PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (STUDI KASUS
MAHASISWA S1 JURUSAN AKUNTANSI ANGKATAN TAHUN 2014 DI STIE INDONESIA BANKING SCHOOL)
Adelya Putri Wulandari NIM: 20151112126
Abstract
This research aims to examine whether intellectual intelligence, emotional intelligence, spiritual intelligence and learning interest can affect the level of understanding accounting. The object of this research was done at STIE Indonesia Banking School. Population and sampel this a student majoring in accounting 2014 forces still active in STIE Indonesia Banking School. The technique of determination of these samples using purposive sampling. According to academic data by 90 student majoring in accounting force 2014. The data obtained by the method of qustionnaire with likert scale use. Independen variables measuring the intelecctual intelligence through the ability to solve problem, verbal intelligence, practical intelligence. Emotional intelligence through selff recognition, self control, motivation, empathy amd social skill. Spiritual intelligence through being flexible, high self awarnes, the ability to cope with and harness the suffering, the ability to confront and contracdiction of pain, rejection for cause the loss, quality of life, the tendency to see the relationships between thing.
Learning interest through interest in participating learning, attention in learning, student activity in accounting learning and knowledge of accounting. The tendency of asking, the indenpendent measurement of level understanding throught accounting indicator Satuan Acara Perkuliahan (SAP) and Rencana Pembelajaran Semester (RPS) of the accounting courses of academic STIE Indonesia Banking School. The result of this research is that the intellectual intelligence and learning interest positive effect significantly to level of understanding accounting. While the emotional intelligence and spiritual intelligence has no effect agains to the level of understanding accounting.
Keywords: Intellectual Intelligence, Emotional Intelligence, Spiritual Intelligence, Learning Interest and Level of Understanding Accounting.
1. Pendahuluan
Pendidikan saat ini menjadi hal yang sangat penting khususnya bagi setiap individu karena merupakan sarana utama dalam membentuk dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan bukan hanya sekedar membuat peserta didik mengetahui tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta mampu mengembangkannya, namun juga mengembangkan dan menumbuhkan potensi diri pada peserta didik secara optimal ke arah yang positif (Widhianningrum, 2017).
Di berbagai perguruan tinggi yang ada baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ataupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS), fakultas ekonomi merupakan fakultas yang paling diminati oleh mahasiswa khususnya program studi akuntansi. Ada berbagai alasan mengapa mahasiswa memilih program studi akuntansi, misalnya dari prospek kerja yang menjanjikan dimasa yang akan datang, peningkatan ekonomi, penghargaan dari masyarakat dan lain-lain (Ismail et al, 2012).
Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang profesionalisme sebagai akuntan tidak akan laku di pasar tenaga kerja (Katti et al, 2014). Oleh karena itu, pendidikan akuntansi harus menghasilkan seorang akuntan yang profesional dan berkualitas sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi pada masa mendatang.
Selain itu, pendidikan akuntansi juga menjadi salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap perilaku seorang akuntan, karena pendidikan akuntansi itu sendiri dapat mengembangkan dan membentuk watak para mahasiswa agar menjadi seorang akuntan sesuai kode etis akuntan.
Menurut Lucyanda et al (2012) sikap dan perilaku etis akuntan dapat terbentuk melalui proses pendidikan yang terjadi dalam institusi pendidikan yang memiliki program studi akuntansi.
Mahasiswa di berbagai perguruan tinggi banyak yang menerapkan pola belajar dengan cara menghafal materi yang telah diberikan di perguruan tinggi, tetapi tidak memahami materi tersebut, sehingga mahasiswa mudah lupa dengan apa yang telah dipelajari yang mengakibatkan mahasiswa mengalami kesulitan untuk belajar mengulang kembali materi yang telah diajarkan.
Akuntansi merupakan bidang studi yang sangat membutuhkan penalaran dan logika. Oleh karena itu, kecerdasan intelektual sangat dibutuhkan dalam belajar akuntansi. Karena kecerdasan intelektual (IQ) berkaitan dengan cara berfikir dan logika sehingga seseorang dapat berpikir secara rasional.
Kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya kecerdasan yang dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Terdapat kecerdasan lain yaitu kecerdasan emosional (EQ) dimana berkaitan dengan rasa empati dan motivasi dalam diri individu masing-masing. Kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, dan mengatur keadaan jiwa (Lynn et al, 2011).
Disisi lain, pembelajaran tidak hanya berpusat pada kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional saja, tetapi diperlukan juga kecerdasan spiritual yaitu adalah suatu kecerdasan yang menghasilkan karya kreatif dalam berbagai bidang kehidupan, karena upaya manusiawi yang suci
“bertemu” dengan inspirasi Ilahi, yaitu suara hati Ilahiyah yang memotivasi seseorang untuk berbuat atau tidak berbuat (Suharsono, 2017).
Selain itu, minat belajar sangat penting dalam mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. seorang mahasiswa akan dikatakan berhasil dalam mencapai suatu tujuan dan cita-citanya apabila memiliki minat belajar yang tinggi sehingga dapat dengan mudah menerima dan memahami materi akuntansi yang diberikan oleh dosen pengajar (Titin, 2010).
Penelitian ini mereplikasi penelitian yang sudah dilakukan oleh Yani (2011) dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Pemahaman Akuntansi”. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil oleh peneliti adalah mahasiswa jurusan akuntansi angkatan tahun 2014 saja karena peneliti menganggap mahasiswa tersebut telah mendapatkan manfaat yang maksimal dari hasil belajar dan pemahaman materi akuntansi serta dapat memberikan umpan balik atau feedback bagi perguruan tinggi khususnya STIE Indonesia Banking School untuk dapat menghasilkan para akuntan yang berkualitas. Selain itu, penelitian ini terdapat penambahan variabel dari penelitian sebelumnya. Variabel independen yang ditambahkan dalam penelitian ini adalah minat belajar mahasiswa S1 Akuntansi angakatan tahun 2014 di STIE Indonesia Banking School.
2. Landasan Teori
2.1. Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik merupakan teori yang mempelajari perubahan tingkah laku manusia sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar behavioristik menjelaskan perilaku manusia yang dapat diamati, diukur, dan dinilai. Menurut Wardhani (2012) mengatakan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami oleh seorang peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan oleh pengajar (dosen) kepada pembelajar (mahasiswa) biasanya berupa materi pembelajaran, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pembelajar (mahasiswa) terhadap stimulus yang diberikan oleh pengajar (dosen) tersebut.
2.2. Pemahaman Akuntansi
Pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Pemahaman akuntansi juga dapat dikatakan bahwa seberapa mengerti dan paham seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari di perguruan tinggi masing-masing yang berkaitan dengan mata kuliah akuntansi (Artana, 2014).
2.3. Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual sering dijadikan sebagai tolak ukur kesuksesan seseorang. Cara mengukur kecerdasan intelektual seseorang sering kali menggunakan test. Dimana test tersebut dikenal dengan istilah Intelligent Quotient (IQ) yang dapat menunjukkan kemampuan dari setiap orang. Hasil dari test tersebut kemudian di pilah menjadi beberapa tingkatan agar dapat mengetahui dari score tertinggi sampai dengan score yang terendah. Semakin tinggi IQ seseorang maka semakin tinggi pula kecerdasannya (Herli, 2014).
H1: Kecerdasan intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap pemahamn akuntansi.
2.4. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional lebih berkaitan dengan emosi dan perasaan seseorang. Dimana dalam hal memotivasi diri, mengendalikan emosi dan rasa empati terhadap orang lain. Kesuksesan seseorang tidak hanya dilihat dari kecerdasan intelektual yang dimiliki setiap orang. Bahwa ada kecerdasan lain diluar kecerdasan intelektual (IQ) seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dan lain-lain yang harus juga dikembangkan (Hafsah, 2013). Mahasiswa yang memiliki ketrampilan emosi yang kurang baik, akan kurang memiliki motivasi untuk belajar, sehingga dapat merusak kemampuannya untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugas individu tersebut sebagai mahasiswa (Widyawati, 2014).
