1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perahu Sandeq
Sandeq merupakan perahu bercadik berukuran besar (panjang bisa mencapai 12m, dalamnya sampai 1,2m) namun relatif sempit (jarang melebihi 1m), dasarnya batang kayu keruk yang ditambah dua hingga empat papan dinding pada sisinya, bergeladak papan di tengah, dan bilah-bilah bambu atas katir sebelah menyebelah; bertiang satu (lebih panjang dari perahunya sendiri) dengan layar sandeq. Jenis ini mampu mengarungi laut dalam selama berhari-hari; digunakan untuk ekspedisi penangkapan ikan terbang di tengah- tengah Selat Makassar dan sebagai sarana pengangkutan barang ke Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Bahkan perahu Sandeq terkenal sebagai perahu layar terlaju yang terbiasa melayari seluruh lautan antara Sulawesi dan Kalimantan. Bahkan ada yang sampai ke Jawa dan Sabah Malaysia. Dengan angin yang baik dapat mencapai kecepatan 15-20 knot atau sekitar 30-40 km/h. Ciri utama perahu sandeq adalah bentuknya ramping, kepala perahu runcing, bercadik dan berlayar segitiga serta identik dengan warna putih.
Bentuk dasar badan perahu merupakan batang kayu yang dikeruk kemudian ditambah papan-papan untuk memperbesar bodinya (Alimuddin, 2009). Gambar dari perahu Sandeq ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1. Perahu sandeq untuk menangkap ikan (Sumber : Penulis 2021)
Perahu sandeq memiliki macam-macam jenis berdasarkan 2 kategori yaitu berdasarkan konstruksinya dan kegunaannya untuk dipakai nelayan. Berikut macam- macam jenis perahu sandeq :
A. Jenis perahu sandeq berdasarkan konstruksi :
1. Sandeq Tolor, yaitu perahu sandeq yang cadiknya dimasukkan ke dalam lambung perahu.
2. Sandeq Bandeceng, yaitu perahu sandeq yang cadiknya diikat ke atas geladak perahu.
B. Jenis perahu sandeq berdasarkan kegunaannya untuk dipakai nelayan : 1. Sandeq pangoli
Perahu Sandeq yang memiliki ukuran lebih kecil dan digunakan untuk menangkap ikan dekat pinggir karang dan wilayah pertemuan arus dengan menarik umpan yang terbuat dari bulu ayam di belakang perahu (mangoli). Tipe perahu ini sangat laju dan lincah serta dapat membalik haluannya dengan cepat agar dapat memburu ikan dan supaya perahu tidak kena karang.
2. Sandeq parroppo
Perahu Sandeq yang dipakai untuk menangkap ikan di rumpon (rappo) di lautan bebas; tipe perahu ini cukup besar agar dapat memuat dua-tiga sampan yang diturunkan di rumpon guna memperluas areal penangkapan, para pelaut dapat membawa perbekalan untuk pelayaran yang berlangsung selama dua sampai lima hari, perahunya dapat menahan ombak yang besar dan angin yang kencang di lautan bebas yang merupakan daerah penangkapan ikan itu.
3. Sandeq potangnga
Sandeq potangnga dipakai untuk mengarungi laut lepas demi menangkap ikan dan mencari ikan terbang dan telurnya. Tipe perahu itu besar agar bisa memuat bekal dan peralatan yang diperlukan dalam mengarungi lautan selama dua-tiga minggu, agar ombak tinggi yang biasanya ditemui di daerah penangkapan ikan tidak akan sempat mengganggu dan membasahi para pemancing. Maka pada jenis perahu sandeq ini sering terdapat tambahan beberapa ‗panggung‘ yang lebih tinggi daripada geladak lambung perahu yang terpasang kiri-kanan dibelakang tiang, diistilahkan lewa-lewa (Alimuddin, 2009).
