• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Inovasi Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Johan Pahlawan Aceh Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Inovasi Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Johan Pahlawan Aceh Barat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

PERSPEKTIF, 12 (2) (2023):604-610 DOI: 10.31289/perspektif.v12i2.8577

PERSPEKTIF

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/perspektif

Inovasi Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Johan Pahlawan

Aceh Barat

Marriage Management Information System Service Innovation at the Religious Affairs Office of Johan Pahlawan

District, West Aceh

Via Anisa1, Dyah Lituhayu2, Budi Puspo Priyadi2 & Teuku Afrizal2*

1Progam Studi Magister Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro, Semarang

2Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro, Semarang

Diterima: 12 Desember 2022; Direview: 25 Januari 2023; Disetujui: 06 April 2023 Abstrak

Penelitian ini mengidentifikasi upaya inovasi Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) dalam meningkatkan pelayanan administrasi pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Mengetahui Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Inovasi pelayanan publik merupakan ide dan modifikasi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat secara langsung. Inovasi pelayanan publik menjadikan sebuah sistem pelayanan publik lebih baik, efektif dan efisien. Penelitian dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, adapun sumber data yang digunakan berupa Data Primer dan Data Skunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) merupakan pembaharuan dalam pemberian pelayanan menjadi efektif dan efesien.

Namun terdapat kendala dalam Penerapan Pelayanannya pada sistem, survei, jaringan dan data yang tidak singkron. Justru, tindakan-tindakan untuk perbaikan-perbaikan dalam meningkatkan hal-hal tersebut perlu dilaksanakan. Sehingga inovasi ini bisa lebih bermanfaat kepada sistem pelayanan dan masyarakat.

Kata Kunci: Inovasi Pelayanan Publik, Sistem Informasi Manajemen Nikah, Kantor Urusan Agama Abstract

This study identified innovative efforts for the Marriage Management Information System (SIMKAH) to improve marriage administration services at the Religious Affairs Office (KUA) in Johan Pahlawan District, West Aceh Regency.

Knowing the Services of the Marriage Management Information System (SIMKAH) at the Religious Affairs Office (KUA) in Johan Pahlawan sub-district, West Aceh Regency. Public service innovations are ideas and modifications that can benefit the community directly. Public service innovation makes a public service system better, more effective and efficient. The research was conducted at the Office of Religious Affairs (KUA) in Johan Pahlawan District, West Aceh Regency. The research method uses a qualitative descriptive approach, while the data sources used are Primary Data and Secondary Data. The results of the study show that the Marriage Management Information System (SIMKAH) is an innovation in providing services to be effective and efficient. However, there are obstacles in implementing its services on asynchronous systems, surveys, networks and data. Instead, actions for improvements in improving these things need to be implemented. So that this innovation can be more beneficial to the service system and society.

Keywords: Public Service Innovation, Marriage Management Information System, Office of Religious Affairs

How to Cite: Anisa, V. Lituhayu, D Priyadi, B.P. & Afrizal, T. (2023). Inovasi Pelayanan Sistem Informasi Manajemen Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Johan Pahlawan Aceh Barat. PERSPEKTIF, 12(2): 604-610

*Corresponding author:

Email: [email protected] ISSN 2085-0328 (Print)

ISSN 2684-9305(Online)

(2)

PENDAHULUAN

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan suatu ilmu dan seni untuk mengumpulkan informasi, menganalisis, memverifikasi serta menyajikan dengan melibatkan sekumpulan dari kombinasi yang berupa People, Hardware, Software, Communication Network dan data resources sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan (Rafiie dkk, 2020;

Manurung et al., 2016; Pasi et al., 2016). Adanya sistem informasi dapat memberikan kemudahan dalam mengelola dan menyimpan data yang dapat menghasilkan informasi yang akurat sehingga sangat membantu bagi instansi yang banyak menginput data melalui komputer. Salah satu instansi yang melakukan proses komputerisasi dalam menginput data adalah Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan yang mengurus pelayanan administrasi dalam urusan keagamaan (Mayangsari, 2016; Jimsan et al., 2017).

