• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 7 TAHUN 2013 PADA PENDIDKAN TINGGI DI KOTA BANJARMASIN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 7 TAHUN 2013 PADA PENDIDKAN TINGGI DI KOTA BANJARMASIN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

250 IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN

NOMOR 7 TAHUN 2013 PADA PENDIDKAN TINGGI DI KOTA BANJARMASIN

Dewi Merdayanty dan Didi Susanto Fakultas FISIP, Universitas Islam Kalimantan Jalan Adhyaksa No.2 Kayu Tangi Banjarmasin

e-mail : merdayanty_dewi@yahoo.co.id

Abstrak

Tujuan Penelitian untuk mengetahui implementasi Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 7 Tahun 2013 dan sosialisasi yang dijalankan oleh Perguruan tinggi dalam menerapkan Kawasan Tanpa Rokok. Tujuan jangka panjang dan target khusus penelitian ini mengharapkan agar Perguruan tinggi menjadi kawasan sehat sebagai insan intelektual yang menjadi contoh bagi masyarakat.Metodelogi penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian menggunakan metode deskriptif analitik.Informan penelitian adalah mahasiswa dan dosen.Teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dan observasi.Teknik analisis menurut Bogdan & Taylor. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasidari Peraturan daerah Kota Banjarmasin Nomor 7 Tahun 2013 tidak berjalan dengan optimal,dibuktikan denganterdapatnyadosen, karyawan dan mahasiswa yang merokok di lingkungan kampus, terdapatnya asbak dan pemantik diruang fakultas serta ditemukan promosi iklan dan penjualan rokok yang masuk ke lingkungan universitas.Sosialisasi di kampus melalui pemberian stiker, brosur dan spanduk, beberapa pihak fakultas sesekali menyampaikan bahaya merokok namun semua alat sosialisasi ini tidak optimal untuk memberikan kesadaran bahwa pada kawasan tanpa rokok tidak diperbolehkan terdapat orang yang merokok maupun paparan asap dari orang yang merokok. Bahkan pada salah satu universitas ditemukan tempat khusus yang disediakan untuk merokok. Hal ini menandakan kurang optimalnya pengetahuan masyarakat kampus sebagai insan intektual terkait dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok, oleh karena itu diperlukan suatu bentuk ketegasan oleh pimpinan berupa Surat Keputusan Rektor tentang Kawasan Tanpa Rokok.

Kata Kunci : Implementasi, Sosialisasi, Kawasan Tanpa Rokok

Abstract

The goal of research to figure out the implementation area of the city of Banjarmasin number 7 2013 and the socialization of the College which is run by the region in implementing Without Smoking.

Long-term goals and targets specifically this research expects that the College be healthy as intellectual beings that became an example for the community.We research using qualitative approach and type of research uses descriptive analytic method. The informant is a research student and lecturer. The technique of data collection through interviews, observation and documentation.

Analytical techniques according to Bogdan & Taylor. Research results show that implementation of the regulations of the regional city of Banjarmasin number 7 2013 does not run with optimum, evidenced by the examples of professors, students and employees who smoke in the campus environment, there is an ashtray and lighter in the room of the faculty as well as advertising and sales promotion found smoking coming into the University environment. Socialization on the campus through the granting of stickers, flyers and banners, some occasional faculty convey the dangers of smoking but all this socializing is not optimal for delivering the awareness that in areas without smoking not allowed there are people who smoke or exposure to smoke from people who smoke.

Even at one University found a special place reserved for smoking. This signifies the suboptimal knowledge community campus as employees of the intellectual associated with local regulations numbers 7 2013 about Area Without Smoking, therefore required a form of assertiveness by the leadership in the form of a letter of the Rector's decision about the area Without Smoking.