2.2. Material
Material adalah sesuatu yang disusun atau dibuat oleh bahan (Callister & William, 2004). Pengertian material adalah bahan baku yang diolah perusahaan industri dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau pengolahan yang dilakukan sendiri (Mulyadi, 2000). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa material adalah sebagai beberapa bahan yang dijadikan untuk membuat suatu produk atau barang jadi yang lebih bermanfaat.
2.2.1 Bambu
Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di Indonesia dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan bambu pada berbagai keperluan masyarakat kita sejak nenek moyang kita ada (Widjaja, 2000). Di Indonesia bambu hidup merumpun (symphodial ), kadang-kadang ditemui berbaris membentuk suatu garis pembatas dari suatu wilayah desa yang identik dengan batas desa. Di Jawa, penduduk sering menanam bambu disekitar rumahnya dicampur dengan tanaman lain untuk berbagai keperluan (Dransfield dan Widjaja, 2000).
Menurut Widjaja (1995), bambu betung mempunyai tipe simpodial dengan rumpun yang cukup rapat, tinggi buluh mencapai 20—30 meter, diameter pangkal 20--30 cm dengan panjang ruas 40--60 cm, dinding buluh cukup tebal 11—38 mm dan panjang pelepah 20—25 cm, serta memiliki cabang primer yang lebih besar dibandingkan dengan cabang lainnya.
Adapun klasifikasi taksonomis bambu betung adalah sebagai berikut:
Rhegnum : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (tumbuhan berkeping satu/monokotil) Ordo : Poales
Famili : Poaceae atau Gramineae Genus : Dendrocalamus
Spesies : Dendrocalamus asper
Bambu sampai saat ini sudah dimanfaatkan sangat luas di masyarakat mulai dari penggunaan teknologi yang paling sederhana sampai pemanfaatan teknologi tinggi pada skala industri. Pemanfaatan di masyarakat umumnya untuk kebutuhan
rumah tangga dan dengan teknologi sederhana, sedangkan untuk industri biasanya ditujukan untuk orientasi eksport. Gambar dari bambu ditunjukkan pada Gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2. Batang bambu (Sumber : Penulis 2021) 2.2.2 Aluminium 6061
Aluminium 6061 (Alloy 6061) merupakan paduan aluminium dari grup 6XXX yang paling sering dipakai. Paduan ini termasuk paduan yang tahan terhadap panas. Setelah aluminium, magnesium dan silikon merupakan komposisi utama dalam material ini. Kombinasi antara Aluminium, magnesium, dan silikon pun menghasilkan material yang sangat reaktif terhadap oksigen. Beberapa produsen juga menambahkan sedikit krom dan tembaga untuk memperoleh sifat tertentu. Ketika permukaan Alloy 6061 terkena udara, akan segera terbentuk lapisan tipis yang melindungi logam paduan ini dari karat. Apabila lapisan ini terkelupas, logam paduan yang terbuka juga akan segera bereaksi membentuk lapisan baru. Hasilnya, ketahanan paduan ini terhadap korosi menjadi begitu tinggi
Selain tahan terhadap korosi, Alloy 6061 juga mudah untuk dilas, ditempa, maupun dicor. Terlebih, sebagai produk berbahan utama aluminium, material ini cukup ringan dibandingkan dari material antikarat lainnya. Oleh karena itu, Alloy 6061 pun banyak digunakan pada alat transportasi dan produk-produk lain yang
membutuhkan material yang ringan tetapi cukup kuat. Aluminium juga digunakan pada pembuatan rangka berbagai jenis kapal. Misalnya, kayak, kapal laut, dan kapal pesiar. Agar tidak rentan korosi, diperlukan pemilihan jenis Aluminium yang tepat untuk keperluan ini. Biasanya, aluminium paduan jenis 6061 dapat digunakan.
Dengan menggunakan aluminium, rangka kapal biasanya tidak perlu dicat lagi, terutama jika jenis paduan yang digunakan sudah tahan terhadap korosi. Pengecatan dapat dilakukan untuk keperluan estetika.
