• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interlock System pada 103-J Synthetic Gas Compressor pada Unit Ammonia di PUSRI IV

N/A
N/A
Nocturn Vian

Academic year: 2025

Membagikan " Interlock System pada 103-J Synthetic Gas Compressor pada Unit Ammonia di PUSRI IV"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG 1 JULI 2024 – 30 SEPTEMBER 2024

INTERLOCK SYSTEM PADA 103-J SYNTHETHIC GAS COMPRESSOR PADA UNIT AMMONIA DI PUSRI IV PT PUPUK SRIWIDJAJA

PALEMBANG

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kerja Praktikum Magang Industri Jurusan Teknik Elektro Program Studi D3 Teknik Elektronika

DISUSUN OLEH : ZENADINE AMRAN ZIDANE

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG 2024

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK

Tempat Pelaksanaan : PT Pupuk Sriwidjaja Palembang Tanggal Pelaksanaan : 1 Juli 2024 s/d 30 September 2024 Lokasi/Unit Kerja Talenta : Departemen Operasi P-IV

Palembang, 23 September 2024

Mengetahui Menyetujui

AVP Pengelolaan Pembelajaran Pembimbing Kerja Praktik

Faridilla Ainun Wahyu Trikuat Subari

Badge No. 12.1278 Badge No. 06.0658

(3)

ii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia nya penulis dapat menyelesaikan kerja praktek (KP) beserta laporan nya di PT.

PUPUK SRIWIDJAJA ini dengan baik. Kegiatan KP ini merupakan salah satu syarat kelulusan sebagai Diploma III Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya.

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan KP ini masih banyak kekurangan baik dari segi teorinya maupun prakteknya. Hal ini dikarenakan penulis memiliki kemampuan yang terbatas, namun demikian penulis berharap agar kiranya kegiatan KP tersebut dapat bermanfaat bagi rekan - rekan mahasiswa di Politeknik Negeri Sriwijaya dan juga bermanfaat bagi penulis sendiri.

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini serta penyusunan laporan, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dari segi pengumpulan data sampai penyusuan laporan. Melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing serta memberikan masukan kepada penulis selama melaksanakan KP dan selama proses penyusunan laporan ini, yaitu kepada:

1. Bapak Wahyu Trikuat Subari di PT Pupuk Sriwidjaja, selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan kesempatan kepada penulis untuk belajar serta terlibat dalam berbagai kegiatan di PT Pupuk Sriwidjaja.

2. Bapak Ir. Faisal Damsi., M.Kom, selaku dosen pembimbing dari Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah memberikan arahan dan dukungan selama proses magang berlangsung.

3. Bapak Ir Iskandar Lutfi MT, selaku ketua jurusan yang telah membantu dalam menyetujui proposal dalam proses pendaftaran kerja praktik magang.

(4)

iii 4. Ibu Dewi Permata Sari, ST., MKOM, selaku ketua prodi yang telah membantu dalam menyetujui proposal pendaftaran magang sekaligus arahan yang diberikan.

5. Seluruh karyawan bagian Instrumen Pak Syarif, Pak Didin, Pak Dwi, Pak Asep, Pak Rustam, Pak Erlangga yang sudah memberikan bimbingan, pengetahuan, pengalaman, serta hiburannya selama Kerja Praktek.

6. Seluruh staff dan karyawan di kantor Departemen Gedung Instrumen III (P-IV)

7. Semua pihak yang telah membantu penulis selama Kerja Praktek di PT.

PUPUK SRIWIDJAJA.

8. Teman-teman seperjuangan saya yang telah memberikan dukungan serta semangat dan pengalaman untuk selalu berpikir lebih baik dalam hal apapun.

9. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu, penulis menerima saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun, sehingga laporan penulis selanjutnya dapat menjadi lebih baik.

