Menurut Sinambela beliau menyimpulkan bahwa: Disiplin kerja adalah kesadaran dan kemauan pegawai untuk menaati segala peraturan organisasi dan norma sosial yang berlaku. Disiplin kerja merupakan suatu alat yang dapat mengubah perilaku dan merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kemauan seseorang untuk menaati segala aturan institusi dan prinsip-prinsip sosial yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, jika disiplin kerja dan kebijakan manajemen diterapkan dengan baik maka akan dihasilkan pula kinerja pegawai yang baik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, antara lain disiplin kerja dan kebijakan manajemen merupakan beberapa dari sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEBIJAKAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI JASA SOSIAL KOTA MEDAN”. Menurut Hasibuan, disiplin kerja merupakan kesadaran dan kemauan seseorang untuk menaati segala peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Disiplin kerja merupakan praktik nyata pegawai mengenai aturan-aturan yang terdapat dalam organisasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2016:89)
Dalam suatu sekolah sangat diperlukan adanya peraturan yang jelas, peraturan yang dibuat dan disepakati bersama yang dijadikan pedoman, peraturan tidak boleh dibuat secara sepihak, atau menurut keinginan kepala sekolah. Jika seorang guru melanggar disiplin, kepala sekolah harus memberikan sanksi sesuai peraturan yang ada. Namun jika kepala sekolah tidak memberikan sanksi kepada yang melanggar disiplin maka akan berakibat buruk karena guru yang lain juga akan malas melaksanakan disiplin karena tidak ada perbedaan antara yang disiplin dan yang tidak disiplin.
Guru tidak puas hanya dengan kompensasi yang tinggi, namun lebih dari itu perhatian kepala sekolah juga diperlukan. Kepala sekolah yang mampu bersikap penuh perhatian dan bersahabat dengan guru akan mendapat disiplin yang baik.
Indikator-Indikator Disiplin Kerja
Pengawasan ini diperlukan untuk melihat apakah guru bertindak sesuai petunjuk dan tidak menyimpang. Artinya tujuan (pekerjaan) yang diberikan kepada pegawai harus sesuai dengan keterampilan pegawai yang bersangkutan, agar ia bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam melakukannya. Keteladanan pemimpin sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawainya karena pemimpin dijadikan teladan dan teladan oleh bawahannya.
Pemimpin harus memberikan contoh yang baik, seperti disiplin, jujur, adil, dan mencocokkan perkataan dengan tindakan. Sebaliknya jika keteladanan pemimpin kurang baik (tidak disiplin), maka bawahan juga akan kurang disiplin. Pembayaran (gaji dan kesejahteraan) juga mempengaruhi kedisiplinan pegawai, karena pembayaran akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai terhadap perusahaan/pekerjaan.
Kewajaran yang dijadikan landasan kebijakan dalam pemberian reward (pengakuan) maupun punishment akan mendorong terciptanya disiplin yang baik di kalangan pegawai. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan agar kedisiplinan para karyawan perusahaan juga baik. Pemimpin harus berani dan tegas serta bertindak mendisiplinkan setiap pegawai yang bertindak disiplin sesuai dengan sanksi yang telah ditetapkan.
Hubungan kemanusiaan yang harmonis antar karyawan membantu terciptanya disiplin yang baik dalam suatu perusahaan. Dilihat dari jam berangkat kerja wajib pulang dan istirahat tepat waktu sesuai aturan yang berlaku di perusahaan. Ditunjukkan melalui cara-cara melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kedudukan, tugas dan tanggung jawabnya serta cara-cara berhubungan dengan satuan kerja lain.
Pendekatan Disiplin Kerja
Pendekatan disiplin dengan tradisi Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan memberikan hukuman.
Mengatur dan Mengelola Disiplin
Pendekatan Disiplin Kerja
Saat seseorang mendekati kompor yang panas, mereka diperingatkan oleh panasnya kompor bahwa mereka akan terbakar jika menyentuhnya, sehingga pembakaran dapat dihindari jika diinginkan. Memastikan hukuman yang konsisten Tindakan disiplin harus konsisten dimana siapa pun yang melakukan tindakan yang sama akan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Seperti halnya kompor panas, setiap orang yang menyentuhnya pada tingkat tekanan yang sama dan dalam jangka waktu yang sama akan terbakar dengan kecepatan yang sama.
Tindakan Disiplin Progresif Tindakan disipliner progresif dimaksudkan untuk memastikan adanya hukuman minimum yang sesuai untuk setiap pelanggaran. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menetapkan program disipliner yang berkembang dari hukuman ringan hingga hukuman yang sangat berat. Rekomendasi pedoman sanksi disiplin terhadap pelanggaran yang memerlukan pertama teguran lisan, kedua teguran tertulis dan ketiga pemberhentian.
Tindakan disiplin positif Tindakan disiplin positif bertujuan untuk menutupi kelemahan yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu mendorong pegawai untuk memantau perilakunya dan bertanggung jawab atas akibat tindakannya. Disiplin positif didasarkan pada konsep bahwa karyawan harus bertanggung jawab atas perilaku pribadinya dan tuntutan pekerjaan. Persyaratan yang diperlukan untuk disiplin positif adalah komunikasi, persyaratan kerja dan peraturan bagi karyawan.
