• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS PERSEPSI PUBLIK INDONESIA TERHADAP TNDAK PIDANA PENCUCIAN UANG &

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INDEKS PERSEPSI PUBLIK INDONESIA TERHADAP TNDAK PIDANA PENCUCIAN UANG & "

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Kecamatan agar pelaksanaan Survei Persepsi Masyarakat Nasional Tahun 2017 tentang TPPU dan TPPT dapat terselesaikan dengan tingkat respon yang sempurna. Untuk itu perlu adanya pengukuran ulang secara independen melalui Indeks Persepsi Masyarakat untuk mengukur dan menjadi alat pemantauan efektivitas upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT di Indonesia yang dinilai dari sudut pandang masyarakat. Pandangan dan rekomendasi akademisi dan ahli terhadap peningkatan efektivitas upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT di Indonesia;

Harapan/tanggapan masyarakat terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU dan TPPT di Indonesia yang telah dilaksanakan; Dan.

IPP APU-PPT TAHUN 2017

Kenaikan IPP-APUPPT disebabkan oleh kenaikan dua indeks pembentuknya, yaitu IPP-TPPU dan IPP-TPPT.

POSTUR PERSEPSI PUBLIK TERHADAP TPPU DAN TPPT

Dilihat dari dimensi yang menyusun IPP-TPPT, penilaian masyarakat terhadap tingkat efektivitas kinerja rezim Anti PPT (5,27) lebih baik dibandingkan tingkat pemahaman masyarakat terhadap TPPT (4,92).

PEMAHAMAN PUBLIK TERHADAP TPPU DAN TPPT

Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa 3 ciri utama perbuatan IPU yang lebih dipahami masyarakat adalah penggunaan dana/harta hasil tindak pidana untuk membeli aset properti, Menyimpan dana/harta hasil tindak pidana di tempat yang tidak diketahui. lokasi dari orang lain dan Menggunakan dana/harta hasil kejahatan untuk membeli kendaraan. Mengenai pengertian tindak pidana yang bersumber dari dana TPPU, masyarakat memperkirakan 5 tindak pidana yang bersumber dari TPPU tersebut adalah TP korupsi, TP suap, TP narkotika, TP pajak, TP psikotropika. Terkait pemahaman penulis utama NJPZ, masyarakat memperkirakan 5 profil penulis utama NJPZ adalah pejabat legislatif, eksekutif, pejabat yudikatif, pengurus/anggota partai politik, pengusaha/wirausahawan.

Sedangkan bagi pelaku terkait TPPU, masyarakat menilai 3 profil utama pelaku terkait TPPU adalah rekan/hubungan, anggota keluarga/kerabat/kerabat, dan pihak profesional. Selain partai-partai tersebut, masyarakat menilai simpanan dan calon rentan terlibat dalam TPPU. Dari beberapa aspek pemahaman, pemahaman masyarakat yang paling tinggi adalah pemahaman terhadap faktor-faktor pendorong TPPT, sedangkan aspek yang paling sedikit dipahami masyarakat adalah profil pelaku utama TPPT.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 3 ciri utama perbuatan TPPU yang paling dipahami masyarakat adalah pemberian pembiayaan berupa fasilitas kepada pelaku terorisme, pemberian pembiayaan melalui dana haram. penyedia transfer, dan pemberian pembiayaan melalui transfer bank. Dalam memahami sumber dana TPPT, masyarakat berpendapat bahwa 3 sumber utama dana TPPT adalah dana asing, dana yang berasal dari tindak pidana, dan pengalihan dana yang dihimpun melalui organisasi akar rumput. Mengenai pemahaman pelaku utama TPPT, masyarakat berpendapat bahwa 3 profil pelaku utama TPPT adalah pengusaha/pengusaha, pengurus/anggota ormas yang bukan partai politik, dan pengurus/anggota partai politik.