Palembang, 30 September 2024

Penulis

(5)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR...vi

DAFTAR TABEL...vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 2

1.4. Tujuan dan Manfaat ... 2

1.4.1. Tujuan ... 2

1.4.2. Manfaat ... 3

1.5. Tempat dan Pelaksanaan ... 3

1.6. Metode Penulisan ... 3

1.7. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II MATERI LAPORAN ... 6

2.1. Umum ... 6

2.1.1. Sekilas Perusahaan ... 6

2.1.2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan ... 8

2.1.3. Profil Pabrik ... 10

2.1.4. Sistem Manajemen ... 16

2.1.5. Struktur Departemen Operasi dan Pemeliharaan II ... 20

2.2. Uraian Tugas Khusus ... 22

2.2.1. Pengertian Instrumentasi... 22

2.2.2. Steam Turbine Compressor ... 22

2.2.3. Protection System Shutdown ... 23

2.2.4. Solenoid Valve ... 24

(6)

v

2.2.5. Pressure Switch ... 26

2.2.6. Level Switch ... 27

2.2.7. Limit Switch ... 31

2.2.8. Contactor Relay ... 33

2.2.9. Pengertian 103-J Synthetic Gas Compressor ... 34

2.2.10. Sistem Interlock pada 103-J Syntethic Gas Compressor ... 35

2.2.11. Input Analog ... 35

2.2.12. Prinsip Kerja sistem Interlock pada Kompresor 103-J ... 37

2.2.13. Kesimpulan ... 37

2.2.14. Saran ... 38

BAB III PENUTUP ... 39

3.1. Daftar Pustaka ... 39

3.2. Lampiran ... 40

(7)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Grup Pusri ... 7

Gambar 2.2 Pusri I (1963 - 1986) ... 11

Gambar 2.3 Pusri II (1974 - 2017) ... 11

Gambar 2.4 Pusri III ... 12

Gambar 2.5 Pusri IV ... 12

Gambar 2.6 Pusri I B ... 13

Gambar 2.7 Pusri II B ... 14

Gambar 2.8 NPK Fusion ... 15

Gambar 2.9 NPK Fusion II ... 15

Gambar 2.10 Sistem Manajemen PT Pupuk Sriwidjaja ... 20

Gambar 2.11 Struktur Bagan Departemen Operasi dan Pemeliharaan II ... 21

Gambar 2.12 Steam Turbine Compressor ... 23

Gambar 2.13 Solenoid Valve ... 24

Gambar 2.14 Pressure Switch ... 26

Gambar 2.15 Level Switch ... 27

Gambar 2.16 Limit Switch ... 31

Gambar 2.17 Contactor Relay ... 33

Gambar 2.18 Schematic Diagram 103-J Compressor ... 34

Gambar 2.19 Steam Turbine Compressor ... 34

Gambar 2.20 Ladder Diagram Interlock 103-J Compressor ... 36

Gambar 3.1 Steam Turbine Compressor ... 40

Gambar 3.2 Compressor JLP (Low Press) ... 41

Gambar 3.3 Compressor JHP (High Press) ... 41

Gambar 3.4 Control Turbine ... 41

Gambar 3.5 Turbine Trip Valve ... 42

Gambar 3.6 Solenoid Valve ... 42

Gambar 3.7 Annuciator Alarm ... 42

(8)

vii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Input Analog pada Sistem Interlock...42

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Politeknik merupakan salah satu Pendidikan Tinggi yang meluluskan lulusan yang siap kerja terampil dan jujur. Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang di didik menerapkan teori dan praktik dari kegiatan di bangku kuliah. Untuk melaksanakan ini maka diperlukan kegiatan yang bersifat lapangan. Guna mencapai tujuan ini mahasiswa diwajibkan mengikuti program Kerja Praktik (KP) yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya pada semester 5 untuk memenuhi kurikulum yang telah ada.

