TK2562 – Mikrobiologi Industri dan Lingkungan
Mujtahid Kaavessina, Ph.D. || Aida Nur Ramadhani,M.T.
Bab IV.
Nutrisi dan Budidaya
Mikroba
Budidaya mikroba dalam skala
laboratorium
Pendahuluan
Mikroba dikelola dan dikarakterisasi dengan menerapkan 5I — inokulasi, inkubasi, isolasi, inspeksi, dan identifikasi.
Kultur dibuat dengan mengambil sampel dan menempatkannya dalam media.
Media dapat bervariasi secara kimia, fisik, tergantung pada tujuannya.
Pertumbuhan dan isolasi mikroba mengarah pada kultur murni yang memungkinkan dilakukannya penelitian dan pengujian spesies tunggal.
Kultur dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang morfologi mikroba, biokimia, dan karakteristik genetik.
Dari sampel yang tidak diketahui dan tidak terlihat jadi dapat diketahui4
Mikroskop adalah alat yang ampuh untuk memperbesar dan memperlihatkan sel dan bagian-bagiannya.
Spesimen dan kultur disiapkan untuk studi dalam bentuk segar (hidup) atau mati.
Prosedur pewarnaan sel memungkinkan dilakukannya identifikasi sebuah sel.Memotivasi pengembangan teknik untuk mengontrol mikroba dan pertumbuhannya, terutama teknik
kultur steril, aseptik, dan murni.
6
INOCULATION: PRODUCING A CULTURE
Untuk menumbuhkan atau membiakkan mikroorganisme, diperlukan sampel kecil (inokulum) ke dalam wadah berisi media nutrisi, yang menyediakan lingkungan berkembang biak.
Prosesnya dinamakan inokulasi.
Kultur : subjek pertumbuhan yang dapat diamati, yang muncul pada medium.
Sampel klinis infeksi oleh mikroorganisme darah, dll., cairan dari tubuh
Sampel untuk analisis mikrobiologis tanah, air, makanan, dll
Sampel ditempatkan ke dalam wadah media steril dengan nutrisi yang tepat untuk pertumbuhan.
Diperlukan alat steril untuk menyebarkan sampel pada permukaan media padat atau untuk memasukkan sampel ke dalam tabung.
Beberapa mikroba mungkin memerlukan organisme hidup (hewan, telur) sebagai media inokulasi.8
INCUBATION
Untuk memberikan kondisi yang optimum untuk pertumbahan mikroorganisme yang telah diinokulasi.
Pengaturan suhu yang optimal dapat meningkatkan multiplikasi mikroba, selama beberapa jam, hari, dan bahkan berminggu-minggu.
Inkubasi menghasilkan kultur - pertumbuhan mikroba yang terlihat dalam medium. Misalnya, awalnya bening kemudian menjadi keruh.Proses inkubasi
10
ISOLATION: SEPARATING ONE SPECIES FROM ANOTHER
Konsep teknik isolasi
Jika sel bakteri individu dipisahkan dari sel lain, kemudian diberikan nutrisi dan akses nutrisi yang memadai, sel tersebut akan tumbuh menjadi gundukan sel yang disebut koloni.
Karena terbentuk dari sel tunggal, maka koloni tersebut hanya terdiri dari satu jenis sel.
Hasil akhir dari inokulasi dan inkubasi adalah isolasi mikroba dalam bentuk makroskopis.
Mikroba yang terisolasi mebentuk koloni pada media padat, atau menunjukkan kekeruhan dalam media cair.12
INSPECTION
Kultur diamati secara makroskopik untuk karakterisasi pertumbuhan yang jelas, baik dari warna, tekstur, ukuran, yang dapat berguna dalam menganalisis sampel.
Teknik pewarnaan dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi spesifik tentang morfologi mikroskopisIDENTIFICATION
Identifikasi hasil isolat ke dalam spesies.
Data-data digunakan untuk mengembangkan profil mikroba.
Informasi dapat mencakup karakteristik yang relevan yang telah diambil selama inspeksi menggambarkan dan membedakan sifat mikrobayang diisolasi.
Ada tes khusus termasuk tes biokimia untuk menentukan aktivitas metabolisme spesifik mikroba, tes imunologi, dan analisis genetik.14
TEKNIK ASEPTIK
Untuk mencegah pertumbuhan kontaminan yang tidak diinginkan .
Setiap gelas dan peralatan yang digunakan disterilkan sebelum pekerjaan dimulai.
Wadah seperti tabung reaksi, labu takar, dan plate; tidak dibuka dalam waktu yang lama.
Botol berleher dan tabung reaksi dilewatkan melalui nyala api (bunsen) untuk mempertahankan sterilitas.
Kawat ose dan jarum yang digunakan untuk mentransfer volume kecil kultur mikroba disterilkan dengan memanaskannya dalam nyala api.
16
ARTIFICIAL MEDIA
Ada berbagai macam media buatan, yang tergantung pada:
Bentuk Fisik Kandungan Kimia
Tujuan
Bentuk Fisik - LIQUID
Larutan berbasir air, tidak membeku di atas titik beku, cenderung mengalir, dan mengikuti bentuk wadah.
Media cair yang umum digunakan di lab adalah kaldu nutrisi (nutrient broth),
mengandung ekstrak daging sapi dan pepton yang dilarukan dalam air.
Pertumbuhan terjadi di seluruh cairan pada wadah dan dapat dilihat dari tampilannya yang tersebar seperti awan, kabut, atau titik-
18
Bentuk Fisik - LIQUID
Bentuk Fisik – SEMI SOLID
Pada suhu kamar, media semi solid berupa konsistensi seperti gumpalan kental.
Mengandung zat pemadat berupa agar atau gelatin.
Digunakan untuk menentukan motilitas bakteri dan untuk menjebak bakteri agar tidak bergerak.
Media ditusukkan dengan hati-hati di tengah kultur untuk diamati pola
pertumbuhan di sekitar garis.
20
Bentuk Fisik –SOLID
Media padat menyediakan permukaan yang padat untuk pertumbuhan sel.
Untuk menumbuhkan dan mengisolasi bakteri dan jamur.
Liquefiable solid media reversible solid media
Media padat yang dapat dicairkan karena mengandung zat pemadat yang sifatnya termoplastik (sifatnya berubah karena suhu), Agar dan Gelatin.
Non liquefable solid media
Media padat yang tidak dapat dicairkan
Memiliki aplikasi yang kurang fleksibel karena tidak meleleh.
Butiran beras, irisan kentang, daging.
AGAR
Polisakarida kompleks yang diisolasi dari alga Gelidium merah.
Padat pada suhu kamar dan mencair pada suhu air mendidih (100
°C).
Setelah dicairkan, agar tidak kembali membentuk solid sampai suhunya 42 °C, sehingga dapat diinokulasi dan dituangkan dalam bentuk cair dalam keadaan hangat tidak akan membahayakan mikroba atau orang.
Fleksibel dan dapat dicetak.
Bukan nutrisi yang dapat dicerna untuk sebagian besar mikroorganisme.
22
AGAR
Saat dingin berbentuk solid
Dipanaskan akan menjadi liquid, bisa dituang ke cawan petri
Saat suhu kembali dingin, agar membentuk solid kembali.
GELATIN
Tidak umum digunakan dibanding agar.
Membuat permukaan yang cukup padat dalam konsentrasi 10%
hingga 15%.
Ada beberapa bakteri yang dapat menggunakan gelatin membuat media menjadi liquid.
media gelatin menjadi liquid, karena digunakan mikroba.
media gelatin sebelum digunakan mikroba.
24
Kandungan Kimia pada Media
Media terdefinisi adalah
media yang komposisi kimianya tepat diketahui.
Banyaknya konstituen tergantung pada kebutuhan nutrisi organisme.
Disebut juga media sintetik.
Kandungan Kimia pada Media
Media tak terdefinisi atau kompleks adalah media yang komposisi kimianya tidak diketahui.
Dapat memiliki variabel komposisi karena adanya komponen seperti darah, ekstrak ragi, pepton, dan air ledeng.
Disebut juga media non sintetik.
26
Tujuan pada Media
General-purpose media (media serba guna)
Media serba guna dirancang untuk menumbuhkan berbagai jenis mikroba.
Terdiri dari media non sintetik dan mengandung campuran nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhannya.
Nutrisi agar, kaldu, brain-heart infusion, dll.
Tujuan pada Media
Enriched media (medium diperkaya)
Mengandung media organik kompleks, seperti darah, serum, hemoglobin, atau senyawa khusus seperti vitamin, asam amino, yang harus dimiliki spesies tertentu untuk tumbuh.
Bakteri yang membutuhkan senyawa khusus pertumbuhan dan nutrisi kompleks disebut fastidious organism.
28
Agar darah, yang dibuat dengan menambahkan darah domba, kuda, atau kelinci steril ke dasar agar
steril.
Digunakan untuk fastidious streptococcus.
Media Thayer-Martin atau agar coklat, yang dibuat dengan
memanaskan agar darah untuk fastidious gonococcus, Neisseria gonorrhoeae.
30
Selective media
Media selektif adalah media yang mendukung pertumbuhan
organisme atau kelompok organisme tertentu, dengan
menekan pertumbuhan organisme lain.
Sangat penting dalam isolasi primer jenis mikroorganisme tertentu dari sampel yang
mengandung puluhan spesies yang berbeda — misalnya, kotoran, air liur, kulit, air, dan tanah.
Differential media
Media untuk menumbuhkan
beberapa jenis mikroorganisme dan dirancang untuk menampilkan
perbedaan yang terlihat di antara mikroorganisme tersebut.
Diferensiasi muncul sebagai variasi dalam ukuran atau warna koloni,
dalam perubahan warna media, atau dalam pembentukan gelembung gas dan endapan
32
KULTUR MURNI
Suatu kultur mungkin ada dalam salah satu bentuk berikut:
Kultur murni hanya mengandung satu spesies atau jenis mikroorganisme.
Kultur campuran mengandung dua atau lebih spesies yang dikenal.
Kultur yang terkontaminasi mengandung mikroorganisme yang dikenal dan tidak dikenal (tidak diinginkan)
(a) Three tubes containing pure cultures of Escherichia coli (white), Micrococcus luteus (yellow), and Serratia marcescens (red).
(b) A mixed culture of M. luteus and E. coli readily differentiated by their colors.
(c) This plate of S. marcescens was overexposed to room air, and it has developed a large, white colony contamination
34
Steril semua alat gelas yang akan digunakan.
Pembuatan media kultur.
Kultur bakteri diinokulasikan pada media.
Setelah inokulasi, diinkubasi pada temperatur yang optimum untuk pengembiakan bakteri tertentu (biasanya 37°C untuk kultur dari manusia atau hewan, atau lebih rendah untuk kultur lingkungan).
Pembudidayaan Kultur Murni
METODE INOKULASI
STREAK PLATE
Kawat ose digunakan untuk menyebarkan setetes suspensi bakteri pada agar, dengan cara digores.
Setelah inkubasi pada suhu yang tepat, siklus pembelahan sel terjadi, membentuk koloni bakteri yang terlihat dengan mata telanjang.
POUR PLATE
Suspensi encer bakteri dicampur dengan agar cair hangat, dan dituangkan ke dalam cawan petri kosong.
Setelah agar mengeras, sel terimobilisasi. Koloni yang terbentuk
bercampur dengan agar, baik pada permukaan, tengah, maupun dasar agar.
36 STREAK PLATE
Kebanyakan bakteri dapat mentolerir paparan singkat dengan agar, yang ditahan pada suhu tepat di atas titik set-nya.
POUR PLATE
38
Lihat video