranet, dan aplikasi kolaboratif, dapat membantu dalam proses ini. Namun, pemilihan dan penggunaan teknologi yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik organisasi agar dapat memberikan hasil yang optimal.

Implementasi knowledge management yang berimplikasikan pada aspek struktural dan manajerial dalam organisasi. Diperlukan dukungan dari manajemen puncak dan komitmen dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan dan penerapan knowledge management. Keterlibatan semua anggota organisasi dalam proses berbagi pengetahuan sangat penting, karena pengetahuan yang dimiliki oleh individu dapat menjadi sumber kekuatan bagi keseluruhan organisasi. Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan keterampilan dalam domain knowledge management harus menjadi prioritas.

(5)

Terakhir, makalah ini bertujuan untuk mengkaji berbagai metode dan strategi dalam implementasi knowledge management di berbagai jenis organisasi. Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat memahami pentingnya pengelolaan pengetahuan dan bagaimana pendekatan yang tepat dapat membawa manfaat signifikan bagi kinerja organisasi. Melalui analisis yang mendalam, makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berguna bagi praktisi dan akademisi dalam bidang manajemen pengetahuan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, terdapat yang perlu diketahui dan dikaji secara mendalam, yakni:

1. Apakah pengertian knowledge management?

2. Apa saja jenis-jenis knowledge management?

3. Teori apa saja terkait knowledge management?

4. Bagaimana proses dalam knowledge management?

5. Dalam sebuah organisasi, bagaimana implementasi knowledge management?

C. Tujuan Penulisan

Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat:

1. Mengetahui dan memahami pengertian knowledge management.

2. Mengetahui dan memahami jenis-jenis knowledge management.

3. Mengetahui dan memahami teori-teori terkait knowledge management.

4. Mengetahui dan memahami bagaimana proses dalam knowledge managent.

5. Mengetahui dan memahami implementasi knowledge management dalam organisasi.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)

Manajemen Pengetahuan adalah proses yang membantu organisasi menemukan, memilih, mengatur, menyebarluaskan, dan mentransfer informasi penting serta keahlian yang diperlukan untuk aktivitas seperti pemecahan masalah, pembelajaran dinamis, perencanaan strategis, dan pengambilan keputusan (Swaty & Kumar, 2021).

Tujuan utama knowledge managemet adalah untuk mengelola pengetahuan dalam suatu organisasi secara efektif sehingga dapat meniingkatkan kemampuan organisasi dalam berinovasi, beradaptasi dengan perubahan, dan meningkatkan daya saingnya (Alavi &

Leidner, 2001). Knowledge management melibatkan penggunaan berbagai teknologi dan praktek untuk memfasilitasi penciptaan, penyebaran, dan pemanfaatan pengetahuan dalam suatu organisasi.

Manajemen pengetahuan merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengelola pengetahuan organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Proses ini melibatkan identifikasi, penciptaan, penyimpanan, dan penyebaran pengetahuan di sesluruh organisasi (Onoye & Ikechukwu, 2024). Knowledge management meliputi berbagai aktivitas seperti identifikasi kebutuhan pengetahuan, akuisisi pengetahuan, pengorganisasian pengetahuan, dan penyebaran pengetahuan, serta pemanfaatan pengetahuan untuk meningkatkan kinerja organisasi (Nonaka & Takeuchi, 1995).

Penerapan knowledge management dalam organisasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, serta kemampuan organisasi untuk berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.

B. Jenis – jenis Knowledge Management

Dalam organiasi, manajemen pengetahuan dibagi menjadi dua jenis utama, yakni pengetahuan tacit dan explicit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan yang tidak terdokumentasi dan hanya dimiliki oleh individu. Pengetahuan ini mencakup pengalaman, keterampilan, serta keahlian yang dimiliki oleh karyawan, dan pengelolaannya dapat dilakukan melalui mentoring, pelatihan langsung di tempat kerja, serta diskusi antar karyawan. Sebaliknya, pengetahuan explicit adalah pengetahuan yang sudah

(7)

terdokumentasi dan terstruktur, seperti dokumen, database, dan sistem informasi.

Pengelolaan pengetahuan explicit dilakukan dengan cara mendokumentasikan informasi, menggunakan sistem informasi, serta melakukan analisis data. Menurut Sofia Widiarti dan Mochamad Vrans Romi dalam jurnal Sultanist, “Pengetahuan tacit dan eksplisit secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan; organisasi pembelajaran secara positif memperkuat hubungan antara pengetahuan tacit dan kinerja karyawan.” Dengan demikian, baik pengetahuan tacit maupun explicit memiliki peranan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan dan efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Adapun pendapat lain, pengetahuan dalam organisasi dapat dikategorikan menjadi tiga jenis utama, yaitu pengetahuan eksplisit, pengetahuan, dan pengetahuan implisit. Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang terdokumentasi dan terstruktur, seperti manual database, dan dokumen resmi. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan yang tidak terdokumentasi dan hanya dimiliki oleh individu, mencakup pengalaman, keterampilan, serta keahlian. Sementara, pengetahuan adalah pengetahuan yang berada di antara keduanya, lebih sulit untuk diartikulasikan daripada pengetahuan eksplisit namun lebih mudah dibagikan daripada pengetahuan tacit. Menurut Durst,Edvardsson, dan Foli dalam Journal of Knowledge Managenent (2023), “Pengetahuan dalam organisasi dapat dikategorikan menjadi tiga jenis utama: pengetahuan eksplisit, pengetahuan tacit, dan pengetahuan implisit. Setiap jenis pengetahuan ini memerlukan penedekatan yang berbeda untuk pengelolaannya.” Dengan mengelola semua jenis pengetahuan ini secara efektif, organisasi dapat meningkatkan kinerja dan inovasi secara keseluruhan.

C. Teori – teori Terkait Knowledge Management

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan proses dan penerapan knowledge management, seperti:

1. Teori Knowledge Conversion dari Nonaka dan Takeuchi, yang menjelaskan proses konversi pengetahuan tacit menjadi pengetahuan explicit dan sebaliknya. “Knowledge creation is a continuous process of interaction between tacit and explicit knowledge.”

Yang menggambarkan proses penciptaan dan penggunaan pengetahuan dalam organisasi.

2. Teori Knowledge Sharing dari Devenport dan Prusak, “Knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information, and expert insight.” Yang

(8)

maksudnya fokus pada bagaimana organisasi dapat mengumpulkan, menyimpan dan menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi.

3. Teori Organizational Learning dari Argyris dan Schoen, yang memfokuskan pada proses belajar dan beradaptasi dalam suatu organisasi. Teori ini dikelan dengan konsep

“single-loop learning” dan double-loop learning”. Single-loop learning adalah proses dimana organisasi mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan tanpa mengevaluasi asumsi dasar yang mendasari tindakan mereka. Sedangkan, double-loop learning melibatkan evaluasi dan perubahan pada asumsi dasar dan norma organisasi yang mendasari tindakan mereka.

4. Teori Intelligent Organization dari Quinn, yang menjelaskan bahwa organisasi harus dapat memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan berinovasinya.

Organisasi yang cerdas akan meningkatkan nilai melalui kecanggihan teknologi, basis pengetahuan yang lebih baik, responsibilitas kreatif terhadap pelanggan, dan pengelolaan yang luar biasa dari kapital manusia dan intelektual.

D. Proses dalam Knowledge Management

Knowledge management melibatkan beberapa proses utama, yakni:

1. Knowledge Creation: Proses menciptakan pengetahuan baru melalui berbagai cara seperti riset dan pengembangan, analisis data, serta interaksi antar karyawan.

2. Knowledge Capture: Proses mengumpulkan dan mendokumentasikan pengetahuan yang telah ada dalam suatu organisasi.

3. Knowledge Organization: Proses mengorganisasi pengetahuan agar dapat diakses dengan mudah.

4. Knowledge Dissemination: Proses menyebarluaskan pengetahuan pengetahuan ke seluruh bagian organisasi dan karyawan.

5. Knowledge Utilization: Proses memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan kinerja organisasi.

6. Knowledge Refinery: Proses memperbarui dan mengembangkan pengetahuan yang telah ada agar tetap relevan dan bermanfaat.

E. Implementasi Knowledge Management dalam Organisasi

Implementasi knowledge management dalam organisasi melibatkan beberapa lamgkah seperti:

1. Identifikasi kebutuhan pengetahuan organisasi dan karyawan.

(9)

2. Membangun sistem dan infrastruktur penunjang knowledge management seperti sistem informasi, database knowledge, serta ruang diskusi.

3. Mengembangkan budaya berbagi pengetahuan dan belajar dalam organisasi.

4. Membangun tim knowledge management yang bertugas mengkoordinasikan proses knowledge management dalam organisasi.

5. Menjalankan proses knowledge management secar terus – menerus dan monitoring hasilnya.

Contoh implementasi knowledge management dalam organisasi adalah pemberdayaan sistem enterprise portal untuk mengelola dan menyebarluaskan pengetahuan dalam suatu korporasi, atau penggunaan sistem community of practice untuk memfasilitasi berbagi pengetahuan antar karyawan yang memiliki kompetensi sejenis.

Bagi organisasi yang ingin menerapkan knowledge management, maka perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti kemampuan teknologi, budaya organisasi, serta komitmen manajemen. Implementasi knowledge management perlu dilakukan secara sistematik dan berkelanjutan agar dapat memberikan hasil yang optimal.

Implementasi manajemen pengetahuan merupakan proses yang penting bagi organisasi untuk menemukan, memilih, mengorganisir, menyebarluaskan, dan mentransfer informasi serta keahlian yang diperlukan dalam aktivitas seperti pemecahan masalah, pembelajaran dinamis, perencanaan strategis, dan pengambilan keputusan Menurut Dr.

Swaty dan Dr. Mohan Kumar (2021), “Knowledge management is a process that helps orgnizations find, select, organize, disseminate and tranfer important information and expertise necessary for activities such as problem solving, dynamic learning, strategic planning and decision-making.” Hal ini menunjukkan pentingnya proses manajemen pengetahuan dalam meningkatkan kinerja dan efisiensi organisasi.

Selain itu, keberhasilan implementasi manajemen pengetahuan sangat bergantung pada budaya organisasi yang mendorong berbagi pengetahuan. Riya Widayanti (2023) menyatakan bahwa “Knowledge management involves creating a culture where knowledge sharing is the norm and providing incentives for employees to share their knowledge.” Dalam hal ini, penting bagi organisasi untuk menciptakan budaya yang mendukung dan memberikan insentif kepada karyawan untuk berbagi pengetahuan mereka.

Setiap organisasi memiliki karakteristik unik yang harus dipahami untuk menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang tepat. Seperti yang diungkapkan oleh Rani Puspita D, M.Kom (2023), “Impementing knowledge management requires

(10)

management system that will be implemented.” Pemahaman ini sangat penting agar sistem yang diterapkan dapat sesuai kebutuhan dan karakteristik organisasi tersebut.

Manajemen pengetahuan juga dapat memberikan keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan aset intelektual dan meningkatkan kinerja organisasi. Menurut Wawan Kusdiawan (2021), “Knowledge management can provide a competitive advantage by leveraging intellectual assets and improving organizational performance.” Dengan demikian, manajemen pengetahuan tidak hanya membantu dalam operasional sehari – hari, tetapi juga dalam strategi jangka Panjang untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.

Namun, keberhasilan implementasi manajemen pengetahuan juga dipengaruhi oleh kemampuan organisasi dalam mengatasi hambatan seperti resistensi terhadap perubahan dan kurangnya infrastruktur teknologi. Riya Widayanti (2023) menyatakan bahwa “The success of knowledge management implementation depends on the organization’s ability to overcome barriers such as resistance to change and lack of technological infrastructure.” Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan – hambatan tesebut agar implementasi manajemen pengetahuan dapat berjalan dengan lancer.

Dengan memahami dan mengimplementasikan manajemen pengetahuan secara efektif, organisasi dapat mengoptimalkan penggunaan informasi dan keahlian yang dimiliki untuk mencapai tujuan strategis dan meningkatkan kinerja keseluruhan.

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Knowledge management adalah suatu konsep penting dalam manajemen pengetahuan dalam suatu organisasi. Dengan menerapkan knowledge management, organisasi dapat meningkatkan kemampuan berinovasinya, meningkatkan kualitas produk dan jasa, serta meningkatkan daya saing dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.

Implementasi knowledge management perlu mempertimbangkan berbagai faktor termasuk kemampuan teknologi, budaya berbagi pengetahuan, serta komitmen manajemen. Dengan demikian, organisasi dapat memperoleh manfaat optimal dari pengetahuan yang dimiliki.

B. Saran

Setelah melakukan identifikasi dan analisis, terdapat beberapa saran yang mungkin dapat membantu sebagai berikut.

1. Evaluassi Kebutuhan

Langkah pertama dalam implementasi manajemen pengetahuan adalah mengevaluasi kebutuhan spesifik organisasi. Organisasi perlu mengidentifikasi area di mana diperlukan dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat meningkatkan proses dan keputusan. Langkah ini penting untuk merancang strategi yang sesuai dengan visi dan misi organisasi.

2. Pengembangan Strategi

Setelah kebutuhan diidentifikasi, organisasi harus mengembangkan strategi manajemen pengetahuan yang jelas dan terukur. Strategi ini harus mencakup langkah – langkah spesifik dan tujuan jangka Panjang yang ingin dicapai. Penting untuk memastikan bahwa strategi ini sejalan dengan keseluruhan tujuan bisnis dan dapat diukur keberhasilannya.

3. Infrastruktur Teknologi

Infrastruktur teknologi yang memadai adalah kunci keberhasilan implementasi manajemen pengetahuan. Organisasi harus menyediakan sistem pengelolaan pengetahuan (Knowledge Management System) dan alat kolaborasi yang mendukung proses berbagi dan pengelolaan pengetahuan. Dengan teknologi yang tepat, organisasi

(12)

4. Budaya Berbagi Pengetahuan

Membangun budaya organisasi yang mendukung berbagi pengetahuan adalah Langkah penting dalam implementasi manajemen pengetahuan. Organisasi harus menciptakan lingkungan di mana berbagi pengetahuan dianggap sebagai norma dan memberikan insentif kepada karyawan untuk berbagi pengetahuan mereka. Budaya berbagi ini akan membantu organisasi memanfaatkan pengetahuan kolekstifnya dengan baik.

5. Pelatihan dan Pengembangan

Program pelatihan yang berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan karyawan dalam manajemen pengetahuan. Organisasi harus menyelenggarakan pelatihan yang efektif dan relevan dengan kebutuhan karyawan. Selain itu, penting untuk mengukur keberhasilan pelatihan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

6. Pengukuran dan Evaluasi

Pengukuran dan evaluasi berkala diperlukan untuk menilai efektivitas implementasi manajemen pengetahuan. Organisasi harus menggunakan KPI (Key Performance Indicators) yang relevan untuk mengukur keberhasilan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Evaluasi ini akan membantu organisasi melakukan penyesuaian strategi dan memastikan bahwa tujuan manajemen pengetahuan tercapai.

7. Mengatasi Hambatan

Hambatan seperti resistensi tehadap perubahan, kurangnya dukungan manajemen, dan masalah infrastruktur tekknologi sering kali menjadi penghalang dalam implementasi manajemen pengetahuan. Organisasi harus mengidentifikasi hambatan – hambatan ini sejak awal dan merancang solusi untuk mengatasinya.

Dengan demikian, organisasi dapat memastikan bahwa proses implementasi berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang diinginkan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Alavi, M., & Leidner, D. (2001). Review: Knowledge Management and Knowledge Management Systems: Conceptual Foundations and Research Issues. MIS quarterly, 1, 107. https://doi.org/10.2307/3250961

Argyris-C.-Theories-of-action-double-loop-learning-and-organizational-learning-revised- 20-9-2011.pdf. (t.t.). Diambil 27 Desember 2024, dari https://zeno- organisatieontwikkeling.nl/zeno/wp-content/uploads/2020/09/Argyris-C.-Theories-of- action-double-loop-learning-and-organizational-learning-revised-20-9-2011.pdf Davenport, T. H. (t.t.). Whatever Happened to Knowledge Management?

Durst, S., Edvardsson, I. R., & Foli, S. (2023). Knowledge management in SMEs: A follow-up literature review. Journal of Knowledge Management, 27(11), 25–58.

https://doi.org/10.1108/JKM-04-2022-0325

Frontiers | Managing Knowledge in Organizations: A Nonaka’s SECI Model Operationalization. (t.t.). Diambil 27 Desember 2024, dari https://www.frontiersin.org/journals/psychology/articles/10.3389/fpsyg.2019.02730/

full

Jasmine, A. F., Nurlela, I., Primaranti, J., Shari, S. V., & Widayanti, R. (2024). Measuring Contingency Factors in the Application of Knowledge Management in the XYZ College Session Management System Process. 3(1).

KNOWLEDGE MANAGEMENT. (t.t.).

Nonaka, I., & Takeuchi, H. (1995). Knowledge and Management. Dalam I. Nonaka & H.

Takeuchi (Ed.), The Knowledge-Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation (hlm. 0). Oxford University Press.

https://doi.org/10.1093/oso/9780195092691.003.0002

Ononye, U. H., & Ikechukwu, M. (2024). PERSONAL KNOWLEDGE MANAGEMENT AND EMPLOYEE PERFORMANCE NEXUS WITH THRIVING AT WORK AS A MEDIATING FACTOR IN A PUBLIC ORGANIZATION CONTEXT. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 26(2), 88–98. https://doi.org/10.9744/jmk.26.2.88-

(14)

Swaty, D., & Kumar, D. M. (t.t.). Knowledge Management: Process and Challenges.

Knowledge Management.

Windiarti, S., & Romi, M. V. (2024). TACIT AND EXPLICIT KNOWLEDGE MANAGEMENT MODERATED BY LEARNING ORGANIZATION IN AN EFFORTS TO IMPROVE LECTURERS’ PERFORMANCE IN WEST JAVA.

SULTANIST: Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 12(2), 309–318.

https://doi.org/10.37403/sultanist.v12i2.652

Referensi

Dokumen terkait

Knowledge Management (penciptaan, perekaman dan organisasi, penyebaran, akses dan pengunaan, dan dilanjutkan dengan penciptaan kembali pengetahuan, dan seterusnya), (b)

Manajemen Pengetahuan ( Knowledge Management ) merupakan sumber atau penempatan dari sekurang-kurangnya empat jenis asset pengetahuan (orang,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: kebijakan teknis mendukung untuk manajemen pengetahuan di ITB digambarkan dalam visi, misi dan tujuan dari ITB; penerapan manajemen

PENGARUH KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP KINERJA

Banyak para pakar yang telah menyusun metodologi untuk mengarahkan tahap demi tahap implementasi manajemen pengetahuan, namun demikian organisasi harus memahami metodologi

Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) adalah proses bagaimana organisasi menghasilkan kemakmuran dari sisi intelektual atau knowledge-based assets, yakni

Pengertian Dasar Organisasi & Manajemen Pengertian Dasar Organisasi & Manajemen

Banyak para pakar yang telah menyusun metodologi untuk mengarahkan tahap demi tahap implementasi manajemen pengetahuan, namun demikian organisasi harus memahami metodologi