Keyword : Implementation,

(2)

251 PENDAHULUAN

Perguruan Tinggi bagi sekian banyak masyarakat merupakan cerminan, dimana pandangan masyarakat terhadap pendidikan tinggi sebagai tempat pendidikan pembentukan insan intelektual, berbakat, memilki budi pekerti dan akhlaq. Sehingga sangat memungkinkan bagi perguruan tinggi turut berperan dalam pengendalian sosial yang bertujuan untuk mencapai keselarasan terhadap setiap perubahan-perubahan yang akan dikendalikan kepada masyarakat. Perguruan tinggi harus selalu bergandengan tangan bersama Pemerintah guna membangun sumber daya manusia intelektual dan sehat salah satunya mengimplementasikan setiap kebijakan Pemerintah selama kebijakan tersebut berpihak untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat serta mendapatkan dukungan dari masyarakat.Sebagai contoh implementasi tentang Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 7 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

Banyak penelitian bahkan iklan-iklan yang membuktikan bahwa perokok aktif dan juga perokok pasif sama-sama memberikan dampak negarif bagi kesehatan tubuh manusia. Bahkan penelitian terbaru menyatakan bahaya merokok tidak hanya mengincar perokok aktif dan perokok pasif tetapi bahaya merokok juga berbahaya bagi si perokok ketiga, dimana yang dimaksud perokok ketiga adalah asap rokok yang dihembuskan perokok aktif dan residu nikotin dari asap rokok akan menempel pada pakaian, asesoris atau permukaan furniture dan lain-lain yang melewati si perokok dan residu nikotin yang menempel tersebut akan terhirup lagi oleh orang lain, maka orang lain ini disebut dengan perokok ketiga. Menurut penelitian dari laboratorium Berkeley bahwa senyawa dari residu nikotin bisa bertahan sampai berbulan-bulan, karena sisa asap rokok tidak akan menghilang begitu saja saat tertiup angin. Berdasarkan tulisan diatas maka sudah seharusnya Perguruan tinggi menjadi salah satu pemimpin utama dalam mempelapori dan menciptakan gerakan pengendalian komsumsi rokok.

Berdasarkan uraian uraian diatas, maka rumasan masalah penulisan adalah :

1. Bagaimana implementasi Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 7 Tahun 2013 pada Perguruan Tinggi khususnya Universitas di Kota Banjarmasin ?

2. Bagaimana lingkungan Perguruan Tinggi khususnya Universitas mensosialisasikan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Banjarmasin ?

METODELOGI PENELITIAN

Metodelogi penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang dihasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Format deskriptif bertujuan menggambarkan meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variable yang timbul di masyarakat yang menjadi penelitian itu. Kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variable tertentu (Burhan Bungin, 2001).Informan penelitian adalah dosen dan mahasiswa baik dari

(3)

252 Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Universitas Islam Kalimantan (Uniska) dan Universitas Ahmad Yani (Uvaya).

Burhan Bungin (2005) menjelaskan metode pengumpulan data adalah dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir penelitian maupun menyajikan informan yang valid. Metode pengumpulan data penelitian ini dengan cara (1) Wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. (Burhan Bungin, 2007). (2) studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa data arsip-arsip dan termasuk juga mengenai pendapat yang berhubungan dengan masalah penyelidikan (Hadari Nawawi 2005). (3) observasi menjadi amat penting dalam tradisi penelitian kualitatif karena melalui observasi itulah dikenali berbagai rupa kejadian, peristiwa, keadaan, tindakan yang mempola dari hari ke hari ditengah masyarakat. Dari situlah dikenali mana yang sangat lazim atau umum terjadi, bagi siapa, kapan, dimana dan sebagainya. (Burhan Bungin, 2003).

Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data (Moleong, 2009). Teknik triangulasi penelitian ini dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan keadaan dan perspektif seseotang dengan berbagai pendapat dan pandangan dari berbagai sumber data primer dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen terkait.

Menurut Bogdan & Taylor dalam (Burhan Bungin, 2001) secara singkat ada tiga tahap yang bisa dilakukan dalam análisis data penelitian kualitatif ini, yakni

1. Tahap penemuan data yang terkumpul sejak awal penelitian diidentifikasi sesuai tema kemudian data tersebut diklasifikasikan berdasarkan sub-sub tema bahasan yang relevan dengan konteks penelitian.

