• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PELAKU EIGENRICHTING (MAIN HAKIM SENDIRI) YANG MENGAKIBATKAN KORBAN MENGALAMI LUKA (Studi Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor 929/Pid.B/2021/PN Lbp)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PELAKU EIGENRICHTING (MAIN HAKIM SENDIRI) YANG MENGAKIBATKAN KORBAN MENGALAMI LUKA (Studi Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor 929/Pid.B/2021/PN Lbp)"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Pemberian sanksi merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya ketidakpatuhan di masyarakat. Apa saja kualifikasi tindak pidana main hakim sendiri yang berakibat fatal dalam hukum pidana? Mencari tahu dan menganalisis kualifikasi tindak pidana main hakim sendiri yang berakibat fatal dalam hukum pidana.

Sebab, kewaspadaan pada dasarnya tidak diatur secara tegas dan jelas dalam KUHP.

Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Kerangka Konseptual

Pertanggungjawaban pidana merupakan suatu mekanisme untuk menyatakan kesalahan terdakwa, berdasarkan pada tatanan hukum, yang memuat keadaan faktual (fakta bersyarat) yang diwujudkan dalam penuntutan kesalahan terdakwa melalui proses peradilan. 35 Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2016, hal.19. yang menjadi hak terdakwa) dan akibat hukum dari kesalahan yang terbukti, yang diwujudkan dalam bentuk putusan akhir mengenai ketetapan pidana terhadap terdakwa (akhirnya divonis bersalah). Dalam hal ini pelakunya adalah orang yang melakukan tindak pidana yaitu perbuatan yang melanggar ketentuan KUHP.37.

Eigenrichting (vigilante) merupakan istilah yang sangat sinonim dengan istilah “street justice” yang berarti tindakan kewaspadaan yang dilakukan oleh sebagian orang atau sekelompok orang (tindakan) terhadap orang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana. Korban adalah orang yang menderita penderitaan jasmani atau rohani, kerugian harta benda, atau kematian akibat pelanggaran atau percobaan pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana. KUHP merupakan singkatan dari KUHP yang merupakan ketentuan atau aturan hukum pidana umum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP.

Asumsi

Keaslian Penelitian

Kajian hukum tindakan main hakim sendiri terhadap pelaku begal sepeda motor menurut hukum pidana Indonesia. 41Fenty Aprita, Dasar Pertimbangan Hakim Saat Menjatuhkan Putusan Peradilan Terhadap Pelaku “Vigilante” (Eigendirection): Studi di Pengadilan Negeri Malang, Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2007 42Subhan, Yuridis Kajian Tindakan Vigilante Terhadap Pelaku Kejahatan Begal Sepeda Motor Menurut Hukum Pidana Indonesia, Skripsi Program Pascasarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Batanghari, 2014.

Bagaimana aturan main hakim sendiri terhadap pelaku perampokan sepeda motor dalam hukum pidana Indonesia? Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama membahas dan menganalisis masalah pengarahan eigen (eigendirection).

Hanya saja dalam penelitian ini fokus pembahasannya adalah pertanggungjawaban atas perbuatan bangun tidur yang menyebabkan kematian dengan menganalisis Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor 929/Pid.B/2021/PN Lbp. Dari fokus pembahasan penelitian ini terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Mengingat perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini semata-mata merupakan hasil pemikiran penulis, sehingga hasil penelitian ini nantinya dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

  • Metode Pendekatan
  • Alat Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji bahan pustaka (data sekunder) atau penelitian hukum kepustakaan 45 Penelitian hukum normatif, meliputi penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum, inventarisasi hukum positif, landasan filosofis (dogma atau doktrin) hukum positif.46 fokus kajian penelitian ini adalah pada peraturan perundang-undangan, pertanggungjawaban pidana dan dasar pertimbangan hakim dalam mengambil keputusan terhadap pelaku perbuatan atau tindakan kewaspadaan yang mengakibatkan kematian. asas hukum dan inventarisasi hukum positif. Menurut Jung dalam Law Dictionary, istilah self-direction adalah mengambil hukum ke dalam tangan sendiri, yang berarti perbuatan menjalankan hak menurut kemauan sendiri tidak lain adalah perbuatan melaksanakan hak menurut kemauan sendiri yang bersifat sewenang-wenang tanpa persetujuan pihak lain yang berkepentingan, yaitu penerapan sanksi oleh individu.60 Pelaku digambarkan sebagai seseorang yang melakukan suatu perbuatan, dimana orang tersebut melakukan kehendaknya sendiri melawan hukum hanya untuk melampiaskan kekesalan dan kemarahannya. . Menurut KBBI, pengertiannya adalah mengambil hak sendiri untuk mengadili orang lain tanpa memperhatikan hukum yang ada, biasanya dilakukan dengan cara pemukulan, penyiksaan, pembakaran, dan sebagainya.