Sifat-sifat Aluminium
a. Rapat jenis : 2,7 gr/cm3 b. Titik lebur : 660 ºC c. Kekuatan tarik
- Dituang : 90 – 120 N / mm2 - Di Anelling : 70 N / mm2 - Di Roll : 130 ÷ 200 N / mm2 d. Sifat-sifat khas
- paling ringan
- penghantar panas / listrik tinggi - lunak
- Ulet
- Kekuatan tarik rendah
- Tahan tahap korosi (Suarsana, 2017).
Gambar dari Aluminium ditunjukkan pada Gambar 2.3 berikut:
Gambar 2.3. Batang Aluminium 6061
( Sumber: https://www.themetalsfactory.com/product/aluminium- products/bar-rod/5754-aluminium-bar-rod-and-blocks/#iLightbox[product-gallery]/2) 2.2.3 Fiberglass
Fiberglass adalah bentuk serat kaca dari kaca cair yang sengaja ditarik agar menjadi serat tipis yang kuat. Ini pula yang menjadi alasan mengapa fiberglass dikenal sebagai plastik yang diperkuat dengan serat kaca.
Biasanya serat kaca diratakan menjadi lembaran, disusun secara acak, atau ditenun menjadi kain. Berdasarkan penggunaan fiberglass, serat kaca dapat dibuat dari berbagai jenis kaca sebagai bahan dasar.
Sifat-sifat fiberglass, yaitu sebagai berikut : 1. Density cukup rendah (sekitar 2,55 g/cc)
2. Tensile strengthnya cukup tinggi (sekitar 1,8 GPa) 3. Biasanya stiffnessnya rendah (70GPa)
4. Stabilitas dimensinya baik
5. Resisten terhadap panas dan dengin 6. Tahan korosi
7. Komposisi umum adalah 50-60% SiO2 dan paduan lain yaitu Al, Ca, Mg, Na, dan lain-lain.
Keuntungan dari penggunaan fiberglass yaitu sebagai berikut : 1. Biaya murah
2. Tahan korosi
3. Biayanya relatif lebih rendah dari komposit lainnya
4. Biasanya digunakan untuk piing, tanks, boats, alat-alat olahraga Kerugian dari penggunaan fiberglass yaitu sebagai berikut :
1. Kekuatannya relatif rendah 2. Elongasi tinggi
3. Kekuatan dan beratnya sedang (moderate) (Nayiroh, 2013).
Gambar dari Fiberglass ditunjukkan pada Gambar 2.4 berikut:
Gambar 2.4. Penggunaan Fiberglass untuk bahan konstruksi bangunan ( Sumber: https://pani-mama.ru/id/armatura-iz-stekloplastika-ispolzovanie-
ispolzovanie-steklovolokonnoi/)
2.3. Elastisitas
Dalam fisika, elastisitas (dari Yunani ἐλαστός "ductible") adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke bentuk aslinya setelah terdeformasi. Benda padat akan mengalami deformasi ketika gaya diaplikasikan padanya. Jika bahan tersebut elastis, benda tersebut akan kembali ke bentuk dan ukuran awalnya ketika gaya dihilangkan.
Elastisitas sempurna hanya merupakan perkiraan dari yang sebenarnya dan beberapa bahan tetap murni elastis bahkan setelah deformasi yang sangat kecil.
Dalam rekayasa, jumlah elastisitas suatu material ditentukan oleh dua jenis parameter material. Jenis pertama parameter material disebut modulus yang mengukur jumlah gaya per satuan luas (stress) yang diperlukan untuk mencapai sejumlah deformasi tertentu.
Satuan modulus adalah pascal (Pa) atau pon gaya per inci persegi (psi, juga lbf/in 2).
Modulus yang lebih tinggi biasanya menunjukkan bahwa bahan tersebut sulit untuk mengalami deformasi. Tipe kedua parameter mengukur batas elastis. Batas dapat menjadi
stres luar di mana materi tidak lagi elastis atau deformasi luar di mana elastisitas hilang.
