• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NOMOR 37 TAHUN 2022 MELALU KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMPN 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NOMOR 37 TAHUN 2022 MELALU KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMPN 2 "

Copied!
116
0
0

Teks penuh

Dengan demikian, siswa yang terlibat dalam pembelajaran BTQ dan Tahfidz diharapkan mampu membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an. Dilihat dari 3 capaian pembelajaran yang tertuang dalam Peraturan Bupati no. 37 Tahun 2022, prestasi membaca Al-Qur'an, prestasi Tahsinul Quran dan prestasi Tahfidzul Quran.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Pembahasan

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

  • Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2022 tentang
  • Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) dan Tahfidz
  • Kegiatan Ekstrakurikuler

Segala sesuatu yang perlu kita ketahui tentang Al-Quran (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2020), 4. Dasar belajar membaca Al-Quran adalah menguasai huruf hijaiyah, dengan mengenal huruf dan. Metode pembelajaran Al-Qur’an pertama yang muncul dan berkembang adalah metode Al-Baghdadi.

Metode Iqra' merupakan metode membaca Al-Qur'an dengan menekankan pada amalan membacanya.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Kondisi lingkungan sekolah juga dapat menjadi faktor utama dan mutlak dalam mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Belajar membaca dan menulis Al Quran melalui mata pelajaran muatan lokal di Mts Nurul Falah Ciater. Penelitian ini tidak hanya fokus pada pembelajaran BTQ saja namun juga fokus pada program tahfidz.

2 Raka Andika Pratama, 2018, Implementasi Perkab No. 64 Tahun 2016 tentang Pendidikan Kepribadian Berbasis Agama di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten.

Tabel 2. 1 Telaah Hasil penelitian Terdahulu
Tabel 2. 1 Telaah Hasil penelitian Terdahulu

Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif merupakan suatu metode pengumpulan data yang menitikberatkan pada fenomena, memahami makna dan keunikan yang ada atau terjadi untuk ditafsirkan dan hasil penelitian kualitatif lebih sesuai dengan kondisi realitas yang ada1. Jadi pada dasarnya penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan apa yang terjadi pada suatu fenomena yang diteliti. Penelitian kualitatif mempunyai banyak jenis penelitian, mulai dari etnografi, studi dokumen, studi kasus, observasi naturalistik, grounded theory, studi sejarah dan masih banyak lagi jenis penelitian lainnya yang menggunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang temuannya menjelaskan, mendeskripsikan, dan memaparkan peristiwa, fenomena, dan kejadian yang terjadi untuk memperoleh data informasi mengenai fenomena yang diteliti.

Lokasi Penelitian

Siswa SMPN 2 Ponorogo untuk mendapatkan informasi tanggapannya terhadap pembelajaran BTQ dan Tahfidz yang berlangsung di SMPN 2 Ponorogo. Kegiatan ekstrakurikuler yang diamati terfokus pada kegiatan pembelajaran BTQ dan Tahfidz yang diikuti seluruh siswa SMPN 2 Ponorogo. Mereka mengatakan pembelajaran BTQ dan Tahfidz sebagai program ekstrakurikuler di SMPN 2 Ponorogo berjalan lancar.

Dari hasil penyajian data yang peneliti peroleh, terdapat beberapa tujuan pelaksanaan kegiatan pembelajaran BTQ dan tahfidz. Menurut peneliti tahapan pelaksanaan pembelajaran BTQ dan Tahfidz di SMPN 2 Ponorogo dapat dirinci sebagai berikut. Dari pemaparan data penelitian terkait pembelajaran BTQ dan Tahfidz sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 2 Ponorogo, faktor pendukungnya adalah sebagai berikut.

Pertama, kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler BTQ dan Tahfidz di SMPN 2 Ponorogo berdasarkan kebijakan daerah yaitu Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2022. Pemberlakuan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2022 dilaksanakan dalam BTQ dan Tahfidz pada kegiatan wajib belajar SMP2 di SMPN. . Diharapkan seluruh siswa muslim memperhatikan keberadaan pelajaran BTQ dan Tahfidz sebagai pelajaran ekstrakurikuler di SMPN 2 Ponorogo.

Data Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Sedangkan pengumpulan data adalah langkah sistematik untuk memperoleh data yang akan dipelajari dalam penelitian. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti datang langsung ke tempat penelitian untuk mengamati hal-hal yang berkaitan dengan apa yang diteliti, baik itu tempat, tingkah laku orang, kegiatan, peristiwa, dan tujuannya4. Peneliti dalam penelitian ini mengamati permasalahan terkait implementasi Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2022 melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 2 Ponorogo.