H2: Kecerdasan emosional berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
2.5. Kecerdasan Spiritual
Spiritual berhubungan dengan hubungan manusia dengan Tuhannya. Wahab dan Umiarso (2011) mengatakan bahwa kecerdasan spiritual mampu mengintegrasi kekuatan otak dan hati manusia dalam membangun karakter dan kepribadian yang tangguh berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan.
Spiritual tidak selalu identik dengan agama, walaupun salah satu sumber dari spritual bisa terdapat di agama. Dengan munculnya spiritual ini, seorang akan mampu melakukan penghayatan spiritual secara mendalam, sehingga mampu mencapai kebermaknaan spiritual. Kebermaknaan spiritual ini yang menjadi sumber utama terbentuknya kecerdasan spiritual (Simanjorang, 2012).
H3: Kecerdasan spiritual berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
2.6. Minat Belajar
Titin (2010) mengatakan minat belajar adalah suatu perhatian, kecenderungan hati, kesukaan ataupun keinginan yang bersifat aktif sebagai landasan yang mendorong mahasiswa dalam belajar tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan merasa senang dalam mempelajari dan melakukan kegiatan tersebut. Mahasiswa yang tidak memiliki minat belajar dalam belajar akuntansi maka akan mengarah pada pemahaman mahasiswa yang kurang maksimal terhadap materi akuntansi (Junifar dan Kurnia, 2015).
H4: Minat Belajar berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
3. Metodologi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 jurusan Akuntansi angkatan 2014 di STIE Indonesia Banking School. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan purposive sampling dan kriteria untuk pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi angkatan tahun 2014 yang masih aktif di STIE Indonesia Banking School, karena mahasiswa tersebut sudah mengalami proses pembelajaran yang lama dan saat ini sedang melakukan tugas akhir atau skripsi sebagai syarat kelulusan.
2. Telah menempuh 125 sistem kredit semester. Alasan dari pemilihan sampel tersebut dianggap telah mendapatkan manfaat maksimal dari pemahaman mengenai materi akuntansi yang telah diberikan selama kuliah.
3. Telah menempuh dan lulus mata kuliah Pengantar Akuntansi I, Pengantar Akuntansi II, Akuntansi Menengah I, Akuntansi Menengah II, Akuntansi Keuangan Lanjutan I, Akuntansi Keuangan Lanjutan II, Auditing I, Auditing II, dan Teori Akuntansi.
Penelitian ini menggunakan data primer. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran kuesioner pada mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2014 di STIE Indonesia Banking School.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemahaman akuntansi. Pemahaman akuntansi merupakan apabila mahasiswa dianggap paham dengan akuntansi apabila mengerti dan paham dengan apa yang telah diajarkan sesuai dengan indikator-indikator dari setiap mata kuliah yang berhubungan dengan akuntansi dalam setiap perkuliahan.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan minat belajar. Kecerdasan intelektual diukur melalui kemampuan memecahkan masalah, intelegensi verbal dan intelegensi praktis. Kecerdasan emosional diukur melalui pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Kecerdasan spiritual diukur melalui kemampuan menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai, keengganan untuk menunda kerugian, berpandangan holistik dan bidang mandiri. Dan minat belajar diukur melalui ketertarikan akan mengikuti pembelajaran, konsentrasi yang tinggi terhadap proses pembelajaran, pengetahuan yang luas akan ilmu akuntansi dan keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran akuntansi.
Metode analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis regresi linier berganda.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian meliputi statistik deskriptif, uji kualitas, hasil analisis data dan uji hipotesis. Dalam uji kualitas data terdiri dari uji validitas dan uji realibilitas. Hasil analisis data terdiri dari terdiri dari uji normalita, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas. Sedangkan hasil pengujian hipotesis terdiri dari analisis regresi linier berganda, uji koefisien determinasi, uji t dan uji f.
