• Tidak ada hasil yang ditemukan

Industri kreatif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Industri kreatif"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Ekonomi kreatif atau bisa disebut industri kreatif merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian dalam rangka pembangunan ekonomi Indonesia. Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.1

Praktiknya, tidak dapat dipungkiri, hak kekayaan intelektual merupakan hak yang memberikan perlindungan terhadap industri kreatif tersebut. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) menjadi salah satu altematif dalam pembangunan ekonomi bangsa karena memiliki kontribusi ekonomi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, seperti menciptakan iklim bisnis yang positif, memperkuat citra dan identitas bangsa Indonesia, mendukung pemanfaatan sumber daya yang terbaru, menjadi pusat penciptaan inovasi dan pembentukan kreativitas serta dapat mencetak generasi- generasi muda yang potensial dan memiliki dampak sosial yang positif lainnya.2

1 http://arif-danLblogspot.com/2012/01/peran-industri-kreatif-dalam.html. Diakses tanggal 17- November-2016.

2 http://andichairilfurgan.wordpress.com/tag!industri-kreatif/ Diakses Tanggal 17 November 2016.

(2)

HKI adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khalayak umum dalam berbagai bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia, juga mempunyai nilai ekonomis.3 HKI secara umum dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu hak cipta dan hak milik industri, dan tidak dapat dipungkiri salah satu yang menjadi penyokong di bidang HKI dalam perekonomian adalah hak cipta. Hak cipta merupakan hak milik intelektual yang melekat secara pribadi terhadap penciptanya yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Hak ini timbul secara otomatis setelah karya intelektual atau ciptaannya dilahirkan dan diwujudkan dalam bentuk tertentu dan pada saat itulah hak cipta menjadi milik penciptanya.

Pasal 40 Ayat (1) huruf (f) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, bahwa:

“Ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, terdiri atas:

karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase”.

Dari uraian pasal tersebut bahwa gambar merupakan pencipta dari suatu logo, karena Logo adalah sebuah hasil proses karya cipta yang bersifat visual, dan penciptanya atau desainernya mendapatkan perlindungan hukum, yaitu Hukum Hak Cipta, untuk mendapatkan perlindungan atas ciptaan berupa Logo dengan cara dicatatkan ciptaannya tersebut ke Direktorat jendral Kekayaan Inetektual. Hak Cipta,termasuk logo, merupakan hasil kreatifitas yang mengandung nilai komersil

3 http://gigwanggu.blogspot.com!2012/05/hak-kekayaan-intelektual-haki.html, Diakses Tanggal 17 November 2016.

(3)

karena biasa digunakan dalam dunia usaha. Berdasarkan hal tersebut maka Hak Cipta Logo harus dilindungi, terutama perlindungan penjiplakan dari para kompetitor bisnis.4

Ciptaan berupa logo tidak dapat dicatatkan dan pengaturan tersebut, tentu mengancam perlindungan pemegang hak cipta logo dan pembuktiannya juga sulit.

Ketentuan tersebut tidak sesuai dengan fenomena yang banyak terjadi di masyarakat, di mana terdapat banyak kasus penjiplakan atau tiruan hak ciptaan.

Logo tidak hanya memiliki arti fisik dalam arti bentuk, warna atau jenis huruf yang dipakai, namun memiliki makna yang lebih mendalam karena melalui logo, maka konsumen dapat mengenali produk yang akan dibeli. Logo memiliki peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan konsumen dalam memilih suatu produk. Membuat sebuah logo menjadi dikenal bukan hal yang mudah, karena membutuhkan kreativitas, waktu dan dana yang tidak sedikit. Sering kita baca adanya pelaku usaha tertentu yang meniru logo atau membuat logo yang kelihatan mirip dengan pemilik logo pelaku usaha yang lain.

