• Tidak ada hasil yang ditemukan

interaksi sosial dalam novel padusi karya ka'bati

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "interaksi sosial dalam novel padusi karya ka'bati"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

INTERAKSI SOSIAL DALAM NOVEL PADUSI KARYA KA’BATI

Nurul Mutia Ulva, Samsiarni, Emil Septia

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ulvamutia29@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by social interaction that exist in the forms of social interaction, namely associative and dissociative. This study aims to describe the social interaction form found in novel Padusi by Ka'bati. The type of this research is qualitative in the form of dialogue, monologue, and action form of social interaction contained in the novel Padusi by Ka'bati. Sources of data in this study is the novel Padusi by Ka'bati. The data collection technique used in this research is to read and understand, marking, inventorying data, and classifying data contained in novel Padusi by Ka'bati , the form ofsocial interaction. Based on data analysis conducted, in this research found some matters related to social interaction in the novel Padusi by Ka'bati work found two forms of social interaction namely; the first associative form is the process of social interaction that contains positive values such as cooperation, accommodation, and assimilation. The second, dissociative form is the process of social interaction that contains negative values such as competition, contravention, and contradiction or dispute.

Keywords: Social Interaction, Forms, Novel

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan karya imajiner yang menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan.Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial yang saling melengkapi keberdiriannya sebagai suatu yang eksistensial.

Karya sastra berfungsi untuk menginvestasikan sejumlah kejadian-

kejadian yang telah dikerangkakan dalam pola-pola kreativitas dan imajinasi oleh pengarang. Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkan kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya.

Persoalan-persoalan yang menggambarkan tentang kehidupan manusia salah satunya tentang interaksi sosial. Interaksi sosial

(2)

merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang- perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia.

Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu.

Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas- aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.

Cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok-kelompok saling bertemu dan menemukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.

Menurut Sukanto (2009:64) bentuk interaksi sosial dibagi dua.

Pertama, bentuk asosiatif yaitu proses interaksi sosial yang mengandung nilai-nilai positif seperti kerjasama, akomodasi, dan asimilasi.

Kedua, bentuk disosiatif yaitu proses interkasi sosial yang mengandung

nilai-nilai negatif seperti persaingan, kontravensi, dan pertentangan atau pertikaian.

Bentuk-bentuk interaksi sosial tersebut juga sependapat dengan teori Haryanto dan Nugrohadi (2011:218).

Bentuk interaksi sosial dibagi dua.

Pertama, bentuk asosiatif yaitu proses interaksi sosial yang mengandung nilai-nilai positif seperti kerjasama, akomodasi, dan asimilasi.

Kedua, bentuk disosiatif yaitu proses interkasi sosial yang mengandung nilai-nilai negatif seperti persaingan, kontravensi, dan pertentangan atau pertikaian.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, (1) Bagaimana interaksi sosial dalam bentuk asosiatif pada novel Padusi karya Ka’bati? (2) Bagaimana interaksi sosial dalam bentuk disosiatif pada novel Padusi karya Ka’bati? (1) Mendeskripsikan interaksi sosial dalam bentuk asosiatif pada novel Padusi karya Ka’bati, (2) Mendeskripsikan interaksi sosial dalam bentuk disosiatif pada novel Padusi karya Ka’bati.

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Moleong, (2010:6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Menurut Ratna (2010:47) penelitian kualitatif memberikan perhatian penuh terhadap data ilmiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya.

Sedangkan jenis metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2010:53).

Data penelitian ini adalah teks berupa kalimat kutipan interaksi sosial yang berupa dialog, monolog,

dan tindakan yang terdapat dalam novel Padusi karya Ka’bati.

Sedangkan Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan format inventarisasi data. Dengan format tersebut, data tentang interaksi sosial dalam novel Padusi karya Ka’bati diinventariskan secermat-cermatnya. Menurut Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Berikut ini format inventaris data Interaksi Sosial dalam Novel Padusi karya Ka’bati

Peneliti merupakan sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan menjadi pelapor hasil penelitian.

Selain itu, penelitian juga dibantu dengan format inventarisasi data dan buku-buku yang berkaitan dengan teori sastra, sosial, sosiologi sastra, dan buku sumber lainnya.

Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi jenis penyidik. Menurut Moleong (2010: 331), teknik

(4)

triangulasi jenis penyidik ini ialah dengan jalan memangfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan mengecek kembali derajat kepercayaan data.

Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi ketidak tepatan data yang telah diinventarisasi. Dalam hal ini peneliti dibantu memvalidasi data oleh ibu Mila Kurnia Sari, S.S., M.Pd. alasan pemilihan ibu Mila Kurnia Sari, S.S., M.Pd. sebagai validator adalah karena beliau telah melakukan penelitian di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia.

Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data atau mengkategorikan sebuah data.

Menurut Patton (dalam Moleong, 2010:280), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan urutan dasar.

Langka-langka dalam teknik analisis data ini, yaitu: (1) mendeskripsikan data berdasarkan interaksi sosial, (2) menganalisis dan menginterpretasikan data sesuai dengan bentuk-bentuk interaksi

sosial, (3) membahas temuan pada novel dengan dikaitkan teori bentuk- bentuk interaksi sosial ,(4) menyimpulkan hasil pemerolehan data tentang bentuk-bentuk interaksi sosial pada Novel Padusi karya Ka’bati, dan (5) menuliskan laporan penelitian tentang interaksi sosial dalam novel Padusi karya Ka’bati.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka data penelitian ini Data penelitian ini berupa interaksi sosial yang terdapat dalam novel Padusi karya Ka’bati.

Soekanto (2009:55) menjelaskan interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Menurut Soekanto (2009:64) bentuk-bentuk interaksi sosial tersebut ada dua.

Pertama, bentuk asosiatif yaitu proses interaksi sosial yang mengandung nilai-nilai positif seperti kerjasama, akomodasi, dan asimilasi.

Kedua, bentuk disosiatif yaitu proses

(5)

interaksi sosial yang mengandung nilai-nilai negatif seperti persaingan, kontravensi, dan pertentangan atau pertikaian.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ditemukan data yang berhubungan dengan interaksi sosial yang terdapat dalam novel Padusi karya Ka’bati, yaitu dua bentuk interkasi sosial. Pertama, bentuk asosiatif ditemukan bentuk proses interaksi sosial yang mengandung nilai-nilai positif yaitu kerjasamaakomodasi, dan asimilasi.

Kerjasama yang ditemukan sebanyak delapan data dalam novel Padusi karya Ka’bati. Kerjasama pertama yaitu kerjasama orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Ibu Dinar dan Ibah. Kedua tokoh ini saling bekerja sama menggali kembali sumur yang dibuat tokoh Ibu Dinar dan Ibah tertimbun pasir akibat angin kencang bertiup di pantai.

Kerjasama kedua yaitu kerjasama orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Ibu Dinar dan Dinar, kedua tokoh ini saling bekerja sama menyelesaikan cucian yang menumpuk, dengan cara mengangkat air bersih dengan jerigen. Kerjasama

ketiga yaitu kerjasama orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Dinar dan Ibu Dinar, Ibu Dinar membuatkan senggulung dari kain untuk Dinar mengangkat jerigen berisi air, agar mengurangi tekanan di kepala Dinar. Kerjasama keempat yaitu kerjasama orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Dinar dan Ibu Dinar saling bekerja sama mengambil ikan-ikan kecil yang terjatuh di dekat bagan nelayan.

Kerjasama kelima yaitu kerjasama orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Dinar dan Ibu Dinar, kedua tokoh ini bekerja sama menjemur ikan-ikan yang mereka dapatkan, kemudian ibu Dinar menjual ikan-ikan tersebut ke pasar. Kerjasama keenam yaitu kerjasama orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Meurah dan Maimunah.

Selanjutnya akomodasi ditemukan sebanyak sepuluh data dalam novel Padusi karya Ka’bati.

Akomodasi pertama yaitu akomodasi orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Dinar dan Sahara yang merupakan perempuan di Minangkabau.

(6)

Kedua tokoh ini, tidak mendapatkan tanah pusaka, dan mencoba mencari peruntungan dengan cara merantau. Akomodasi kedua yaitu akomodasi orang perorangan dengan kelompok yang digambarkan oleh tokoh Mister Tee dengan keluarga Sahara. Mister Tee mempersilahkan anggota keluarga Sahara menjadi menjadi pegawai honor di balai pelatihan buruh kontrak, tujuannya agar pembangunan balai tersebut tidak terhambat.

Akomodasi ketiga yaitu akomodasi orang perorangan digambarkan oleh tokoh Sahara, Bundo Sahara dan kakak laki-laki Sahara. Perstiwanya akomodasi terjadi saat tokoh Sahara meminta izin kepada tokoh Bundo Sahara untuk pergi menjadi buruh migran di Semenanjung Malaya, namun kakak

laki-lakinya menentang

keberangkatannya.

Kemudian tokoh Bundo Sahara menyelesaikan pertentangan antara tokoh Sahara dan kakak laki-lakinya.