Kantor Urusan Agama (KUA) adalah bagian dari instansi negara yang bertugas di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia di kabupaten dalam bidang urusan Agama Islam di wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2016 tentang organisasi dan tata kerja Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan dalam pasal 3 bahwa tugas dan fungsi KUA yaitu pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, pelaporan nikah dan rujuk, penyusunan statistik layanan, pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen serta bimbingan kemasjidan, zakat, wakaf, pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan

kecamatan (Syahroni & Subairi, 2020; Nita, 2018).

Pencatatan pernikahan salah satu tugas pokok Kantor Urusan Agama (KUA) yang harus diselesaikan dengan benar, teliti dan tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan pelayanan administrasi Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI mengeluarkan inovasi terbaru yang berbasis elektronik, yaitu melalui sistem komputer berbasis teknologi, yaitu SIMKAH (Sistem Informasi Manajemen Nikah) yang diterapkan pada tahun 2013 (Nanda, 2018).

SIMKAH mendapatkan perhatian khusus dari Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dalam meningkatkan pelayanan pencatatan nikah berbasis Informasi Teknologi (IT) pada Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan seluruh Provinsi Indonesia. Berdasarkan instruksi Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam No. II/369 Tahun 2013 tentang Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) pada Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan, maka seluruh Provinsi Indonesia diharuskan untuk menggunakan aplikasi tersebut di setiap Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. Seiring perjalanan penerapan SIMKAH, mulai bulan Oktober tahun 2018 Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam mengeluarkan surat edaran nomor B.4608/DJ.III.II.2/HM.00/11/2018 tentang SIMKAH website untuk meningkatkan perkembangan yang awalnya SIMKAH berbasis desktop hingga sekarang berbasis website. Kabupaten Aceh Barat memiliki 12 kecamatan dan memiliki 12 Kantor Urusan Agama (KUA).

Tabel 1. Jumlah Data Pernikahan SIMKAH

Sumber: Kantor KUA Kecamatan Johan Pahlawan

(3)

PERSPEKTIF, 12 (2) (2023):604-610 Berdasarkan Tabel 1 Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan Johan Pahlawan data pernikahan setiap tahunnya meningkat maka dibutuhkan proses pelayanan administrasi melalui sistem atau aplikasi yang mempermudah pegawai dan masyarakat dalam mengumpulkan data, mengurus pernikahan serta seluruh hal yang berkaitan dengan pernikahan, hal ini bertujuan untuk mempermudah secara efektif dan efisien dalam proses pernikahan.

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Johan Pahlawan telah menerapkan SIMKAH sejak tahun 2015 yang berbasis desktop dan SIMKAH website tahun 2018, penerbitan kartu digital baru dimulai ditahun 2020. SIMKAH di operasikan oleh seorang operator yang telah mengikuti pelatihan khusus, pada pendaftaran SIMKAH calon pengantin mendaftarkan pernikahannya di KUA kecamatan kemudian membawa persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan yakni N1 (formulir pengantar nikah), N2 (formulir permohonan kehendak nikah), N4 (formulir persetujuan calon pengantin), N5 (formulir surat izin orangtua), N6 (surat keterangan kematian suami/istri untuk duda/janda).

Berkas persyaratan yang telah di tentukan diserahkan ke bagian administrasi lalu operator SIMKAH melakukan pencatatan data di aplikasi SIMKAH. Proses pencatatan SIMKAH diawali dari model pemeriksaan nikah (NB), data calon pengantin diketik dalam program aplikasi SIMKAH, kemudian jika terisi semua kolom NB, maka NB akan di cetak sehingga bentuk NB sudah tidak tulis tangan.