Hal ini terjadi dalam kasus, seperti yang diputus dalam Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor 07 PK/Pdt.Sus/ 2011, di mana Theng Jhing Djie selaku penerus hak, pemilik sah atas hak cipta dengan judul “Seni Lukis Logo”

berdasarkan pengalihan hak dari saudara Liong Hiang Fa sesuai dengan Surat Direktur Hak Cipta Nomor H2-HC-03.02-030-77/96 tanggal 1 Juni 2001 perihal

4 Muhammad Lailatul Qodri Z, Panduan Lengkap HRD dan GA, Pnerbit RAS, Bogor, 2014, hlm. 44

(4)

pemidahan hak cipta. Kendati sudah terdaftar, akan tetapi Hadiyanto Tjukup Wirawan juga mendaftarkan dan mendapatkan dari Ditjen HKI yaitu melalui Keputusan Pemberian Hak Desain Industri berjudul “Strip Sepatu X2” dengan tanggal permohonan 29 Februari 2005. Desain industri yang dimiliki oleh Hadiyanto Tjukup Wirawan tersebut sama persis dengan Hak Cipta “Seni Lukis Logo Asics Tiger”, terutama dari segi komposisi garis dan konfigurasinya.

Selain itu kasus Logo The Rolling Stones yang di cetak di kaos. The Rolling Stones merupakan band yang terkenal baik didalam negeri maupun mancanegara. The Rolling Stones merupakan bagian dari British Invasion yang populer di era 60-an, bersama sesama band asal Inggris The Beatles. Band yang beranggotakan Mick Jagger, Keith Richards, Ronnie Wood, dan Charlie Watts ini menganut genre Rock, blues, blues rock, rhythm and blues, rock and roll.6 The Rolling Stones sendiri disebut-sebut sebagai salah satu grup band terbesar di dunia sepanjang masa hingga sekarang yang menghasilkan banyak single dan lagu yang menjadi hits rock internasional

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP LOGO

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah yang di kaji yaitu:

“Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak cipta atas logo”.

(5)

C. Tujuan Penelitian

Hasil penelitian ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengkaji dan menganalisis perlindungan hukum terhadap hak cipta atas logo.

2. Sebagai salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut :

1. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan khususnya untuk menambah wawasan bagi kalangan akademik tentang perlindungan hukum terhadap hak cipta atas logo.

2. Diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi dan peneliti dalam bidang hak cipta.

E. Kerangka Konseptual 1. Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum menurut Philipus M. Hadjon bahwa negara Indonesia sebagai negara hukum harus memberikan perlindungan hukum kepada seluruh rakyat Indonesia secara adil dengan berlandaskan kepada Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara sehingga tercipta suatu ketertiban hukum dan ketaatan terhadap ketentuan-ketentuan hukum yang

(6)

berlaku sehingga, tidak terjadi pelanggaran- pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga merugikan kepentingan atau hak-hak pihak lain.

Perlindungan hukum terhadap pencipta Musik/Lagu dan hasil ciptaannya, termasuk di dalam perlindungan hukum yang dinyatakan oleh Philipus M.

Hadjon. Perlindungan hukum tersebut yaitu suatu perlindungan yang diberikan oleh perangkat hukum di bidang hak cipta atas musik / lagu baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang diberikan terhadap subjek hukum yaitu pencipta musik/lagu dan hasil ciptaannya dengan tujuan memberikan suatu ketertiban dan kepastian hukum kepada para pihak yang berkepentingan dalam kaitannya dengan penggunaan / pengumuman hasil ciptaan musik / lagu yang digunakan untuk kepentingan bisnis.5

2. Hak Cipta

Istilah Copyright (Hak Cipta) pertama kali dikemukakan dalam Berne Convention yang diadakan tahun 1886 yaitu International Convention for the Protection of Literary and Artistic Work, ditandatangani di Berne, Swiss.

