• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE "

Copied!
103
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para budayawan dan masyarakat umum untuk selalu melestarikan dan melestarikan budayanya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang sejarah dan budaya lokal. Sehingga budaya tabu menjadi sebuah nilai yang menjadi penentu identitas suatu kelompok masyarakat, khususnya bagi individu.

TINJAUAN TEORI

Tinjauan Teoritis

  • Tindakan Sosial
  • Interaksi Sosial

Tindakan sosial yang rasional, suatu tindakan sosial yang dilakukan dengan pertimbangan dan pilihan secara sadar, mencakup unsur sistematis dan teratur untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tindakan sosial irasional, yaitu tindakan sosial yang berorientasi pada sistem nilai tertentu. Tindakan sosial tradisional, yaitu tindakan sosial yang menggunakan pertimbangan tradisional yang baku sehingga tidak memperhatikan proses dan tujuan sosial.

Tinjauan Konseptual

Mappatebe' yang berarti sikap seseorang yang meminta izin kepada orang lain, atau yang dikenal dengan tradisi kesantunan dalam masyarakat Bugis. Artikel ini mengupas tentang konsep keislaman dalam tradisi Mappatebe masyarakat Bugis Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru yaitu sebuah tradisi yang sudah dilakukan secara turun temurun yaitu tabe' atau meminta izin ketika lewat dihadapan orang yang lebih tua. Penelitian ini fokus mengeksplorasi konsep Islam dalam tradisi Mappatebe pada masyarakat Bugis, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru.

Peneliti memfokuskan pada konsep Islam dalam tradisi Mappatebe masyarakat Bugis di Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru. Oleh karena itu wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai konsep Islam dalam tradisi Mappatebe masyarakat Bugis Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru. Dalam penelitian ini penulis melakukan member check terhadap seluruh sumber data khususnya sumber atau informan mengenai konsep Islam dalam tradisi Mappatebe pada masyarakat Bugis Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru.

Padahal, jika mengetahui makna yang terkandung dalam tradisi Mappatebe, akan lebih mudah menerapkannya dalam kehidupan sosial masyarakat. Orang tua mempunyai peranan penting dalam mengajarkan konsep mappatebe dalam keluarga dan lingkungan hidup. Bahwa nilai yang terkandung dalam nilai mappatebe' adalah nilai karakter santun dalam kehidupan sehari-hari.91.

Nilai-nilai mappatebe' sangat menghargai orang lain, mappatebe' menunjukkan etika seseorang tentang penghargaan terhadap orang lain. 92.

Bagan Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

Pendekatan

Sosiologi berasal dari kata latin Socius yang berarti sahabat, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah ilmu pengetahuan sosial yang merupakan hasil pemikiran ilmiah dan dapat diuji secara kritis oleh orang lain atau masyarakat. Sosiologi tidak menentukan ke arah mana sesuatu harus berkembang dalam arti memberikan petunjuk mengenai kebijakan sosial dari proses hidup bersama.

Dan sosiologi adalah ilmu yang menggambarkan keadaan masyarakat secara keseluruhan dengan berbagai struktur, lapisan dan fenomena sosial lainnya yang saling berhubungan.57. Perbedaannya adalah jika para teolog melihat agama dalam kaitannya dengan kebenaran atau kepalsuan, sedangkan sosiolog melihat agama sebagai bagian inheren dari proses perkembangan budaya manusia. Agama sebagai suatu sistem kebudayaan akan selalu bergerak secara dinamis, sehingga dalam kurun waktu tertentu wajah agama akan selalu berubah.

Dengan demikian, setiap agama akan mempunyai suatu sistem simbol, yang disebut simbol suci, yang menggambarkan keberadaan, etos, dan pandangan hidup, yang pada hakikatnya merupakan bagian penting dari keberadaan manusia. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kemanusiaan dan berupaya memahami keberagaman manusia, baik dari segi perbedaan warna kulit, bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaan.59. Pendekatan antropologi budaya dapat diartikan sebagai upaya memahami tradisi dengan melihat bentuk-bentuk yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

Sebagaimana diketahui juga, antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia, dalam hal ini antropologi berupaya memperoleh pemahaman tentang makhluk manusia secara umum dengan mempelajari keanekaragaman bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaan.60.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Fokus Penelitian

Jenis dan Sumber Data Yang Digunakan

Dalam suatu penelitian, peneliti memerlukan waktu untuk mengumpulkan data yang akurat guna mencapai tujuan penelitian. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat pertama kali 62 Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari lapangan, baik berupa observasi maupun berupa wawancara langsung dengan informan yaitu pihak agama. . pemimpin dan tokoh masyarakat lokal tentang tradisi Mappatebe.' di Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari sumber individu yang terlibat langsung dalam permasalahan yang diteliti, misalnya dari tokoh adat, tokoh masyarakat, tetua yang mengetahui tradisi Mappatebe.

Data sekunder merupakan bukti teoritis yang diperoleh melalui studi literatur 63 Dalam penelitian ini, penulis mengambil data dari berbagai buku referensi dan kamus. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan kajian terhadap artikel atau buku yang ditulis oleh para ahli yang berkaitan dengan penelitian ini serta tinjauan pustaka dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan pembahasan penelitian ini, baik yang sudah diterbitkan maupun yang belum diterbitkan. dalam bentuk buku. .

Teknik Pengumpulan Data

Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur. Pada dasarnya tujuan observasi adalah untuk menggambarkan lingkungan (tempat) yang diamati, kegiatan yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam lingkungan tersebut serta kegiatan dan perilaku yang terjadi65, serta makna peristiwa berdasarkan sudut pandang. dari orang-orang yang terlibat. Wawancara dilakukan oleh dua orang, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan orang yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan 66. Sedangkan pengertian wawancara dalam konteks penelitian kualitatif.

Wawancara adalah suatu proses interaksi komunikatif yang dilakukan oleh paling sedikit dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam lingkungan alami, v. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti dan juga ketika peneliti ingin mengetahui hal-hal secara mendalam dari responden. Teknik pengumpulan data ini didasarkan pada laporan diri, atau setidaknya berdasarkan pengetahuan dan/atau keyakinan pribadi.

Wawancara ini dilakukan peneliti dengan pihak-pihak yang mempunyai pengetahuan tentang Mappatebe' seperti tokoh agama, tokoh masyarakat di Mallusetasi. Teknik lain yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dokumentasi, dokumentasi dapat diartikan dengan dokumen, dalam bahasa latin. Kata dokumentasi berasal dari bahasa latin docere yang berarti pengajaran.

Dokumen dalam bentuk tertulis, misalnya catatan harian, kisah hidup, sejarah, biografi, peraturan, kebijakan.

Metode Keabsahan Data

Mappatebe' melambangkan upaya untuk menghormati dan dihargai, bahwa kita tidak boleh berbuat seenaknya terhadap orang di sekitar kita. “Mappatebe” menurut Ibu Darlia adalah meminta izin dengan mengucapkan tabe dan menundukkan kepala, merentangkan tangan ke bawah ketika ingin lewat di depan seseorang dan mengucapkan kata “tabe” ketika ingin menyela pembicaraan orang lain. 80. Budaya Mappatebe berperan besar dalam membentuk karakter anak di usia muda dalam mengembangkan kesantunan dan rasa hormat.

Sebab Mappatebe’ merupakan kecerdasan sikap yang memungkinkan terbentuknya nilai-nilai luhur kebangsaan pada peserta didik atau generasi muda. Penting untuk mengajarkan kepada anak-anak zaman sekarang tentang tradisi mappatabe ketika ingin lewat di hadapan orang tuanya agar mappatabe ini tetap dapat dilihat dan dijaga saat ini dan di masa yang akan datang.85. Peran penting orang tua dalam kaitannya dengan mappatebe' adalah mendidik anak untuk bersikap sopan dan menghormati orang yang lebih tua 87 4.3.2 Lingkungan sekolah.

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan formal atau diajarkan dalam dunia pendidikan, karena yang dimaksud dengan pendidikan sekarang adalah pendidikan karakter, tradisi mappatebe merupakan salah satu pendidikan karakter bagi anak. Mappatebe' hendaknya diajarkan dalam dunia pendidikan, karena untuk masa depan pendidikan anak dimulailah belajar budi pekerti yang baik 88 4.3.3 Lingkungan sekitar. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi mappatebe merupakan nilai-nilai yang timbul dalam sikap santun dalam diri seseorang, saling menghormati dan menghormati satu sama lain walaupun berbeda usia.93.

Berdasarkan penjelasan narasumber diatas, tradisi Mappatebe sangatlah sederhana, namun memiliki makna yang dalam, agar kita saling menghormati dan tidak saling mengganggu. Bahwa tradisi Mappatebe di kecamatan Mallusetasi merupakan wujud kesopanan dan etika Islam, dimana mappatabe merupakan warisan leluhur yang kaya akan nilai-nilai, baik dalam bentuk tindakannya maupun dalam bentuk perkataannya. Tradisi mappatebe tidak hanya diajarkan di lingkungan keluarga saja, namun hendaknya juga dilaksanakan di lingkungan sosial seperti sekolah, komunitas, dan lembaga lainnya.

Tabel 1.1Jumlah Penduduk Kabupaten Barru
Tabel 1.1Jumlah Penduduk Kabupaten Barru

Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Tradisi Mappatebe’

Penerapan Tradisi Mappatebe’ Dalam Masyarakat Bugis

Tatanan Nilai dalam Tradisi Mappatebe’

Menurut Koentjaranigrat, fungsi sistem nilai budaya ialah mengatur dan menetapkan tindakan dan tingkah laku manusia sebagai pedoman tertinggi bagi tingkah laku manusia. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Hasmawati, S.pd sebagai guru sekolah rendah di sekolah tempatan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi mappatebe. Tradisi ini merupakan budaya nenek moyang dan merupakan bentuk kearifan lokal yang harus dipelihara dengan mengajarkannya kepada anak-anak dan generasi muda agar menjadi jati diri kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki budaya dan nilai-nilai luhur.

Kata ade' mendapat kedudukan penting dalam percakapan sehari-hari, khususnya dalam budaya Bugis. Dalam adat tersebut terdapat beberapa nilai dasar yang menjadi aturan hidup masyarakat Bugis, termasuk pangaderreng. Jika Pangaderreng merupakan adat istiadat atau aturan yang sudah menjadi kebiasaan, maka hilanglah salah satu aspek hakikat pangaderreng, yaitu terpeliharanya dan tumbuhnya harkat dan martabat manusia, yang sebenarnya menjadi tulang punggung berdirinya pangaderreng.

Keempat, asas mappalaiseng diwujudkan dalam perwujudan ade' untuk memberikan batasan yang jelas mengenai hubungan antar manusia dalam pranata sosial agar terhindar dari masyarakat dari ketiadaan ketertiban, kekacauan, dan sebagainya. Paaseng/pangngaja merupakan gagasan para pendahulu masyarakat Bugis yang berisi tentang perintah, larangan, serta motivasi dan semangat dalam bekerja serta mempererat silaturahmi dan tata cara sosial lainnya serta sebagai pedoman berperilaku bagi masyarakat Bugis agar dapat mewujudkan karakter yang berkarakter. yang didasari oleh nilai-nilai budaya yang terinspirasi dari siri dan agama. Sedangkan akhlak memunculkan tindakan spontan manusia dan tingkah laku serta akhlak menjadi tolok ukur seseorang dalam menilai tingkat kesantunan orang lain.

PENUTUP

Saran

2018, Peace by Piece (Elleve bedste essays fra 2017 Write A Piece For Peace Competition), Jakarta: Pusat Kajian Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Wakaf Paramadina.

Referensi

Dokumen terkait