Adapun rumus persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
PAi = α + β1KINi+ β2KEMi+ β3KSPi + β4MBi +e Keterangan:
PA = Pemahaman Akuntansi
α = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi KIN = Kecerdasan Intelektual KEM = Kecerdasan Emosional
KSP = Kecerdasan Spritual
MB = Minat Belajar
e = error term
4. Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian akademik, jumlah mahasiswa dalam penelitian ini adalah 90 mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2014 yang masih aktif mengikuti perkuliahan di STIE Indonesia Banking School. Dari jumlah keseluruhan mahasiswa tersebut, mahasiswa yang dapat mengisi kuesioner sebanyak 87 mahasiswa. Dari total mahasiswa yang dapat mengisi kuesioner dan dapat dijadikan data olahan sebanyak 70 data mahasiswa. Sisanya, 17 data mahasiswa tersebut rusak dan tidak dapat dijadikan data olahan karena tidak memenuhi syarat seperti tidak memenuhi syarat pengambilan SKS.
4.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), median dan standar deviasi dari masing-masing variabel (Ghozali, 2016). Variabel yang digunakan meliputi variabel independen diantaranya Kecerdasan Intelektual (KIN), Kecerdasan Emosional (KEM), Kecerdasan Spiritual (KSP), Minat Belajar (MB). Sedangkan variabel dependennya adalah Pemahaman Akuntansi (PA). Berikut adalah hasil uji statistik deskriptif:
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pemahaman Akuntansi. Untuk nilai rata-rata dari variabel ini adalah 3,8290 dengan nilai maksimum sebesar 4,92. Kemudian untuk nilai minimum sebesar 2,72.
Variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah kecerdasan intelektual. Untuk nilai rata-rata dari variabel ini adalah 4,1486 dengan nilai maksimum sebesar 5,00. Kemudian untuk nilai minimum sebesar 3,00.
Variabel independen kedua dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional. Untuk nilai rata-rata dari variabel ini adalah 3,8371 dengan nilai maksimum sebesar 4,96. Kemudian untuk nilai minimum sebesar 2,78.
Variabel independen ketiga dalam penelitian ini adalah kecerdasan sp;iritual. Untuk nilai rata-rata dalam variabel ini adalah 4,0233 dengan nilai maksimum sebesar 4,94. Kemudian untuk nilai minimum sebesar 3,19.
Variabel independen keempat dalam penelitian ini adalah minat belajar. Untuk nilai rata-rata dalam penelitian ini adalah 4,0116 dengan nilai maksimum sebesar 5,00. Kemudian untuk nilai minimum sebesar 2,78.
4.2. Uji Kualitas Data
Menurut Priyatno (2017) suatu item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap pada kuesioner tersebut. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor. Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari beberapa indikator seperti kecerdasan spiritual dan minat belajar memiliki item pernyataan yang nilai r hitungnya lebih kecil dari r tabel. Dalam hal ini, pernyataan pada variabel kecerdasan spiritual terdapat dalam indikator “Keengganan Untuk Menyebabkan Kerugian” dan indikator “Berpandangan Holistik” didapatkan hasil tidak valid.
Kemudian, pada variabel minat belajar yang terdapat dalam indikator “Keaktifan Mahasiswa dalam Belajar Akuntansi” didapatkan hasil tidak valid. Selebihnya, dari semua indikator variabel disetiap pernyataan memiliki r hitung lebih besar dari r tabel.
Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur pada kuesioner, apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika digunakan lagi untuk penelitian yang sama (Ghozali, 2016). Metode yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur skala rentangan seperti skala likert 1-5 adalah Cronbach Alpha. Dari hasil pengujian Cronbach Alpha > 0,60 maka dapat dikatakan variabel tersebut reliabel, sedangkan jika hasil pengujian Cronbach Alpha ≤ 0,60 maka dapat dikatakan tidak reliabel (Priyatno, 2017). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner adalah reliabel karena nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.