Konvensi ini telah mengalami beberapa kali revisi, yaitu di Berlin 1908, Roma

5 Oltje Salman, Teori Hukum (Suatu Pencarian/Penelahan), Renada Media, Jakarta, 2007. hlm.

19

(7)

1928, Brussel 1967, dan terakhir di Paris 1971.6 Dalam Berne Convention, pengertian Hak Cipta tidak dirumuskan dalam pasal tersendiri namun tersirat dalam Article 2, Article 3, Article 11 dan Article 13 yang isinya diserap dalam Pasal 2 jo Pasal 10 Auteurswet 1912. Dalam Auteurswet 1912 Pasal 1 diatur bahwa:

Hak Cipta adalah hak tunggal dari Pencipta atau hak dari yang mendapat hak tersebut, atas hasil Ciptaannya dalam lapangan kesusastraan, pengetahuan dan kesenian, untuk mengumumkan dan memperbanyak dengan mengingat pembatasan-pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang.

L.J. Taylor menyatakan hak cipta melindungi suatu ekspresi dari sebuah ide, sedangkan ide yang belum diwujudkan belum dilindungi. Dari pengertian ini sangat jelas bahwa hak cipta diberikan hanya pada karya-karya yang merupakan penuangan ide secara nyata, bukan sekedar gagasan dan ide semata.7

Secara umum pembentukan peraturan perundang-undangan di bidang hak cipta di Indonesia didasarkan pada ratifikasi terhadap perjanjian-perjanjian internasional di bidang Hak Cipta, beberapa perjanjian itu adalah Konvensi Bern 1886 tentang Perlindungan Karya Sastra dan Seni; Konvensi Hak Cipta Universal 1955 atau Universal Copyright Convention; Konvensi Roma

6 Budi Agus Riswandi, Permasalahan Pelanggaran dan Langkah Hukum Hak Cipta Atas Musik dan Lagu yang Dituangkan Dalam Bentuk VCD dan DVD, Jurnal Hukum, Volume 16, Nomor 4, 2009, hlm., 573.aq

7 Ibid. hlm. 573

(8)

1961; Konvensi Jenewa 1967; dan TRIPs 1994 (Trade Related Aspects on Intellectual Property Rights 1994). Hal ini berarti Indonesia harus membuat atau memberlakukan agar hukum Indonesia khususnya Hak Kekayaan Intelektual sesuai dengan konvensi-konvensi yang telah diratifikasinya.

Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah kepada hasil ciptaan dan penciptanya, bukan hanya sekedar sebagai hasil penghormatan dan penghargaan terhadap hasil karya cipta seseorang saja di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, tetapi juga diharapkan akan dapat membangkitkan semangat dan minat yang lebih besar untuk melahirkan ciptaan baru di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra.

Pengertian Hak Cipta juga dijelaskan pada Pasal 1 Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, yaitu:

“Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Menurut Hutauruk ada dua unsur penting yang terkandung dari rumusan pengertian hak cipta yang termuat dalam ketentuan UUHC Indonesia, yaitu:8

1) Hak yang dapat dialihkan kepada pihak lain.

2) Hak moral yang dalam keadaan bagaimanapun, dan dengan jalan apa pun tidak dapat ditinggalkan daripada mengumumkan karyanya, menetapkan

8 M. Hutauruk, Peraturan Hak Cipta Nasional, Erlangga, Jakarta, 1982, hlm., 11.

(9)

judulnya, mencantumkan nama sebenarnya atau nama samarannya dan mempertahankan keutuhan atau integritas ceritanya.

Hak yang dapat dipindahkan atau dialihkan itu sekaligus merupakan bukti nyata bahwa hak cipta itu merupakan hak kebendaan. Melalui definisi hak cipta tersebut pula dapat diketahui bahwa hak cipta yang merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual merupakan satu bagian dari benda tidak berwujud (benda Immaterial).9

Hak cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang lingkup obyek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan, seni, dan sastra (art literary) yang didalamnya mencakup pula program komputer. Perkembangan ekonomi kreatif yang menjadi salah satu andalan Indonesia dan berbagai negara dan berkembangan pesatnya teknologi informasi dan komunikasi mengharuskan adanya pembaruan undang-undang Hak Cipta, oleh sebab itulah selanjutnya pemerintah membentuk Undang-Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang memenuhi unsur perlindungan dan pengembangan ekonomi kreatif, selanjutnya maka diharapkan kontribusi sektor hak cipta dan hak terkait bagi perekonomian negara dapat lebih optimal.