KEEFEKTIFAN KINERJA REZIM APU-PPT

PERKEMBANGAN IPP-TPPU

PERKEMBANGAN PERSEPSI PUBLIK TERHADAP TPPU DAN TPPT TAHUN

Pemahaman masyarakat yang paling tinggi terjadi pada pemahaman faktor-faktor pendorong TPPU, sedangkan pemahaman paling rendah terjadi pada pemahaman pelaku TPPU. Peningkatan tingkat pemahaman tertinggi terjadi pada pemahaman masyarakat terhadap pelaku TPPU, baik pelaku aktif maupun pasif. Indeks pemahaman masyarakat terhadap pelaku aktif dan pelaku pasif masing-masing meningkat sebesar 0,22 dan 0,25 poin.

Peningkatan paling rendah atau hampir tidak ada perubahan terjadi pada aspek pemahaman masyarakat terhadap sumber pendanaan TPPU. Berdasarkan hasil survei tahun 2016 dan 2017, efektivitas rezim pemberantasan secara umum lebih baik dibandingkan efektivitas rezim pencegahan. Dilihat dari perkembangannya, masyarakat juga menilai efektivitas rezim anti pencucian uang di Indonesia belum meningkat.

Nilai indeks efektivitas kinerja rezim anti pencucian uang bahkan mengalami penurunan tipis dari 5,29 pada tahun 2016 menjadi 5,28 pada tahun 2017, meskipun tidak signifikan. Berdasarkan jenis lembaganya, masyarakat menilai tingkat efektivitas kinerja lembaga secara umum masih kurang memuaskan. Peningkatan indeks efektivitas kinerja rezim anti pencucian uang hanya terjadi terutama pada Lembaga Penegakan Hukum dan Peradilan serta Lembaga Koordinasi, sedangkan efektivitas kinerja pada.

PERKEMBANGAN IPP APU MENURUT BERBAGAI KARAKTERISTIK

Jika dilihat juga komponen-komponen yang menyusun indeks IPP-TPPU, maka kenaikan indeks tersebut adalah indeks tingkat pemahaman masyarakat terhadap TPPU baik di perkotaan maupun di perdesaan. Indeks tingkat pemahaman masyarakat terhadap TPPU di perkotaan daerah meningkat dari 5,80 menjadi 5,92, sedangkan tingkat indeks pemahaman di perdesaan meningkat dari 5,51 menjadi 5,56. Sedangkan untuk indeks APU Regime Performance Effectiveness, hampir tidak ada perbaikan baik di perkotaan maupun perdesaan, bahkan indeksnya mengalami penurunan di perdesaan. Program sosialisasi terkait dengan pengenalan lembaga-lembaga yang tergabung dalam rezim anti pencucian uang dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh rezim tersebut dalam menangani kejahatan pencucian uang harus digalakkan.

Selanjutnya jika dilihat dari NRA wilayah (tingkat risiko regional), IPP-TPPU mengalami peningkatan di setiap wilayah NRA selama periode 2016-2017. Peningkatan indeks yang lebih tinggi pada wilayah dengan Tingkat Risiko Rendah dibandingkan dengan wilayah dengan Tingkat Risiko Sedang mengakibatkan pencapaian indeks IPP-TPPU Wilayah Risiko Rendah lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pada wilayah dengan Tingkat Risiko Sedang. Indeks tingkat pemahaman mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada wilayah dengan Tingkat Risiko Tinggi dan Tingkat Risiko Rendah dengan besaran kenaikan indeks yang sama yaitu sebesar 0,34 poin.

Selanjutnya pada indeks efektivitas kinerja, peningkatan nilai indeks terjadi pada area dengan Tingkat Risiko Tinggi dan Tingkat Risiko Rendah, sedangkan indeks efektivitas kinerja pada area dengan tingkat Risiko Sedang mengalami penurunan pada periode 2016-2017. . Berdasarkan gender, IPP-TPPU secara umum mengalami peningkatan baik pada laki-laki maupun perempuan pada periode 2016-2017. Peningkatan IPP-TPPU baik laki-laki maupun perempuan terutama disebabkan oleh peningkatan indeks pemahaman terhadap TPPU.

Laki-laki

Kenaikan nilai indeks secara umum juga berlaku pada dua komponen penyusunnya, yaitu indeks pemahaman dan indeks efektivitas kinerja masing-masing kategori risiko daerah.

