• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN LANGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: ANALISIS TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN LANGKAT"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Hal ini membuktikan bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Langkat mengalami fluktuasi (tidak stabil) dari tahun ke tahun. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk miskin, maka proporsi penduduk miskin di Kabupaten Langkat juga meningkat sebesar 0,39 persen dari 9,73 persen pada tahun. Dapat disimpulkan berdasarkan data diatas bahwa kelompok tingkat pendidikan di Kabupaten Langkat tahun 2017-2021 berasal dari SD jenjang sekolah, SMP, SMA, PT persentasenya semakin menurun setiap tahunnya karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat.

Berdasarkan Tabel I.3 dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran di Kabupaten Langkat pada tahun 2017 hingga tahun 2021 cenderung tidak stabil. Terlihat pada tahun 2017-2021, Angka Pengangguran di Kabupaten Langkat pada tahun 2017 jumlah pengangguran sebanyak 17.425 ribu orang dengan persentase sebesar 3,57%. Hal ini membuktikan bahwa jumlah pengangguran di wilayah Langkat mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

Kesempatan kerja di Kabupaten Langkat juga masih terbatas. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi angkatan kerja di Kabupaten Langkat mengalami fase naik turun yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai jumlah pengangguran yang besar dan terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENANGGURANGAN TERHADAP KEMISKINAN DI KABUPATEN LANGKAT”.

Tingkat pendidikan di Kabupaten Langkat setiap tahunnya mengalami ketidakstabilan dilihat dari jumlah penduduk usia sekolah di Kabupaten Langkat.

Batasan dan Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Akademisi dapat menyumbangkan pengetahuan atau data dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa terkait pendidikan, pengangguran dan kemiskinan.

Uraian Teoritis

Definisi Kemiskinan

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan

Kemiskinan tidak lagi sekedar berdimensi ekonomi, namun telah meluas hingga mencakup dimensi sosial, kesehatan, pendidikan, dan politik. Mulai dari pertumbuhan ekonomi, produktivitas tenaga kerja, upah, jenis pekerjaan dan jam kerja, kesempatan kerja (termasuk jenis pekerjaan yang tersedia), inflasi, jumlah anggota keluarga, fasilitas kesehatan, konsumsi rumah tangga, sumber daya air bersih, transportasi, kepemilikan aset pertanian, pendidikan dan lama sekolah seluruh anggota keluarga, akses permodalan dan letak wilayah tempat tinggal penduduk serta pusat pertumbuhan ekonomi, jika diperhatikan sebagian besar faktor-faktor tersebut juga saling mempengaruhi. Apabila seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, maka ia tidak dapat memenuhinya sendirian, maka dapat kita simpulkan bahwa hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan.

Rendahnya tingkat pendidikan berarti seseorang cenderung kurang memiliki keterampilan, wawasan dan pengetahuan yang memadai untuk hidup. Oleh karena itu banyak terjadi pengangguran dan penyebab kemiskinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan. Dimungkinkan bagi seseorang untuk menciptakan lapangan kerja baru, namun kemungkinan tersebut akan sangat kecil bagi masyarakat miskin karena terbatasnya keterampilan dan modal.

Dengan demikian, seseorang dituntut untuk menambah penghasilannya sesuai dengan jumlah anggota yang harus dinafkahinya. Suatu masyarakat biasanya akan dilanda kemiskinan, salah satunya disebabkan oleh keterbatasan sumber daya alam atau sumber modal. Ketika sumber daya alam langka atau tidak bisa diolah lagi, inilah salah satu penyebab terjadinya kemiskinan.

Bencana alam akan mengakibatkan rusaknya seluruh potensi alam, infrastruktur dan kondisi psikologis masyarakat yang terkena dampak. Apalagi bagi masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tidak hanya modal materi, masyarakat tersebut juga akan memiliki modal keterampilan atau pengetahuan yang terbatas. Rendahnya tingkat pendapatan masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat produktivitas berarti rendahnya kemampuan masyarakat dalam menabung.

Sedangkan rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya produktivitas yang diwujudkan dengan terbatasnya pembentukan modal di masa lalu. Di sisi lain, Nurkse menyatakan pertumbuhan pembentukan modal tidak hanya dibatasi oleh lingkaran perangkap kemiskinan seperti yang dijelaskan di atas, tetapi juga adanya efek demonstrasi internasional. Yang dimaksud dengan kecenderungan meniru gaya konsumsi masyarakat yang lebih maju (Agus Suman, 2006).

Tingkat Pendidikan

  • Fungsi Pendidikan
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan
  • Hubungan Pendidikan Dengan Kemsikinan

Menurut Ihsan, jenjang pendidikan adalah suatu tahapan pendidikan yang berkesinambungan, yang ditentukan atas dasar perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan ajar, dan cara penyajian bahan ajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Ririn Lestari, pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi tentang objek tertentu dan spesifik. Pengetahuan ini diperoleh secara formal, mengarahkan individu untuk menunjukkan pola pikir dan perilaku yang konsisten dengan pelatihan yang telah mereka terima.

Sebab masyarakat yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang berpendidikan rendah. Oleh karena itu, masyarakat yang tingkat pendidikannya baik mempunyai peluang lebih kecil untuk menjadi miskin dibandingkan masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah. Menurut Simmons dalam Karl E dan Ray C, “pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan di banyak negara.”