4.3. Metode Analisis Data
Uji normalitas Uji normalitas residual regresi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Syarat yang harus dipenuhi adalah data berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2016). Normalitas data penting karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Uji normalitas yang sering digunakan yaitu menggunakan metode uji Kolmogrov Smirnov. Data yang berdistribusi normal dapat ditujukan dengan nilai signifikansi lebih dari 0,5. Dari hasil uji normalitas diatas menunjukkan adanya distribusi normal. Dari hasil uji normal Kolmogorov-Smirnov menunjukkan hasil yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,064 yang berarti lebih besar dari 0,05.
Uji multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel bebasnya (Priyatno, 2017). Syarat untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinearitas di dalam model regresi yaitu dapat diketahui dari nilai Variance Inflaction Factor (VIF) harus < 10 dan nilai Tolerance > 0,1. Dengan itu dapat dinyatakan tidak terjadi multikoliniearitas (Ghozali, 2016). Dari hasil uji multikolinearitas diatas terdapat pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa variabel independen memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai Tolerance diatas 0,1. Dengan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model regresi terbebas dari gejala multikolinearitas.
Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pada regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas menggunakan Uji Glesjer yaitu dengan meregresikan variabel independen dengan nilai absolute residualnya. Jika pada uji t nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residual lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Priyatno, 2017).
Dari hasil uji heteroskedastisitas diatas dapat dilihat dari hasil regresi nilai residual dengan masing- masing variabel independen yang memiliki tingkat signifikansi lebih dari 0,05. Hasilnya sebagai berikut:
1. Kecerdasan Intelektual (KIN) memiliki signifikansi sebesari 0,841 > 0,05.
2. Kecerdasan Emosional (KEM) memiliki signifikansi sebesar 0,770 > 0,05.
3. Kecerdasan Spiritual (KSP) memiliki signifikansi sebesar 0,303 > 0,05.
4. Minat Belajar (MB) memiliki signifikansi sebesar 0,593 > 0,05.
Hal tersebut dapat dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini bebas dari masalah heteroskedastisitas, dengan hasil hipotesis H0 diterima dan Ha ditolak.
4.4. Analisis Hasil Penelitian
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen (Priyatno, 2017). Analisis linier berganda dapat digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen (Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Minat Belajar) terhadap variabel dependen (Pemahaman Akuntansi).
Tabel 4.1.
Data Analisis Regresi Linier
Sumber: Data diolah mengunakan SPSS 23, 2018
Dari Konstanta sebesar 0,723, menunjukkan jika nilai kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan minat belajar pada mahasiswa adalah konstan atau sama dengan nol. Maka besar nilai pemahaman akuntansi pada mahasiswa adalah sebesar 0,723.
Variable Expected Sign Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Kesimpulan
C ,723 ,518 1,394 ,168 -
KIN + ,363 ,122 2,963 ,004 Signifikan
KEM + ,016 ,156 ,102 ,919 Tidak Signifikan
KSP + -,016 ,248 -,066 ,948 Tidak Signifikan
MB + ,400 ,186 2,156 ,008 Signifikan
R-squared ,502
Adj. R-squared ,472
F-statistic 16,405
Prob(F-statistic) 0.000000
β1 sebesar 0,363, menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan minat belajar pada mahasiswa adalah konstan atau sama dengan nol. Maka meningkatnya variabel kecerdasan intelektual sebesar satu akan meningkatkan pemahaman akuntansi sebesar 0,363.
β2 sebesar 0,016, menunjukkan bahwa variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan minat belajar pada mahasiswa adalah konstan atau sama dengan nol. Maka meningkatkan variabel kecerdasan emosional sebesar satu akan meningkatkan pemahaman akuntansi sebesar 0,016.
β3 sebesar -,0,016, menunjukkan bahwa variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan minat belajar pada mahasiswa adalah konstan atau sama dengan nol. Maka meningkatkan variabel kecerdasan spiritual sebesar satu akan meningkatkan pemahaman akuntansi sebesar 0,016.