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman etnik/suku bangsa, budaya dan agama serta kekayaan yang melimpah di bidang ilmu pengetahuan, seni dana sastra berikut pengembangan-pengembangannya. Sebagai potensi nasional semua itu memerlukan adanya perlindungan yang memadai terhadap

9 Arif Lutfiansori, Hak Cipta dan Perlindungan Folklor di Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010, hlm., 69.

(10)

kekayaan intelektual khususnya ciptaan yang lahir dari keanekaragaman dan kekayaan tersebut.10 Perkembangan di bidang teknologi perekaman, telekomunikasi dan informasi digital yang demikian pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir, telah menuntut adanya peningkatan perlindungan yang memadai baik bagi pencipta maupun pemilik hak terkait dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat luas. Apabila tuntutan tersebut ditangani secara serius termasuk diantaranya dengan menyediakan sistem pengaturan yang baik, sendi-sendi kehidupan dan perekonomian Indonesia akan meningkat, dan kredibilitas citra bangsa yang baik akan tetap terjaga didunia internasional.11

Pengesahan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta upaya pemerintah untuk melindungi hak ekonomi dan hak moral pencipta dan pihak terkait lainnya. Undang-Undang Hak Cipta yang baru ini juga memiliki semangat untuk mendukung seluruh pencipta dan para pelaku usaha untuk semakin kreatif melahirkan karyanya. Setelah disahkannya Rancangan Undang- Undang Hak Cipta pada tanggal 15 September 2014 lalu maka Undang-Undang Hak Cipta yang memenuhi unsur pelindungan dan pengembangan ekonomi kreatif ini diharapkan berkontribusi pada sektor hak cipta dan hak bagi perekonomian negara dapat lebih optimal.12

10 KemenkumHAM, Pembahasan RUU tentang Hak Cipta,

http://www.djpp.kemenkumham.go.id/ pembahasan-ruu/64-rancangan-undang-undang/2112- rancangan-undang-undang-tentang-hak- cipta.html, 17 November 2016.

11 Ibid

12 Sosialisasi Undang-undang No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta di Kampus UGM, Undang- undang Hak Cipta terbaru Terhadap Iklim Hukum Bisnis Di Indonesia, http://lppm.ugm.ac.id/2014/11/sosialisasi-uu-no-28-tahun-2014-tentang-hak-cipta-dikampus-ugm/, l9 November 2016.

(11)

Di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dijelaskan bahwa Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Hak eksklusif adalah hak yang hanya diperuntukkan bagi Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat memanfaatkan hak tersebut tanpa izin Pencipta. Definisi mengenai hak ekslusif tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan yang bersifat eksklusif bagi seorang pencipta atau penerima hak atas suatu karya atau ciptaannya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra.13

Hak kebendaan pada hak cipta memberikan konsekuensi bahwa hak cipta dapat dialihkan. Pengalihan tersebut bukan hak moral dari suatu ciptaan tetap hak ekonomi yang dapat dialihkan. Hak cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruh maupun sebagian karena,pewarisan,hibah,wakaf,wasiat,perjanjian tertulis,atau sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu, hak cipta dapat dijadikan sebagai obyek jaminan fidusia. Hal ini dikarenakan hak cipta termasuk ke dalam benda bergerak yang tidak berwujud. Hak ekonomi yang dialihkan pencipta atau pemegang hak cipta untuk seluruh atau sebagian tidak dapat dialihkan untuk kedua kalinya oleh pencipta atau pemegang hak cipta yang sama.

