Hubungan kebutuhan pelayanan KB pada remaja belum kawin dengan niat menggunakan alat kontrasepsi di usia dewasa (analisis SDKI 2017) (hlm. 1-7). Hubungan kebutuhan pelayanan KB pada remaja belum kawin dengan niat menggunakan alat kontrasepsi pada periode tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebutuhan pelayanan KB pada remaja belum kawin dengan niat menggunakan alat kontrasepsi di masa dewasa.
Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan antara kebutuhan pelayanan KB pada remaja belum menikah dengan niat menggunakan kontrasepsi di usia dewasa. Remaja yang berencana menggunakan kontrasepsi pada usia dewasa lebih banyak (82,6%) dibandingkan remaja yang tidak berencana menggunakan kontrasepsi (17,4%).
Hubungan Health Locus of Control dengan Kepatuhan Diet pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Kota Depok Tahun 2020
Hubungan Health Locus of Control Dengan Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Kota Depok Tahun 2020. Sebaran Responden Berdasarkan Item Health Locus of Control Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Kota Depok Tahun 2020. Hubungan Antara Health Locus Pengendalian dan Kepatuhan Diet pada Pasien DM Tipe 2 di RSUD Kota Depok Tahun 2020.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat korelasi positif antara dimensi health locus of control yaitu internal health locus of control (IHLOC) (r = 0.46) dan health locus of strong other (POHLOC) (r = 0,28 ) dengan kepatuhan terhadap pola makan. Hubungan locus of control kesehatan dengan mekanisme coping pada pasien diabetes tipe 2 di lingkungan kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember.
Partisipasi Ibu Balita Ke Posyandu Melati di Desa Sungai Bertam, Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2020
Menurut penelitian Nurdin dkk.9 terdapat hubungan antara pengetahuan ibu (p-value) dengan partisipasi kunjungan ibu balita ke Posyandu Populasi seluruh ibu balita di Posyandu Melati Desa Sungai Bertam berjumlah 70 orang. dari hasil penelitian diperoleh gambaran Partisipasi ibu balita dalam penimbangan di Posyandu meliputi pengetahuan, sikap, motivasi dan peran kader.
Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p-value 0,004), sikap (p-value 0,001) dan motivasi (p-value 0,001) dengan partisipasi ibu anak kecil dalam penimbangan di Posyandu. Peran kader tidak terdapat hubungan dan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan partisipasi ibu anak usia dini di Posyandu karena mempunyai p-value > 0,05 yaitu 0,843. Sebaran responden berdasarkan partisipasi, pengetahuan, sikap, motivasi ibu balita dan peran kader dalam pengobatan Posyandu Melati di Desa Sungai Bertam Kabupaten Muaro Jambi tahun 2020 (n=70).
Sebaran hubungan pengetahuan, sikap, motivasi dan peran kader dengan partisipasi ibu anak kecil dalam penimbangan di Posyandu Melati di Desa Sungai Bertam Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2020. Partisipasi ibu atau kunjungan ibu anak kecil mempengaruhi Posyan dari waktu luang ibu dan pendapatan keluarga. Untuk meningkatkan kepatuhan kunjungan ibu anak kecil ke Posyandu, diharapkan para ibu anak kecil dapat meluangkan waktu untuk berpartisipasi aktif datang ke Posyandu.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi ibu balita dalam penimbangan di Posyandu. Semakin baik tingkat pengetahuan maka semakin baik pemahaman atau informasi tentang Posyandu dan ibu akan semakin aktif dalam kegiatan Posyandu.15 Berdasarkan penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan Posyandu Balita di Desa Sungai Bertam, Kabupaten Muaro Jambi. Faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu balita dalam kegiatan Posyandu di Dusun Mlangi Kabupaten Sleman [naskah publikasi].
Segitiga Kebijakan dan Analisis SWOT Mengenai Implementasi Kebijakan PSBB dalam Penanggulangan COVID-19 di DKI Jakarta
Kebijakan PSBB Dibutuhkan oleh Warga DKI Jakarta
Provinsi DKI Jakarta menjadi provinsi pertama yang diberikan status PSBB berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/239/. 2020 7 April 2020.13 Kebijakan PSBB dilaksanakan setelah dilakukan kajian epidemiologi dan mempertimbangkan kesiapsiagaan di bidang sosial, ekonomi, dan berbagai aspek lainnya. Kebijakan PSBB bisa dikatakan memang merupakan kebijakan yang dibutuhkan DKI Jakarta untuk mengatasi penyebaran COVID-19.