Kerja Praktik (KP) adalah suatu bentuk pelatihan atau kerja sama antara pihak perusahaan dengan lembaga instansi seperti perguruan tinggi yang dimana calon tenaga ahli atau mahaasiswa dapat melakukan Kerja Praktik di lapangan guna mengetahui kemajuan teknologi yang ada di suatu perusahaan, memahami sistem, dan lingkungan kerja pada perusahaan tersebut, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam penerapan teori dan praktik yang telah diteima selama proses perkuliahan. Kerja Praktik (KP) kali ini dilaksanakan di salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu di PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG.

Kemajuan teknologi semakin berkembang seiring dengan perkembangan zamannya. Dan juga banyak diaplikasikan pada kehidupan sehari-harinya. Bagi dunia perindustrian, kemajuan teknologi ini sangat membantu dalam jangka waktu yang singkat. Berbagai macam bentuk kemajuan teknologi yang telah diciptakan. Salah satu nya Synthetic Gas Compressor 103-J. PT Pupuk Sriwidjaja merupakan salah satu industri yang menerapkan kemajuan teknologi ini. PT Pupuk Sriwidjaja atau PUSRI merupakan perusahaan penghasil pupuk urea. Perusahaan ini dapat menghasilkan pupuk urea dengan jumlah ribuan ton setiap harinya, dengan

(10)

2 ammonia sebagai bahan utamanya. Pabrik yang dimiliki PUSRI terbagi menjadi 4 bagian yaitu P I-B, P II-B, P III dan P IV, masing-masing pabrik memiliki bagian yang sama. Sesuai pada judul, penulis akan membahas tentang Interlock System pada 103-J Synthetic Gas Compressor di PUSRI IV.

Interlock system pada 103-J Syntetic Gas Compressor merupakan sistem pengaman yang sengaja dibuat untuk mengamankan alat ketika terjadi suatu trouble yang disebabkan kegagalan mekanis, tekanan yang abnormal, tekanan oli yang tidak stabil dan lain-lain. Terdapat beberapa jenis switch pada sistem ini seperti level switch dan pressure switch. Sistem ini akan otomatis mematikan kompresor apabila salah satu masalah tersebut terjadi.

1.2. Rumusan Masalah

4.1 Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan penulis bahas adalah Sistem Interlock pada 103-J Syntethic Gas Compressor di Unit Ammonia Pusri IV PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

1.3. Batasan Masalah

Batasan dari Kerja Praktik ini adalah :

1. Menghindari pembahasan yang terlalu panjang dan meluas, Penulis memberi batasan permasalahan yang akan dibahas yaitu menjelaskan bagaimana cara kerja sistem interlock pada kompresor 103-J di unit Ammonia Pusri IV.

2. Tidak membahas keseluruhan pada bagian turbin dan kompresor.

1.4. Tujuan dan Manfaat 1.4.1. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah:

1. Mempelajari secara langsung beberapa alat instrumentasi yang ada di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

(11)

3 2. Mempelajari bagaimana sistem keamanan pada turbin

kompresor 103-J Pusri IV PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 1.4.2. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan laporan kerja praktik ini adalah:

1. Dapat menambah wawasan ilmu mengenai 103-J Synthethic Gas Compressor Pusri IV PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

2. Dapat mengetahui Sistem Interlock pada kompresor 103-J pada PT Pupuk Sriwidjaja.

3. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung tentang dunia kerja dalam industri secara nyata.

1.5. Tempat dan Pelaksanaan

Kerja Praktik ini dilaksanakan Pada:

Tempat : PT PUPUK SRIWIDJAJA Pelaksanaan : 1 Juli – 30 September 2024 1.6. Metode Penulisan

Dalam penulisan Laporan Kerja Praktik (KP) ini dilakukan dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Metode Wawancara

Metode ini adalah salah satu metode yang dilakukan dengan cara pengumpulan data informasi melalui wawancara atau tanya jawab dengan karyawan atau staf PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG.

2. Metode Literature

Metode literature dilakukan dengan cara mempelajari buku kuliah, panduan manual Perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja dan berbagai sumber lainnya.