Perempuan

Lebih lanjut, jika dilihat dari usia penduduk, hasil survei tahun 2016 dan 2017 menunjukkan pola yang sama dimana kelompok penduduk yang lebih muda cenderung memiliki penilaian yang lebih baik terhadap TPPU dibandingkan kelompok umur yang lebih tua, terutama dalam hal pemahaman TPPU. Namun dalam penilaian efektivitas kinerja rezim APU terdapat pola yang berbeda, dimana penilaian tertinggi terjadi pada kelompok usia 31-40 tahun. Hasil perhitungan indeks persepsi mengenai TPPU pada tahun 2016 dan 2017 menunjukkan tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada semua kelompok umur.

Dilihat dari komponen komponennya, peningkatan tingkat pemahaman juga terjadi pada hampir semua kelompok umur, sedangkan pada indeks kinerja nilai indeksnya menurun pada kelompok umur 40 tahun ke bawah. Pola ini juga berlaku pada indeks tingkat pemahaman dan indeks kinerja rezim APU. Perlu dicatat peningkatan indeks tingkat pemahaman dan indeks penilaian efektivitas rezim APU di kalangan penduduk yang tidak menyelesaikan sekolah dasar.

Hal ini terjadi baik pada aspek pemahaman masyarakat terhadap TPPU maupun pada aspek penilaian efektivitas kinerja rezim APU. Dilihat dari aksesibilitas terhadap industri keuangan dan non keuangan, terlihat bahwa masyarakat yang memiliki akses terhadap lembaga keuangan dan non keuangan memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik terhadap TPPU dan memiliki penilaian kinerja yang lebih baik. Selama periode indeks, persepsi masyarakat terhadap TPPU membaik pada semua profil, baik yang mengakses maupun yang tidak mengakses lembaga keuangan dan non keuangan.

PERKEMBANGAN IPP-TPPT B.2

Efektivitas rezim anti pendanaan teroris diukur dari dua aspek, yaitu efektivitas rezim pencegahan TPPT dan efektivitas rezim pemberantasan TPPT. Dilihat dari apa yang terjadi, masyarakat juga berpendapat bahwa tingkat efektivitas rezim pendanaan terorisme di Indonesia semakin menurun. Baik menurunnya indeks kinerja rezim preventif TPPT maupun keberhasilan rezim pemberantasan TPPT turut berkontribusi terhadap turunnya indeks efektivitas rezim dalam pemberantasan pendanaan terorisme.

Indeks Efektivitas Kinerja Rezim Pencegahan TF menurun dari 5,23 menjadi 5,20 pada periode tersebut, sedangkan Indeks Efektivitas Kinerja Rezim Pemberantasan mengalami penurunan dari 5,36 menjadi 5,34 pada periode yang sama. Berdasarkan jenis lembaganya, masyarakat menilai peningkatan efektivitas pelaksanaan rezim pendanaan anti-terorisme hanya terjadi pada lembaga. Penilaian publik terhadap efektivitas efektivitas rezim pendanaan anti-terorisme hanya terjadi pada lembaga-lembaga tersebut. lembaga penegakan hukum dan peradilan, sedangkan efektivitas kinerja lembaga lainnya tetap sama (lembaga unit intelijen keuangan) atau malah menurun (lembaga pengawasan dan pengatur, lembaga pengatur, dan lembaga koordinator).

PERKEMBANGAN IPP-APT MENURUT BERBAGAI KARAKTERISTIK

Dilihat dari komponen-komponen yang menyusun IPP-TPPT, indeks tingkat pemahaman masyarakat terhadap TPPT mengalami peningkatan di seluruh wilayah NRA, sedangkan indeks efektivitas kinerja rezim APT mengalami penurunan di wilayah berisiko rendah dan rendah. daerah dengan risiko sedang. Indeks persepsi masyarakat terhadap TPPT mengalami peningkatan pada periode 2016-2017 baik laki-laki maupun perempuan dengan kenaikan yang sama yaitu sebesar 0,17 poin. Peningkatan indeks IPP-TPPT ini terutama didorong oleh peningkatan yang cukup besar pada indeks tingkat pemahaman masyarakat terhadap TPPT baik laki-laki maupun perempuan yang masing-masing meningkat sebesar 0,30 poin dan 0,28 poin.

