• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ATAS TINDAKAN MEMANEN BUAH KELAPA SAWIT TANPA SEIZIN KOPERASI SAWIT MANDIANGIN LANGGAM KINALI SEJAHTERA (KSMLKS) SELAKU PEMILIK LAHAN (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 383 K/Pid/2022)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Institutional Repository Universitas Islam Sumatera Utara: PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ATAS TINDAKAN MEMANEN BUAH KELAPA SAWIT TANPA SEIZIN KOPERASI SAWIT MANDIANGIN LANGGAM KINALI SEJAHTERA (KSMLKS) SELAKU PEMILIK LAHAN (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 383 K/Pid/2022)"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

Substansinya juga mencakup hukum yang hidup (living law), bukan sekedar peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, menurut Lawrence Friedmann, budaya hukum merupakan komponen utama dalam setiap sistem hukum.22. Hukum harus menghadirkan ancaman pidana berupa penderitaan bagi setiap orang yang melanggar hukum.30.

Terwujudnya kepastian hukum tidak hanya berupa adanya aturan-aturan umum hukum yang membuat individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukannya, namun juga berupa jaminan bagi individu dari kesewenang-wenangan pemerintah akibat adanya aturan.

Kerangka Konsep

Kelapa sawit merupakan tanaman industri/perkebunan yang bermanfaat sebagai penghasil minyak goreng, minyak industri dan bahan bakar. Pohon kelapa sawit terdiri dari dua spesies yaitu Elaeis guineensis dan Elaeis oleifera, yang digunakan untuk pertanian komersial dalam produksi minyak sawit;54.

Keaslian Penelitian

Skripsi Melia Nur Pratiwi, S.H., NIM, Mahasiswa Program Magister Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Tahun 2015. Judul skripsi yang menjadi topik/tema dalam penelitian skripsi ini adalah tentang : “ putusan memaafkan memberi dalam tindak pidana pencurian (Studi kasus putusan hakim di Pengadilan Negeri Solok). Permasalahan dalam skripsi ini adalah pertimbangan hakim ketika menyerahkan putusan berupa pengampunan.

Prildan Kartasiwar Skripsi, NIM Mahasiswa Program Magister (S2) Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Islam Riau Pekanbaru 2020. Judul Penelitian/Skripsi : “Penegakan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pencurian Dengan Graverasi di Wilayah Hukum atau Polres Rokan Hilir". Bagaimana penegakan hukum pada tingkat penyidikan anak sebagai pelaku tindak pidana pencurian berat di wilayah hukum Polres Rokan Hilir.

Penegakan hukum pada tingkat penyidikan terhadap anak pelaku pencurian berat di Wilayah Hukum Polres Rokan Hilir. Berdasarkan peninjauan yang telah dilakukan, sejauh yang diketahui penelitian ini mengenai: Pertanggungjawaban pidana atas perbuatan pemanenan buah kelapa sawit tanpa izin Koperasi Kelapa Sawit (KSMLKS) Mandiangin Langgam Kinali Sejahtera selaku pemilik tanah. (Kajian Perkara Putusan Mahkamah Agung Nomor 383 K/Pid/2022) belum pernah dilakukan baik dari judulnya maupun dari inti permasalahannya, sehingga penelitian ini orisinil.

Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

  • Metode Pendekatan
  • Objek Penelitian
  • Alat Pengumpulan Data
  • Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data a. Jenis Data
  • UUD 1945;
  • KUHP
  • Analisis Data

Metode penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka atau sekedar data sekunder.57. Dalam penulisan ini, penulis cenderung menggunakan pendekatan undang-undang dan pendekatan kasus. Apabila pendekatan perundang-undangan dilakukan dengan cara mengkaji seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan hukum yang sedang ditangani, maka pendekatan kasus dilakukan dengan cara mengkaji putusan hakim pengadilan terhadap suatu hal yang bersangkutan.

57 Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif, Tinjauan Singkat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hal. Alat pengumpulan data yang penulis gunakan untuk menulis undang-undang ini adalah studi literatur atau survei dokumen. Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.

Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara mengkaji bahan pustaka atau data sekunder. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, seperti hasil karya ilmiah para ilmuwan, hasil penelitian, buku, jurnal, internet, e-book, dan makalah. Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif yaitu uraian metode analisis berupa kegiatan pengumpulan data yang kemudian diedit terlebih dahulu kemudian dijadikan bahan kualitatif yaitu data yang memberikan gambaran. sejumlah penjelasan dan konsep mengenai isi dan kualitas isi serta fenomena sosial yang menjadi sasaran atau objek penelitian.60.

PENGATURAN MENGAMBIL HAK MILIK DALAM UNDANG- UNDANG YANG BERLAKU

Pengertian Dan Unsur-unsur Tindak Pidana

Setiap tindak pidana yang melanggar larangan atau kewajiban berdasarkan undang-undang pada hakekatnya merupakan perbuatan melawan hukum. Salah satu hal penting dalam merumuskan suatu tindak pidana adalah sifat pelanggaran hukumnya yang perlu diperhatikan, karena dalam kehidupan sehari-hari ada perbuatan yang sebenarnya melanggar hukum, namun tidak mendapat sanksi. Delik secara doktrinal diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan dengan melanggar hukum tertulis, misalnya konstitusi, dan hukum tidak tertulis, misalnya common law, tanpa ada dasar pembenaran yang dapat meniadakan sanksi dari tindak pidana tersebut.

Perbuatan melawan hukum dibedakan menjadi perbuatan melawan hukum dalam arti materil dan perbuatan melawan hukum dalam arti. Pertama, pandangan sempit yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan perbuatan melawan hukum adalah apabila perbuatan itu bertentangan dengan hak subjektif seseorang, atau bertentangan dengan kewajibannya sendiri menurut undang-undang. Suatu perbuatan yang tidak bertentangan dengan hukum, walaupun bertentangan dengan kesusilaan atau tidak pantas menurut hubungan masyarakat, tetapi bukanlah suatu perbuatan melawan hukum.

Pendapat lain yang mengambil pandangan luas yang dikemukakan oleh Molengraff mengatakan bahwa seseorang melakukan perbuatan melawan hukum apabila ia melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan arus sosial masyarakat. Dalam hukum pidana, melawan hukum berarti bertentangan dengan hukum objektif, bertentangan dengan hak subjektif orang lain, dan tanpa hak diri sendiri. Sedangkan doktrin hakikat pelanggaran hukum substantif menyatakan bahwa selain harus memenuhi syarat formal, yaitu memenuhi seluruh unsur yang tercantum dalam rumusan tindak pidana, perbuatan tersebut harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat sebagai layak atau ditolak. bertindak.

Pengertian Dan Unsur-unsur Tindak Pidana Pencurian

Karena sifat tindak pidana pencurian adalah melukai harta benda korban, maka barang yang diambil haruslah barang berharga.76. Misalnya barang yang diambil tidak mungkin dijual kepada orang lain, namun bagi korban, barang tersebut sangat dihargai oleh korban sebagai kenang-kenangan, misalnya beberapa helai rambut seseorang. Barang yang diambil boleh menjadi milik si pencuri sebagian, yakni bila barang itu merupakan warisan yang belum terbagi, dan pelakunya adalah salah seorang ahli waris yang turut mempunyai hak atas barang itu.

Hanya jika barang yang diambil bukan milik siapapun (res nullius), misalnya dibuang oleh pemiliknya. Selain pengambilan barang, unsur yang kedua adalah barang yang diambil adalah milik orang lain, baik orang itu maupun subjek hukum lain (badan hukum). Barang yang diambil bukan hanya barang berwujud saja tetapi juga barang tidak berwujud sepanjang mempunyai nilai ekonomis.

Jadi sesungguhnya tidak mungkin orang dapat memiliki barang milik orang lain dengan melanggar hukum, karena jika hukum dilanggar maka tidak mungkin orang tersebut menjadi pemilik barang tersebut. Pengertian penguasaan barang berasal dari Noyon Lengemeyer yang menjelaskan bahwa penguasaan barang adalah suatu perbuatan pasti suatu niat untuk mempergunakan barang itu sesuai keinginannya. Sedangkan menurut Van Bemellen, kepemilikan suatu benda adalah pelaksanaan suatu tindakan yang di dalamnya jelas-jelas terdapat tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk menjadi satu-satunya orang yang mempunyai kuasa untuk menangani benda tersebut sesuai keinginannya.78.

Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

Penegak hukum meliputi mereka yang terlibat langsung dan tidak langsung dalam bidang penegakan hukum. Kelima faktor ini akan sangat mempengaruhi apakah penegakan hukum akan berjalan lancar atau menghadapi kendala. Joseph Goldstein sebagaimana dikutip Nyoman Putrajaya83 menawarkan tiga konsep dalam penegakan hukum (law enforcement), yaitu: (1) Penegakan total, (2) Penegakan penuh, dan (3) Penegakan aktual.

Joseph Goldstein seperti dikutip Nyoman Union, Putrajaya84 menawarkan tiga konsep penegakan hukum (penuntutan), yaitu: (1) penegakan total, (2) penegakan total, dan (3) penegakan aktual. Dalam penuntutan pidana diperlukan peraturan hukum yang dituangkan dalam perangkat peraturan (aspek hukum), sehingga mempunyai sifat hukum normatif dan hukum sosiologis. Penuntutan dilakukan dalam sistem peradilan pidana, yaitu suatu sistem yang di dalamnya terdapat unsur kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan.

Pada saat itu, pendekatan yang digunakan dalam penegakan hukum adalah 'law and order'. Sistem peradilan pidana yang berfungsi dengan baik merupakan contoh penegakan hukum yang selaras dengan harapan masyarakat. Artinya, salah satu faktor yang mempengaruhi penegakan hukum adalah berfungsinya sistem peradilan pidana sesuai dengan asas-asas hukum yang menjiwainya serta bertujuan untuk mewujudkan kepastian hukum dan keadilan bagi pelaku kejahatan, pelaku, dan korban tindak pidana.

Pengaturan Tindak Pidana Pencurian Dalam KUHP

Namun penderitaan korban yang mengalami kerugian juga harus menjadi prioritas bagi masyarakat dan penegak hukum, seperti korban tindak pidana pencurian yang mengalami kerugian materiil.Di Indonesia, pencurian merupakan salah satu tindak pidana yang paling banyak dilakukan oleh pelaku kejahatan. Dilihat dari peraturan perundang-undangan, tindak pidana pencurian diatur dalam Bab XXII Pasal 362 hingga 367 KUHP. Barangsiapa mengambil sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain dengan maksud untuk memilikinya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun karena pencurian.”

Apabila pencurian sebagaimana dimaksud pada angka 3 disertai dengan salah satu hal pada angka 4 dan 5, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun karena pencurian yang didahului, disertai, atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, terhadap seseorang dengan tujuan untuk mempersiapkan atau memfasilitasi pencurian tersebut, atau jika tertangkap basah. bertindak, untuk memungkinkan pelarian mereka sendiri atau peserta lain atau untuk mempertahankan kendali atas barang curian. Diancam dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau paling lama dua puluh tahun, jika pelanggaran tersebut mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama disertai dengan salah satu hal sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan 3. .

Dapat dipastikan korban tindak pidana pencurian akan menderita kerugian ekonomi karena pencurian merupakan tindak pidana yang bertujuan untuk menguasai barang orang lain secara tidak sah.99. Tindak pidana pencurian dalam UU 1 Tahun 2023 juncto Buku Kedua KUHP Pasal 476 adalah barang siapa mengambil suatu barang yang sebagian atau seluruhnya milik orang lain, dengan maksud untuk memilikinya secara melawan hukum, diancam dengan pidana. karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak golongan V. Apabila tindak pidana menurut pasal 476 dan pasal 477 ayat (1) huruf f dan g tidak dilakukan di dalam rumah atau di pekarangan tertutup apabila terdapat rumah dan harga barang curiannya tidak melebihi lima ratus ribu rupiah, dipidana karena pencurian kecil-kecilan, dengan pidana denda paling banyak golongan II.

Referensi

Dokumen terkait