Vigilante merupakan terjemahan istilah dari bahasa Belanda “eigenrichting” yang berarti perbuatan main hakim sendiri, mengambil hak tanpa mengindahkan hukum, tanpa sepengetahuan pemerintah dan tanpa menggunakan alat kekuasaan negara. . Selain itu, main hakim sendiri berarti mengadili orang lain tanpa memperhatikan hukum yang ada (biasanya dilakukan dengan cara dipukul, disiksa, dibakar, dan sebagainya).63. Istilah main hakim sendiri di Indonesia sangat identik dengan istilah “street justice” yang berarti tindakan main hakim sendiri.

Ada pula perbuatan yang sebenarnya masuk dalam kategori main hakim sendiri atau ke arah diri sendiri, namun mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan atau dimaafkan. Dasar pemikiran membenarkan dan memaafkan kemudian bermakna bahwa sekalipun suatu perbuatan dikategorikan sebagai perbuatan main hakim sendiri, namun tidak dapat dikategorikan sebagai tindak pidana. Aksi main hakim sendiri ini lebih sering dilakukan secara massal untuk menghindari tanggung jawab pribadi dan menghindari pembalasan dari teman atau keluarga korban.

Menurut Soerjono Soekanto, main hakim sendiri ibarat menghadapi massa yang melanggar norma hukum. Perbuatan massa terhadap pelaku tindak pidana atau orang yang diduga pelaku tindak pidana secara umum dapat dianggap sadis dan kejam atau tidak berperikemanusiaan. Dikatakan tidak manusiawi karena tindakan main hakim sendiri ini telah menyebabkan banyak orang secara berkelompok melakukan kekerasan atau penganiayaan terhadap seseorang atau lebih orang yang merupakan pelaku tindak pidana atau yang diduga sebagai pelaku tindak pidana. menjadi fakta. .

Selain terluka, bahkan dalam beberapa kasus ada yang main hakim sendiri, ada sekelompok orang yang kemudian membakar hingga tewas orang yang diduga melakukan kejahatan tersebut.

Aturan Hukum yang Dapat Dikenakan Pada Pelaku Main Hakim Sendiri (Eigenrichting)

Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika ia dengan sengaja merusak harta benda atau jika kekerasan yang dilakukannya menimbulkan luka. Istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik terbuka atau terselubung, ofensif atau defensif, yang melibatkan penggunaan kekerasan oleh orang lain. Selain itu, terkadang kekerasan merupakan tindakan yang wajar, namun tindakan yang sama dalam situasi yang berbeda disebut penyimpangan.

Istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik terbuka (terbuka) atau tertutup (terselubung) dan baik ofensif atau defensif, disertai dengan penggunaan kekerasan terhadap orang lain. 68 Kekerasan (violence) menurut sebagian ahli mengatakan sedemikian rupa bahwa perbuatan yang mengakibatkan kerugian baik secara fisik maupun psikis adalah kekerasan yang melawan hukum. Tindak kekerasan (violence) dalam pandangan klasik merujuk pada perbuatan yang pertama-tama harus bertentangan dengan hukum, baik berupa ancaman atau sudah merupakan perbuatan nyata dan mempunyai akibat berupa kerusakan harta benda atau fisik atau dapat mengakibatkan kerugian. kematian seseorang,69 definisinya sangat luas karena juga mencakup perbuatan yang “mengancam”. Kekerasan Kriminal”, di Kolombia istilah kekerasan dikenal dengan “La Violencia”.70 Yesmil Anwar mendefinisikan kejahatan dengan kekerasan sebagai penggunaan kekerasan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, individu atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan kerugian. memar atau trauma, kematian, kerugian psikologis, gangguan perkembangan atau perampasan hak.71.