Selain itu terlihat juga nilai indeks pada periode tersebut cenderung meningkat pada semua kelompok umur, terutama pada dimensi pemahaman masyarakat terhadap TPPT. Tingkat pemahaman masyarakat dan penilaian masyarakat terhadap efektivitas rezim pencucian uang cenderung lebih baik pada kelompok penduduk yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pemahamannya terhadap TPPT akan semakin baik, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai indeks persepsi masyarakat terhadap TPPT.

Persepsi masyarakat terhadap TPPT membaik pada seluruh kelompok profesi pada periode dimana kenaikan indeks terjadi terutama pada tingkat pemahaman masyarakat terhadap TPPT. Secara keseluruhan, baik hasil survei tahun 2016 maupun 2017 menunjukkan bahwa masyarakat yang mengakses lembaga keuangan/non keuangan memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik terhadap TPPT dibandingkan masyarakat yang tidak mengakses lembaga keuangan/non keuangan. Hal serupa juga terlihat pada aspek penilaian masyarakat terhadap efektivitas kinerja rezim APT, dimana masyarakat yang memiliki akses terhadap lembaga keuangan/non keuangan juga memiliki tingkat penilaian yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak.

REKOMENDASI BAGI REZIM APUPPT

  • UPAYA UNTUK PENINGKATAN NILAI IPP APUPPT SECARA SIGNIFIKAN
  • UPAYA UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN PUBLIK TERHADAP KARAKTERISTIK TPPU KARAKTERISKTIK
  • UPAYA UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN PUBLIK TERHADAP POTENSI PELAKU AKTIF TPPU DAN TPPT
  • UPAYA UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN PUBLIK TERHADAP POTENSI PELAKU PASIF TPPU DAN TPPT
  • UPAYA UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN PUBLIK TERHADAP SUMBER DANA TPPU DAN TPPT
  • UPAYA UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN PUBLIK TERHADAP FAKTOR PENDORONG TPPU DAN TPPT
  • UPAYA UNTUK PENINGKATAN TINGKAT KEEFEKTIFAN KINERJA DI BIDANG PENCEGAHAN APUPPT SECARA
  • UPAYA UNTUK PENINGKATAN TINGKAT KEEFEKTIFAN KINERJA DI BIDANG PEMBERANTASAN APUPPT SECARA

Pada saat penerbitan izin usaha, calon investor diimbau untuk melampirkan surat pernyataan Badan Hukum/Perusahaan mengenai pengetahuan dan pemahaman tentang Program Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme. Memasukkan materi TPPU dan TPPT bagi profil berisiko tinggi seperti: Anggota Partai dan Calon Legislatif, Eksekutif, Yudikatif; Pelajar/Siswa;. Meningkatkan kemampuan sistem dalam mengidentifikasi pihak-pihak pengendali Badan Hukum khususnya PT. dan diharapkan dapat terintegrasi dengan SISMINBAKUM.

Peningkatan pengawasan terhadap ormas yang tidak berbadan hukum dan ormas yang berbadan hukum oleh Kesbangpol Daerah. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi terhadap Strategi dan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Pencucian Uang dan Pemberantasan Pendanaan Teroris. Meningkatkan koordinasi dengan PPATK dan penegak hukum khususnya mengenai tindak pidana yang mempunyai risiko tinggi TPPU dan TPPT.

Meningkatkan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait MLA dan saat Datun menjadi Jaksa Negara dalam perkara yang melibatkan pemerintah sebagai terlapor.

HARAPAN PUBLIK TERHADAP PENGUATAN REZIM APUPPT

ASPEK PENCEGAHAN

ASPEK PEMBERANTASAN

REKOMENDASI BAGI MASYARAKAT

TURUT PROAKTIF DALAM

BERANI MELAPORKAN INDIKASI TPPU/TPPT KEPADA

Referensi

Dokumen terkait