• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Penanaman Pendidikan Karakter melalui Ekstrakurikuler Karawitan di SDN 02 Plunturan Pulung Ponorogo

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi Penanaman Pendidikan Karakter melalui Ekstrakurikuler Karawitan di SDN 02 Plunturan Pulung Ponorogo"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

4Nyoman Kutha Ratna, Peran Sastra, Seni dan Budaya dalam Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 5 Zubaedi, Merancang Pendidikan Karakter: Desain dan Penerapannya di Lembaga Pendidikan) (Jakarta: Kencana Prenad Media Group. Hal Penting Berbasis Pendidikan Karakter di sekolahlah penanaman nilai-nilai karakter bangsa tidak akan berhasil melalui informasi dan doktrin saja.

Menurut William Bennett, sekolah memiliki peran yang sangat mendesak dalam pendidikan karakter seorang peserta didik. Terutama bagi siswa yang sama sekali tidak mendapatkan pendidikan karakter di lingkungan dan keluarganya. Perasaan berupa cinta tanah air, kebanggaan terhadap hasil budaya, ungkapan keberanian, kegelisahan dan cita-cita luhur. 12 Begitu pun dalam musik daerah terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat membentuk kepribadian siswa yang berkarakter, berguna bagi nusa dan bangsa, serta agama.

Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kami berharap hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi para guru untuk terus mempertahankan program ekstrakurikuler musik dan sebagai sarana pendidikan karakter bagi siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah untuk lebih meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler apapun bentuknya, karena setiap kegiatan pasti mengandung nilai-nilai pendidikan karakter. Dan untuk program ekstrakurikuler Karawit sendiri, selain untuk melestarikan kesenian daerah, juga sebagai sarana penanaman pendidikan karakter pada siswa.

Metodologi Penelitian

Tempat ini dipilih karena SDN 02 Plunturan merupakan sekolah yang memiliki prestasi membanggakan dan SDN 02 Plunturan juga menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler musik yang menjadi fokus para civitas akademika. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pendidikan penanaman karakter melalui kegiatan.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data perencanaan dan evaluasi penanaman nilai pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler musik di SDN 02 Pulung Ponorogo tahun ajaran 2014-2015. Miles dan Huberman membagi analisis data dalam penelitian kualitatif menjadi tiga tahap, yaitu kodifikasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Pada tahap ini dapat disimbolkan mengenai peran guru dalam pendidikan karakter dan termasuk bentuk pendidikan karakter lainnya dalam ekstrakurikuler musik.

Kajian Teori

23Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter: Studi Teori dan Praktek di Sekolah, 6-8. . Kehidupan masyarakat menuntut kebudayaan sebagai sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. Pendidikan karakter dilakukan dengan mengajarkan nilai-nilai atau kebajikan yang merupakan nilai dasar karakter bangsa. Oleh karena itu, character building pada hakekatnya adalah pengembangan nilai-nilai yang bersumber dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya.

24 Kurniawan, Pendidikan Karakter: Rancangan dan Penerapannya Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, 39-40. dan nilai-nilai yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Tujuan pertama pendidikan karakter adalah untuk memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terungkap dalam perilaku anak, baik selama kursus sekolah maupun setelah kursus sekolah (setelah. Asumsi tujuan pertama pendidikan karakter ini). pendidikan adalah bahwa penguasaan akademik diposisikan sebagai media atau sarana untuk mencapai tujuan penguatan dan pengembangan karakter.

Tujuan kedua dari pendidikan karakter adalah untuk memperbaiki perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan tersebut memiliki arti bahwa pendidikan karakter memiliki tujuan untuk mengoreksi berbagai perilaku negatif anak. menjadi positif Tujuan ini mengandung arti bahwa proses pendidikan karakter di sekolah harus dikaitkan dengan proses pendidikan dalam keluarga.

Jika pembangunan karakter di sekolah hanya mengandalkan interaksi antara siswa dan guru di dalam kelas dan di sekolah, maka akan sulit untuk mewujudkan perbedaan karakter yang diharapkan. Penerapan pendidikan karakter dalam konteks pendidikan sekolah dapat menggunakan dua pendekatan utama, yaitu penyisipan (plug-in) dan peningkatan (improvement) dengan mengoptimalkan isi, proses dan pengelolaan pendidikan saat ini untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pemutakhiran nilai-nilai yang ditanamkan kepada siswa hendaknya didukung oleh lingkungan yang patut diteladani.

Nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran karawitan memiliki jangkauan yang sangat luas dan mendalam, misalnya dalam hal estetika, etika, kehalusan, kesabaran, kebersamaan dan sebagainya. Selain itu, sastra tembang Jawa memiliki kandungan dan makna yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar karakter. Dalam konteks estetika sangat jelas untuk dipahami karena pendidikan karakter yang berkaitan dengan pembelajaran karawitan tidak dapat meninggalkan peran emosional.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Kesimpulan dari penelitian di atas adalah: 1) Latar belakang dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler di SDN Patihan Wetan Ponorogo tahun ajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut: a) Banyak persaingan di sekolah yang semakin maju, b ) Pelaksanaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk meningkatkan mutu pendidikan dan menyesuaikan dengan bakat peserta didik yang perlu dikembangkan, c) Sebagai sarana promosi sekolah, 2) Dalam pelaksanaannya, Kepala Sekolah berperan sebagai: Pemimpin, Pengawas, Pendidik, Pemimpin dan Administrator, 3) Faktor pendukung dan penghambat kegiatan ekstrakurikuler di SDN Patihan Wetan Ponorogo adalah: a) Faktor pendukung: Komunikasi kepala sekolah dengan pelatih profesional, Motivasi dari berbagai pihak, Kerja sama orang tua siswa, partisipasi siswa tinggi, b) Faktor penghambat: kurangnya dana untuk melengkapi tempat yang diperlukan, faktor ekonomi keluarga yang rendah, faktor transportasi untuk kegiatan ekstrakurikuler. Kemiripan penelitian ini dengan hal di atas adalah sama-sama mempertimbangkan peran pemangku kepentingan pendidikan di sekolah dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler. Sementara itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang diulas adalah fokus pembahasan dalam penelitian ini yang menitikberatkan pada peran kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan ekstrakurikuler di SDN Patihan. Wetan Ponorogo, sedangkan penelitian ini menjelaskan peran guru dalam menegakkan pendidikan karakter melalui salah satu kegiatan ekstrakurikuler yaitu ekstrakurikuler karawitan di SDN 02 Plunturan Pulung Ponorogo.

Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anna Khusniya Nuzulur Rahmah berjudul Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter melalui budaya sekolah di MI Ma’arif Mayak Tonatan Ponorogo. Berdasarkan kajian penelitian sebelumnya yang berjudul Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter melalui budaya sekolah di MI Ma’arif Mayak Tonatan Ponorogo, maka penelitian ini mengkaji tentang penanaman pendidikan karakter tersebut. Namun perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah penelitian yang dilakukan oleh Anna Khusniya Nuzulur Rahmah memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakter melalui budaya sekolah, sedangkan penelitian ini menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler musik.

DESKRIPSI DATA

Deskripsi Data Umum

Berkat kegigihan dan kesabarannya serta seluruh guru di SDN 02 Plunturan sampailah mereka di SDN 02 Plunturan saat ini yang telah meraih banyak prestasi membanggakan. Secara geografis, SDN 02 Plunturan terletak pada garis lintang N dan garis bujur E, di pedesaan, tepatnya di Jalan Sekar Jinggo nomor 22, Dusun Suru, Desa Plunturan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Untuk tahun ajaran 2014-2015, jumlah siswa di SDN 02 Plunturan sebanyak 70 orang yang terdiri dari 6 kelas dengan rincian sebagai berikut: 63.

Struktur organisasi dan infrastruktur Guru SDN 02 Pulung Ponorogo memiliki peran penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sebuah lembaga pendidikan. Demikian pula, selain sebagai tenaga kependidikan, guru di SDN 02 Plunuran juga memiliki tanggung jawab administratif. Oleh karena itu, kondisi sarana dan prasarana harus diperhatikan, seperti di SDN 02 Plunturan Pulung Ponorogo.

Tabel 3.2 Data Peserta Karawitan
Tabel 3.2 Data Peserta Karawitan

Deskripsi Data Khusus

Jika dilihat lebih dalam, sebenarnya Indonesia memiliki banyak sekali potensi dan cara untuk menanamkan pendidikan karakter pada anak-anak Indonesia. Seperti melalui kesenian daerah, lagu daerah, adat istiadat dan sebagainya yang membutuhkan pemahaman dan pendidikan karakter. Selain itu, dalam karawitan juga terdapat nilai pendidikan karakter yang dapat ditanamkan kepada siswa.