3. Metode Observasi

(12)

4 Metode observasi merupakan kegiatan yang dilakukan di lapangan yang dilaksanakan 3 bulan mulai dari 1 Juli sampai dengan 30 September 2024

1.7. Sistematika Penulisan

Agar lebih sistematis dan mudah dimengerti dalam penulisan, maka Penulis membagi dalam beberapa bagian Bab sebagai Berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang Kerja Praktik (KP), rumusan masalah, tujuan dan manfaat kerja praktik, waktu dan tempat kerja praktik, metode penyusunan laporan, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN UMUM

Pada bab ini berisikan mengenai Sejarah singkat Perusahaan, tugas, fungsi dan struktur organisasi di PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang teori pendukung yang berhubungan dengan judul laporan ini sebagai dasar dalam membahas pokok permasalahan yang akan dibahas.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas tentang bagaimana Sistem Kerja Interlock pada Kompresor 103-J Pusri IV PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG.

(13)

5

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan yang didapat dari pembahasan laporan kerja praktik serta saran yang berguna untuk masukan bagi Pembaca dan PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG itu sendiri.

(14)

6 BAB II

MATERI LAPORAN 2.1. Umum

2.1.1. Sekilas Perusahaan

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang didirikan sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24 Desember 1959 di Palembang Sumatera Selatan, dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja (Persero). Pusri memulai operasional usaha dengan tujuan utama untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di industri pupuk dan kimia lainnya. Sejarah panjang Pusri sebagai pelopor produsen pupuk nasional selama lebih dari 50 tahun telah membuktikan kemampuan dan komitmen kami dalam melaksanakan tugas penting yang diberikan oleh pemerintah.

Selain sebagai produsen pupuk nasional, Pusri juga mengemban tugas dalam melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain yang berkaitan dengan industri pupuk.

Pusri bertanggung jawab dalam melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah Indonesia.

Penjualan pupuk urea non subsidi sebagai pemenuhan kebutuhan pupuk sektor perkebunan, industri maupun eksport menjadi bagian kegiatan perusahaan yang lainnya diluar tanggung jawab pelaksanaan Public Service Obligation (PSO).

Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan industri pupuk nasional, Pusri telah mengalami berbagai perubahan dalam manajemen dan wewenang yang sangat

(15)

7 berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Sejak tanggal 18 April 2012, Kementerian BUMN meresmikan PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai nama induk perusahaan pupuk yang baru, menggantikan nama PT Pusri (Persero).

PT Pupuk Indonesia (persero) merupakan pemegang saham utama dan pengendali Pusri dengan kepemilikan sebesar 99,9998%.

Sementara entitas pemilik akhir dari Pupuk Indonesia adalah Pemerintah Republik Indonesia yang memiliki seluruh (100,00%) saham PT Pupuk Indonesia (Persero). Hingga saat ini Pusri secara resmi beroperasi dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan tetap menggunakan brand dan merek dagang Pusri.

Gambar 2.1 Struktur Grup Pusri

(16)

8 2.1.2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan

2.1.2.1. Visi

Menjadi Perusahaan Agroindustri Unggul di Asia 2.1.2.2. Misi

• Menyediakan produk dan solusi agroindustri yang terintegrasi

• Memberikan nilai tambah kepada stakeholders secara berkelanjutan

• Mendukung pencapaian kemandirian pangan dan kemakmuran Negeri

Perilaku seluruh insan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang berasal dan timbul dari nilai-nilai Perusahaan, sehingga untuk menetapkan standar tata perilaku mengacu pada Core Values Perusahaan yang ada dalam SK/DIR/391/2020 tanggal 30 November 2020 tentang Visi, Misi, Core Values Dan Kompetensi Inti PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Dalam Surat Keputusan Direksi tersebut ada 6 (enam) Core Values Perusahaan yang mengadopsi Nilai-nilai Utama Sumber Daya Manusia BUMN sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Keenam Core Values tersebut adalah ”AKHLAK” (Amanah – Kompeten – Harmonis – Loyal – Adaptif – Kolaboratif) yang menjadi dasar prinsip bagi seluruh insan perusahaan dalam bertindak dan berperilaku atau dengan kata lain sebagai Panduan Perilaku, dengan uraian sebagai berikut :

PANDUAN PERILAKU DAN CORE VALUES

(17)

9 2.1.2.2.1. Amanah

Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.