Penggunaan SIMKAH, data-data ini dipublikasikan secara umum dan dapat diakses oleh masyarakat melalui alamat http://simkah.kemenag.go.id. langkah selanjutnya memasukkan provinsi, kabupaten/kota, kecamatan yang dicari serta bulan dan tahun dilaksanakannya pernikahan maka data-data tersebut akan muncul namun tidak dapat di ubah. Data-data rahasia hanya akan bisa diakses oleh operator SIMKAH tanpa diketahui oleh orang lain.

Suatau inovasi yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan para calon pengantin mendaftarkan diri secara mendiri yang bisa dilakukan dimanapun, tanpa harus datang secara langsung ke kantor KUA dan menunggu didaftarkan oleh petugas. Memudahkan dalam pencarian data secara online, proses pencatatan dokumen dengan cara diketik, mengamankan data walaupun file secara fisik

telah rusak, dan menampilkan kode batang di buku nikah yang bertujuan untuk mengecek data asli pengantin dengan cara di pindai melalui handphone.

Berdasarkan observasi awal terdapat kendala dalam pengoperasian SIMKAH yaitu terkendala jaringan sehingga pekerjaan menjadi terhambat, dan SIMKAH kurang populer di kalangan masyarakat. Keterkaitan Kesiapan KUA Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat ini untuk dapat memfasilitasi dan menyosialisasikan kepada masyarakat agar menjadikan SIMKAH lebih efektif digunakan.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji sejauh mana upaya inovasi Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) dalam meningkatkan pelayanan administrasi pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Mengetahui kendala dalam inovasi Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. melihat bagaimana Standar Pelayanan dalam Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan permasalah di atas maka diharapakan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) dapat ditingkatkan pelayanannya dengan baik dan dapat segera memperbaiki kesalahan dan kekurangan untuk meningkatkan pelayaan Sistem Informasi Manajemen Nikah (Simkah) di Kantor Urusan Agama Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian pendekatan deskriptif kualitatif di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Adapun sumber data, yaitu Data Primer dan Data Skunder, yang mana Data Primer adalah sumber data yang didapatkan secara langsung melalui wawancara kepada pihak yang bersangkutan dalam penelitian.

Data primer dalam penelitian ini dengan menggunakan observasi dan wawancara dengan pihak Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Johan Pahlawan. Data Sekunder adalah sumber data yang didapatkan secara tidak langsung atau melalui perantara orang lain, seperti media sosial, internet, buku, majalah, dan lain-lain. Dalam penelitian ini data

(4)

sekunder yang didapatkan dari buku, jurnal, internet dan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH).

Operasional Konsep merupakan konsep yang digunakan untuk menjabarkan dalam bentuk nyata kerangka teoritis, karena kerangka teoritis masih bersifat abstrak juga belum sepenuhnya dapat diukur dilapangan.

Untuk itu perlu dioperasionalkan agar lebih terarah. Berdasarkan konsep teori inovasi pelayanan publik bidang sistem informasi manajemen nikah (SIMKAH) di Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Sungai Penuh maka dapat dilihat dari indikator:

1. Pelaksanaan pelayanan, merupakan upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pernikahan melalui SIMKAH sebagai pembaharuan.

2. Pengawasan, suatu upaya yang sistematik untuk menerapkan kinerja standar untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, identitas pernikahan, maka SIMKAH memberikan pengawasan lebih terhadap keamanan data.

3. Pencatatan, pengumpulan dokumen dan data yang dikumpulkan secara teratur dan mengolahnya sehingga dapat disusun menjadi laporan. Adapun pencatatan yang dilakukan KUA yaitu pencatatan manual dengan tulis tangan kemudian kehadiran SIMKAH memberikan pencatatan menggunakan sistem teknologi informasi.

