• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Cipta Menu Banana Cake Sebagai Alternatif Snack Keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Inovasi Cipta Menu Banana Cake Sebagai Alternatif Snack Keluarga"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Inovasi Cipta Menu Banana Cake Sebagai Alternatif Snack Keluarga

Emiliana Martuti Lawalu1, M.E. Perseveranda2, Adrianus Ketmoen3, Agnes Susanti Indrawati4*, Maria Imakulata Pongge5, Enike Tje Yustin Dima6, Salomon Leki7

1,2,3,4,5,6,7Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Katolik Widya Mandira,

Indonesia

Jln. Jend Achmad Yani No. 50-52 Merdeka, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia Email: 4*[email protected]

(*: coressponding author) Abstrak

Pisang sebagai produk lokal di Kaniti belum diolah secara maksimal oleh ibu-ibu rumah tangga, seperti menjual pisang mentah atau sekedar mengkonsumsinya sendiri tanpa mengolahnya menjadi jajanan mahal. Pisang juga dianggap sebagai sumber makanan dan pendapatan. Dengan memberikan pengabdian kepada masyarakat terkait inovasi produksi Banana Cake sebagai jajanan keluarga, diharapkan masnyarakat Kaniti dapat memproduksi dan menjual Bananas Cake sehingga dapat menghasilkan pendapatan tambahan bagi rumah tangga. Oleh karena itu, kontribusi ekonomi olahan Banana Cake dapat menjadi salah satu faktor optimalisasi potensi usaha terkait produk pisang dan peningkatan pendapatan rumah tangga. Proses pengabdian ini meliputi metode ceramah, diskusi dan pelatihan pembuatan Banana Cake, dengan tujuan untuk menyampaikan informasi mengenai manfaat ekonomi dan kesehatan yang dapat dicapai dengan inovasi tersebut. Inovasi penciptaan menu pangan lokal pisang khususnya dalam bentuk Banana Cake menunjukkan potensi dampak positif yang besar bagi ibu-ibu rumah tangga di Kaniti. Pengembangan produk ini tidak hanya memberikan alternative makanan ringan yang lezat, namun juga meningkatkan pendapatan rumah tangga dan membawa perubahan. Kebiasaan makan sehari-hari, jajanan, dll. Mendukung kehidupan sehari-hari serta tumbuh kembang anak. Hasil yang dicapai dari kegiatan pengabdian ini yaitu ibu-ibu rumah tangga di Kaniti mengetahui dan memiliki keterampilan pengelolaan produk pangan lokal dari buah pisang, manfaat dan pentingnya buah pisang bagi kesehatan, cara mengolah buah pisang menjadi Banana Cake dan menjualnya sehingga hasil dari penjualan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kata Kunci: Banana Cake, Cipta Menu, Snack Keluarga , Pangan Lokal Abstract

Banana as a local product in Kaniti has not been processed optimally by housewives, such as selling raw Bananas or just consuming them alone without processing the into epensive snack. Banana is also considered as a source of food and income. By providing the into expensive snacks related to Banana Cake production innovation as a family snack, it is hoped that the Kaniti community can produce and sell Bananas Cake so that it can generate additional income for households. Therefore, the economic contribution of processed Banana Cake can be one of the factors in optimizing business potential related to Banana products and increasing household income. The process of this service includes lectures, discussions and training in Banana Cake making, with the aim of conveying information about the economic and health benefits that can be achieved with this innovation. The innovation of creating a local Banana food menu, especially in the form of Banana Cake, shows great potential for positive impact for housewives in Kaniti. The development of this product not only provides a delicious alternative snack, etc. supporting daily life and child development. The results achieved from this service activity are that housewives in Kaniti know and have skills in managing local food products from Bananas, the benefits and importance of Bananas for health, how to process Bananas into Banana Cake and sell them so that the proceeds from sales can be to meet daily needs.