Kebijakan Kepemimpinan
- Definisi Kebijakan Kepemimpinan
- Bentuk-Bentuk Kebijakan Pimpinan
- Fungsi Kepemimpinan
- Peran kepemimpinan
- Indikator Kepemimpinan
- Aktivitas Kepemimpinan
- Persamaan Karakteristik Pemimpin
Dari pemikiran para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa kebijakan manajemen adalah suatu tindakan yang dirancang untuk mencapai hasil yang baik demi tujuan lembaga, dan Manajer merupakan landasan utama dalam merencanakan tugas-tugas yang akan dilaksanakan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. karyawan di bidangnya. Rasa hormat atau pengakuan adalah penggunaan pengakuan atau penghargaan oleh manajerial yang melibatkan pengetahuan manajer tentang kinerja pekerjaan yang baik. Implementasinya adalah sebagai berikut. a) Manajer wajib menjelaskan program kerja b) Manajer harus mampu memberikan instruksi yang jelas.
Nah berikut ini adalah indikator kepemimpinan yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui apakah Anda sudah menjadi pemimpin yang efektif atau belum. Pemimpin yang baik mempunyai strategi pribadi, lengkap dengan rencana dan tujuan untuk mencapainya. Berdasarkan laman Sands Leadership, gaya kepemimpinan dan budaya perusahaan akan mempengaruhi baik atau tidaknya proses analisis dan metode pengambilan keputusan seorang pemimpin.
Berdasarkan situs resmi Forbes, kemampuan memberikan motivasi menjadi prioritas penting bagi seseorang yang ingin menjadi pemimpin hebat. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memotivasi dan memberdayakan orang lain untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitasnya secara lebih optimal. Indikator kepemimpinan yang baik adalah mereka yang dapat bekerja sama dan juga mempunyai hubungan yang baik dengan bawahannya dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing.
Namun sikap, interaksi dan cara berbicara seorang manajer dapat mempengaruhi suasana dan iklim kerja di perusahaan. Selain itu, indikator kepemimpinan yang baik juga dapat dilihat dari cara menyelesaikan atau menangani suatu konflik. Pemimpin yang baik harus mampu menangani banyak perbedaan dan menyelesaikan konflik secara konstruktif, bukan destruktif.
Jadi sebagai seorang pemimpin Anda bisa mengetahui bagaimana, kapan dan kepada siapa Anda bisa mendelegasikan tugas. Indikator kepemimpinan yang baik dalam hal ini adalah pemimpin harus menyadari, bertanggung jawab dan belajar dari kegagalan dan keberhasilan yang telah dicapai.
Kinerja
- Definisi Kinerja
- Ukuran Kinerja
- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Indro Waristo (2010:65)
- Penialain Kinerja
- Indikator Kinerja
Kinerja adalah istilah yang banyak digunakan saat ini, namun belum ada definisi yang diterima secara universal. Prestasi atau kinerja secara umum diartikan sebagai keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas atau tugas yang diberikan. Menurut Prawirosentono dalam Riduwan, prestasi atau prestasi adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang tanggung jawabnya masing-masing, untuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang sah. dan tidak melanggar hukum serta sesuai dengan moral dan etika.
Menurut Dhanna, “kriteria pengukuran kinerja meliputi kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan dan jangka waktu penyelesaian pekerjaan”. Alewine yang disusul Cikamat mengatakan “standar kinerja berfungsi sebagai tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh pegawai, harus realistis, terukur dan mampu mencapai jabatan tertentu.” Harapan: pekerjaan menyenangkan, rasa memiliki, disiplin waktu, pemberian penghargaan, kualitas kepemimpinan dan memenuhi persyaratan pekerjaan.
Menurut (Bacal, 2012:85), pengertian penilaian kinerja adalah proses mengukur dan mengevaluasi kinerja individu. Menurut Layanan Penasihat, Mediasi dan Arbitrase, tinjauan kinerja rutin mencatat ukuran kinerja karyawan, potensi dan kebutuhan pengembangan. Penilaian merupakan kesempatan untuk meninjau secara komprehensif isi, beban dan volume pekerjaan, menilai apa yang telah dicapai selama periode pelaporan dan menyepakati tujuan masa depan.
Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan dan kesempurnaan tugas yang berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan pegawai. Ini adalah kuantitas yang diproduksi, dinyatakan dalam jumlah unit dan jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Ini merupakan tingkatan dimana pegawai mempunyai kewajiban kerja terhadap instansi dan tanggung jawab pegawai terhadap kantor.
Penelitian Terdahulu
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (energi, uang, teknologi, bahan baku) yang dimaksimalkan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil setiap unit dalam penggunaan sumber daya. Pengaruh Manajemen, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Wilayah Dirjen Kekayaan Negara Sukutenggomalut.
Kerangka Konseptual
Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kineraja pegawai
Terdapat beberapa penelitian terdahulu terkait pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan, seperti menurut Hendri dkk (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Hotel Grand Inna Muara Padang”. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada hotel Grand Inna Muara Padang sebesar 6,8%. Menurut Rahayu dkk (2014) penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Karyawan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Merpati Nusantara Airlaines (persereo)” menyatakan bahwa pelatihan dan disiplin kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan.
Menurut Idris dan Sari (2010) dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
Pengaruh Kebijakan Kepepmimpinan Terhadap Kinerja Pegawai
Terdapat penelitian sebelumnya mengenai dampak kebijakan. Menurut Hodri Nori (2019), “kepemimpinan dalam kinerja karyawan. Kebijakan kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja karyawan bagian pemasaran (Studi pada dealer motor Honda) CV Sinar Baru Sumenep”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kebijakan kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja karyawan bagian pemasaran CV. Sinar Baru Sumenep Menurut Susi Hardjati (2006) “Dampak kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada unit pegawai pelaksana teknis Dinas Pendapatan Surabaya Utara”. Menurut Sugiyono (2016:64) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan masalah penelitian dinyatakan.