Dari pengertian di atas terlihat bahwa kekerasan adalah perbuatan yang pertama-tama harus melanggar hukum, baik berupa ancaman maupun perbuatan nyata dan mempunyai akibat berupa kerusakan harta benda, kerusakan fisik, atau kematian. seseorang. Selain itu kadang-kadang kekerasan merupakan suatu perbuatan yang wajar, namun perbuatan yang sama pada situasi yang lain disebut dengan penyimpangan.74. Istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik terbuka (overt) atau tertutup (covert) dan bersifat ofensif atau defensif, disertai dengan penggunaan kekerasan terhadap orang lain.75 Menurut beberapa ahli, ahli kekerasan disebut sedemikian rupa. . sebagai perbuatan yang mengakibatkan luka baik fisik maupun

Tindak kekerasan (violence) dalam pandangan klasik merujuk pada perbuatan yang pertama-tama harus bertentangan dengan hukum, baik berupa ancaman atau sudah merupakan tindakan nyata dan mempunyai akibat berupa kerusakan harta benda atau fisik atau dapat mengakibatkan kematian. seseorang, 76 definisi ini sangat luas karena mencakup tindakan yang “terancam” dan juga tindakan nyata. Kekerasan Kriminal”, sedangkan Clinard & Quenney menggunakan istilah “Kekerasan Kriminal”,77 di Kolombia istilah kekerasan dikenal dengan istilah tersebut.

Faktor-Faktor Terjadinya Tindak Pidana Main Hakim Sendiri (Eigenrichting)

Faktor penyebab terjadinya ketidakpatuhan ditinjau dari sudut pandang kriminologi melihat penyebab terjadinya street justice berupa tindakan main hakim sendiri yang dilakukan sekelompok orang terhadap pelaku tindak pidana. Kriminologi pada dasarnya adalah ilmu yang berupaya menemukan dan mengungkap kejelasan tentang kejahatan. Penggunaan teori anomie didasarkan pada asumsi bahwa main hakim sendiri muncul karena adanya kondisi sosial tertentu yang mengakibatkan ketidaksesuaian antara fungsi hukum dalam pelaksanaannya dengan tujuan yang diinginkan masyarakat. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dalam diri individu yaitu faktor sosial-psikologis yang dialami oleh pelakunya.

Secara umum pelaku mempunyai persepsi yang sangat negatif terhadap penjahat dan kejahatan, sehingga membuat pelaku merasa marah, jengkel, jengkel, dendam, murka dan jengkel. Penulis yang merasa kepentingannya dilanggar atau bahkan dihancurkan oleh penjahat memaksa pelaku main hakim sendiri untuk melindungi kehormatan atau kepentingan dan haknya secara langsung. 84 Fitriati, Karya Waspada Kajian Kriminologi dan Sosiologi, Volume 41, Jurnal Fakultas Hukum Universitas Taman Siswa, Vol.1 No.3, 2018, hal.

Para pelaku umumnya percaya bahwa masyarakat dan komunitas lokal mendukung kasus hukuman mati tanpa pengadilan. November 86 Adanya tindakan main hakim sendiri disebabkan oleh dorongan dari komunitas lain, sehingga menyebabkan suatu komunitas ikut serta dengan orang lain dalam melakukan aksi main hakim sendiri.

Selain karena faktor internal dari pelaku main hakim sendiri, terjadinya aksi main hakim sendiri juga disebabkan oleh faktor eksternal. Maraknya tindakan main hakim sendiri terhadap pelaku tindak pidana yang telah terjadi namun tidak ditangkap atau diproses oleh polisi membuat masyarakat menerima bahwa mereka menghakimi pelakunya.

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat bahwa Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. Bagaimana upaya Polisi dalam mencegah tindakan main hakim sendiri terhadap pelaku

UPAYA MENCEGAH TINDAKAN MAIN HAKIM SENDIRI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN.. Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Hukum Universitas Atma

Adanya kepastian hukum yang memenuhi rasa keadilan masyarakat Perilaku menyimpang dalam masyarakat seperti perbuatan main hakim sendiri terhadap pelaku tindak pidana sebagai

Indicator dari perbuatan melawan hukum pada main hakim sendiri terlihat dari tidak dilaksanakannya ketentuan hukum yang telah ada terkait dengan perlakuan terhadap

Tindakan main hakim sendiri adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara sewenang-wenang dan tanpa hak terhadap pelaku kejahatan

Setiap orang yang melakukan tindak pidana, haruslah bertanggungjawab akan perbuatannya. Tidak terlepas apakah pelaku tindak pidana tersebut merupakan orang yang

Bentuk-bentuk tindak pidana main hakim sendiri (eigenrechting) terhadap pelaku tindak pidana yang dilakukan oleh massa, dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan dengan perbuatan