• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDAH BERSAHAJA DEKORASI RUANG LITURGIS

N/A
N/A
KOMIKO@PLAID_PETRUS SLAMET PUTRA WIJAYA

Academic year: 2023

Membagikan "INDAH BERSAHAJA DEKORASI RUANG LITURGIS"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

INDAH BERSAHAJA

DEKORASI RUANG LITURGIS

(2)

MENGHIAS GAUN SANG PENGANTIN

• Floribus ornetur Mensa Domini et mysticis Sponsae vestibus nec rosae nec lilia desint

• Meja Tuhan dihiasi dengan bunga, dan tak kalah untuk gaun Sang Pengantin mistik: dengan mawar dan bakung.

• Rangkaian bunga sebagai ciri khas hiasan Gereja  bukan hanya menghiasi

tetapi juga bentuk penghormatan - pemuliaan (bdk. Evagrius Magister)

(3)

DOKUMEN GEREJA TENTANG DEKORASI RUANG LITURGIS

• Tidak ada dokumen Gereja khusus tentang dekorasi Liturgis

• Masuk dalam ranah kebudayaan manusia yang diungkapkan

dalam kesenian.

(4)

KESENIAN DALAM DOKUMEN GEREJA

• Sacrosanctum Consilium Bab 7  Kesenian religious dan Perlengkapan Ibadat:

1. martabat kesenian religius 2. Corak-corak artistic

3. Gambar dan patung

4. Pembinaan para seniman

5. Peninjauan Kembali peraturan tentang kesenian ibadat 6. Pembinaan kesenian bagi kaum rohaniwan

7. Penggunaan lambang-lambang jabatan uskup

(5)

KESENIAN DALAM DOKUMEN GEREJA

• Gaudium et Spes  kesenian masa kini yang dapat berperan dalam Gereja

• Musicam Sacram  kesenian musik liturgi

• KGK  menyinggung tentang kebenaran, keindahan dan

kesenian sakral.

(6)

PANDANGAN PARA PAUS

• Paus Paulus VI  Motu proprio Sacram Liturgiam – perlunya Komisi Kesenian Suci dalam keuskupan

• Konggregasi Ibadat  Instruksi Inter Oecumenici - kesenian suci di seminari tinggi dan di rumah-rumah formasi religious.

• Paus Yohanes Paulus II, Surat kepada para artis  peran kesenian dan hakikat seni dalam kehidupan Gereja.

• Paus Benediktus XVI  pentingnya keindahan dan peran para seniman bagi kehidupan beriman – penjaga keindahan

(7)

PUMR

• Berkenaan dengan tata ruang untuk Perayaan Ekaristi:

1. Hiasan gereja yang hendaknya bermutu, luhur, tetapi sederhana (nobilis simplicitate)

2. Bahan untuk hiasan hendaknya asli.

3. Seluruh perlengkapan gereja hendaknya mendukung pendidikan iman umat dan martabat ruang kudus.

4. Aturan untuk menghias altar.

(8)

DEKORASI DAN KESENIAN LITURGIS

• Tujuan kesenian liturgi searah dengan tujuan liturgi itu sendiri  glorifikasi (pemuliaan Allah) dan sanctifikasi (pengudusan manusia)

• Kesenian liturgi yang dituangkan dalam dekorasi hendaknya mendukung tujuan ini dan bukan malah mengaburkannya.

• Bukan sekedar membuat suasana berbeda tetapi memperjelas misteri yang terjadi dalam liturgi dan membuat umat semakin dibantu dalam berdoa.

• Keindahan yang ditunjukkan oleh dekorasi mengungkapkan: 1) persembahan diri

umat kepada Allah, 2) anugrah Allah bagi seluruh umat.

(9)

DEKORATOR ADALAH PELAYAN LITURGI

• Bukan sekedar perkumpulan ibu atau bapak yang suka merangkai bunga

• Merupakan kumpulan umat beriman yang memberikan dirinya untuk

menghormati Allah dan rumah suci-Nya dengan menghiasinya dengan keindahan dan keagungan.

• Yang dihiasi adalah sebuah “ruang liturgis” yang dipakai untuk Perayaan Liturgi.

Dengan demikian, sebagai bagian dari pelayan Liturgi, para dekorator hendaknya memahami makna Liturgi dan berbagai unsur keindahan yang ditampilkan di

dalamnya.