β4 sebesar 0,400, menunjukkan bahwa variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual pada mahasiswa adalah konstan atau sama dengan nol. Maka meningkatkan variabel minat belajar sebesar satu akan meningkatkan pemahaman akuntansi sebesar 0,400.
4.4. Teknik Pengujian Hipotesis
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel independen. Dalam penelitian ini koefisien determinasi menggunakan nilai adjusted R2. Berdasarkan tabel diatas, Koefisien determinasi diperoleh dari hasil adjusted R2 sebesar 0,472 atau 47,2%. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan minat belajar.
Sedangkan sisanya 52,8% disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar model yang tidak diteliti.
Uji t dilakukan untuk mengetahui variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Cara untuk menentukan hasil uji t adalah dengan membandingkan nilai statistik thitung dengan nilai statistic ttabel dengan signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 atau 5%. Jika nilai probability (sig. <
0,05) maka Ha diterima. Sedangkan jika nilai probability (sig. > 0,05) maka Ha ditolak. Dalam penelitian ini tabel sebesar 1,667. Hasil dari pengujian untuk uji t menggunakan SPSS 23 versi windows.
Nilai probalilitas dari kecerdasan intelektual sebesar 0,004 atau lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 dan nilai koefisien regresinya sebesar 0,363. Hasil tersebut mennjukkan bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak.
Nilai probabilitas dari kecerdasan emosional sebesar 0,919 atau lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 dan nilai koefisien regresinya sebesar 0,016. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak.
Nilai probabilitas dari kecerdasan spiritual sebesar 0,948 atau lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 dan nilai koefisien regresinya sebesar -0,016. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak.
Nilai probabilitas dari minat belajar sebesar 0,08 atau lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 dan nilai koefisien regresinya sebesar 0,400. Hasil tersebut menunjukkan bahwa minat belajar berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak.
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel secara simultan terhadap variabel dependen.
Cara untuk menentukan hasil Uji F adalah dengan membandingkan nilai statistik Fhitung dengan nilai statistik Ftabel. Dalam penelitian ini Ftabel sebesar 2,75. Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa hasil dari Fhitung diperoleh nilai sebesar 16,405 dan hasil dari Ftabel diperoleh sebesar 2,75. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Fhitung 16,405 > Ftabel 2,75. Dengan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan minat belajar berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Kecerdasan Intelektual (KIN) berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
2. Kecerdasan Emosional (KEM) tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi.
3. Kecerdasan Spiritual (KSP) tidak berpengaruh terhadap terhadap pemahaman akuntansi.
4. Minat Belajar (MB) berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
5. Secara simultan Kecerdasan Intelektual (KIN), Kecerdasan Emosional (KEM), Kecerdasan Spiritual (KSP) dan Minat Belajar (MB) berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman akuntansi.
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan diantaranya sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan metode penyebaran kuesioner saja. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode wawancara atau pertanyaan lisan.
2. Responden dalam penelitian ini hanya diruang lingkup STIE Indonesia Banking School saja.
Mungkin bisa menggunakan sampel yang lebih luas agar mendapatkan hasil yang berbeda.
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk peneliti selanjutnya dapat mengganti variabel independen menjadi lebih luas, seperti mengganti kecerdasan selain dari penelitian yang dilakukan ini. Misalnya mengganti dengan kecerdasan sosial.
2. Untuk peneliti selanjutnya dapat memperluas populasi, sehingga populasi penelitian tidak hanya diambil dari satu perguruan tinggi saja tapi bisa dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Jakarta Selatan.
3. Untuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan sampel, sehingga sampelnya tidak hanya satu tahun saja tapi bisa dari beberapa tahun.
4. Untuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan model variabel seperti variabel moderasi, variabel intervening dan variabel kontrol.
6. Daftar Pustaka
Ananto. H. 2010. “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris pada Mahasiswa Tingkat Akhir S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta)”. Jurnal Akuntansi. Vol. 17 No. 3. Hal: 70-84.