Ketika menggambarkan elastisitas relatif dari dua bahan, baik modulus dan batas elastis harus diperhitungkan. Karet biasanya memiliki modulus rendah dan cenderung untuk meregang jauh (yaitu, mereka memiliki batas elastis tinggi) dan tampak lebih elastis daripada logam (modulus tinggi dan batas elastis rendah) dalam kehidupan sehari-hari.
Dari dua bahan karet dengan batas elastis yang sama, satu dengan modulus yang lebih rendah akan tampak lebih elastis.
Apabila regangan sebanding dengan tegangan maka hanya akan terjadi deformasi elastis. Perbandingan antara tegangan dengan regangan elastis disebut modulus elastisitas atau modulus young. Persamaan modulus young dapat dituliskan sebagai:
(2.1)
Dimana,
E = Elastisitas (N/𝑚𝑚2) = Tegangan (N/𝑚𝑚2) = Regangan (Irwan, 2017).
2.3.1 Deformasi
Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran dari sebuah objek karena
Sebuah diterapkan gaya (energi deformasi dalam hal ini ditransfer melalui kerja) atau
Perubahan suhu (energi deformasi dalam hal ini ditransfer melalui panas).
Kasus pertama dapat menjadi akibat dari kekuatan tarik, kekuatan tekan, geser, lipatan atau torsi (memutar). Dalam kasus kedua, faktor yang paling signifikan, yang utamanya ditentukan oleh suhu adalah pergerakan cacat struktural seperti adanya batas butir (grain boundaries), titik kekosongan, garis dan dislokasi ulir, salah susun dan ganda pada padatan kristal dan non-kristal. Pergerakan atau perpindahan cacat seperti ini diaktifkan secara termal dan dengan demikian dibatasi oleh laju difusi atom.
Deformasi sering digambarkan sebagai regangan. Ketika deformasi terjadi, gaya internal antar-molekul muncul melawan gaya yang diberikan. Jika gaya yang diberikan tidak terlalu besar maka kekuatan ini mungkin cukup untuk melawan gaya yang diberikan, yang memungkinkan objek untuk mencapai keadaan setimbang baru dan kembali ke kondisi semula ketika beban akan dihapus. Jika gaya yang lebih besar diberikan maka dapat menyebabkan deformasi permanen dari objek atau bahkan menyebabkan kegagalan struktural (Davidge, 1979). Tegangan ditunjukkan pada Gambar 2.6 sebagai berikut:
Gambar 2.5. Deformasi pada sebuah silindris
(Sumber:https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/70/Deformation DueToCompression.png)
2.3.2 Tegangan
Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagai gaya persatuan luas penampang benda tersebut. Tegangan diberi simbol σ (dibaca sigma). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
(2.2)
Keterangan:
F : besar gaya tekan/tarik (N) A : luas penampang (m2) σ : tegangan (N/m2)
Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya berbeda diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang berbeda.
Kawat dengan penampang kecil mengalami tegangan yang lebih besar dibandingkan kawat dengan penampang lebih besar. Tegangan benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan penyangga atau
penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan bangunan bertingkat. Tegangan ditunjukkan pada Gambar 2.6 sebagai berikut:
Gambar 2.6. Tegangan Tarik, Tekan, dan Geser.
(Sumber: NPTEL.) 2.3.3 Regangan
Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan panjang benda ΔX terhadap panjang mula-mula X. Regangan dirumuskan sebagai berikut.
(2.3)
Keterangan:
ε : regangan strain (tanpa satuan) ΔX : pertambahan panjang (m) X : panjang mula-mula (m)
Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga regangannya.