Akomodasi keempat yaitu akomodasi orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Mausul, Ibu

Dinar, dan Dinar. Peristiwanya terjadi saat tokoh Mausul merebut uang hasil jerih payah yang dikumpulkan oleh tokoh Ibu Dinar di depan tokoh Dinar, namun tokoh ibu Dinar tetap bersabar dan mengajak tokoh Dinar agar lebih rajin bekerja.

Asimilasi yang ditemukan dalam novel Padusi karya Ka’bati sebanyak dua data. Asimilasi pertama yaitu asimilasi orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Sahara dan Dinar.

Seiring berjalannya waktu, dahulu kebudayaan Minangkabau tidak membenarkan perempuan untuk merantau jauh, namun kebudayaan Minangkabau yang dulunya basandi syara’ kini masih terpakai, terlihat bahwa perempuan Minangkabau diperbolehkan untuk merantau, namun dengan tujuan mencari ilmu pendidikan, atau menyebarluaskan ilmu pendidikan, itupun harus bersama muhrimnya.

Asimilasi kedua yaitu asimilasi kelompok yang digambarkan oleh orang Bangladesh, kebudayaan orang Bangladesh terutama perempuan selalu mengunyah pinang dan sirih

(7)

tidak berubah ketika mereka pergi ke negeri orang.

Kedua, bentuk disosiatif ditemukan tiga bentuk proses interaksi sosial yang mengandung nilai-nilai negatif yaitu, persaingan, kontravensi dan pertentangan atau pertikaian.

Persaingan yang ditemukan dalam novel Padusi karya Ka’bati sebanyak satu data, yaitu persaingan antara etnis Cina dengan pribumi Melayu. Pemodal asing seperti Amerika dan Jepang lebih memilih modalnya disalurkan kepada etnis Cina dibandingkan dengan pribumi Melayu, karena etnis Cina lebih gesit dalam bekerja dibandingkan pribumi Melayu.

Pertentangan atau pertikaian kesembilan yaitu pertentangan atau pertikaian orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Ummi dan Dinar. Tokoh Ummi menentang keinginan tokoh Dinar yang ingin menjadi seorang penulis,

Karena menurut tokoh Ummi seorang penulis itu tidak jauh dari penderitaan. Pertentangan atau pertikaian kesepuluh yaitu pertentangan atau pertikaian

kelompok yang digambarkan oleh buruh kontrak dengan pemilik pabrik.

Peristiwa ini terjadi pada saat buruh kontrak menentang menerima gaji yang tidak setara dengan jerih payahnya selama ini. Pertentangan atau pertikaian kesebelas yaitu pertentangan atau pertikaian orang perorangan yang digambarkan oleh tokoh Syed Majid dengan Komandan Polisi. Komandan Polisi menentang pernikahan yang dilakukan di rumah Syed Majid, termasuk pernikahan yang sudah dijalani oleh tokoh Taraju dan Dinar.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ditemukan data yang mendasari terjadinya bentuk-bentuk interaksi sosial yang terdapat dalam novel Padusi karya Ka’bati, yaitu dua bentuk interkasi sosial.

Pertama, bentuk asosiatif ditemukan tiga bentuk proses interaksi sosial yang mengandung nilai-nilai positif yaitu kerjasama, akomodasi, dan asimilasi. Kedua, bentuk disosiatif ditemukan tiga bentuk proses interaksi sosial yang mengandung nilai-nilai negatif yaitu,

(8)

persaingan, kontravensi dan pertentangan atau pertikaian.

Dalam novel Padusi karya Ka’bati ditemukan delapan data yang berkaitan dengan kerjasama.

Kedelapan data yang berkaitan dengan kerjasama membahas tentang suatu usaha bersama antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok lainnya atau individu dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Pada saat terjadinya angin kencang di pantai dan ombak ikut membesar dan menimbulkan seluruh bangunan seluruh bangunan tertimbun oleh pasir. Tokoh ibu dan Ibah yang telah membangun sumur di tepian pantai agar dapat dimanfaatkan sehari-hari, namun pada saat itu juga seketika bangunan sumur yang telah dibangun tokoh ibu dan Ibah tertimbun oleh pasir pantai.

Hal tersebut terlihat pada kutipan peristiwa berikut.

Sering kali, kala angin kencang bertiup ke pantai dan ombak membesar, seluruh bangunan tertimbun pasir. Termasuk sumur kami. Ibu dan ibah

yang turut

memanfaatkannya,

menggalinya

kembali.(Ka’bati.2015 :20)

Dalam novel Padusi karya Ka’bati ditemukan sepuluh data yang berkaitan dengan akomodasi.