Kebijakan PSBB Menjangkau Semua Aspek Kehidupan Warga DKI Jakarta
Kebijakan Dapat Diakses oleh Masyarakat
Kontrol Terhadap Kebijakan Masih Lemah
Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Melaksanakan Kontrol
Ego sektoral dalam Pelaksanaan PSBB DKI Jakarta
Adanya Tokoh Masyarakat yang Bisa Mengedukasi Masyarakat
Adanya Aplikasi untuk Mendukung Pekerjaan dan Pendidikan Jarak Jauh
Adanya Dukungan dari Pemerintah Pusat
Adanya Dukungan TNI dan Polri TNI dan Polri memberikan dukungan un-
Adanya Dukungan dari Donatur
Tingkat Kepatuhan Masyarakat yang Masih Rendah
Mobilitas Warga DKI Jakarta yang Tinggi
Dampak Perubahan Ekonomi Masyarakat
Pandemi COVID-19 dimulai di Indonesia pada awal Maret 2020 dan hingga saat ini belum berakhir. Beberapa waktu sebelum ditemukannya dua kasus pertama COVID-19 di Indonesia, Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan Instruksi Gubernur No. 16 Tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19. 31 Dengan ditemukannya dua kasus pertama pada 2 Maret 2020, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus segera mengambil sejumlah tindakan terkait pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan COVID-19 di DKI Jakarta. Salah satunya adalah pembentukan tim tanggap COVID-19 yang tertuang dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 291 Tahun 2020.32.
Meningkatnya jumlah kasus di Indonesia mendorong pemerintah pusat segera membentuk gugus tugas percepatan penanganan COVID-19. Pada tanggal 13 Maret 2020, Presiden Joko Widodo menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.4 Hanya berselang 3 hari setelah Gugus Tugas Nasional terbentuk, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengulurkan tangan. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 328 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta. Meningkatnya kasus COVID-19 di DKI Jakarta mendorong pemerintah provinsi mengeluarkan Keputusan Gubernur Nomor 337 Tahun 2020 tentang penetapan status tanggap darurat wabah COVID-19 di wilayah DKI Jakarta. 33 Selanjutnya, sejumlah kebijakan diambil untuk mengatasi penyebaran COVID-19 di DKI Jakarta.
Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta telah mengajukan permohonan kepada Menteri Kesehatan agar Provinsi DKI Jakarta dapat diberikan status PSBB sebagai upaya menekan penyebaran COVID-19 dan menjaga keselamatan warga DKI Jakarta. Berdasarkan tiga indikator pelonggaran pembatasan sosial (epidemiologi, kesehatan masyarakat, dan fasilitas kesehatan), Provinsi DKI Jakarta memperoleh skor keseluruhan sebesar 76. Meski demikian, bukan berarti Pemprov DKI Jakarta tidak mempunyai hambatan atau tantangan dalam melaksanakan hal tersebut. kebijakan.
Mengimplementasikan Kebijakan dengan Memanfaatkan Dukungan dari
Meningkatkan Pemahaman dan Pene- rimaan Masyarakat Terhadap Kebi-
Penguatan dalam Pelaksanaan Kontrol Kebijakan dengan bantuan TNI dan
Peningkatan Koordinasi serta Komu- nikasi antara Pemerintah Pusat dan
Mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan kepatuhan
Penyelenggaraan ibadah di rumah sebagaimana anjuran Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.33 Tahun 2020 memerlukan dukungan tokoh agama dalam pelaksanaannya 7 Edukasi dapat dilakukan dengan menyebarkan informasi secara online bahwa pelaksanaan ibadah dilakukan secara online, seperti yang dilakukan oleh Keuskupan Agung Jakarta.38 Para pemuka agama Islam di DKI Jakarta, yakni Majelis Ulama Indonesia, mengimbau masyarakat untuk melaksanakan salat terawih dan Idul Fitri di rumah.39 Hal ini bisa menjadi contoh bagi para pemuka agama lainnya di DKI Jakarta.40 Selain itu , DKI Jakarta juga bisa mengedukasi tokoh masyarakat melalui konten hiburan agar masyarakat tetap berada di rumah.41.
Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyara- kat selama Kebijakan PSBB
Penguatan Kebijakan untuk Mening- katkan Kepatuhan Masyarakat
Pengetatan Perizinan SIKM
Bagaimana media berita menggambarkan pandemi Covid-19: analisis konten berita dari detik.com dan kompas.com. Pemberitaan di detik.com dan kompas.com belum sepenuhnya mematuhi kaidah komunikasi risiko. Artikel berita yang menjadi data penelitian ini diambil dari publikasi detik.com dan kompas.com antara tanggal 2 Maret hingga 30 April 2020.
Hasil pencarian ini diperoleh 3.805 artikel berita dari detik.com dan 2.988 artikel berita dari kompas.com. Selain itu, 29% berita di detik.com dan kompas.com memuat jumlah kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia, baik kasus terkini di kawasan maupun nasional. Informasi mengenai sifat penyakit muncul pada 13% berita detik.com dan 11% berita kompas.com memuat informasi mengenai penularan COVID-19.