Panduan Perilaku:

• Memenuhi janji dan komitmen

• Bertanggung jawab atas tugas, keputusan, dan tindakan yang dilakukan

• Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika 2.1.2.2.2. Kompeten

Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.

Panduan Perilaku :

• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.

• Membantu orang lain belajar

• Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik 2.1.2.2.3. Harmonis

Saling peduli dan menghargai perbedaan. Panduan Perilaku :

• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.

• Suka menolong orang lain

• Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

2.1.2.2.4. Loyal

Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Panduan Perilaku:

• Menjaga nama baik sesama karyawan, pimpinan, BUMN, dan Negara.

• Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

• Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan etika.

(18)

10 2.1.2.2.5. Adaptif

Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan. Panduan Perilaku:

• Cepat Menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.

• Terus- menerus melakukan perbaikan mengikuti Perkembangan teknologi.

• Bertindak Proaktif 2.1.2.2.6. Kolaboratif

Membangun kerja sama yang sinergis. Panduan Perilaku:

• Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.

• Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.

• Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

2.1.3. Profil Pabrik

Semua fasilitas produksi yang kami operasikan mencerminkan semangat kami dalam penerapan revitalisasi, konversi energi dan industri hijau

Pembangunan fasilitas pabrik dari PUSRI I, II, III, IV, V dan IB dilakukan secara bertahap. Masing-masing pabrik dibangun dengan perencanaan matang sesuai dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia dan untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional yang terus meningkat.

(19)

11 Gambar 2. 2 Pusri I (1963 - 1986)

Pusri I merupakan simbol dari tonggak sejarah industri pupuk di Indonesia. Dibangun di atas lahan seluas 20 hektar, PUSRI I adalah pabrik pupuk pertama di Indonesia yang dibangun pada tanggal 14 Agustus 1961 dan mulai beroperasi pada tahun 1963 dengan kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton amonia per tahun. Saat ini peran Pabrik PUSRI I sudah digantikan oleh PUSRI IB karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang sudah menurun.

Gambar 2. 3 Pusri II (1974 - 2017)

Pusri II merupakan pabrik tertua yang dioperasikan oleh Pusri, dibangun tahun 1974 dan masih dioperasikan hingga tahun 2017.

(20)

12 Gambar 2. 4 Pusri 3

Proses perencanaan PUSRI III telah dimulai ketika pemerintah meresmikan operasional PUSRI II sebagai langkah antisipasi meningkatnya kebutuhan pupuk. Sebagai tindak lanjut dari keputusan pemerintah, tepat pada tanggal 21 Mei 1975 Menteri Perindustrian M Jusuf telah meresmikan Pemancangan Tiang Pertama pembangunan Pabrik Pusri III.

Pabrik Pusri III memiliki kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia per hari atau 330.000 setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik ton setahun.

Gambar 2. 5 Pusri IV

Melalui Surat Keputusan No.17 tanggal 17 April 1975, Presiden Republik Indonesia telah menugaskan kepada Menteri Perindustrian untuk segera mengambil langkah-langkah persiapan

(21)

13 guna melaksanakan pembangunan pabrik Pusri IV. Pada tanggal 7 Agustus 1975 awal pembangunan PUSRI IV. Pemancangan tiang pertama pembangunan pabrik PUSRI IV dilakukan di Palembang oleh Menteri Perindustrian M Jusuf tanggal 25 Oktober 1975.

Pusri IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas produksi yang sama dengan PUSRI III dengan kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia sehari, atau 330.000 metrik ton setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik ton setahun.