Kesepuluh data yang berkaitan dengan akomodasi membahas tentang suatu usaha manusia untuk meredakan atau menyelesaikan pertentangan yang ada antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok lainnya maupun individu dengan kelompok.

Tokoh Dinar dan Sahara

merupakan perempuan

Minangkabau. Kedua tokoh ini tidak mendapatkan tanah pusaka, dan mencoba mencari peruntungan dengan cara merantau. Hal tersebut terlihat pada kutipan peristiwa berikut.

“Ketika ulayat tak lagi bisa digadaikan untuk biaya memperbaiki rumah yang reot dan bocor, pengubur mayat yang membujur di halaman, atau biaya pernikahan anak gadis semakin gadang, apa yang bisa diperbuat oleh anak kemenakan kalau tidak pergi merantau? Mencari lahan dan peruntungan

(9)

yang lebih baik. Apalagi ulayat telah dikeping-

keping untuk

kepentingan mereka yang lebih dahulu lahir dan terus bertambah.

Tidak sedikit pula pusaka itu terampas untuk kepentingan pembangunan.

Demikianlah sejarahnya, bungo kambang di anjungan, sumarak rumah gadang mulai menjalar mekar di luar ranahnya

sendiri.”(Ka’bati.

2015:4)

Dalam novel Padusi karya Ka’bati ditemukan dua data yang berkaitan dengan asimilasi. Kedua data yang berkaitan dengan asimilasi membahas tentang proses interaksi sosial antar orang perorangan, kelompok denngan kelompok untuk mencapai kesatuan tanpa memandang perbedaan suku dan budaya agar mencegah sebuah pertentangan.

Tokoh Sahara dan Dinar tak menghiraukan adatnya, yaitu adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah. Hal tersebut terlihat pada kutipan peristiwa berikut.

“Orang Minang memang perantau, tetapi budaya dan adatnya yang

bersendikan syara’, tidak membenarkan perempuan dikerahkan merantau sedemikian jauh. Memang, dulu ada dalam sejarah, perempuan Minang pergi merantau, tetapi untuk tujuan pendidikan,

menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan keagungan budaya mereka warisi. Bukan bekerja sebagai buruh, seperti kami sekarang.

Itu pun, mereka pergi bersama muhrimnya.”

(Ka’bati. 2015:4)

Dalam novel Padusi karya Ka’bati ditemukan satudata yang berkaitan dengan persaingan.

Satudata yang berkaitan dengan persaingan membahas tentang dimana suatu kelompok saling berlomba dengan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Akar-akar dari persaingan itu, antara lain persaingan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan dan perubahan sosial, data-data tersebut diantaranya yaitu sebagai berikut.

Informasi yang kutahu, warga Cina memang telah lebih maju dibandingkan etnis

(10)

lain. Itu karena Cina memang gesit bekerja.

Konon, pemerintah begitu bersemangat memajukan etnis tempatan dengan lebih memprioritaskan penyaluran modal pada pihak pribumi.

Bagaimana pun, persoalannya bukan semata modal, tetapi lebih pada watak. Sikap hiduplah yang mesti diperbaiki.

(Ka’bati.2015:91-92)

Dalam novel Padusi karya Ka’bati ditemukan sepuluhdata yang berkaitan dengan kontravensi.

Kesepuluh data yang berkaitan dengan kontravensi membahas tentang suatu ketidakpuasan terhadap individu atau kelompok dan tidak ada tindakan terhadap ketidak puasan tersebut.

Tokoh Mister Tee yang memiliki sifat angkuh membuat tokoh Sahara menjadi merendahkan nada bicaranya, dan membuat tokoh Dinar menentang sikap tokoh Sahara yang terlalu merendah kepada tokoh Mister Tee. Hal tersebut terlihat pada kutipan peristiwa berikut.

“Ya, Mister Tee. Masih mengingat rupanya?”

“Tentu. Tentu saja ingat.

Kamu ikut dengan

rombongan ini jua akhirnya?” “Yeah, saya minta izinlah jadi kuli di sini.” Jawabku sedikit kikuk. “Tidak perlu terlalu merendah begitu. Kupikir nenek moyang mereka dulunya pun tak pernah minta izin memasuki

Semenanjung ini. Toh, sekarang mereka begitu berkuasa..”

Gadis itu memotong pembicaraan kami tanpa menoleh sama sekali pada Mister Tee Pee’

Teoh, orang yang sebelumnya memang telah kukenal sewaktu di kampung.

(Ka’bati.2015:6)

Berdasarkan hasil temuan dan analisis dapat dibahas dalam novel Padusi karya Ka’bati memperlihatkan interaksi sosial positif atau bentuk asosiatif.