Selanjutnya teknik pengumpulan data wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data melalui interaksi, komunikasi atau percakapan antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai secara langsung. Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dan pendidikan karakter sebagai koordinator kegiatan pembelajaran BTQ dan Tahfidz di SMPN 2 Ponorogo, untuk memperoleh informasi tentang perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran BTQ dan Tahfidz, faktor-faktor yang ada selama pembelajaran, serta dampaknya. pembelajaran. Ustadz dan Ustadzah sebagai pendamping dan pengajar pada program BTQ dan Tahfidz untuk mendapatkan informasi proses kegiatan pembelajaran BTQ dan Tahfidz.

Teknik pengumpulan data dokumenter adalah pencarian data jejak-jejak kegiatan atau hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang berupa catatan, foto, rekaman video, transkrip, buku, catatan harian, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan teknik pengumpulan data sebelumnya, teknik pengumpulan data melalui dokumentasi tidaklah sulit karena jika. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dokumentasi digunakan untuk mengidentifikasi dan mendemonstrasikan proses pembelajaran BTQ dan Tahfidz melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 2 Ponorogo.

Teknik Analisis Data

Meringkas dan mengklasifikasikan data memudahkan dan memudahkan peneliti dalam memahami deskripsi penelitian dan mempercepat proses pengumpulan data. Tujuan dari tahap penyajian data adalah untuk membantu peneliti memahami apa yang terjadi dan merencanakan gambaran selanjutnya dalam penelitiannya. Langkah terakhir dalam tahap teknik analisis data menurut Miles dan Huberman adalah menarik kesimpulan atau memverifikasi temuan data yang diperoleh dari sumber data atau dari hasil pernyataan yang disampaikan para informan.

Dalam hal ini peneliti melakukan hal tersebut dengan membaca seluruh transkrip wawancara yang diperoleh dan mendeskripsikan seluruh pengalaman yang diperolehnya selama berada di lapangan. Kesimpulan pada tahap ini masih bersifat sementara dan dapat berubah jika tidak ada bukti kuat yang mendukung data yang diperoleh.

Pengecekan Keabsahan Temuan

Dengan kata lain, apabila luasnya kehadiran peneliti bertujuan untuk memperluas ruang lingkup penelitian, maka observasi yang lebih dalam dapat memperkuat kegigihan peneliti dalam memperdalam observasi penelitiannya. Sesuatu di sini merupakan sumber yang dapat memperkuat peneliti dalam meyakinkan data yang diperoleh dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara tidak hanya dengan satu sumber saja, melainkan dengan beberapa sumber sehingga dapat menghasilkan data yang nyata dan natural9.

Tahapan-tahapan Penelitian

Dari pemaparan wawancara terlihat jelas bahwa pembelajaran BTQ dan Tahfidz dilakukan setelah shalat Jumat. Berdasarkan bentuk evaluasi pembelajaran BTQ dan Tahfidz sebagai program ekstrakurikuler di SMPN 2 Ponorogo, dapat dipastikan akan diperoleh hasil dari kegiatan tersebut. Pembelajaran BTQ dan Tahfidz sebagai ekstrakurikuler dapat membantu saya dalam hal pengulangan dan hafalan.

Al-Quran digunakan sebagai tambahan untuk memudahkan pengelolaan kegiatan BTQ dan Tahfidz‖.23. Ada beberapa aspek yang dapat diketahui mengenai penerapan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2022 pada pembelajaran BTQ dan Tahfidz secara ekstrakurikuler di SMPN 2 Ponorogo, antara lain sebagai berikut. Bahkan, pembelajaran BTQ dan Tahfidz sudah menjadi wacana antara guru dan kepala SMPN 2 Ponorogo yang akan digelar di sekolah tersebut.

Karena pembelajaran BTQ dan Tahfidz telah membuktikan adanya perubahan yang terjadi pada diri siswa dalam konteks Al-Quran. Dari penjelasan di atas dapat dianalisis bahwa faktor pendukung pertama diselenggarakannya kegiatan pembelajaran BKO dan Tahfidz sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 2 Ponorogo adalah didukung dan. Faktor pendukung ketiga kegiatan pembelajaran BQ dan Tahfidz sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib di SMPN 2 Ponorogo adalah adanya dukungan dan respon yang baik dari orang tua siswa.