(10)

LITURGI DI DUNIA MENCICIPI LITURGI SURGAWI

• Menghadirkan suasana surgawi di dunia

• Kesenian Liturgis mempertajam suasana ini  melalui musik,

nyanyian, ornamen, patung dan lukisan, pencahayaan, dan termasuk hiasan bunga.

• Dalam dekorasi, aneka unsur keindahan duniawi dihadirkan ke dalam liturgi untuk menciptakan sebuah suasana yang menggambarkan

ruang dan waktu Ilahi.

(11)

RUANG LITURGIS

• Ruang yang digunakan untuk Perayaan Liturgis

• Pada umumnya adalah gedung gereja: paroki, stasi, kapel.

• Akan tetapi, kadangkala perayaan ini dilangsungkan di tempat lain yang bukan gereja: rumah  perlu memperhatikan kelayakannya.

• Ruang liturgis ini merupakan tempat di mana para dekorator

mencurahkan budi dan hatinya untuk menciptakan keindahan yang

mengantar umat kepada Allah.

(12)

TIGA PATOKAN DALAM DEKORASI RUANG LITURGIS

Keterlibatan aktif dan kehadiran umat  menjadi sebuah paguyuban yang terbuka bagi keterlibatan umat beriman; serta menciptakan sebuah ruang liturgis yang indah dan ramah pada keterlibatan dan keaktifan umat.

• Menampilkan kesederhanaan yang luhur – senada dengan iman dan kesalehan kristiani

 keindahan yang luhur dan bukan kemewahan – mengutamakan bentuk yang indah dan mutu yang bagus.

Mengedepankan makna dan fungsi objek liturgis  mengutamakan dan menegaskan unsur-unsur simbolis utama dalam liturgi: altar, ambo, kursi imam, kursi umat, dll.

(13)

SPIRITUALITAS DEKORATOR SBG PELAYAN LITURGIS

Tujuan utama adalah pelayanan kepada Tuhan dan umat-Nya, bukan sekedar mencari kemegahan dan popularitas diri.

Kegiatan dekorasi ruang liturgis sebagai ungkapan doa dan pujian kepada Allah – sebuah aktivitas Rohani, bukan sekedar penyaluran hobi.

Mendalami keindahan alam dan bunga sebagai simbol dan sarana mengungkapkan ekspresi perasaan manusiawi.

Memuliakan Allah dengan cara menghargai ruang kudus-Nya dengan diilhami oleh Sabda Allah sendiri.

Mengindahkan kaidah-kaidah Liturgi yang dilayaninya.

(14)

BELAJAR DARI PERTANYAAN2

• Apakah dekorasi ruang Liturgis itu selalu merangkai bunga?

• Jawab:

• Tidak selalu, meskipun pada umumnya demikian.

• Selain rangkaian bunga, dapat juga dekorasi dihadirkan dalam bentuk

tanaman hidup, ranting kering, kain atau gambar simbolis yang sesuai dan

mendukung perayaan. Dekorasi tidak selalu ditempatkan di seputar panti

imam.

(15)

BELAJAR DARI PERTANYAAN2

• Haruskah ada dekorasi dalam bentuk rangkaian bunga? Apa fungsinya?

• Jawab: Tidak! Gedung gereja sendiri sudah ditata sedemikian rupa dan

dilengkapi dengan ornamen-ornamen penting yang sudah menampakkan

keindahannya. Meskipun demikian, rangkaian bunga dapat ditambahkan

untuk memperindah ruang liturgis gereja, menegaskan dan memperjelas

misteri perayaan Liturgi, dan mengungkapkan penghormatan umat kepada

Allah.

(16)

BELAJAR DARI PERTANYAAN2

Bagian mana yang perlu diberi rangkaian bunga?

Jawab:

Perlu diperhatikan terlebih dahulu di mana Perayaan Liturgi akan dirayakan: gereja, kapel, atau bukan gereja. Dekorasi menyesuaikan ruang-ruang ini dan tujuan utamanya adalah semakin menampakkan dimensi kesakralannya. Jangan sampai dekorasi yang dibuat justru menimbulkan kesan sedang berada di tempat lain – bukan tempat ibadah.

Bukan sekadar perangkaian bunga altar, melainkan memperindah seluruh bagian ruang ibadah, panti imam maupun bagian untuk umat.

(17)

DEKORASI FLORAL UNTUK PERABOT LITURGIS

Altar = pusat perhatian  meja kurban salib, meja perjamuan Tuhan, pusat ucapan Syukur  menatanya dengan sesuai agar semakin menunjukkan keindahan altar tersebut – bukan malah menutupinya. (bukan altar gereja?)