Keywords: Banana Cake, Menu Creation, Family Snack, Local Food

1. PENDAHULUAN

Sebagai bagian dari keanekaragaman budaya Indonesia, kawasan Kaniti Dusun 5 Desa Penfui Timur mempunyai potensi yang besar untuk memanfaatkan sumber daya lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Pendekatan nirlaba dinilai efektif dalam menggali dan mengembangkan potensi suatu daerah untuk menciptakan dampak positif yang bertahan lama. Inovasi menarik dalam konteks ini adalah mengubah buah pisang matang menjadi Banana Cake. Inovasi ini tidak hanya berpotensi mendukung perekonomian masyarakat setempat, namun juga dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan anak-anak setempat. Apalagi, hal ini dinilai sebagai strategi yang berpotensi meningkatkan pendapatan dan memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan ekonomi keluarga (Artanti & Maisipriani, 2022).

Pisang, salah satu hasil pertanian di Kaniti yang melimpah menjadi bahan utama pembuatan Banana Cake. Pisang bergizi tinggi serta mengandung berbagai vitamin dan mineral yang penting untuk tumbuh kembang anak. Pengolahan buah pisang menjadi produk olahan seperti Banana Cake diharapkan dapat menciptakan pangan alternative yang lezat, bergizi, dan berkualitas (Putriningtyas et al., 2023). Pengabdian masyarakat ini tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan resep dan teknik pembuatan Banana Cake yang berkualitas, namun juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal pada setiap tahapan produksi.

(2)

tujuannya adalah untuk menciptakan model produksi yang berkelanjutan dan kompetitif melalui kerjasama yang erat antara pelatih, ibu rumah tangga dan peserta lainnya yang mengikuti pengabdian.

Di Kaniti, banyak ibu rumah tangga menghadapi tantangan dalam menjaga keberlangsungan finansial keluarga mereka. Karena ketidakstabilan keuangan, mereka mungkin mencari cara untuk meningkatkan pendapatan keluarga sambil menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Dalam konteks ini, inovasi seperti pemberian alternative jajanan kepada keluarga berupa kue pisang diharapkan dapat menjadi strategi yang berpotensi meningkatkan pendapatan dan memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan perekonomian dalam lingkup rumah tangga.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang masih memiliki kesamaan dengan kegiatan pengabdian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dewi et al (2021); Krisno Budiyanto (2012); Bire et al (2020);

Hardini et al (2022); Gunawan & Salim (2018); Sihombing (2017), dan Anah et al (2020) yang mana melakukan kegiatan pengabdian terkait pangan lokal berbahan pisang. Akan tetapi dari masing-masing hasil pengabdian yang dilakukan itu memiliki perbedaan yaitu pada permasalahan mitra, tujuan pengabdian dan luaran yang dihasilkan. Dimana ada yang menghasilkan produk keripik pisang dengan tiga varian rasa, ada juga yang membuat pelatihan terkait cake pisang, kerupuk kulit pisang sebagi limbah bahan pangan untuk penerapan teknologi tepat guna, pengolahan pisang menjadi berbagai produk yang nantinya bisa di pasarkan ke masyarakat. sedangkan, kegiatan pengabdian yang tim lakukan di Kaniti Desa Penfui Timur ini fokus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Kaniti akan pentingnya asupan makanan seimbang khususnya bagi anak-anak. Dengan pembuatan Banana Cake menggunakan produk lokal seperti pisang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak di Desa Penfui Timur khususnya Kaniti. Tujuannya untuk mendukung tumbuh kembang generasi muda secara optimal.

Selain itu, ikut serta dalam kreasi atau cipta menu pangan lokal akan memberikan efek positif terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga. 1) Peluang usaha: membuat menu lokal merupakan inovasi dalam membuka peluang bagi ibu-ibu rumah tangga Kaniti untuk berjualan Banana Cake Lokal (Dewi et al., 2021). 2) Pelatihan kewirausahaan: ibu rumah tangga dapat mengembangkan keterampilan kewirausahaan seperti pengelolaan usaha kecil dan strategi pemasaran. 3) Meningkatkan pendapatan keluarga: hasil penjualan kue pisang memberikan sumber pendapatan tambahan dan membantu keluarag mengatasi kendala keuangan (Kerans & Ngongo, 2022). 4) Memperkenalkan produk lokal: inovasi penciptaan menu lokal, produk makanan seperti Banana Cake dapat mempromosikan keragaman masakan lokal dan memperkenalkan produk lokal yang unik kepada masyarakat lokal. Meski pisang melimpah di Kaniti, namun banyak masyarakat yang belum mengetahui cara mengolahnya selain dimasak atau langsung dimakan. Berdasarkan pengalaman para ibu-ibu rumah tangga, seringkali mereka hanya mengkonsumsi buah pisang saja tanpa mengubah cara pengolahannya. 5) Menyiapkan menu lokal meningkatkan kesejahteraan keluarga (Artanti & Mariani, 2022). Ibu-ibu di Kaniti dapat memanfaatkan hasil penjualan Banana Cake untuk menghasilkan pendapatan tambahan dan meningkatkan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan hidup sehari-hari.

Layanan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan tidak hanya berdampak pada perekonomian daerah, seperti meningkatkan keuangan rumah tangga dengan memungkinkan ibu rumah tangga memulai usaha, namun juga pada kesehatan anak. Hal ini diharapkan menjadi landasan yang kuat bagi perkembangan masyarakat Desa Penfui Timur, Kaniti khususnya kearah yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing. Selain itu, terdapat juga kegiatan filantropi atau pengabdian terkait pengolahan pangan lokal, antara lain pembuatan Banana Cake bisa menjadi contoh inspiratif bagi masyarakat Kaniti dan dapat diadopsi oleh masyarakat setempat juga.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Konseptual teori inovasi dan kewirausahaan digunakan untuk memahami bagaimana inovasi dalam penciptaan menu lokal berperan sebagai alat yang efektif untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Menurut teori ini, pengembangan produk dan variasi menu bari meniptakan peluang bisnis yang dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan rumah tangga. Dalam hal ini, dari perspektif teori kesejahteraan daerah, pertimbangkan penggunaan bahan-bahan lokal, terutama buah pisang, dalam pengembangan menu. Konsep ini menekankan pentingnya memanfaatkan sumber daya lokal untuk mendukung perekonomian lokal dan menciptakan produk yang mencerminkan warisan budaya. Dengan menggunakan buah pisang sebagai bahan utama, inovasi ini memungkinkan tim pengabdian memperkenalkan dan mempromosikan beragam kuliner lokal yang lezat (Sari et al., 2024) (Meilany & Winario, 2024).

Landasan konseptual teori kesehatan dan nutrisi digunakan untuk menyadari pentingnya memasukkan bahan-bahan sehat dan bergizi ke dalam desain menu yang inovatif. Dibuat dengan bahan utama pisang, kaya akan komponen nutrisi seperti serat pangan, vitamin, dan mineral, menunjang

(3)

kesehatan keluarga. Dalam konteks ini, teori pemasaran dan branding menjadi penting, terutama dalam memahami bagaimana memasarkan inovasi menu lokal yang menggunakan pisang sebagai bahan utamanya (Purnama et al., 2024). Pemasaran yang efektif dan pembentukan identitas merek dapat membantu menciptakan permintaan pasar, meningkatkan volume penjualan, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan keluarga (Junus, Nirwan dan Mamu, 2022).

Partisipasi perempuan dalam keuangan rumah tangga sangat penting dalam menilai dampak inovasi terhadap pendapatan rumah tangga. Inovasi dalam penciptaan menu lokal memberikan peluang bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dengan tetap mempertahankan peran tradisional mereka dalam rumah tangga. Teori penerimaan inovasi mengungkapkan bagaimana masyarakat menerima dan menerapkan inovasi menu lokal yang menggunakan pisang sebagai bahan utamanya. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan masyarakat dapat membantu mengidentifikasi strategi efektif untuk memperkenalkan dan mempromosikan inovasi tersebut (Rakhmawati et al., 2023).

Dari beberapa landasan konseptual diatas dapat disimpulkan bahwa inovasi berperan penting sebagai motor penggerak perekonomian rumah tangga atau keluarga. Idenya adalah bahwa inovasi pengolahan pisang menjadi masakan lokal seperti Banana Cake akan membuka peluang ekonomi baru di tingkat lokal, pengembangan usaha kecil dan menengah di bidang pangan akan meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui perubahan cara penggunaan atau pengolahan pisang. Misalnya, dalam pengabdian ini mengolah Pisang menjadi Banana cake yang merupakan bagian dari usaha mikro yang adapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarga terutama ibu-ibu di Kaniti Desa Penfui Timur.

Menggunakan Pisang dalam menu cemilan keluarga juga merupakan pilihan yang sehat karena nilai gizinya yang tinggi. Divesifikasi menu jajanan keluarga dengan pisang akan memperluas pilihan makanan, meningkatkan keragaman konsumsi, dan pada akhirnya mengarah pada keberlanjutan ekonomi keluarga.

Selain itu, sebagai sumber pangan lokal, pisang mempunyai peranan penting dalam ketahanan pangan keluarga dan model keberlanjutan yang menjadikan gaya hidup sehari-hari ibu-ibu di Kaniti ramah pangan lokal artinya bisa menciptakan menu berbahan pangan lokal yaitu Pisang menjadi Babana Cake.

Mengintegrasikan inovasi pemanfaatan Pisang sebagai menu lokal dapat memberikan dampak positif terhadap pendapatan keluarga dengan menciptakan alternative jajanan sehat dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

3. METODE PELAKSANAAN

Tim pengabdian, kami memberikan solusi terhadap masalah yang dialami oleh ibu-ibu rumah tangga di Kaniti. Dimana ibu-ibu di Kaniti biasanya hanya mengkonsumsi buah pisang tanpa mengolah menjadi jajanan sehingga dengan adanya pengabdian ini ibu-ibu bisa belajar untuk menciptakan kemandirian dalam mengembangkan pangan lokal untuk dijadikan menu atau snack alternatif keluarga. Sehingga Banana Cake merupakan metode implementasi untuk mengatasi tantangan inovasi masyarakat dengan memperkaya bahan-bahan lokal dari pisang untuk mencapai tujuan produksi cipta menu pangan lokal (Rakhmawati et al., 2023). Pengabdian ini dilaksanakan di Kaniti Desa Penfui timur dengan sasaran adalah ibu-ibu rumah tangga. Adapun tahapan pengabdian yang dilakukan oleh tim bersama ibu-ibu di Kaniti yaitu:

Gambar 1. Tahapan Pengabdian di Kaniti

Tahap 1: Tim pengabdian melakukan koordinasi dengan mitra dalam hal ini Bapak Dusun 5 dan ibu Kepala Desa sebagai ketua penggerak PKK Desa Penfui Timur untuk membicarakan program dan penentuan waktu pelaksanaan dan sasaran kegiatan pengabdian.

Tahap 2: Tim pengabdian melakukan survey lokasi terkait tempat kegiatan pengabdian dilaksanakan serta perlengkapan yang diperlukan selama kegiatan terutama peralatan masak.

Tahap 3: Melakukan sosialisasi dalam bentuk ceramah dan diskusi bersama ibu-ibu di Kaniti.

Tahap 4: Demonstrasi pembuatan Banana Cake. Dalam proses ini, tim pengabdian melatih ibu-ibu rumah tangga di Kaniti untuk membuat banana Cake dengan bahan dasar buah pisang. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain pisang, tepung terigu, baking soda, minyak, gula semut atau gula

(4)

merah yang halus, dan vanilli. Berikut langkah-langkahnya: pertama: kupas pisang yang agak matang, letakkan dalam wadah lalu haluskan dengan garbu. Kemudian masukkan tepung terigu, Vanilli, baking soda, dan gula semut atau gula merah halus secukupnya. Tambahkan sedikit minyak di bagian akhir dan aduk hingga adonan halus terbentuk. Setelah adonan tercampur rata, tuang ke dalam loyang dan kukus hingga matang. Diamkan selama 10-15 menit, lalu angkat dan biarkan agak dingin sebelum di potong dan disajikan.

Tahap 5: Tim pengabdian melakukan evaluasi kegiatan dengan melakukan diskusi bersama Bapak Dusun dan Ketua penggerak PKK serta ibu-ibu yang terlibat dalam kegiatan pengabdian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat khususnya upaya ibu-ibu rumah tangga menyiapkan menu lokal dengan menggunakan buah pisang di Kaniti Desa Penfui Timur berjalan dengan baik. Materi yang disampaikan oleh narasumber (dalam hal ini tim pengabdian) baik secara lisan maupun Praktek sangat jelas dan mudah dipahami serta diterapkan. Pelatihan ini mendapat sambutan yang sangat baik dari ibu-ibu rumah tangga yang mengikuti dan antusias mengikuti dari awal hingga akhir. Seperti diketahui, pelatihan penyiapan menu lokal mulai dari pisang hingga kue pisang memberikan kontribusi yang baik terhadap kesehatan khususnya kesehatan anak terkait stunting, dan meningkatkan pendapatan keluarga serta keterampilan ibu-ibu dalam membuat menu atau jajanan dari pisang. Hasil pengabdian ini juga sesuai dengan pengabdian yang dilakukan oleh (Hardini et al., 2022).

Kegiatan pengabdian ini diawali dengan sambutan dari ketua penggerak PKK yaitu Ibu Kepala Desa Penfui Timur yang menyampaiakan ucapan terimakasih kepada seluruh tim pengabdian karema bersedia datang untuk melakukan pengabdian di Kaniti, memberikan pengetahuan bagi ibu-ibu terutama terkait cipta menu pangan lokal berbahan pisang untuk diolah menjadi menu ataupun snack yang dapat dikonsumsi dan memiliki nilai jual.

Selanjutnya pemaparan materi yang disampaikan oleh tim pengabdian terkait cipta menu pangan lokal berbahan pisang. Dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Pengabdian ini bertujuan untuk menyampaikan daya Tarik dan informasi mengenai makanan khas daerah khususnya pisang yang memiliki manfaat besar jika diolah menjadi kue. Dari segi ekonomi, pisang memberikan manfaat ekonomi karena pisang merupakan makanan sehari-hari keluarga di Kaniti. Selain aspek ekonomi, pisang juga diakui sebagai sumber pangan dan pendapatan. Dengan memberikan pengabdian kepada masyarakat terkait inovasi produksi Banana Cake sebagai jajanan keluarga, diharapkan masyarakat Kaniti dapat memproduksi dan menjual Banana Cake sehingga dapat menghasilkan pendapatan tambahan bagi rumah tangga. Oleh karena itu, kontribusi ekonomi olahan kue pisang dapat mengoptimalkan potensi bisnis terkait produk pisang dan menjadi salah satu faktor peningkatan keuntungan.

Dilihat dari segi kesehatan khususnya bagi ibu dan anak di Kaniti. Konsumsi pisang oleh warga Kaniti dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, terutama dalam pencegahan stunting (Kurniasari et al., 2022). Pisang kaya akan nutrisi penting seperti vitamin c, potassium, dan serat yang memperkuat sistem kekebalan tubuh serta mendukung tumbuh kembang anak. Di sisi lain, pisang merupakan sumber energy yang sehat untuk anak dan membantu mereka menambah berat badan serta tinggi badan. Serat pada pisang meningkatkan fungsi pencernaan, membantu penyerapan nutrisi, dan mencegah gangguan gizi yang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada anak (Junus, Nirwan dan Mamu, 2022). Oleh karena itu, memasukkan pisang ke dalam menu makanan sehat dapat mendukung pertumbuhan optimal dan mengatasi masalah stunting pada anak.

Gambar 2. Sosialisasi dan Proses Pembuatan Banana Cake

Gambar 2 memperlihatkan proses pembuatan Banana Cake yang dilakukan oleh tim pengabdian.

Pada gambar terlihat mulai dari proses pengupasan pisang matang, pisang dihaluskan, dan proses pencampuran pisang dengan bahan-bahan lainnya. Proses pembuatan ini dilakukan agar ibu-ibu rumah tangga di Kaniti bisa melihat dan praktek secara langsung pembuatan Banana Cake.