Ardana, Aritonang dan Dermawan. 2013. “Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Kesehatan Fisik untuk Memprediksi Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi (Studi Empiris pada Mahasiswa Tingkat Akhir S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara)”. Jurnal Akuntansi. Vol. XVII No. 3. Hal: 444-458.\
Ariantini, Edy Sujana dan Nyoman Trisna Herawati. 2014. “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Membaca terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas di Bali). e-Journal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2 No. 1. Hal: 1-11.
Ariyanti, Ita. 2010. “Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi Kasus Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Semarang Angkatan 2008/2009)”.
Jurnal Akuntansi. Vol. 5 No. 1. Hal: 36-48.
Artana, Made Buda. Nyoman Trisna Herawati dan Ananta Wikrama Tungga Atmadja. 2014.
“Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), Kecerdasan Spiritual (SQ) dan Perilaku Belajar terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja dan Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Udayana Denpasar”. Jurnal Akuntansi. Vol. 2 No. 1. Hal: 54-56.
As Sahara, Masyita. 2014. “Pengaruh Perilaku Belajar, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Sosial terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji)”.
Jurnal Akuntansi. Vol. 14 No. 1. Hal: 57-74.
Asih, Murni. 2015. “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Sosial terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Tahun 2011 di Universitas Sebelas Maret dan Universitas Muhammadiyah Surakarta)”. Jurnal Akuntansi. Vol. 21 No. 3. Hal: 1-9.
Dwijayanti, Arie Pagestuti. 2009. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Sosial terhadap Pemahaman Akuntansi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 17 No. 2. Hal: 31-40.
Endraria. 2015. “Influence of Accounting Student Against Spiritual Intelligence Level Understanding of Accountin (Accounting Student Case Study at Muhammadiyah Universitas of Tangerang)”. Journal of Economics and Sustainable Development. Vol. 6 No. 9. Page: 162-167.
Fanikmah, Dian Ariami dan Kurnia. 2016. “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 5 No. 7. Hal: 1-16.
Firdaus, Yulian Agung. 2012. “Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi Kasus pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008)”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 17 No. 2. Hal: 1-13.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisi Multivariet dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hafsah. 2013. “Pengaruh IQ dan EQ terhadap Prestasi Pembelajaran Komputerisasi Akuntansi pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara”. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis. Vol. 13 No. 2. Hal: 152-173.
Hariyoga, Septian dan Edy Supriyanto. 2011. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar dan Budaya terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Kepercayaan Diri sebagai Variabel Pemoderasi”. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. Hal: 1-28.
Ishak, Prenichawati. 2013. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Minat Belajar terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Brawijaya Malang Angkatan Tahun 2010). Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis. Vol. 10 No. 2. Hal: 260-281.
Junifar, Nurdiansyah dan Kurnia. 2015. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Jurnal Riset dan Ilmu Akuntansi. Vol. 4 No.10. Hal: 1-20.
Katti, Siti Wardani dan Mutmainah. 2014. “Analisis Pengaruh Motivasi Kualitas, Biaya Pendidikan dan Lama Studi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan PPAK”. Jurnal Ekomaks. Vol. 3 No. 2. Hal: 107-120.
Napitupulu, Ilham. H. 2009. “Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi Akuntansi dengan Minat sebagai Variabel Moderating (Studi pada Siswa SMK Bisnis dan Manajemen di Kota Sibolga Kelas XII Jurusan Akuntansi)”. Journal of Accounting Science. Vol. 5 No. 1. Hal: 11-20.
Parauba, Inriawati. 2014. “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku Belajar Belajar terhadap Pemahaman Akuntansi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado”. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern. Vol. 9 No. 2.
Hal: 52-67.
Rachmi, Filia. 2010. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta)”. Jurnal Riset Akuntansi. Vol. 6 No.1.
Hal: 40-48.
Yani, Fitri. 2011. “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Pemahaman Akuntansi”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 1 No. 3. Hal: 63-86.