Sedangkan berita yang memuat informasi gejala muncul pada 8% berita detik.com dan 4% berita kompas.com. Jumlah artikel berita di detik.com dan kompas.com serta perkembangan kasus COVID-19 periode 2 Maret 2020 hingga 30 April 202. Tidak kurang dari 16% pemberitaan di detik.com dan 14% di detik.com kompas.com berisi informasi tentang membuat diagnosis.
Informasi mengenai kategorisasi pasien ditemukan pada sekitar 32% artikel berita di detik.com dan 18% di kompas.com. Sedangkan 5% berita detik.com dan 2% berita kompas.com memuat informasi yang bersumber dari institusi dan pakar. Peneliti tidak melakukan pencarian artikel pada website detik.com dan kompas.com karena adanya perbedaan fitur pencarian artikel berita pada kedua website tersebut.
Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Pencegahan COVID-19 Pada Peserta Seminar Online STIKes Raflesia 7 April 2020
Perhatian lebih perlu diberikan terhadap dampak pandemi COVID-19 terhadap hilangnya mata pencaharian di sektor informal. Hingga saat ini, situasi akibat COVID-19 pada tingkat global dan nasional masih sangat berisiko. Peran masyarakat dalam memutus rantai penularan COVID-19 (risiko infeksi dan penularan) harus dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.3.
Pengetahuan yang baik mengenai COVID-19, protokol kesehatan dan pencegahan penularan COVID-19 akan melahirkan sikap positif terhadap perilaku pencegahan yang komprehensif. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner secara online kepada peserta seminar COVID-19 di STIKes Raflesia Depok. Perilaku yang diteliti dengan mengajukan 10 pertanyaan adalah perilaku responden dalam mencegah penyebaran COVID-19 dan perilaku dalam adaptasi kebiasaan baru.
Dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan COVID-19 dengan analisis multivariat uji regresi logistik berganda. Terkait sikap responden, masih terdapat 17,3% yang merasa tidak yakin pemerintah mampu mengendalikan dan mengatasi wabah COVID-19. Keterbatasan penelitian ini adalah responden bersifat homogen sehingga hasil penelitian tidak menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam pencegahan COVID-19.
Knowledge, Attitudes and Community Behavior towards Social Distancing Policy as a Prevention of Covid-19 Transmission in Indonesia. Knowledge, attitude and practice towards COVID-19 among the public in the Kingdom of Saudi Arabia: A cross-sectional study. Knowledge about prevention of novel coronavirus COVID 19 A Cross-Sectional Electronic Survey among Selected Rural Community.
Proses Perubahan Perilaku Berhenti Merokok: Studi Kualitatif Mengenai Motif, Dukungan Sosial dan Mekanisme Coping
Tingginya angka perokok juga dibarengi dengan keinginan yang besar untuk merencanakan dan memikirkan untuk berhenti yaitu 50-70%. Penelitian dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana subjeknya adalah perokok yang telah dan belum berhasil berhenti merokok. Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Yogyakarta, termasuk orang yang sudah berhenti merokok, sedang berhenti merokok, atau gagal berhenti merokok.
Faktor pengalaman yang dimaksud adalah informan berhenti merokok karena pengalaman buruk semasa kecil. Informan juga berpendapat bahwa faktor agama mempengaruhi mereka untuk berhenti merokok karena rokok haram menurut berbagai fatwa ulama. Namun, hal tersebut tidak memberikan kontribusi yang besar bagi perokok untuk berhenti merokok.
Distraksi yang dimaksud adalah upaya informan untuk mengurangi rasa asam pada mulut setelah berhenti merokok. Penelitian ini menemukan bahwa perokok berhenti merokok karena mempunyai pengalaman buruk berupa penyakit yang disebabkan oleh orang tuanya yang merokok semasa kecil. Berhenti merokok segera atau bertahap merupakan pilihan strategis yang dapat dilakukan setiap perokok saat berhenti merokok.
Hal inilah yang membuat para ahli kesehatan menyarankan kepada masyarakat untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai langkah awal dalam upaya berhenti merokok.43–46. Perokok berhenti merokok karena motif kesehatan (ingin lebih sehat, tidak memberikan dampak negatif terhadap orang lain dan lingkungan, pengalaman buruk yang dialami) dan motif non-kesehatan (merokok haram dan pengeluaran untuk rokok lebih dari kebutuhan makan). ). Pengalaman Perubahan Perilaku Berhenti Merokok Tahapan tindakan dan penatalaksanaan berdasarkan teori transteoretis pada remaja di SMAN 1 Cawas.