2. Tahap memberi kode, yang meliputi : (a) Mengkatogorikan setiap tema; dan

(b) Memilih data dengan cara memisahkan catatan lapangan dan bahan dokumen pertema

3. Tahap penulisan merupakan tahap untuk memahami data dalam bentuk penulisan secara lebih lanjut, artinya dengan melihat, merangkai, dan menghubungkan data serta informasi agar dapat disusun, sehingga diperoleh pengertian dan pemahaman. Data-data yang sudah tertulis, diklarifikasi, dan diberi kode selanjutnya ditulis dalam bentuk penulisan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Implementasi Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 pada Universitas di Kota Banjarmasin

(4)

253 Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 7 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Pasal 8 ayat (1) berbunyi Walikota menetapkan Kawasan Tanpa Asap Rokok di wilayah pemerinthannya dan pasal 8 ayat (2) berbunyi Kawasan Tanpa Asap Rokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :

a. Fasilitas pelayanan kesehatan;

b. Tempat proses belajar mengajar;

c. Tempat anak bermain;

d. Tempat ibadah;

e. Angkutan umum;

f. Tempat kerja;

g. Tempat umum; dan

h. Tempat lainnya yang ditetapkan.

Semua tempat yang ditetapkan diatas wajib menerapkan kawasan tanpa rokok dan menjadi tanggung jawab dari pimpinan tempat-tempat tersebut, tetapi terdapat pengecualian dari Peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 41 Tahun 2013 pada pasal 5 ayat (11), tetapi bagi tempat bekerja dan tempat umum dapat menyediakan tempat yang didesign secara khusus untuk merokok yang memenuhi syarat dimana paparan asap rokok dari orang lain tidak akan menggangu dan tidak akan membahayakan bagi orang lain. Adapun ketentuan tempat khusus merokok seperti disampaikan diatas adalah :

1. Berada diruang terbuka tanpa atap;

2. Terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan ruang lain untuk beraktifitas;

3. Harus ada rekomendasi dari dinas kesehatan;

4. Jauh dari pintu masuk dan keluar;

5. Jauh dari tempat orang berlalu-lalang;

6. Terdapat peringatan bahaya merokok;

7. Tidak boleh terdapat iklan/promosi rokok

8. Tidak boleh terdapat meubelair/perabotan meliputi kursi, meja dan sejenisnya; dan 9. Harus terdapat tempat mematikan rokok.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai pelaksanaan kebijakan dari Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013, hampir semua fakultas pada ketiga universitas di Kota Banjarmasin masih terdapat orang merokok di lingkungan fakultas mereka masing-masing kecuali pada Fakultas Kedokteran Unlam baik jawaban dari dosen maupun mahasiswa menjawab tidak terdapat orang merokok dilingkungan fakultas mereka dari hasil observasi penulis memang tidak terdapat punting rokok maupun paparan asap rokok di fakultas kedokteran Unlam dan sekitarnya , begitu lingkungan fakultas Kesehatan Masyarakat Uniska dan fakultas Hukum Uniska tidak terdapat dosen maupun mahasiswa yang merokok tetapi disekitar fakultas ditemukan punting rokok dan paparan asap rokok dari fakultas lain.

Fakultas Kedokteran Unlam patut untuk menjadi contoh bagi fakultas-fakultas lain yang ada di Unlam sendiri maupun fakultas-fakultas yang ada di Uniska dan Uvaya. Fakultas kedokteran Unlam mampu untuk memberikan image baik kepada masyarakat yang ada dilingkungan kampus maupun mayarakat yang memasuki kampus untuk mematuhi kawasan tanpa rokok dilingkungannya, sehingga tidak tercium adanya paparan asap rokok dan tidak terdapat punting rokok dilingkungan

(5)

254 fakultasnya. Hal ini dikarenakan kesadaran yang tinggi baik dari dosen dan mahasiswa yang berdisiplin ilmu kesehatan dan ditunjang oleh bangunan gedung yang tersendiri tidak satu lingkungan dengan fakultas-fakultas lain sehingga lebih mudah untuk menjaga dan mengamankan lingkungan fakultas. Sedangkan untuk fakultas Unlam selain Fakultas Kedokteran dan juga Uniska dan Upaya masih belum menerapkan secara optimal kawasan tanpa rokok di lingkungan universitas, hal ini dibuktikan lagi dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa terdapat paparan asap rokok dan punting rokok bahkan masih terdapat penjualan rokok dilingkungan universitas dan salah satu informan dari Unlam menyatakan bahwa terdapat sponsor yang terkait dengan iklan rokok dalam suatu kegiatan dilingkungan fakultas mereka.