Artinya, ΔX juga makin besar. Regangan ditunjukkan pada Gambar 2.7 sebagai berikut:
Gambar 2.7. Regangan pada sebuah balok
( Sumber: https://www.zenius.net/prologmateri/fisika/a/628/regangan)
2.4. Beban Pada Tiang Layar
Layar sandeq terdiri dari tiga bagian utama: sobal (layar), pallajarang (tiang layar), dan peloang (bom layar), serta tali temali. Sobal (atau sombal) yang berarti layar terbuat dari plastik, dulu terbuat dari karoro sejenis daun kering yang mempunyai serat panjang yang disebut pappas. Bahan yang digunakan panjangnya sekitar 80 meter (tergantung ukuran layar) dengan lebar sekitar 1,5 meter. Gambar dari bagian-bagian pada tiang layar perahu Sandeq ditunjukkan pada Gambar 2.8 berikut:
Gambar 2.8. Bagian-bagian tali tiang layar (tambera) yang terikat pada baratangg (cadik) (atas) dan ujung bom layar yang menempel pada tiang layar (tengah, bawah)
(Sumber. http://www.gocelebes.com/perahu-sandeq/)
Plastik tersebut kemudian dipotong-potong untuk selanjutnya dijahit sesuai ukuran layar yang diinginkan. Sobal bagian depan diberi cincin yang terbuat dari tali dan melingkar pada pallajarang. Pada ujung atas pallajarang dipasangi roda tempat meluncur tali layar yang disebut bubukang. Berfungsi menarik layar untuk dikembangkan atau mengulur layar ketika digulung. Di tiap sisi sobal diberi tali penguat, di bungkus oleh pinggiran layar untuk kemudian di jahit. Setelah itu di beri lagi seutas tali sebesar telunjuk yang juga di jahit pada gulungan tali yang pertama sehingga menjadi dua utas tali: satu dibungkus oleh tepi layar dan satu lagi dijahit menempel pada sisi tali yang terbungkus.
Layar terdiri dari beberapa bagian, yaitu: kanuku, sudut layar bagian atas yang dilapisi; gula-gulas sobal, tali aris dalam; paliliang, jahitan kedua pada lipatan layar untuk menahan tali aris dalam; pandapuang, jahitan di uraq; parripping jahitan pertama untuk menghubungkan tali aris layar luar dengan layar; dan uraq atau bagian persambungan kain layar.
Pallajarang (tiang layar) terbuat dari bambu yang kuat dan lurus. Tiang sebuah sandeq pangoli lebih tinggi dan layarnya lebih lebar dari pada tiang dan layar misalnya perahu sandeq yang akan digunakan untuk berlayar ke daerah Kalimantan semakin besar layarnya, semakin laju dan lincah perahu itu, semakin kecil layarnya, semakin kurang bahaya terbaliknya bila kena angin kencang di atas lautan.
Selain itu, bentuk layar yang akan menjadi penentu utama kelajuan sebuah perahu diukur dan diperhitungkan dengan sangat saksama. Pelayar Mandar percaya, bahwa sehelai layar harus dijahit dengan ―isi‖ (kelonggaran kain layar yang berkembang seperti
―perut‖ jika terisi angin) sebelah tiang yang cukup banyak, agar angin yang lewat pada layar itu dapat ―ditangkap‖ di dalamnya dan akan berputar dekat tiang untuk mendorong perahunya ke depan (Alimuddin, 2009).
Beban Desain:
1,5 × release load for max. possible relief valve setting [N]
1,0 × max. working loads of all relevant sheets, lines, outhauls etc. [N]
1,0 × Mt (resulting torsional moment),
Mt = Fsh ⋅ h + Fsail ⋅ k [Nm] (2.4)
Fsh = horizontal component of mainsheet load [N], lihat gambar 2.6
Fsail = component of mainsail load acting at mainsail clew [N], lihat Gambar 2.6 (2.5) Gambar penjepit layar utama perahu sandeq ditunjukkan pada Gambar 2.9 berikut:
Gambar 2.9. Penjepit layar utama (Sumber. Germanischer Lloyd rules )
Gambar bagian boom perahu sandeq ditunjukkan pada Gambar 2.10 berikut:
Gambar 2.10. Bagian boom (Sumber. Germanischer Lloyd rules ) v = Kecepatan angin
A = Area layar utama [m2]
ρ = Massa jenis udara [kg/m3 ].
