• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Media Pembelajaran IPA Berbasis LKPD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

N/A
N/A
Amelya Kartika

Academic year: 2025

Membagikan "Inovasi Media Pembelajaran IPA Berbasis LKPD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MINDMAPPING BAM

Dosen Pengampu:

Dr. Leni Zahara, S.Pd, MP

Disusun oleh:

Fatimah Rahmi Hidyati 22120278

DEPATREMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIIDKAN

UNIVERSITS NEGERI PADANG

2024

(2)

INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN IPA (PENGEMBANGAN LKPD)

Pendidikan sangat penting untuk membentuk karakter, mental, dan potensi manusia dalam menghadapi tuntutan hidup. Melalui pendidikan, peserta didik diharapkan menjadi manusia yang lebih baik dan memiliki talenta yang dapat digunakan untuk menghadapi tuntutan kehidupan. Berdasarkan Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa kebutuhan kompetensi masa depan peserta didik ialah peserta didik yang dapat memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS). Namun demikian, pada kenyataannya peserta didik masih kurang diarahkan untuk dapat menguasi kemampuan berpikir tingkat tinggi.

LKPD merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dengan pendidik sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam meningkatkan kemampuan berfikir. Kemampuan memecahkan masalah yang ada dalam LKPD tersebut yang akan mempengaruhi HOTS peserta didik. LKPD merupakan materi ajar yang dikemas sedemikian rupa agar peserta didik dapat mempelajari materi tersebut secara mandiri, sehingga peserta didik jadi lebih aktif untuk memecahkan masalah yang ada melalui kegiatan diskusi kelompok, praktikum, dan kegiatan menjawab permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadikan peserta didik akan lebih tertantang dalam proses kegiatan pembelajaran yang hanya sekedar satu arah saja. Kegiatan memecahkan masalah yang ada dalam LKPD tersebut yang nantinya dapat berimbas pada peningkatan cara berpikirnya termasuk berpikir kritis (Astuti, Danial, & Anwar, 2018).

LKPD yang digunakan guru untuk menilai hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif biasanya diambil dari berbagai buku paket atau LKS yang dibeli. Soal-soal yang terdapat

(3)

pada LKPD tersebut berupa uraian. Jenis pertanyaan yang diajukan atau tugas yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan berpikir peserta didik.

Pertanyaan atau tugas tersebut bukan hanya untuk memfokuskan peserta didik pada kegiatan, tetapi juga untuk menggali potensi belajar mereka. Pertanyaan atau tugas yang memicu peserta didik untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif dapat melatih peserta

Bahan pembelajaran berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai standar yang ingin dicapai. Salah satu bahan pembelajaran yang dapat digunakan yaitu LKPD. LKPD merupakan bahan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. LKPD berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik sebagai bentuk latihan yang bertujuan agar peserta didik dapat memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan. LKPD adalah lembaranlembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang isinya berupa petunjuk atau langkah-langkah penyelesaian suatu tugas sesuai kompetensi yang akan dicapai (Prastowo, 2014).

Untuk mengurangi kesulitan belajar maka dibutuhkan suatu desain bahan ajar yang dapat memusatkan pembelajaran pada peserta didik, yaitu salah satunya adalah LKPD. Justifikasi tersebut juga didasarkan pada beberapa riset-riset sebelumnya dengan tema yang lebih kurang, mirip atau sama. Misalnya Asmaranti et al (2018) untuk pembelajaran Matematika;

Fuadi et al (2021) juga Ani & Lazulva (2020) pada pembalajaran IPA serta Silvia &

Simatupang (2020) dan beberapa lainnya, yang mana, seluruh penelitian tersebut mencapai satu tesis atau kesimpulan umum bahwa LKPDdigital dapat menjadi salah satu solusi dalam memberikan tugas kepada peserta didik. Temuan ini menjadi landasan bagi peneliti untuk melakukan pengembagan baru. LKPD digital merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dan tugas yang diberikan kepada peserta didik, dapat berupa tugas-tugas teoretis atau tugas-tugas praktis. Lembarantugas tersebut dirancang menggunakan teknologi berbasis komputer untuk menghemat penggunaan kertas berlebihan

(4)

sebagai bahan yang digunakan untuk mencetak LKPD. Berdasarkan studi literatur, LKPD digital membuat pembelajaran menyenangkan dan potensial meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik dengan kategori sedang. LKPD digital dapat memvisualisasi konsep IPAagar mudah dipahami dan dapat digunakan secara mandiri di manapun dan kapanpun.

Sedangkan bagi guru, LKPD dapat membantu guru dalam mengatasi rendahnya hasil belajar peserta didik pada muatan IPA. Selain itu, guru juga dapat memanfaatkan peran teknologi yang berkembang saat ini. LKPD digital yang telah dikembangkan sebelumnya memiliki kekurangan, yaitu latihan yang sudah dikerjakan masih dapat kembali diperbaiki oleh peserta didik secara manual (Susilawati et al., 2022). Artinya ada kemungkinan bahwa siswa dapat memanipulasi jawaban mereka yang salah dengan mengedit hasil pengerjaan tugas secara manual. Sementara dalam kasus Anggereni et al (2021) LKPD tidak dapat menampilkan animasi. Penelitian ini secara spesifik didasarkan pada upaya menguji signifikansi produk yang sama yang juga dihasilkan dari beberapa studi sebelumnya yang, dalam hal ini, memiliki kemiripan tema yaitu pengembangan bahan ajar LKPD atau e-LKPD dan terutama model yang digunakan yaitu model ADDIE. Lindayani et al (2021) misalnya, melakukan penelitian di SD negeri Siem, Banda Aceh. Amelia & Muzakki (2021) juga melakukan penelitian yang sama di Malang Jawa Timur, tepatnya di SDN Gadingkulon II. Keduanya berfokus pada aspek kelayakan LKPD yang diujikan. Penelitian lain dengan tema serta penggunaan model yang sama juga dilakukan oleh Widianti & Sari (2022) berfokus pada keterampilan berpikir kreatif siswa dan dilakukan di SD Negeri Mekarsari 2, sementara Rahayu et al (2021) juga berfokus pada aspek kelayakan dengan basis pengembangan pada kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan standar HOTS (High Order Thinking Skill).

Yang lain adalah Hariyati & Rachmadyanti (2022) dengan fokus pada aspek kelayakan dan dilakukan di SDN Mojotrisno Jombang. Secara umum, studi-studi tersebut menghasilkan temuan yang dapat dikatakan mirip atau bahkan sama, yaitu bahwa produk LKPD yang

(5)

dikembangkan dan diujikan dengan model ADDIE layak untuk digunakan dengan pengecualian, beberapa fokus tertentu dari studi tersebut serta kekhasan fokus dari penelitian ini. Pada tahap tertentu, penelitian ini dapat dikatakan mirip dalam konteks menguji kelayakan produk LKPD yang dikembangkan. Namun dalam aspek lain, khususnya untuk tujuan meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV di SD 44 Baru tentu saja memiliki kadar keberbedaan baik secara konseptualteoretis maupun praktis.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ubaidillah, M. 2016. Pengembangan LKPD Fisika Berbasis Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal EduFisika, 1(2), 9-20.

Sulistyani, N., & Deviana, T. (2021). Pengembangan LKPD Matematika HOTS (Higher of Order Thinking Skills) Berorientasi Kearifan Lokal Daerah untuk Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 7(1), 304–312. https://doi.org/10.36312/jime.v7i1.1722

Astini, N. K. S. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura, 11(2), 13– 25. https://doi.org/10.47730/jurnallampuhyang.v11i2.194

Muhasim. (2017). Pengaruh Teknologi DIgital, Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal Studi Keislaman Dan Ilmu Pendidikan, 53–77.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemdikbud.

Prastowo, A. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik. Jakarta:

Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

(pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Desain uji coba produk pengembangan dalam penelitian ini yaitu validasi ahli, uji kelas kecil, dan uji kelas

Isi LKPD disesuaikan dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Sedangkan lembar penilaian LKPD yang digunakan akan diberikan kepada

(pengembangan) dan Disseminate (penyebaran). Desain uji coba produk pengembangan dalam penelitian ini yaitu validasi ahli, uji kelas kecil, dan uji kelas

Penelitian pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis HOTS ini menggunakan prosedur pengembangan 4D yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design),

Berdasarkan hasil analisis perbaikan maka inovasi yang dilakukan dalam pembelajaran daring adalah menggunakan media pembelajaran menulis paragraf berbasis android..

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis kit IPA adalah melakukan

erdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan: (1) pengembangan modul pembelajaran fisika SMA berbasis Contextual Teaching

Salah satu pengembangan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan mampu memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir kreatif peserta didik, adalah modul