Mimbar = menjadi pusat perhatian selama Liturgi Sabda. Memperindah, mempertegas simbol, tidak menutupi pewarta.

Kursi imam = dekorasi yang tidak mengganggu kelancaran liturgi.

Tabernakel = tidak mengganggu umat melihat wujud dari tabernakel, berhati-hati Ketika menempatkan rangkaian di sekitar tabernakel.

Patung atau gambar orang kudus = selaras dan serasi

(18)

BELAJAR DARI PERTANYAAN2

• Bagaimana prinsip mendekorasi ruang liturgis?

• Jawab:

• Tidak mengganggu fokus perayaan, tidak menghalangi symbol-symbol utama tetapi justru semakin menampakkannya.

• Menghargai keberadaan ruang kosong – tidak memenuhi semua sisi dengan dekorasi.

• Mengindahkan masa dan tingkatan Perayaan Liturgi serta misterinya – merancang dekorasi yang sesuai.

(19)

BELAJAR DARI PERTANYAAN2

Daripada ribet, bolehkah tidak menggunakan dekorasi – atau rangkaian bunga sama sekali.

Jawab:

Tidak ada larangan, akan tetapi hal ini mengesankan mencari pemecahan yang gampang dan dapat menghilangkan fungsi penting dari dekorasi ruang liturgis.

Dekorasi dalam ruang liturgi menampakkan makna yang penting sebab mengajak umat untuk semakin peka pada misteri dan tingkatan Perayaan yang mereka ikuti. Ketiadaan – kesederhanaan – kemeriahan dekorasi selalu menunjukkan suatu makna tertentu.

Berlaku juga bagi dekorator yang selalu membuat dekorasi yang meriah – setiap masa – hal ini mengurangi makna dekorasi itu sendiri.

(20)

MAKNA WARNA PADA PERAYAAN LITURGI

WARNA REALITAS ALAMIAH TEMA / REAKSI PSIKOLOGIS

LITURGI YANG DIRAYAKAN

Merah

Oranye

Kuning

Api

Darah

Cinta

Api Ilahi

Kemartiran

Pesta Para Martir

Minggu Palma

Jumat Agung

Nyala Api

Matahari

Tembaga

Emas

Cahaya

Dorongan

Rasa Syukur

Pentakosta

Penguatan

Musim Panas

Matahari

Gandum

Padi

Kekayaan, Kemakmuran

Gemilang, Sukacita

Kebangkitan

Musim Semi

Krem

Padang Gurun

Pasir

Dahaga

Tenang, Istirahat

Penantian

Doa, Meditasi

Adven

Prapaskah

(21)

MAKNA WARNA PADA PERAYAAN LITURGI

WARNA REALITAS ALAMIAH TEMA / REAKSI PSIKOLOGIS

LITURGI YANG DIRAYAKAN

Emas

Putih

Pesta Kekayaan

Sukacita

Natal

Epifani

Ekaristi

Salju

Kebersihan

Perjamuan Pesta

Kemurnian

Keluguan

Sukacita

Kekaguman, Keajaiban

Santa Maria

Baptis

Musim Dingin

Coklat Kayu

Tanah, Bumi

Kekuatan

Kedalaman

Kesederhanaan

Musim Gugur

Musim Dingin

Jumat Agung

(22)

MAKNA WARNA PADA PERAYAAN LITURGI

WARNA REALITAS ALAMIAH TEMA / REAKSI PSIKOLOGIS

LITURGI YANG DIRAYAKAN

Biru

Hijau

Laut

Langit

Kesegaran

Kedamaian

Kebijaksanaan

Simbol Iman

Pesta Maria

Alam Tetumbuhan

Kesuburan

Harapan

Ketenangan

Kesegaran

Natal

Masa Biasa

Ungu Bunga-bunga Musim Gugur

Rahasia

Sesuatu Yang Ideal

Utopia

Adven

Prapaskah

Pertobatan

Ratapan

(23)

KADAR DEKORASI

MASA LITURGI I

HARI BIASA

II

PERINGATAN

III PESTA

IV

HARI RAYA Minggu Adven: I, II, IV

IV II

III

IV Minggu Adven: III

Hari Raya Natal Oktaf Natal

I IV

II, III, IV III

HR Maria Bunda Allah IV HR Penampakan Tuhan IV MINGGU NATAL

(24)

KADAR DEKORASI

MASA LITURGI I

HARI BIASA

II

PERINGATAN

III PESTA

IV

HARI RAYA Minggu Biasa: I - XXXIII

I I

III

IV PERAYAAN KHUSUS:

Hari Raya Pesta

III

Peringatan II

Hari Biasa Misa Ritual / Sakramentali

IV HR Kristus Raja

(25)

KADAR DEKORASI

MASA LITURGI I

HARI BIASA

II

PERINGATAN

III PESTA

IV

HARI RAYA

Vigili Paskah – HR

Paskah IV

III Rabu Abu – Sabtu

Sesudah Rabu Abu Minggu Prapaskah: I-III, V

Minggu Prapaskah: IV

III

Minggu Palma III

TRIHARI SUCI Kamis Putih Jumat Agung

(26)

KADAR DEKORASI

MASA LITURGI I

HARI BIASA

II

PERINGATAN

III PESTA

IV

HARI RAYA

IV IV MINGGU PASKAH

Oktaf Paskah II - VI

IV

HR Kenaikan Tuhan III

HR Pentakosta

(27)

Bagaimana Menata Bunga Pada

Perayaan Natal dan Masa Natal?

(28)

DEKORASI MASA ADVEN – HARI RAYA NATAL – MASA NATAL

• Masa penantian yang diwarnai dengan corak pertobatan

• Dekorasi liturgis sederhana

• Dekorasi khas: mahkota adven (dari devosi) = harapan umat akan perwujudan janji Allah.

• Simbol = lingkaran, cemara hijau, empat lilin putih.

MASA ADVEN HARI RAYA NATAL

• Dekorasi meriah = juru selamat yang diharapkan telah hadir.

• Menjadikan dekorasi sebagai bagian dari ritus: bayi Yesus ditempatkan di palungan dekat altar – tanpa patung2 yang lain.

• Gua natal di tempat yg cocok

• Tidak memasukkan dekorasi profan

• Kadar dekorasi turun

• Dekorasi natal masih dapat dipasang hingga sesudah misa Pesta Pembaptisan Tuhan.

MASA NATAL - PEMBAPTISAN

TUHAN

(29)

Bagaimana Menata Bunga Pada Masa-Masa Prapaskah, Minggu

Palma, Kamis Putih, Jumat Agung,

Sabtu Vigili, Minggu Paskah?

(30)

PPP – 17

Dalam masa Prapaskah tak diperkenankan, menghias altar dengan bunga-bunga, bunyi alat-alat musik diperkenankan hanya untuk mengiringi nyanyian, karena keduanya

menggarisbawahi ciri tobat masa ini.

PPP – 25

Pada Minggu Prapaskah ke-4 (Laetare) dan

pada Hari Raya dan Pesta, orgel dan alat-

alat musik lain dapat dimainkan dan altar

dapat dihias dengan bunga-bunga. Pada

Minggu ini dapat juga dipakai busana

berwarna merah muda.

(31)

DEKORASI RABU ABU, MASA PRAPASKAH, MINGGU PALMA

• Tidak ada hiasan sama sekali

RABU ABU MASA PRAPASKAH

• Tidak diperkenankan

menghias altar dengan bunga- bunga.

• Akan lebih baik bila ruangan itu tanpa unsur dekoratif sama sekali.

• Kecuali pada Minggu

Prapaskah ke IV (Laetare).

• Rangkaian bunga berdaun palma atau hanya dengan rangkaian dedaunan hijau.

• Penggunaan daun palma bukanlah keharusan.

MINGGU PALMA

(32)

DEKORASI SEPUTAR TRIHARI SUCI

• Bunga yang dipakai biasanya berwarna putih untuk

menunjang suasana Hari Raya tersebut.

• Dekorasi simbol = bejana pembasuhan

• Setelah upacara Kamis Putih, semua rangkaian dipindahkan ke Tabernakel dimana

Sakramen Mahakudus ditahtakan.

KAMIS PUTIH JUMAT AGUNG

• Tidak ada hiasan sama sekali

• Altar kosong

• Bunga berwarna putih dan kuning untuk

menggambarkan kemuliaan / keagungan Ilahi.

SABTU SUCI &

MINGGU PASKAH

(33)

Bagaimana Menata Bunga Pada

Masa-Masa Biasa?

(34)

• Masa terpanjang – secara keseluruhan ada 34 Minggu Biasa. Kadar dekorasi

sederhana.

• Warna liturgi = hijau, hanya berlaku untuk busana klerus yang memimpin Perayaan Liturgi – tidak perlu menguasai semua ruangan.