Gambar 2. 6 Pusri I B

Pabrik PUSRI IB merupakan pabrik yang dibangun sebagai pengganti pabrik PUSRI I yang telah dinyatakan tidak efisien lagi.

Tanggal 15 Januari 1990 merupakan Early Start Date untuk memulai kegiatan Process Engineering Design Package. Tanggal 1 Mei 1990 merupakan effective date dari pelaksanaan pembangunannya dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 22 Desember 1994. PUSRI IB memiliki kapasitas produksi 446.000 ton amonia per tahun dan 570.000 ton urea per tahun. Pabrik ini menerapkan teknologi proses pembuatan amonia dan urea hemat energi dengan efisiensi 30% lebih hemat dari pabrik-pabrik PUSRI yang ada.

Ruang lingkup Pusri IB mencakup satu unit pabrik amonia berkapasitas 1.350 ton per hari atau 396.000 ton per tahun. Satu unit

(22)

14 pabrik urea berkapasitas 1.725 ton per hari atau 570.000 ton per tahun dan satu unit utilitas, offsite dan auxiliary.

Gambar 2. 7 Pusri II B

Pabrik Pusri II-B menggantikan Pabrik Pusri-II yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Pabrik Pusri II-B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology untuk Pabrik Amonia dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai Co Licensor untuk Pabrik Urea. Selain ramah lingkungan juga hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU/Ton Amonia dan 21,18 MMBTU/Ton Urea. Jika dibandingkan dengan Pabrik Pusri II (existing) yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24 MMBTU/Ton Amonia dan 36.05 MMBTU/Ton Urea maka akan dihemat pemakaian gas sebesar 14,87 MMBTU per ton urea.

Pabrik Pusri IIB memliki kapasitas terbesar dibandingkan pabrik lainnya, kapasitas Pabrik Amonia 2.000 ton /hari (660.000 ton/tahun) dan kapasitas Pabrik Urea 2.750 ton/hari (907.500 ton/tahun).

(23)

15 Gambar 2. 8 NPK Fusion

Pabrik NPK Fusion resmi beroperasi sejak Tahun 2016.

Pabrik ini memiliki kapasitas desain sebesar 100.000 ton per tahun.

Pabrik NPK Fusion dibangun sebagai diversifikasi usaha produk pupuk majemuk. Pupuk NPK sendiri merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara Nitrogen (N), Phosfat (P) dan Kalium (K) yang dibutuhkan tanaman dan berfungsi untuk meningkatkan hasil pertanian maupun perkebunan. Penggunaan pupuk NPK ini sejalan dengan program Pemerintah dalam pemupukan berimbang yang menggunakan pupuk majemuk spesifik komoditi dan spesifik lokasi sehingga lebih efisien, tepat guna dan ramah lingkungan.

Gambar 2. 9 NPK Fusion II

Pabrik NPK Fusion II merupakan salah satu bagian dari program revitalisasi industri pupuk yang resmi beroperasi sejak Tahun 2018. Pabrik ini memiliki kapasitas desain sebesar 2 x

(24)

16 100.000 ton / tahun dan dibangun dengan menggunakan teknologi Steam Fused Granulation. Pembangunan Pabrik NPK Fusion II ini merupakan komitmen dan tanggung jawab PUSRI dalam membantu konservasi lahan pertanian di Indonesia dan diharapkan akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan industri pupuk nasional.

2.1.4. Sistem Manajemen

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) memiliki sistem manajemen yang terstruktur dan berfokus pada efisiensi, keselamatan, dan keberlanjutan. PUSRI dipimpin dan dikelola oleh figur berintegritas, siap bergotong-royong menginovasi PUSRI untuk mencapai kemajuan berkelanjutan dan berkontribusi untuk ketahanan pangan.

2.1.4.1. Struktur Organisasi Direksi dan Komisaris

Struktur organisasi Pusri terdiri dari:

• Direktur Utama: Bertanggung jawab atas keseluruhan operasi dan strategi perusahaan.