2. Sosialisasi di lingkungan Pendidikan Tinggi Khususnya Universitas untuk Kawasan Tanpa Rokok di Kota Banjarmasin

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa sosialisasi yang selama ini dijalan oleh Pemerintah Kota dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang kawasan tanpa rokok, ditempat proses belajar mengajar khususnya di universitas melalui pembagian stiker, brosur dan spanduk. Sedangkan pada tingkat universitas sendiri sebagian fakultas disela-sela waktu luang baik ditempat perkuliahan maupun diperkantoran menyampaikan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan perokok aktif, perokok pasif dan perokok ketiga namun sosialisasi baik oleh Pemerintah Kota maupun yang dilakukankan oleh beberapa fakultas tidak berjalan dengan optimal, padahal sebagian besar masyarakat umum berpandangan bahwa masyarakat yang duduk di perguruan tinggi termasuk universitas adalah orang-orang yang terpelajar yang patut menjadi contoh bagi masyarakat umum.

Salah satu kurang optimalnya penerapan kawasan tanpa rokok di lingkungan pendidikan sebagai tempat proses belajar mengajar adalah tidak adanya Surat Keputusan Rektor tentang Kawasan Tanpa Rokok dilingkungan universitas sebagai perpanjangan tangan untuk mensosialisasikan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 .Dari hasil wawancara di semua fakultas kepada ketiga universitas yang berada di Kota Banjarmasin menyatakan bahwa tidak ada Surat Keputusan Rektor terkait dengan Kawasan Tanpa Rokok dilingkungan universitas mereka.Bahkan dari hasil observasi peneliti menemukan pada salah satu universitas terdapat ruang khusus yang digunakan untuk para dosen dan mahasiswa melangsungkan aktivitas mekera untuk merokok.

KESIMPULAN

1. Implementasi dan sosialisasi dari Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2003 tidak berjalan

dengan optimal, hal ini dibuktikan dengan masih terdapatnya baik dosen maupun

mahasiswa yang merokok di lingkungan belajar mengajar, sekalipun tidak terjadi secara

langsung dalam proses belajar mengajar namun paparan asap rokok dari orang lain di

(6)

255

lingkungan kampus akan mengganggu ketika pelajaran berlangsung. Masih terdapatnya asbak dan pemantik diruang fakultas, juga ditemukan promosi iklan dan penjualan rokok yang masuk ke lingkungan universitas.

2. Sosialisasi yang terdapat pada universitas melalui pemberian stiker, brosur dan spanduk, beberapa pihak fakultas sesekali membicarakan tentang bahaya merokok namun semua alat sosialisasi ini tidak optimal, bahkan pada salah satu universitas ditemukan tempat khusus yang disediakan untuk merokok, ini menandakan kurang optimalnya pengetahuan masyarakat kampus sebagai insan intektual terkait dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok, oleh karena itu diperlukan ketegasan oleh pimpinanan Universitas seperti Surat Keputusan Rektor tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Universitas. Hal ini merupakan suatu wujud perpanjangan tangan dunia pendidikan yang bekerjasama terhadap Pemerintah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 2013. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya saing Tinggi, Imtima Grasindo, Jakarta.

Barnett, George A. & Meihua Lee. 2002. Issues in international communication reseach, translator Willaiam B. Gudykunst dan Bella Mody Handbook of International and Intercultural Communication, edisi ke 2 Sage Publications, Thousand Oaks.

Bungin, Burhan, 2001. Metodelogi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif, Airlangga University Press, Surabaya

---, 2003.Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodelogis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

---. 2005. Penelitian, Komunikasi, Ekonomi< Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana, Jakarta.

---, 2007.Penelitian Kualitatif, Kencana, Jakarta.

Crofton J, Simpson D. 2002.Tembakau Ancaman Global, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Moleong, L. J. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosada, Bandung.

Syarbaini, Syahrial, 2009. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.Galia Indonesia.

Bogor.

Peraturan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan Daerah

Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 7 Tahun2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok Peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 41 Tahun2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 7 tahun 2013 Tentang Kawasan Tanpa Rokok.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan

Daerah

Referensi

Dokumen terkait

07 51 -72101 J 2702, Faksinile : 07 5l -12102 Laman:b!!plz&p@La9.tid e-mail:dekan@/gl.unand.ac.id rcPUTUSAN DEXAN FAKULTAS PERTANIAN UNWERSITAS ANDALAS Noma : 256/UN16.01, D/KPT/2022