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Latar Penelitian

SMP Negeri 2 Ponorogo berdiri pada tahun 1960, merupakan sekolah integrasi dari SOB Negeri Ponorogo, namun jika ingin mengetahui sejarah berdirinya tidak bisa. Latar belakang didirikannya SMP Negeri 2 Ponorogo adalah karena adanya program pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas guru masa depan. Pada saat yang sama, Koperasi Batik “Bakti Ponorogo” membangun gedung sekolah di Jalan Batoro Katong Ponorogo.

Gedung yang digunakan SMP Negeri 2 Ponorogo sebenarnya ditujukan untuk SMA Negeri 1 Ponorogo. Gedung yang dulunya ditempati oleh SBL Negeri Ponorogo akhirnya digunakan oleh SGA Ponorogo. Pada awalnya gedung sekolah di SMP Negeri 2 Ponorogo hanya terdiri dari 10 ruangan yaitu (9 ruangan untuk ruang kelas dan 1 ruangan untuk ruang kantor (Kantor Tata Usaha, Ruang Guru, dan Ruang Kepala Sekolah). Pada tahun 1971, lahan belakang sekolah diperluas sehingga akhirnya digunakan untuk membangun 4 ruang kelas baru, 1 ruang lab IPA dan 1 ruang perpustakaan.

Kini tak ada lagi yang bisa mengingatkan kita seperti apa SMP Negeri 2 Ponorogo dulu.

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi SMPN 2 Ponorogo
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi SMPN 2 Ponorogo

Deskripsi Data

  • Penerapan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2022 Melalui
  • Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Implementasi

Terlihat bahwa kegiatan pembelajaran BTQ dan Tahfidz yang dilaksanakan di SMPN 2 Ponorogo sebelumnya telah direncanakan dan dijadwalkan oleh kepala sekolah bersama dengan guru Pendidikan Agama Islam dan Karakter. Sehingga pembelajaran BTQ dan Tahfidz akhirnya kami masukkan sebagai ekstrakurikuler wajib, sehingga seluruh siswa SMPN 2 Ponorogo yang beragama Islam wajib mengikuti kegiatan ini. Berdasarkan observasi dan wawancara kepada kedua informan diatas mengenai bentuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran BTQ dan Tahfidz.

Terlihat bahwa menurut Pak Aha, tujuan pembelajaran BTQ dan Tahfidz lebih mengarah pada tujuan pelaksanaannya yaitu bagaimana siswa mampu membaca, menulis dan menghafal Al-Quran. Diketahui, SMPN 2 Ponorogo telah membuat modul program kegiatan ekstrakurikuler BTQ dan Tahfidz yang disusun langsung oleh kepala sekolah. Berdasarkan data yang tersaji mengenai tahapan pelaksanaan pembelajaran BTQ dan Tahfidz sebagai ekstrakurikuler di SMPN 2 Ponorogo dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dilihat dari sistem pembelajarannya sudah baik dan terorganisir.

Dari hasil pemaparan wawancara terlihat bahwa pengajaran BTQ dan Tahfidz di SMPN 2 Ponorogo telah berhasil dibuktikan dengan adanya Kamp Tahfidz untuk wisuda. Pada hari Jumat tanggal 17 Februari 2023 peneliti mengamati proses kegiatan pembelajaran BTQ dan Tahfidz di dalam kelas. Kendala terlihat dari anak-anak yang sebenarnya tidak suka, tidak mau dan terpaksa mengikuti kegiatan pembelajaran BTQ dan Tahfidz.

Pembahasan

  • Penerapan PERBUP Nomor 37 Tahun 2022 Melalui

PENUTUP

Kesimpulan

Faktor pendukung pelaksanaan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2022 melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMPN 2 Ponorogo adalah sebagai berikut. Terdapat Kebijakan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2022, yang bekerjasama dengan lembaga Jam'iyyatul Quro' sebagai guru yang berkompeten di bidangnya. Pengendalian terhadap operasional masih longgar atau lemah, serta kurang tertibnya operasional BTQ dan Tahfidz.

Saran

Efektivitas pembelajaran membaca dan menulis Al-Qur'an melalui mata pelajaran muatan lokal di Mts Nurul Falah Ciater, "2021. Strategi Menghafal Al-Qur'an Sejak Usia Dini.” Prosiding Konferensi Tahunan ke-2 Pendidikan Anak Usia Dini Islam. Buku Pintar Al-Qur'an : Segala sesuatu yang perlu kita ketahui tentang Al-Qur'an.

The improvement of students' competence in Islamic education program through Tahsin Al-Quran activities.' Khalifa Journal of Islamic Education 3, no.

Referensi

Dokumen terkait