• Direktur Operasi: Mengawasi semua aspek produksi dan memastikan efisiensi serta kualitas produk.

• Direktur Keuangan dan Umum: Mengelola keuangan perusahaan, termasuk perencanaan anggaran dan laporan keuangan.

• Direktur Manajemen Risiko: Mengidentifikasi dan mengelola risiko yang dapat mempengaruhi perusahaan.

• Komisaris: Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat strategis kepada direksi.

(25)

17 2.1.4.2. Tim Manajemen

Setiap direktur dibantu oleh tim manajemen yang terdiri dari manajer dan staf yang memiliki tanggung jawab spesifik dalam berbagai fungsi, seperti produksi, pemasaran, dan sumber daya manusia.

2.1.4.3. Sistem Manajemen Pengamanan

Pusri menerapkan Sistem Manajemen Pengamanan yang telah mendapatkan sertifikasi Gold. Sistem ini mencakup:

• Audit Keamanan: Melakukan audit secara berkala untuk memastikan semua prosedur keamanan diikuti.

• Pelatihan Keamanan: Memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai prosedur keamanan dan tanggap darurat.

• Pengawasan Berkelanjutan: Memastikan adanya pengawasan yang ketat terhadap semua aktivitas yang berpotensi menimbulkan risiko keamanan.

2.1.4.4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pusri berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Ini mencakup:

• Program K3: Mengimplementasikan program kesehatan dan keselamatan yang komprehensif.

• Pelatihan K3: Menyelenggarakan pelatihan rutin untuk karyawan mengenai praktik keselamatan kerja.

Audit K3: Melakukan audit untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap standar K3 dan melakukan perbaikan jika diperlukan.

2.1.4.5. Manajemen Risiko

Manajemen risiko di Pusri meliputi:

(26)

18

• Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi risiko yang mungkin mempengaruhi operasional, termasuk risiko finansial, operasional, dan reputasi.

• Analisis Risiko: Melakukan analisis untuk menilai dampak dan kemungkinan terjadinya risiko.

• Mitigasi Risiko: Mengembangkan rencana mitigasi untuk mengurangi dampak risiko yang teridentifikasi.

2.1.4.6. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Pusri aktif dalam program CSR yang mendukung masyarakat dan lingkungan. Beberapa inisiatif CSR meliputi:

• Program Makmur: Pendampingan kepada petani untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian.

• Konservasi Lingkungan: Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan dari proses produksi, termasuk penggunaan teknologi ramah lingkungan.

• Kegiatan Sosial: Berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang mendukung pendidikan dan kesehatan masyarakat.

2.1.4.7. Inovasi dan Pengembangan Teknologi

Pusri berinvestasi dalam inovasi untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk. Ini mencakup:

• R&D: Penelitian dan pengembangan untuk menciptakan produk pupuk yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

• Adopsi Teknologi Baru: Mengimplementasikan teknologi terbaru dalam proses produksi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.

2.1.4.8. Inovasi dan Pengembangan Karyawan

Pusri memprioritaskan pengembangan karyawan melalui:

(27)

19

• Program Pelatihan: Menyediakan pelatihan berkelanjutan dalam berbagai bidang untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan.

• Pengembangan Karir: Menawarkan kesempatan bagi karyawan untuk berkembang dalam karir mereka melalui promosi dan penugasan baru.

2.1.4.9. Sistem Manajemen Mutu

Pusri juga menerapkan sistem manajemen mutu yang memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang tinggi. Ini mencakup:

• Sertifikasi ISO: Memperoleh sertifikasi ISO untuk memastikan bahwa proses produksi memenuhi standar internasional.