4. Nikah dan Rujuk, merupakan ikatan perkawinan yang disahkan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial.

Untuk memudahkan pemahaman dalam masalah penelitian, berikut dikemukakan kerangka pikir (alur pikir) dari penelitian seperti skema berikut yang disebut dalam tugas pokok dan fungsi KUA yang terangkum dalam PMA Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Pasal 3 ayat (1) :

1. Pelaksanaan Pelayanan 2. Pengawasan

3. Pencatatan

4. Pelaporan Nikah dan Rujuk HASIL DAN PEMBAHASAN Inovasi

Inovasi selalu berkaitan dengan pembaruan yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, orang atau wirausahaan yang selalu berinovasi, maka

ia dapat dikatakan sebagai seorang wirausahawan yang inovatif. Seorang yang inovatif akan berupaya melakukan perbaikan, menyajikan sesuatu yang baru/unik yang berbeda dengan yang sudah ada.

Inovasi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam berkembangnya suatu organisasi. Beberapa organisasi baik itu organisasi sektor swasta ataupun sektor publik seperti organisasi pemerintahan berupaya untuk menemukan inovasi-inovasi. Ini seperti pernyataan Muluk (dalam Fitriana, 2014) mengenai inovasi yang berarti mengubah sesuatu hal sehingga menjadi sesuatu yang baru. Selanjutnya, Muluk menambahkan bahwa inovasi juga merupakan instrumen untuk mengembangkan cara-cara baru dalam menggunakan sumber daya dan memenuhi kebutuhan secara lebih efektif.

Menurut Suryani (dalam Dama dan Ogi, 2018), Inovasi dalam konsep yang luas sebenarnya tidak hanya terbatas pada produk.

Inovasi dapat berupa ide, cara-cara ataupun obyek yang dipersepsikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Inovasi juga sering dugunakan untuk merujuk pada perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru oleh masyarakat yang mengalami.

Berdasarkan penjelasan tersebut inovasi identik tidak hanya pada pembaharuan dalam aspek teknologi atau peralatan yang baru saja, namun juga dalam lingkup yang lebih luas seperti produk, proses, dan bentuk layanan yang menunjukkan adanya suatu perubahan dalam praktik penyelenggaraan suatu oraganisasi.

Menurut Roberts et al. (dalam Suhaeni, 2018) menyatakan inovasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara radikal dan incremental.

1. Inovasi Radical

a. Inovasi yang bersifat radikal adalah inovasi yang sifatnya benar-benar baru bagi dunia, baik dalam teknologi yang sudah ada maupun dari cara yang sudah ada sebelumnya dan umumnya dilakukan dengan adanya dorongan teknologi (technology push). (contoh: Perusahaan Alibaba menggunakan robot dalm jumlah besar, sehingga hal ini dapat menghemat biaya tenaga kerja sebanyak 70%)

b. Spesifikasi Radical innovation: 1.

Seperangkat fitur kinerja yang benar-benar baru 2. Perbaikan dalam fitur kinerja sebesar lima atau tiga kali lebih besar. 3.

(5)

PERSPEKTIF, 12 (2) (2023):604-610 Pengurangan 30 persen atau lebih besar

dalam biaya.

2. Inovasi Incremental

a. Inovasi yang dilakukan melalui perbaikan atau menyempurnakan produk yang sudah ada pada waktu sebelumnya, yang biasanya dikaitkan dengan tarikan pasar (market pull). (contoh : Prosesor komputer, dimulai dari Pentium I, II, III, IV, Dual Core, Core).

b. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan incremental innovation:

Menghindari sindrom “more bells and whistles”. Yang dimaksud adalah menghindari mengeluarkan inovasi sekaligus, karena dalam incremental innovation harus mengeluarkan inovasi secara bertahap agar produk tidak langsung mati karena tidak dapat berinovasi lagi.