Kombinasi yang tepat dari beban di atas harus diasumsikan untuk perhitungan kekuatan. Sangat disarankan untuk menyediakan katup pelepas beban berlebih pada vang.
Jika tidak, beban desain untuk boom sehubungan dengan gaya akibat vang harus diganti oleh 1,0 x beban putus vang.
Persyaratan untuk regangan dan tegangan yang diijinkan seperti yang didefinisikan dipersamaan a, b dan c harus dipenuhi saat menerapkan beban desain. Juga tekuk dinding dari boom harus dipertimbangkan.
a. Regangan yang diizinkan untuk laminasi fibercarbon di bawah beban desain εb all = 0,25% regangan bantalan karbon yang diijinkan laminasi dengan lubang melingkar
εbc all = 0,35% regangan bantalan yang diijinkan dari penjepit laminasi karbon dengan lubang melingkar
εct all = 0,25% kompresi dan tarik yang diizinkan regangan εis all = 0,45% regangan geser dalam bidang yang diijinkan
b. Faktor reduksi yang berlaku untuk laminasi kekuatan fibercarbon di bawah beban desain atas dasar yang sesuai dan disetujui data uji materi
γb = 2,0 pada kekuatan bantalan ultimit (kompres- tes sive) γbc = 1,5 pada kekuatan dukung ultimit klem laminasi (uji tekan) γct = 2,0 pada kompresi dan tarik ultimat kekuatan
γs = 2,0 pada kuat geser maksimum dalam bidang
c. Faktor reduksi yang berlaku untuk aluminium paduan di bawah beban desain γb = 1,1 pada kekuatan bantalan ultimit
γct = 1,1 pada kompresi dan kekuatan tarik ultimat γs = 1,1 pada kekuatan geser ultimate
Untuk komponen yang dilas, material yang dimodifikasi ikatan di zona yang terpengaruh panas harus diperhatikan.
2.5. Metode Elemen Hingga
Metode elemen hingga (MEH) merupakan salah satu metode yang dapat menggambarkan karakteristik kekuatan suatu strukur. Proses inti MEH adalah membagi sistem yang kompleks menjadi bagian (elemen) kecil sehingga solusi sistem yang kompleks dapat diperoleh dari penggabungan solusi-solusi tiap elemen (Isworo, Hajar dan Ansyah, 2018). Metode Elemen Hingga juga salah satu metode numerik yang cocok diterapkan untuk menghitung gaya-dalam (internal forces) pada berbagai kasus di bidang rekayasa. Proses analisis dilakukan berdasarkan metode kekakuan yang disajikan dalam formulasi matriks. Keunggulan metode elemen hingga antara lain kemampuannya untuk memodelkan berbagai bentuk geometri struktur yang tidak beraturan, juga aspek nonlinieritas dalam hal geometri maupun material (Fadillawaty, 2019). Gambar ilustrasi metode elemen hingga ditunjukkan pada Gambar 2.11 berikut:
Gambar 2.11. Ilustrasi gambar metode elemen hingga
(Sumber. https://didinlubis.wordpress.com/2016/09/10/teori-metode-elemen-hingga- meh/?relatedposts_hit=1&relatedposts_origin=1077&relatedposts_position=1)
2.6. Penelitian Terdahulu
Berikut adalah rangkuman hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, ditunjukan pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis Judul Tahun Hasil Penelitian 1 Syamsurijal Yusuf STUDI
DOKUMENTATIF TENTANG PROSES PEMBUATAN MINIATUR
PERAHU SANDEQ DI LITA‘ MANDAR KABUPATEN MAJENE
SULAWESI BARAT
2019 Dilihat dari produksi yang dihasilkan, permukaan perahu relatif halus,
pengecatan atau
pewarnaan yang
sempurna, menghasilkan bentuk miniatur yang bagus, keindahan miniatur disempurnakan dengan memadukan dengan kain sutra Mandar sebagai layar perahu tersebut.