Dimana digambarkan sebagai orang miskin yang mengharapkan pekerjaan yang baik dan penghasilan yang tinggi, maka orang tersebut harus mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. Jenjang pendidikan adalah suatu rangkaian pendidikan formal (proses memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi) dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dengan memperhatikan jenjang pendidikan yang sedang diduduki dan jenjang pendidikan tertinggi yang telah ditempuh. Pendidikan formal merupakan suatu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.

Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sejenis. Pendidikan nonformal adalah suatu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat diselesaikan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan formal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Sosial ekonomi, yaitu tingkat sosial ekonomi setinggi-tingginya yang memungkinkan seseorang mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sosial budaya sangat penting karena banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya pendidikan formal bagi anaknya. Faktor Mcachern yang menyebabkan kemiskinan adalah pendidikan yang terlalu sedikit, rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan seseorang kurang memiliki keterampilan tertentu yang dibutuhkan dalam hidup.

Pengertian Pengagguran

  • Jenis-jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya
  • Hubungan Tingkat Pengangguran Dan Kemsikinan

Pengangguran yang terjadi di suatu negara menimbulkan permasalahan yang kompleks dan pembangunan akan terhambat. Yang saat ini menjadi masalah besar di negara kita adalah meningkatnya angka pengangguran setiap tahunnya. Dan adapun faktor utama terjadinya masalah ini bisa bermacam-macam, artinya tidak hanya satu faktor saja yang bisa membuat angka pengangguran di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.

Karena perusahaan tidak hanya mencari kandidat yang memiliki tingkat pendidikan luas saja, namun skill yang dimiliki itulah yang diinginkan oleh perusahaan. Setiap tahunnya negara kita mungkin memiliki sejumlah kandidat dengan jumlah yang tidak sedikit. Namun angka tersebut tidak sedikit, tidak bisa dibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia di negeri ini.

Pekerjaan penuh adalah situasi dimana sekitar 95 persen angkatan kerja pada suatu waktu bekerja penuh. Pengangguran ini bukan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan, melainkan karena mencari pekerjaan yang lebih baik atau lebih baik sesuai dengan keinginannya. Pengangguran disebabkan oleh kelebihan pengangguran alami dan terjadi sebagai akibat dari penurunan permintaan agregat.

Bagi sebagian besar masyarakat, mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau hanya bekerja paruh waktu selalu termasuk dalam kelompok masyarakat yang sangat miskin. Siapa pun yang tidak mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedangkan siapa pun yang bekerja penuh waktu adalah kaya. Karena terkadang ada pekerja di perkotaan yang tidak bekerja sukarela karena mencari pekerjaan yang lebih baik dan sesuai dengan tingkat pendidikannya.

Ketidakmampuan memanfaatkan kesempatan kerja tersebut disebabkan oleh ketidaksesuaian antara keterampilan yang dibutuhkan dengan keterampilan tenaga kerja. Dengan demikian, peluang kerja yang tersedia akan dimanfaatkan oleh tenaga kerja yang berasal dari luar daerah, atau bahkan dari luar negeri. Pengangguran disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan angkatan kerja yang bersangkutan. Maka cara untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal.

Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan pengangguran sama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan. Berdasarkan hasil uji f diperoleh nilai fhitung 4,991 lebih besar dari f tabel 4,26 dan nilai signifikansi 0,039 lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan H3 diterima, sehingga dapat disimpulkan variabel pendidikan dan tingkat pengangguran secara bersama-sama bersifat positif dan mempunyai dampak yang signifikan terhadap kemiskinan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengangguran menunjukkan hubungan dan pengaruh yang positif terhadap kemiskinan di kota Yogyakarta.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Sadon Sukirn (2004), yang menyatakan bahwa dampak buruk dari pengangguran adalah berkurangnya pendapatan masyarakat, yang pada akhirnya menurunkan tingkat kesejahteraan yang dicapai seseorang. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, variabel indeks pembangunan manusia (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan (Y), dan variabel tingkat pengangguran (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan (Y) di provinsi tersebut. .

Kerangka Konseptual

Menurut Sadono Sukirno (2004), dampak buruk dari pengangguran adalah berkurangnya pendapatan masyarakat, yang pada akhirnya menurunkan tingkat kesejahteraan yang dicapai seseorang. Semakin menurunnya kesejahteraan masyarakat akibat pengangguran tentunya akan memperbesar peluang mereka untuk terjebak dalam kemiskinan karena tidak mempunyai pendapatan. Jika pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu terjadi dan berdampak negatif terhadap kesejahteraan masyarakat dan dalam jangka panjang.

Orang-orang yang bekerja dengan gaji tetap di sektor publik dan swasta biasanya berasal dari kelas menengah atas. Mereka yang tidak mempunyai pekerjaan adalah orang miskin, sedangkan mereka yang bekerja penuh waktu adalah orang kaya. Karena terkadang ada pekerja di perkotaan yang tidak bekerja sukarela karena mencari pekerjaan yang lebih baik dan sesuai dengan tingkat pendidikannya.

Begitu pula dengan banyak orang yang bekerja penuh waktu per hari, namun penghasilannya tetap kecil. Banyak pekerja mandiri di sektor informal yang bekerja penuh waktu, namun seringkali tetap miskin.

Hipotesis

Gambar

Tabel II.2
Gambar II.1

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil eksplorasi cendawan entomopatogen yang diperoleh dari tanah rhizosfer disekitar UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan metode baiting