Sistem Informasi Manajemen Nikah

SIMKAH merupakan salah satu inovasi yang dikeluarkan oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam yang berbasis online dan aplikasi ini dikhususkan dalam proses pengurusan pernikahan mulai dari pencatatan sampai dengan proses pendaftaran pernikahan, maka hal tersebut setiap KUA yang telah tersambung dengan jaringan internet diharuskan untuk mengonlinekan semua yang berkaitan dengan pernikahan melalui aplikasi SIMKAH. Hal ini, dilakukan untuk meningkatkan kinerja petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam proses pernikahan.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap penerapan program SIMKAH sudah dilaksanakan oleh KUA Kecamatan Johan Pahlawan sejak keputusan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Nomor II/369 Tahun 2013 tentang penerapan SIMKAH pada KUA kecamatan dan surat edaran dari perkembangan SIMKAH yang dikeluarkan oleh Dirjen Bimas Islam pada Tahun 2018 Nomor B.4608/DJ.III.II.2/HM.00/11/2018 tentang pemberlakuan aplikasi SIMKAH berbasis website. SIMKAH desktop yang diterapkan di KUA Kecamatan Johan Pahlawan pada tahun 2015, setelah terjadinya perubahan terhadap sistem tersebut yang awalnya berbasis desktop menjadi SIMKAH berbasis website dan KUA telah menerapkannya pada akhir tahun 2018.

Penelitian ini peneliti mengangkat program SIMKAH sebagai sarana inovasi terhadap pelayanan pernikahan sesuai dengan kebijakan Kementerian Agama Republik

Indonesia. SIMKAH merupakan kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang dilaksanakan di KUA Kecamatan. SIMKAH dapat mempermudah masyarakat dalam kepengurusan pernikahan secara cepat dan akurat sehingga dapat meminimalisir terjadi adanya kecurangan.

Pada awalnya pencatatan nikah dilakukan secara manual menggunakan formulir dan tulisan tangan. Sesuai dengan perkembangan zaman, sistem teknologi informasi banyak dijumpai dan dimanfaatkan oleh instansi pemerintahan.

Kemajuan teknologi ini juga digunakan oleh KUA Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. SIMKAH menjadi inovasi terbaru dalam mengoptimalkan kinerja pegawai KUA untuk mengurus pencatatan pernikahan baik pernikahan dini maupun pernikahan kedua melalui data asli calon pengantin. Data-data tersebut berguna untuk berbuat berbagai analisa dan laporan sesuai dengan berbagai keperluan.

Kendala dalam inovasi SIMKAH di KUA Kecamatan Johan Pahlawan

Perubahan Sistem. Perubahan sistem menjadi kendala utama dalam penarapan program SIMKAH. Berdasarkan penyampaian dari para pelaksana bahwa peubahan sistem ini menghambat segala proses dalam bekerja hal ini dikarenakan awalnya SIMKAH yang berbasis desktop berubah menjadi berbasis website. SIMKAH desktop bisa digunakan secara online maupun offline namun karena dikembangkan kembali oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam maka seluruh data yang ada di desktop dapat mengalihkan data ke SIMKAH website agar tujuan nya data yang ada di desktop dapat terhubung otomatis tersambung ke server SIMKAH pusat.

Selain itu, permasalahan yang terjadi pada Operator karena membutuhkan pelatihan khusus kembali terhadap perubahan aplikasi tersebut sehingga proses dalam mengoperasi SIMKAH itu butuh waktu yang lama.

Server. Server merupakan mengelola aktivitas jaringan, memproses, menyimpan data dan menyediakan berbagai aplikasi.

Server berperan penting dalam sebuah komputer yang menyediakan akses lebih cepat untuk mengirim atau menerima data maupun informasi yang tersedia melalui server. (Ahmad L,2018 : p, 88). Hasil penelitian dilapangan bahwa server merupakan kendala dalam penarapan program SIMKAH. Berdasarkan

(6)

penyampaian para petugas selaku pengelola data dan masyarakat selaku penguna dalam pendaftaran nikah, sesekali kondisi server sering mengelami error seperti server yang sama sekali tidak bisa diakses. Hal ini, menjadi permasalahan dalam kinerja petugas dalam menginput data sehingga petugas harus menunggu larut malam agar bisa mengakses website SIMKAH untuk meng-uploap data-data pernikahan. Sedangkan, masyarakat sendiri menyatakan bahwa server sering mengalami kesalahan atau dalam kondisi yang tidak bisa jalan, sehingga banyak masyarakat memilih daftar nikah secara offline.

Jaringan. Kendala selanjutnya yaitu masalah jaringan. (Rusdiana 2014: p, 347) menjelaskan sesuatu hal yang berkaitan dengan aplikasi jika jaringan nya tidak mendukung maka semua proses yang dilakukan tidak bisa berjalan. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara di KUA Kecamatan Johan Pahlawan bahwa sering mengelami gangguang terhadap jaringan yang mudah down sehingga Operator SIMKAH tidak dapat bisa mengerjakan semua yang berkaitan dengan SIMKAH. Hal tersebut juga dirasakan oleh masyarakat, jaringan kendala yang paling utama bagi masayarakat dikarenakan pada saat calon pengantin mendaftar dan telah menginput data sebagian, pada saat meng upload foto terjadi gangguan sehingga butuh waktu lama untuk menunggu dalam proses mengunggah foto.

Data yang tidak sinkron. Menurut John L. Garland dalam (Raffie, ddk :2020) menjelaskan sebuah organisasi membutuhkan data untuk mengelola data menjadi informasi sehingga dapat dijadikan sebagai pengambilan keputusan. Akan tetapi data melalui aplikasi SIMKAH berbasis website sering mengelami data yang tidak sinkron seperti NIK, nama calon pengantin, nama wali dan lain-lain, hal ini menyebabkan terjadi penundaan dalam pernikahan dikarenakan data yang tidak sesuai maka diperlukan perbaikan terhadap data tersebut. Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam telah bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tujuannya proses pencatatan data pernikahan terintegrasi dengan data kependudukan secara langsung.

Melalui Aplikasi SIMKAH, saat calon pengantin memasukan data KTP dan KK serta nikah yang berlangsung di KUA maka akan langsung terintegrasi dengan Dinas Kependuduk dan Catatan Sipil. Begitu sebaliknya jika masyarakat sudah melangsungakan pernikahan di KUA

dalam pengurusan KK baru, sudah tercatat sebagai pasangan suami istri.

SIMPULAN

Pelaksanaan Pelayanan. Penggunaan SIMKAH di KUA Kota Sungai Penuh menjadi inovasi terhadap layanan publik dalam hal proses pencatatan, pendaftaran dalam upaya peningkatan pelayanan. Terdapat perkembangan pelaksanaan pelayanan yaitu pendaftaran nikah kini bisa dilakukan secara mandiri tanpa harus didaftarkan oleh petugas.

Namun kurangnya sosialisasi yang diterima masyarakat menyebabkan masyarakat masih terbiasa mendaftar nikah yang didaftarkan oleh petugas KUA Kota Sungai Penuh. Pengawasan, SIMKAH menyediakan fitur keamanan penyimpanan data sehingga dapat meminimalisir terjadinya pemalsuan identitas.

File dapat dicetak kembali apabila terdapat kerusakan file. Pencatatan, Proses pencatatan layanan nikah dilaksanakan menggunakan teknologi teknologi informasi sehingga pencatatan lebih rapi, jangka waktu dalam memenuhi bahan syarat nikah paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja atau 2 (dua) minggu untuk di cek kebenaran data hingga menuju hari H akad. Namun kendala jaringan dapat memperhambat pekerjaan di KUA Kota Sungai Penuh. Pelaporan Nikah & Rujuk, Alur pelayanan nikah dan rujuk tetap sama, rujuk merupakan upaya untuk berkumpul kembali setelah terjadi perceraian. dalam hal menikah, calon pengantin yang hendak mendaftar nikah, mengurus surat pengantar nikah ke RT/RW untuk dibawa ke Kelurahan. Kemudian dari Kelurahan mengurus surat pengantar nikah (N1, N2, N4, N5, N6) untuk dibawa ke KUA Kecamatan, mengumpulkan bahan syarat nikah ke KUA paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja untuk diproses sebelum menuju hari akad.