(5)

Gambar 3. Proses Pengukusan Banana Cake

Gambar 3 memperlihatkan bahwa pisang yang sudah halus di masukkan ke loyang selanjutnya di kukus dan pada akhirnya menjadi Banana cake yang dapat dikonsumsi sebagai alternative cemilan atau snack keluarga dan bisa juga dijual.

Selanjutnya adalah proses pembuatan Banana Cake yang dibantu oleh mahasiswa/i serta ibu-ibu peserta pengabdian di Kaniti. Setelah proses ini selesai, Banana Cake di potong lalu dibagikan kepada peserta untuk di coba dan masing-masing peserta memberikan komentar terkait produk yang dihasilkan ini. Sedangkan pada tahap evaluasi dilakukan diskusi bersama pihak terkait. Terutama berkaitan dengan bagaimana ibu-ibu rumah tangga ini bisa melanjutkan untuk membuat Banana Cake lalu di jual. Sehingga para ibu-ibu di Kaniti bisa mendapatkan penghasilan dari hasil penjualan Banana Cake. Implikasi tindak lanjut dari pengabdian ini yaitu nantinya tim pengabdian akan mendiskusikan lagi terkait bagaimana cara untuk memasarkan produk ini dengan baik akan tetapi tim pengabdian akan melakukan evalusi terlebih dahulu untuk mengetahui hasil penjualan Banana Cake tersebut. Luaran yang dihasilkan dari kegiatan pengabdian ini yaitu dalam bentuk produk atau cipta menu pangan lokal berbahan pisang yaitu Banana Cake serta hasil pengabdian yang nantinya bisa digunakan sebagai referensi berkaitan dengan cipta menu pangan lokal untuk masyarakat.

5. KESIMPULAN

Dengan cara ini, para ibu rumah tangga di Kaniti diharapkan dapat secara kreatif memanfaatkan potensi buah pisang, meningkatkan pendapatan keluarga, dan menjadi motor penggerak inovasi di keluarganya. Inovasi penciptaan menu pisang lokal khususnya dalam bentuk Banana Cake menunjukkan potensi besar untuk memberikan dampak positif khususnya bagi ibu rumah tangga di Kaniti. Proses pengabdian ini meliputi metode ceramah, diskusi, dan pelatihan pembuatan Banana Cake, dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai manfaat ekonomi dan kesehatan yang dapat dicapai dengan inovasi tersebut. Pengembangan produk ini tidak hanya menyediakan alternatif jajanan lezat, tetapi juga meningkatkan pendapatan rumah tangga, mengubah kebiasaan makan sehari-hari atau cemilan sehari-hari, dan mendukung tumbuh kembang anak. Tim pengabdian juga berpendapat bahwa ibu-ibu rumah tangga di Kaniti dapat memperoleh keuntungan yang besar dengan memanfaatkan buah pisang untuk alternative cemilan keluarga dan sebagai sumber penghasilan tambahan dengan mengolah buah pisang menjadi Banana Cake dan menjualnya. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan memungkinkan ibu rumah tangga untuk lebih memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tim pengabdian juga menyarankan kepada ibu-ibu rumah tangga Kaniti untuk membuat pisang menjadi Banana Cake agar bisa dijual. Hal ini tidak hanya menjadi inovasi lokal yang bermanfaat, namun juga dapat menjadi contoh inspiratif bagi masyarakat lokal atau masyarakat yang ada di wilayah Kaniti dan wilayah sekitarnya.

Daftar Pustaka

Anah, L., Hidayati, A., Haryanti, P., Sugi, L. R., & Masruroh, S. A. (2020). Modernisasi Pengolahan Pangan Lokal Hasil Potensi Desa Kromong Dan Rancangan Strategi Pemasarannya. Abidumasy, 1(1), 42–48.

Artanti, G. D., & Mariani, M. (2022). Pelatihan Inovasi Pembuatan Kue Tradisional Berbahan Dasar Singkong Bagi Ibu Rumah Tangga Sebagai Upaya Meningkatkan Penghasilan Keluarga. Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara, 6(3), 826–838. https://doi.org/10.29407/ja.v6i3.16747

Bire, C. E. B., Sudarmadji, P. W., Hattu, E. P. D., Manafe, J. D., & Peli, Y. S. (2020). PPPUD Produk Olahan Pisang Lokal Khas NTT Berbasis Inovasi Teknologi Semi Otomatis. JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian Dan Penerapan IPTEK), 4(2), 59–

66. https://doi.org/10.31284/j.jpp-iptek.2020.v4i2.1172

Dewi, R. S., Lestari, R. Y., & Nida, Q. (2021). Inovasi Pengolahan Buah Pisang Sebagai Bentuk Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 44–47.

(6)

https://doi.org/10.56393/jpkm.v1i2.450

Gunawan, D. H., & Salim, R. (2018). Inovasi Olah Pangan Dari Pisang di Desa SUI. Batang Kalimantan Barat. Jurnal Teknologi Pangan, 9(2), 176–179.

Hardini, L. P., Sulistyowati, S. N., & Febriyanti, R. (2022). Pelatihan Pengolahan Makanan Dari Buah Pisang Pada Anggota Karangtaruna Desa Kesamben. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 6(2), 883.

https://doi.org/10.31764/jpmb.v6i2.8323

Junus, Nirwan dan Mamu, K. (2022). Pelatihan Pemanfaatan Buah Pisang Sebagai Makanan Pencegah Stunting Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang di Desa Lamu. DAS SEIN: Jurnal Pengabdian Hukum Dan Humaniora, 2(1), 1–12.

https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/dassein/article/view/12067

Kerans, G., & Ngongo, K. P. (2022). Pelatihan Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal untuk Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Enterpreneurship Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA. Bubungan Tinggi:

Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 573. https://doi.org/10.20527/btjpm.v4i2.5123

Krisno Budiyanto, M. A. (2012). Model Pengembangan Ketahanan Pangan Berbasis Pisang Melalui Revitalisasi Nilai Kearifan Lokal. Jurnal Teknik Industri, 11(2), 170–177. https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol11.no2.170-177 Kurniasari, R., Sabrina, S., & Salma, A. N. (2022). Pelatihan Kader Posyandu Untuk Membuat Camilan Tinggi Protein

Berbahan Lokal Sebagai Upaya Pencegahan Stunting. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 6(4), 1834. https://doi.org/10.31764/jpmb.v6i4.11468

Meilany, M., & Winario, M. (2024). Terintegrasi Strategi Pemasaran pada UMKM Berbasis Kuliner ( Studi Kasus : UMKM Siti Hajar Kota Pekanbaru ). JUTIN: Jurnal Teknik Industri Terintegrasi, 7(1), 156–165.

Purnama, V., Dewi, T. K., Wahyuni, N., Agrobisnis, F., Rekayasa, D., & Subang, U. (2024). Pelatihan Packaging dan Branding Pada Kelompok Wanita Tani Pisang Bersama Dinas Ketahan Pangan Di Kabupaten Subang. BERNAS:

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 361–365.

Putriningtyas, N. D., Cahyati, W. H., & Nugroho, E. (2023). Pendampingan Pembuatan Kudapan Berbahan Tepung Bonggol Pisang di Kelurahan Patemon Gunungpati Semarang. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 6(9), 3923–3933. https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i9.11539

Rakhmawati, Y., Masita, R., Kartikasari, N., Setiawan, D., Lestari, S. R., Wahyuni, D. S., Istaufa, I. M. A., Ningrum, S. H., &

Qomaria, D. (2023). Pengolahan kerupuk kulit pisang sebagai inovasi pemanfaatan limbah bahan pangan. Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS), 6(1), 71–82. https://doi.org/10.33474/jipemas.v6i1.17386 Sari, H., Astuti, I., & Sari, M. (2024). Pengaruh Teori Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha di Era Digital Dalam

Novel GIRLBOSS Karya Sophia Amoruso. CEMERLANG: Jurnal Manajemen Dan Ekonomi Bisnis, 4(1).

Sihombing, Y. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Bali Dengan Memanfaatkan Kearifan Lokal Pisang Kayu (Musa paradisiaca L.ev.Kayu) Mendukung Diversifikasi Pangan. 1–10.

Referensi

Dokumen terkait