• Dekorasi floral tematis

• Menyesuaikan dengan pesan Sabda yang dibacakan – bagus tetapi tidak mudah

• Menyesuaikan dengan perayaan tertentu – misalnya Misa hari kemerdekaan RI atau hari pangan sedunia  suasana profan dalam ruang liturgis.

(35)

Bagaimana Menata Bunga Pada

Perayaan-perayaan Khusus?

(36)

Perhatikan unsur-unsur Utama

• Liturgi Sakramen Baptis = Bejana Baptis dan Lilin Paskah

• Liturgi sakramen Penguatan = Kursi Selebran

• Liturgi Sakramen Ekaristi/Kebaktian Skr. Mahakudus = tidak menghalangi atau mengaburkan simbol ekaristis yang utama

• Liturgi Sakramen Tahbisan = memperhitungkan situasi gereja yang penuh dengan kehadiran imam dan menyerasikan dengan busana liturgis mereka.

• Liturgi Perkawinan = mengutamakan prinsip kesederhanan yang luhur, bukan ajang untuk pamer, menyesuaikan dengan waktu liturgis perayaan dan simbol warna – bukan sekedar warna favorit mempelai, memperhatikan tempat-tempat yang digunakan dalam ritus perayaan.

• Liturgi Pemakaman = mempertimbangkan situasi tanpa bunga sebagai ungkapan dukacita, penempatan foto dan rangkaian bunga memperhatikan ketersediaan ruang, warna bunga disesuaikan dengan warna liturgis.

(37)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Bulat atau titik =

terkonsentrasi pada satu titik –

kesempurnaan – Allah sebagai

pusat – Allah yang selalu hadir

di Tengah umat.

(38)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Lingkaran atau bola =

kesempurnaan, homogenitas, tidak ada pembagian. Dapat melambangkan cangkir

kepenuhan atau piala

kehidupan.

(39)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Persegi empat = empat arah mata angin, ruang bumi, terbatas dan terukur, gagasan kemapanan dan stabilitas. Perjumpaan antara

pencipta (lingkaran) dan yang

diciptakan (persegi)

(40)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Salib = simbol pengantar dan

perantara. Lazim dilakukan

dalam Liturgi pemakaman.

(41)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Spiral = titik dan lingkaran yang bergulung berkesinambungan.

Maknanyan adalah

pengembangan dan

pertumbuhan.

(42)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Persegi Panjang = gabungan

dari persegi – partisipasi dalam

sebuah simbol

(43)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Segitiga (sama kaki, siku2 dll) = tangan Allah yang terbuka ke bawah – menyambut

kedatangan siapapun.

Pertemuan dua dimensi

horizontal dan vertikal.

(44)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Huruf S = dibentuk oleh dua buah bentuk setengah

lingkaran. Simbol pertemuan

dan rasa syukur, memberi dan

menerima.

(45)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Mahkota = melambangkan martabat, kekuatan,

kemaharajaan, jalan menuju

jenjang tertinggi. Pengembangan dari bentuk lingkaran. Simbol kehadiran Kristus sebagai

mahkota umat terpilih.

(46)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Pohon = simbol vertikalitas – menghubungkan tanah (akar), permukaan (cabang) dan

puncak.

(47)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Cekungan = symbol harapan, penerimaan. Ada ruang kosong yang tersedia untuk diisi. Ibarat tangan yang terbuka dan tegak.

Gestur berdoa.

(48)

SIMBOL BENTUK RANGKAIAN

• Api = simbol cinta spiritual, simbol roh transendensi.

Unsurnya serba ke atas.

(49)

• Menentukan jumlah rangkaian bunga (sesuai dengan tingkatan perayaan)

• Membuat sketsa rangkaian yang akan dibuat sambal menentukan kombinasi

warna dan jumlah bunga yang digunakan.

Menyeimbangkan dengan budget pengeluaran.

• Membeli bunga sesuai kebutuhan – tidak perlu semua dibeli, bisa menggunakan bunga dan daun yang ada di sekitar rumah/gereja.

Langkah2 Persiapan

(50)

Komunitas Perangkai Bunga

• Menyadari sebagai Pelayan Liturgi

• Memahami Perayaan Liturgi yang dirayakan

• Mempersiapkan diri dengan membaca bacaan-bacaan Ekaristi yang akan

dirayakan

• Merenungkan dan mengambil makna

sebagai spirit dalam merangkai bersama

• Berdoa bersama sebelum dan sesudah

• Komunitas yang saling menguatkan iman

Gambar

3. Gambar dan patung

Referensi

Dokumen terkait