3. Logo

Logo berasal dari kata logos (Yunani), yang berarti kata pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih populer adalah istilah logotype, bukan logo. Logo

13 OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hlm., 58.

(12)

adalah penyingkatan dari logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja ; tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain. Tidak ada keseragaman istilah dalam mengartikan logo. Logotype sendiri mulai muncul pada tahun 1810–1840, diartikan sebagai tulisan nama identitas (objek fisik yang dimaksud, contohnya perusahaan, organisasi, negara, barang atau jasa) yaitu suatu gambaran mengenai perbedaan dimana ada hasil karya visual maupun non-visual yang dapat ditampilkan yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Jadi logotype adalah elemen tulisan saja. Sedangkan logogram sebenarnya adalah simbol tulisan yang mewakili sebuah kata atau makna. Pada umumnya, orang beranggapan logogram adalah elemen gambar pada logo. Berikut ini adalah beberapa definisi logo lainnya:14

1) Logo adalah penyajian atau tampilan nama, bentuk seragam, tulisan, atau ciri khas perusahaan secara visual.

2) Logo merupakan sebuah huruf atau sebuah plat yang dicetakkan yang memiliki makna, yang biasa dipergunakan sebagai nama surat kabar atau lambang.

3) Logo merupakan simbol yang mempunyai tujuan komunikasi untuk mencerminkan citra perusahaan.

4) Logo adalah tanda visual yang berbicara kepada konsumen melalui gambar untuk mengimpresikan nilai, dan fungsi perusahaan kepada masyarakat.

14 Sumber : http:// www.prakoso.com : Pengertian Logo Jurnal Magang Abdi. html. Diakses Tanggal 31 Oktober 2017

(13)

5) Logo merupakan bentuk ekspresi dan bentuk visual dari konsepsi perusahaan, produk, organisasi, maupun institusi. Serta merupakan lambang visual yang memiliki bentuk yang berasal dari filosofi organisasi yang bersangkutan.

Logo adalah gambaran atau perwujudan dari suatu bisnis dalam bentuk tertentu yang khas. Logo memiliki berbagai macam kegunaan sehingga antara yang satu dengan yang lain sangat mungkin berbeda karena tujuan dan maksud pembuatannya pun tidak sama. Maka dari itu logo dibagi menjadi beberapa jenis, berikut adalah beberapa jenis pengelompokan logo:15

1) Word Mark Logo: Jenis logo ini hanya menampilkan typografi, sama sekali tidak mengambil simbol atau gambar tertentu. Perancangan logo jenis ini dengan cara membuat model tulisan yang unik, atau membentuk simbol tersembunyi dari bentukan nama perusahaan. Contoh logo jenis Word Mark adalah seperti pada logo Coca-Cola, Fedex, Google, Disney.

2) Pictoral Mark Logo: Jenis logo ini menampilkan gambar atau simbol yang mencerminkan nama dari suatu perusahaan. Perancangan logo jenis ini terdiri dari simbol atau gambar yang mewakili nama perusahaan. Gambar atau simbol yang digunakan adalah gambar atau simbol yang mudah untuk dikenali. Contoh logo jenis Pictoral Mark adalah seperti pada logo Shell, Puma, Garuda Indonesia, Apple.

15 Sumber : http:// www.wordpress.com : How to Design Trademarks and Logo. html. Diakses Tanggal 31 Oktober 2017

(14)

3) Abstract Mark Logo: Jenis logo ini sangat menekankan nilai filosofi terbentuknya suatu perusahaan atau bidang usaha lainnya. Bahkan terkadang hanya pemilik dari perusahaan itu sendiri yang mengetahui makna atau filosofi logo itu. Jenis logo ini biasanya memiliki keunikan tersendiri agar tetap meninggalkan kesan kepada konsumen. Contoh logo jenis Abstract Mark adalah seperti pada logo Telkom Indonesia, Indosat, Pepsi, Nike.

4) Letter Form Logo: Jenis logo ini menggunakan inisial nama perusahaan untuk dijadikan sebuah logo. Jenis logo inilah yang paling sering digunakan oleh perusahaan, karena dapat mewakili nama perusahaan dan logo dapat dibentuk dengan unik dan sederhana. Namun logo ini juga cukup sulit untuk dirancang, karena ada banyak inisial perusahaan di dunia yang sama sehingga memiliki kecenderungan logo yang juga mirip.

Contoh logo jenis Letter Form adalah seperti pada logo Unilever, Motorola, Suzuki, Mc Donald.

5) Emblem Logo: Jenis logo ini dirancang dengan bentuk yang mendetail, biasanya didominasi dengan elemen gambar. Logo emblem banyak digunakan pada instansi pemerintah, logo klub olah raga, mobil mewah dan juga organisasi. Contoh logo jenis Emblem adalah seperti pada logo Ferrari, Club sepak bola Liverpool, Lamborghini, Polisi lalu lintas Indonesia.

6) Character Logo: Jenis logo ini menggunakan karakter untuk mewakili dari

(15)

perusahaan tertentu. Karakter yang mencerminkan perusahaan akan sangat membantu dalam pemasaran produk, oleh karenanya kebanyakan perusahaan yang menggunakan jenis logo ini adalah perusahaaan yang menjual produk tertentu seperti makanan, minuman, aksesoris. Keuntungan dari jenis logo ini adalah logo bisa digunakan sebagai maskot, sehingga dapat dipakai untuk memeriahkan even yang berhubungan untuk promosi produk perusahaan secara terbuka. Contoh logo jenis Character adalah seperti pada logo Michelin, Green Giant, Hoka-Hoka Bento, KFC.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penyusunan penulisan hukum ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan. Peter Mahmud mengatakan bahwa penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. 16

2. Pendekatan Masalah

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan perundang- undangan (statuta aproach) pendekatan terhadap sumber-sumber hukum (peraturan perundang-undangan) dan pendekatan konseptual yakni penelitian

16 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum.,Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hlm. 35

(16)

terhadap konsep hukum seperti sumber hukum, fungsi hukum, lembaga hukum dan sebagainya.17

3. Sumber Bahan Hukum

Sumber utama dalam penelitian ilmu hukum normatif adalah bahan hukum yang berisi aturan-aturan yang bersifat normatif. Bahan hukum yang dipakai adalah:

a) Bahan hukum primer yang terdiri dari: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, serta peraturan perundang-undang yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis kaji.

b) Bahan hukum sekunder yakni buku-buku hukum, jurnal ilmu hukum, laporan penelitian ilmu hukum, artikel hukum dan bahan seminar dan sebagainya.18

c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang terdiri dari kamus, ensiklopedia.

4. Pengumpulan Bahan Hukum

Dalam penelitian ini, pengumpulan bahan hukum mempergunakan teknik penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan bahan hukum dengan jalan

17 Baher Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu hukum, Mandar Maju, Bandung, 2008, hlm.

92

18 Baher Johan Nasution, Op Cit, hlm. 86

(17)

mengkaji bahan-bahan yang bersangkutan dengan masalah dalam penelitian ini. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan bahan kepustakaan, membacanya, dan membuat catatan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Hal ini sesuai dengan penelitian hukum normatif.

5. Analisis Bahan Hukum

Pengolahan dan analisis bahan hukum yang digunakan untuk menganalisis bagaimana pemanfaatan data yang telah terkumpul untuk digunakan dalam pemecahan masalah penelitian, dengan demikian bahan hukum atau hasil yang telah terkumpul atau ditemui oleh penulis dalam penelitian ini, selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan “Metode Analisis Kualitatif

“artinya bahwa bahan hukum yang telah terkumpul atau ditemui harus dipisah-pisahkan menurut kategori masing-masing dan kemudian ditafsirkan dalam usaha mencapai jawaban masalah penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

2 A person will be deemed to have an indirect beneficial interest in any equity security which is: A held by members of a person's immediate family sharing the same household; B

2 A person will be deemed to have an indirect beneficial interest in any equity security which is: A held by members of a person's immediate family sharing the same household; B