Lagu-lagu yang dipilih tentunya mengandung nilai-nilai pendidikan karakter yang akan ditanamkan kepada para siswa. Diantaranya adalah: kedisiplinan, ketekunan, cinta tanah air, kebaikan/komunikatif, kejujuran dan nilai-nilai pendidikan karakter lainnya. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler musik, guru harus merencanakan dengan sebaik-baiknya.

Selain itu guru juga harus merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam ekstrakurikuler karawitan, dalam hal ini guru harus merumuskan nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terkandung dalam karawitan dan akan diajarkan kepada siswa. Demikian pula dalam penanaman pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler musik akan diperoleh hasil yang maksimal jika guru dan wali murid bersinergi untuk mengawal perkembangan karakter anak. Dalam melaksanakan penanaman pendidikan karakter, guru tidak hanya mempelajari materi, tetapi juga mempelajari cara bertindak.

Menguasai lagu Karavita membutuhkan latihan, seperti halnya pengembangan karakter membutuhkan latihan dan keakraban. Untuk benar-benar menanamkan nilai pendidikan karakter kepada peserta didik, diperlukan bimbingan dan pengawasan dari berbagai pihak. Dalam hal ini, agar nilai pendidikan karakter benar-benar tertanam dan menjadi kebiasaan siswa, maka harus dievaluasi dan.

Guru juga harus selalu mengevaluasi sejauh mana hasil upaya pembentukan nilai-nilai pendidikan karakter diterapkan.

ANALISIS DATA

  • Perencanaan Penanaman Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Karawitan Di SDN 02 Plunturan Pulung Ponorogo Tahun Pelajaran
  • Pelaksanaan Penanaman Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Karawitan Di SDN 02 Plunturan Pulung Ponorogo Tahun Pelajaran
  • Evaluasi Penanaman Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Karawitan Di SDN 02 Plunturan Pulung Ponorogo Tahun Pelajaran
  • Kesimpulan
    • Saran

Mirip dengan implementasi pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler musik, langkah awal sebelum pembelajaran adalah perencanaan. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dapat terbentuk dari lagu-lagu yang dipelajari dan adat istiadat yang ditanamkan pada diri siswa. Pelaksanaan Penanaman Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler Alat Musik di SDN 02 Pulung Ponorogo Tahun Pelajaran Karawitan di SDN 02 Pulung Ponorogo Tahun Pelajaran 2104/2015.

Pada tingkat pengajaran atau selama kegiatan, guru di SDN 02 Plunturan menanamkan nilai pendidikan karakter kepada siswa dengan cara menjelaskan makna dari sebuah lagu atau gubahan. Guru di SDN 02 Pluntuuran berperan sebagai orang tua dalam menanamkan nilai pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler musik. Hal ini sejalan dengan fungsi pendekatan inspiratif, yaitu menanamkan nilai pendidikan personal melalui kisah-kisah inspiratif.

Selain mengajarkan nilai pendidikan karakter guru, strategi pembiasaan juga melatih siswa untuk mempraktekkan perilaku yang baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan beberapa pendekatan dan strategi pembelajaran pada tahap pelaksanaan pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler musik. Evaluasi pendidikan penanaman karakter melalui ekstrakurikuler alat musik di SDN 02 Pulung Ponorogo tahun pelajaran Karawitan di SDN 02 Pulung Ponorogo tahun pelajaran 2104/2015.

Pada tahap ini, seorang guru harus melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan penanaman pendidikan karakter pada siswa. Jadi, pada tahap evaluasi penanaman pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler alat musik, guru mengevaluasinya dengan menasihati, mengingatkan dan meminta kepada orang tua siswa untuk ikut mengawasi perilaku siswa. Pada tahap pelaksanaan pendidikan penanaman karakter melalui program ekstrakurikuler musik, guru menggunakan beberapa pendekatan dan strategi pengajaran.

Pada tahap evaluasi pembentukan pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler alat musik, guru mengevaluasinya dengan cara menasihati, mengingatkan dan meminta wali murid untuk ikut mengawasi perilaku siswa.

Gambar

Tabel 3.2 Data Peserta Karawitan

Referensi

Dokumen terkait

Based on the questionnaire that was distributed to the Accounting classes, both of S1 and D3, Architecture and Management who programmed English, as many as 100