Prosedur rujuk mengurus surat pengantar nikah ke RT/RW untuk dibawa ke Kelurahan.

Dari Kelurahan mengurus surat pengantar rujuk (blanko model R1) untuk dibawa ke KUA Kecamatan, akta cerai asli beserta lampiran putusan pengadilan agama.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, F. (2019). “Efektivitas Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) dalam Upaya Pencegahan Manipulasi Data (Study di KUA Kecamatan Sekarbela Kota Mataram).” Universitas Islam Negeri Mataram.

Ahmadi, R. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

(7)

PERSPEKTIF, 12 (2) (2023):604-610 Anggito Albi., S. J. (2018). Metodologi Penelitian

Kualiatatif. Jawa Barat: CV Jejak.

Dama, Jihanti, Imelda W.J. Ogi. 2018. Pengaruh Inovasi Terhadap Dan Kreativitas Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk. Manado. Jurnal EMBA. Vol.6 No.1 Januari 2018, Hal.41-50. ISSN 2303- 1174.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.

(2013). Buku Panduan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bimas Islam. Simbi.

Jakarta.

Direktur Jenderal Bimas Islam. 2013. Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Islam Nomor DJ.II/369 Tahun 2013 tentang Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH) pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. Jakarta.

Fitriana, Diah Nur. 2014. Inovasi Pelayanan Publik BUMN (Studi Deskriptif tentang Inovasi Boarding Pass System dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kereta Api PT KAI di Stasiun Gubeng Surabaya). Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik. Volume 2, Nomor 1, Januari 2014. ISSN 2303 - 341X.

Hapsari, L. R. (2015). “Sistem Informasi Manajemen Berbasis Teknologi Informasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman.” Universitas Negeri Yogyakarta.

Jimsan, J., Qomaruddin, M., & Mustafa, M. (2017).

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Data Pernikahan Pada Kantor

Urusan Agama (KUA)

Bonegunu. TRANSISTOR Elektro dan Informatika, 2(1), 57-67.

Manurung, A.G., Warjio, Kariono, (2016), Penerapan Sistem Informasi Kearsipan Dalam Pelayanan

Ketatausahaan Pada Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara Jurnal Administrasi Publik, 6 (1): 41-55

Mayangsari, R. R. (2016). Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen Nikah (Simkah) di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Publika, 4(10).

Mustaufiddin, K. A. (2019). “Implementasi Pma Nomor 19 Tahun 2018 tentang Pencatatan Perkawinan Berbasis Simkah Web dan Kartu Perkawinan di KUA Kecamatan Babadan.”

Institut Agama Islam Negeri Ponogoro Jawa Barat.

Nanda, A. P. (2018). Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Pernikahan pada Kantor Urusan Agama (KUA). Jurnal J- Click, 5(1).

Nita, A. O. (2018). Penerapan Simkah (Sistem Informasi Manajemen Nikah) Dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Nikah Di Kantor Urusan Agama Cimahi Selatan (Doctoral dissertation, UIN SGD Bandung).

Pasi, N., Abdul K., Isnaini, (2016), Implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah Keuangan Berbasis Akrual pada Pemerintah Kebupaten Dairi, Jurnal Administrasi Publik : Public Administration Journal : Public Admnistration Journal, 7 (1): 49-63

Rafiie, Mardiah, Fadhly, Najamudin dan Ilhamsyah.(2020). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta Selatan: Kreasi Cendekia Pustaka.

Syahroni, A. W., & Subairi, I. (2020). Sistem Informasi Manajemen Arsip Pernikahan Pada Kantor Urusan Agama. Respati, 15(3), 92- 101.

http://simkah.kemenag.go.id.

Referensi

Dokumen terkait

articles are in English or have published English translations, evaluation of the effect of education in glaucoma patients, patient knowledge, medication