Metode yang digunakan yaitu Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode dokumentatif.
1. Tujuan pembuatan miniatur perahu sandeq oleh pengrajin ada yang yang menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian dan ada juga hanya sebagai selingan atau sampingan saja ketika tidak sedang melaut.
Lanjutan Tabel 2.1
2. Bahan dan alat yang dipersiapkan dalam pembuatan miniatur perahu Sandeq, antara lain: a. Bahan : kayu, bambu, benang, lem, cat, dan kain sutera. b. Alat : gergaji, parang, catter, bor, amplas, pensil, mistar, kuas, gunting, dan solder.
3. Proses pembuatan miniatur perahu sandeq di desa Karama Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar terdiri atas tahap persiapan, proses pembuatan, dan tahap finishing. a. Tahap persiapan meliputi : persiapan alat dan persiapan bahan. b. Proses pembuatan meliputi : lambung, cadik, katir, dan dudukan miniatur. c.
Tahap finishing meliputi : pengecetan, pemasangan layar, dan pemasangan tali.
Lanjutan Tabel 2.1
2 NASRULLAH KAJIAN ESTETIKA
PERAHU SANDEQ DI DESA
TAJIMANE KECAMATAN TAPALANG KABUPATEN MAMUJU
2018 Permasalahan:
mendeskripsikan secara jelas tentang Estetika serta makna dari struktur perahu Sandeq, mengungkap nilai-nilai estetika, dan makna struktur perahu sandeq
Metode yang akan di lakukan: Proses penelitian ini adalah untuk mengkaji estetika serta makna dari struktur perahu sndeq secara jelas, terperinci, dan terpercaya.‖
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Kecermatan dalam proses pembuatan Perahu Sandeq ini menghasilkan karya seni yang cukup tangguh.
Perahu cantik nan anggun ini mampu mengejar ikan buruannya dalam kondisi alam apapun. Bahkan badai angin dan gelombang sekalipun.
Selain itu, ketangguhan
Lanjutan Tabel 2.1
perahu cantik ini sudah tak asing pula dikalangan pelaut diseluruh dunia.
Tercatat Perahu Khas Mandar ini telah mengarungi samudra- samudra sampai ke beberapa negara. Seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Australia,
bahkan sampai
Madagaskar, dan
Amerika. Dari segi bentuk sangat memungkinkan sandeq untuk melaju cepat, ramping dan runcing (masandeq) yang membuat ia mampu untuk laju, ketangguahan bodi sandeq juga didukung dari bahan baku kayu yang kuat serta sebagian besar dari bodi perahu terbuat dari sebatang pohon yang utuh.
Lanjutan Tabel 2.1
3. Ulya Sunani PERAHU SANDEQ;
MAKNA USSUL
DAN PEMALI
DALAM PROSESI PEMBUATANNYA
2020 Selain sebagai khasanah pengetahuan lokal dan bentuk kecintaan suku Mandar terhadap sandeq dan lautnya, ussul dan pemali juga merupakan simpul dari pertanda penting identitas suku Mandar yang
mengandung makna
harapan dan keinginan tentang keselamatan dan
kebaikan rezeki.
Pengetahuan lokal tentang ussul dan pemali yang terkait prosesi pembuatan perahu sandeq pada masyarakat suku Mandar Pambusuang pada saat ini berada pada orang-orang tua tertentu. Apabila terjadi transformasi pengetahuan dan nilai, maka keberadaan ussul dan pemali akan terus berada ditengah-tengah kehidupan bahari suku Mandar. Namun, apabila terjadi stagnasi transformasi nilai ussul dan pemali, maka akan disisihkan sendiri oleh generasinya.