Namun digambarkan di tengah masyarakat Minang seperti kerjasama yang sesuai dengan pepatah Minang “Nan barek samo dipikua, nan ringan samo dijinjiang”yang maknanya di dalam adat selalu dianjurkan agar setap pekerjaan yang baik dikerjakan secara bersama, kerjasama

(11)

inidilakukan oleh beberapa tokoh dalam novel Padusi karya Ka’bati.

Kerjasama orang perorangan yang salah satunya digambarkan oleh tokoh Ibu Dinar dan Ibah (adik ibu Dinar). Tokoh Ibu Dinar dan Ibah saling bekerjasama untuk menggali kembali bangunan sumur yang telah mereka bangun sebelumnya tertimbun pasir pantai akibat angin kencang.

Kebiasaan saling tolong menolong antara saudara kandung dalam adat Minangkabau terjadi dalam berkeluarga. Dalam berkeluarga harus tumbuh rasa kebersamaan untuk saling bekerjasama dan tolong menolong agar terjalin silaturahmi yang baik antara saudara kandung. Misalnya perempuan Minang yang berhubungan tali darah yang berada disatu atap saling membagi pekerjaan rumah, agar terasa ringan dan cepat selesai, seperti; adik menyapu lantai rumah dan halaman rumah, sementara ibu memasak dan mencuci piring di dapur, dan kakak mencuci pakaian.

Seorang budayawan bernama Budi (2016:10) menjelaskan bahwa

perempuan sebagai panutan anak- anaknya dan memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya.

Dengan memperlihatkan sifat kerjasama dan tolong menolong, maka anak-anaknya nanti akan menjadikan sifat tersebut sebagai panutannya dalam bersosial masyarakat dan berkeluarga.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa novel Padusi karya Ka’bati ini mengangkat tema, yaitu interaksi sosial yang terjadi pada masyarakat Minang.

Berdasarkan kesimpulan tersebut ada beberapa hal terkait dengan interaksi sosial dalam novel dan kaitannya dengan interaksi sosial di tengah masyarakat dan ada dua bentuk interaksi sosial yang ditemukan yaitu;

Pertama, bentuk asosiatif yaitu proses interaksi sosial yang mengandung nilai-nilai positif seperti kerjasama, akomodasi, dan asimilasi.

Kedua, bentuk disosiatif yaitu proses interkasi sosial yang mengandung nilai-nilai negatif seperti persaingan, kontravensi, dan pertentangan atau pertikaian.

(12)

Interaksi sosial berkaitan dengan kerjasama, akomodasi, asimilasi, persaingan, kontravensi dan pertentangan atau pertikaian masyarakat yang terdapat dalam novel Padusi karya Ka’bati.

Apabila dihubungkan dengan interaksi sosial di tengah masyarakat, memang ditemukan budaya kerjasama, akomodasi, persaingan, kontravensi dan pertentangan atau pertikaian yang digunakan masyarakat berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

Kerjasama yang ditemukan dalam novel Padusi karya Ka’bati berkaitan dengan budaya tolong- menolong dalam kehidupan dalam bermasyarakat.Akomodasi yang ditemukan dalam novel Padusi karya Ka’bati berkaitan dengan menyelesaikan konflik dilingkungan bermasyarakat.

Asimilasi yang ditemukan dalam novel Padusi karya Ka’bati berkaitan dengan kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Persaingan dalam novel Padusi karya Ka’bati berkaitan dengan persaingan

kekuasaan yang ada di lingkungan bermasyarakat. Kontravensi dalam novel Padusi karya Ka’bati berkait dengan kontravensi dalam kebudayaan perempuan Minang.

Pertentangan dan pertikaian dalam novel Padusi karya Ka’bati berkaitan dengan pertentangan atau pertikaian di tengah masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Budi, Arifin. 2016. "Minang, Masyarakat dengan Pengaruh Matrilineal Terbesar di Dunia". Padang: Koran Padang (1 Mei 2016)

Ka'bati. 2015. Padusi. Jakarta: Kaki Langit Kencana.

Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.

Muhardi dan Hasanuddin Ws.

1992.Prosedur Analisis Fiksi.

Padang: Ikip Padang.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi.

Yogyakarta: Gajah Mada University Prees.

(13)

Ratna, Kutha, Nyoman. 2010. Teori, Metode, Dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi:

Suatu Pengantar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Referensi

Dokumen terkait

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko

Untuk keperluan pengujian secara startistic, maka dirumuskan hipotesis kerja sebagai berikut: (a) rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP