Implementasi Program Pembelajaran Takhasus Dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Santri Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember. Implementasi Program Takhasus Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Asrama Nurul Islam Antirogo Jember.
PENDAHULUAN
Fokus Penelitian
Bagaimana merencanakan program Takhasus untuk mengembangkan keterampilan membaca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember. Bagaimana penerapan program Takhasus dalam mengembangkan keterampilan membaca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember.
Penegasan Istilah
Kami berharap penelitian program Takhasus ini dapat menjadi inovasi dalam meningkatkan kemampuan membaca Kitab Kuning siswa. Bagi Pondok Pesantren Nuris diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan kemampuan membaca kitab kuning santri.
Sistematika Pembahasan
Efektivitas penerapan metode Sorogan terhadap kemampuan membaca Kitab Kuning di Asrama Islam Al-Hikmah Kedaton Bandar Lampung. Penerapan Metode Sorogan dan Bandungan dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Asrama Nurul Hidayah Kasemen.
Kajian Teori
Di beberapa lembaga pendidikan terdapat dua jenis program tahfidzul yang sering dilaksanakan, yaitu program tahfidzul Quran dan program tahfidzul baca kitab kuning. Kemampuan membaca kitab kuning adalah kemampuan siswa dalam membaca kitab sesuai dengan ketepatan penerapan. 114. pengetahuan nahwu dan shorf serta kemampuan memahami isi kitab kuning yang dibacanya.
Kemampuan membaca kitab kuning berkembang seiring dengan meningkatnya pemahaman siswa terhadap ilmu Nahwu dan Shorf.36. Dikatakan bahwa seseorang dapat membaca kitab kuning jika ia dapat menerapkan ketentuan-ketentuan dalam ilmu nahwu dan shorof.
Kerangka Konseptual
Langkah selanjutnya adalah menentukan jenis tes dengan menanyakan apakah materi tersebut cocok untuk tes tertulis/lisan. Apabila jawabannya benar, maka materi yang dimaksud diujikan secara tepat dalam bentuk soal, soal pilihan ganda, atau uraian. Jika jawabannya salah, jenis tes yang sesuai adalah tes tindakan: tes kinerja, penugasan (proyek produk) atau lainnya.
Takhasus merupakan program keterampilan khusus yang diberikan kepada siswa, dalam hal ini keterampilan membaca kitab kuning. Tujuan pondok pesantren agar santrinya dapat membaca dan memahami berbagai jenis kitab kuning dapat tercapai dengan program mahaz, meskipun ada kendala program kitab kuning mahaz tetap berjalan dan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Bab ini berisi tentang metode-metode yang digunakan peneliti untuk memperoleh data-data yang diperlukan sehingga dapat menjadi bahan penelitian atau biasa disebut dengan metode penelitian. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang berbentuk studi kasus yang berarti kumpulan kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mengakar pada suatu agenda, peristiwa dan kegiatan, baik hanya dengan individu atau kelompok dengan tujuan untuk mencapai tujuan. memperoleh pemahaman luas mengenai peristiwa atau program acara yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis bagaimana upaya yang dilakukan dalam penerapan program Takhasus untuk mengembangkan keterampilan membaca kitab kuning siswa.
Lokasi Penelitian
Kehadiran Peneliti
Peristiwa atau kejadian yang dipilih dan kemudian disebut kejadian adalah suatu keadaan atau keadaan yang sebenarnya atau nyata yang sedang terjadi dan bukan sesuatu yang terjadi pada masa lampau.
Subyek Penelitian
Selain itu peneliti juga memerlukan dokumen berupa data sekolah yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu program Takhasus untuk mengembangkan kemampuan membaca siswa pada kitab kuning.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis observasi yaitu observasi terstruktur dan tidak terstruktur, karena peneliti melakukan analisis terhadap penerapan program nasaf dalam pengembangan keterampilan membaca kitab kuning siswa dengan mengacu pada pedoman observasi yang ada. adalah. dibuat dan juga penerapan observasi perkembangan sesuai yang terdapat di pondok pesantren. Nuris. Pada tahap wawancara ini, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam dimana upaya peneliti akan dilakukan untuk menggali data sedalam-dalamnya mengenai pelaksanaan program fase dalam pengembangan kemampuan membaca buku siswa Nuris, dengan cara melibatkan diri secara langsung dalam pelaksanaan program nasha, memudahkan peneliti dalam merumuskan pedoman wawancara yang sesuai dengan penelitian. Selain dari beberapa pertanyaan yang telah dirumuskan, peneliti juga menanyakan beberapa hal yang tidak tertulis dalam pedoman, namun merupakan hasil pengembangan dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, hal ini akan membawa peneliti memperoleh informasi yang lebih luas.
Wawancara yang dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember meliputi pengurus Pondok Pesantren Nuris, ketua program spesialis, kepala bagian personalia, guru ustadz dan ustadzah, serta santri yang berpartisipasi dalam program spesialis. Dalam teknik dokumentasi ini peneliti tidak hanya menggunakan dokumen berupa foto saja, namun juga data-data yang berkaitan dengan program mahasa, seperti hasil pertemuan yang berkaitan dengan program mahasa dan kemampuan membaca kitab kuning siswa, dokumen tentang pengembangan kemampuan membaca kitab kuning siswa nuris dan beberapa dokumen lain yang dipandang perlu untuk disertakan dalam survei sebagai bukti dilakukannya survei ini.
Analisis Data
Dalam prosedur kondensasi data, peneliti memilih, mengkategorikan, dan mempersempit data yang diperoleh dari proses observasi, tanya jawab, dan dokumentasi sesuai dengan fokus penelitiannya. Apabila di kemudian hari ternyata ada data yang tidak sesuai dengan penelitian, maka dipisahkan dari data yang bersangkutan. Dalam penelitian ini peneliti menyeleksi seluruh data yang diperoleh mengenai pelaksanaan program takhasus untuk mengembangkan kemampuan membaca kitab kuning yang dianggap penting dan dapat menjawab permasalahan yang diteliti.
Peneliti kemudian menyajikan data yang telah melalui proses analisis dengan menggunakan kalimat deskriptif dan naratif serta menambahkan beberapa diagram dengan tujuan memudahkan peneliti dan pembaca dalam memahami data yang disajikan. Kesimpulan yang diperoleh dari data yang telah disajikan dan telah melalui analisis sebelumnya selanjutnya akan direduksi dan disajikan, serta membandingkan kesimpulan data tersebut dengan teori-teori yang relevan terkait dengan implementasi program takhasus dalam pengembangan kemampuan membaca kitab kuning. santri di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember.
Keabsahan Data
- Tahap-tahap Penelitian
- Perencanaan Program Takhasus Dalam Menumbuhkan Kemampuan Baca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember
Program takhasus merupakan program khusus membaca dan memahami kitab kuning, program ini digagas oleh Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam yaitu Gus. Awalnya, program takhasus ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang sudah lulus, namun belum bisa membaca buku atau lancar membacanya. Tujuan dari program Takhasus ini adalah pertama untuk membantu para pelajar yang belum lancar dalam membaca dan memahami Kitab Kuning agar dapat fasih, dan kedua untuk mempelajari kitab-kitab tertentu secara mendalam.
Diselenggarakannya program spesialis kitab kuning yang digagas oleh pengurus Pondok Pesantren Nurul Islam Jember ini membawa manfaat bagi para santri yang mengikutinya, karena mereka dapat secara intensif belajar membaca dan memahami kitab kuning. Apabila seorang mahasiswa mempunyai hasil membaca buku yang lebih rendah dari KKM, maka ia berhak mengikuti program Peminatan Kitab Kuning.
RMNIFULIMELIKIRUKRTEGRAF
Pelaksanaan Program Takhasus Dalam Menumbuhkan Kemampuan Baca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember
89 Hasil wawancara Ustadz Hasan Barsuni, Senin 31 Oktober 2022 sekitar 60 menit 15 detik, tepatnya pukul. 92 Hasil wawancara Ustadz Hasan Barsuni, Senin 31 Oktober 2022 sekitar 60 menit 15 detik, tepatnya pukul. Sebenarnya, metode berikut ini digunakan oleh guru ketika mengajar program khusus.
97 Hasil wawancara Ustadz Hasan Barsuni, Senin 31 Oktober 2022 kurang lebih 60 menit 15 detik tepatnya pukul. 101 Hasil wawancara Ustadz Hasan Barsuni, Senin 31 Oktober 2022 kurang lebih 60 menit 15 detik, tepatnya pukul.
Evaluasi Program Takhasus Dalam Menumbuhkan Kemampuan Baca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember
Namun mudah-mudahan segera kami membeli sesuatu yang khusus untuk program tsafal agar media yang digunakan lebih lengkap.106. Ternyata penerapan program kitab kuning takhasu tidak selalu dirasakan baik dan bermanfaat oleh mahasiswa program takhasu. Metode pengukuran kemampuan mahasiswa program spesialis adalah dengan menggunakan tes pengajaran tertulis, lisan dan praktek.
Evaluasi akhir program peminatan ini dilakukan dengan tes tertulis dan lisan sehingga penilaian dilakukan lebih obyektif. Perkembangan yang dirasakan pasca pelaksanaan program khusus tersebut dapat dirasakan dari dua hal; Pertama, pengembangan dari segi kemampuan siswa dalam membaca dan memahami Kitab Kuning sudah tepat.
Temuan Penelitian
- Perencanaan Program Takhasus Dalam Menumbuhkan Kemampuan Baca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember
- Pelaksanaan Program Takhasus Dalam Menumbuhkan Kemampuan Baca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember
Program Takhasus berencana untuk mengembangkan kemampuan membaca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember. Membaca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember. Acara nasaf kitab kuning di Nuris dipimpin langsung oleh pengurus kediaman Islam Nurul Islam Jember, Gus Robith Qoshidi, Lc. Implementasi program Takhasus dalam pengembangan kemampuan membaca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember Membaca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember.
Program Kitab Kuning Takhasus di Pondok Pesantren Nuris merupakan proses pembelajaran Kitab Kuning secara intensif di luar sekolah dan pembelajaran usia dini. Tahap perencanaan program kitab kuning takash di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember terbagi menjadi dua.
PEMBAHASAN
Perencanaan Program Takhasus Dalam Menumbuhkan Kemampuan Baca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember
Program peminatan akan membantu santri Pondok Pesantren Nuris untuk memahami dan membaca kitab kuning dengan mudah. Penyelenggaraan Program Peminatan Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nuris melalui tiga tahap, tahap pertama perencanaan, pelaksanaan dan terakhir evaluasi atau penilaian. Beberapa persiapan yang disebutkan di atas merupakan persiapan yang dilakukan oleh pengelola program dalam rangka pembuatan program.
Selain itu, perencanaan pengelolaan program kitab kuning takhasus masih jauh dari ideal karena belum adanya kategorisasi keterampilan membaca kitab siswa yang akan mengikuti program takhasus. Persiapan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan program Takhasus antara lain persiapan untuk melakukannya.
Pelaksanaan Program Takhasus Dalam Menumbuhkan Kemampuan Baca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember
Pelaksanaan program mahsal kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember pada hari Senin, Selasa, dan Rabu malam pukul WIB. Jika pendidik dituntut mampu menyelesaikan satu buku dalam satu tahun, maka akan sulit mencapai dua tujuan besar program bertahap kitab kuning tersebut. Sebaliknya jika menggunakan metode yang berpusat pada pendidik, kita akan lebih cepat memahami Kitab Kuning yang dipelajari.
Sebaiknya program Kitab Kuning Tasah ini dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dan sesuai dengan harapan awal penerapan Kitab Kuning Tasah di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember. Metode bandongan yang digunakan dalam acara tsahaan Kitab Kuning di Nuris tidak berbeda dengan metode bandongan pada umumnya.
Evaluasi Program Takhasus Dalam Menumbuhkan Kemampuan Baca Kitab Kuning Santri Nurul Islam Antirogo Jember
Langkah setelah pelaksanaan merupakan kesimpulan dimana guru akan membacakan doa setelah pembelajaran dan dilanjutkan oleh siswa. Dapat juga dipahami bahwa evaluasi berperan sebagai ukuran untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Beberapa hal diatas juga telah dilakukan dalam evaluasi program tazah di Pondok Pesantren Nuris, dimana ustadz/ah melakukan penilaian secara berkesinambungan selama proses pembelajaran dan pada akhir semester dilakukan pre-test. . oleh ustadz/ah dengan cara mengajukan pertanyaan secara umum kepada seluruh santri pada saat aperepsis awal atau tahap pembukaan pembelajaran, tengah.
Setelah tahap penilaian selesai akan dilakukan pemetaan lagi, sekelompok santri akan diwisuda dan akan mengajar di Pondok Pesantren Diniyah sesuai kitab yang dipelajarinya selama mengikuti jurusan. Kelompok kedua adalah santri yang tidak menyelesaikan peminatan, dinyatakan tidak siap mengajar pada pendidikan awal di Pondok Pesantren Nuris dan harus melanjutkan peminatan.
PENUTUP
Saran
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Implementasi Program Takhasus dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul Islam Antirogo Jember” benar-benar merupakan karya saya sendiri kecuali bagian-bagian yang diacu oleh sumber. Program Takhasus berbeda dengan kegiatan pesantren, namun berdiri sendiri dan mempunyai waktu pelaksanaan tertentu. Diharapkan dengan adanya program khusus ini ada tambahan waktu untuk mempelajari Kitab Kuning di luar dini hari.
Namun Gus Robith baru mengajar pada tahun pertama pelaksanaan program nasha ini, setelah itu ia disibukkan dengan berbagai persoalan kependudukan Islam. Jadi, bagi siswa yang belum mampu atau belum siap, sebaiknya mengikuti program nasha ini.
JURNAL KEGIATAN PENELITIAN