• Pengawasan Kualitas: Melakukan pengujian dan pengawasan kualitas secara berkala untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

2.1.4.10. Komunikasi Internal dan Eksternal

Pusri menjaga komunikasi yang baik di dalam maupun di luar organisasi. Ini mencakup:

• Rapat Rutin: Melakukan rapat rutin untuk memastikan semua tim berada pada jalur yang sama dan berbagi informasi penting.

• Transparansi: Menyediakan informasi yang jelas dan transparan kepada pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham dan masyarakat.

(28)

20 Gambar 2. 10 Sistem manajemen PT Pupuk Sriwidjaja

2.1.5. Struktur Departemen Operasi dan Pemeliharaan II

Pabrik PUSRI III pada Departemen Operasi dan Pemeliharaan II termasuk dalam kompartemen Strategic Unit Business Unit Jasa Pelayanan Pabrik dimana tugasnya untuk melayani kebutuhan pabrik baik internal maupun eksternal yang langsung dibawahi oleh Bapak Filius Yuliandi selaku Direktur Operasi dan Produksi.

Departmen ini membawahi 3 Bagian instrumen, yakni bagian Pabrik PUSRI III pada Departemen Operasi dan Pemeliharaan II termasuk dalam kompartemen Strategic Unit Business Unit Jasa Pelayanan Pabrik dimana tugasnya untuk melayani kebutuhan pabrik baik internal maupun eksternal yang langsung dibawahi oleh Bapak Filius Yuliandi selaku Direktur Operasi dan Produksi. Departmen ini membawahi 3 Bagian instrumen, yakni bagian Instrumen I, Instrumen II dan instrumen III. Departemen Instrumen PUSRI III dibawahi oleh Instrumen P-III yang berintegrasi dengan bagian Instrumen P-III dan Bengkel Instrumen & Elektronika. Bagan Struktur Departemen Operasi dan Pemeliharaan II dapat digambarkan sebagai berikut :

(29)

21 Proses perencanaan PUSRI III telah dimulai ketika pemerintah meresmikan operasional PUSRI II sebagai langkah antisipasi meningkatnya kebutuhan pupuk. Sebagai tindak lanjut dari keputusan pemerintah, tepat pada tanggal 21 Mei 1975 Menteri Perindustrian M Jusuf telah meresmikan Pemancangan Tiang Pertama pembangunan Pabrik Pusri III. Pabrik Pusri III memiliki kapasitas produksi 1.100 metrik ton amonia per hari atau 330.000 setahun dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik ton setahun.

KOMPARTEMEN SBU JASA PELAYANAN PABRIK

DAPERTEMENT BENGKEL DAN ALAT

BERAT

DAPERTEMENT OPERASI DAN PEMELIHARAAN I

DAPERTEMENT OPERASIDAN PEMELIHARAAN II

BAGIAN LISTRIK I

BAGIAN LISTRIK II

BAGIAN LISTRIK III

BAGIAN BENGKEL LISTRIK

BAGIAN INSTRUMEN I

BAGIAN INSTRUMEN II

BAGIAN INSTRUMEN III DAPERTEMENT

BISNIS DAN KEUANGAN JPP

Gambar 2. 11 Struktur Bagan Departemen Operasi dan Pemeliharaan II

(30)

22 2.2. Uraian Tugas Khusus

2.2.1. Pengertian Instrumentasi

Instrumentasi adalah sebuah teknologi dari penggunaan sebuah perangkat untuk mengukur dan mengendalikan sifat-sifat fisis dan kimia dari suatu bahan. Definisi diatas memperjelas bahwa dalam instrumentasi terdapat dua kegiatan yang merupakan prinsip dasar instrument yaitu mengukur dan mengendalikan. Dimana kualitas hasil pengukuran akan sangat menentukan hasil dari pengendalian.

Sistem instrumentasi ini merupakan kebutuhan dasar dalam membangun sebuah sistem proses peralatan produksi, berbagai jenis informasi dari sistem instrumentasi memastikan kelengkapan data produksi, sehingga dapat diketahui cara efisiensi yang maksimal.

Pada kedua proses prinsip dasar instrumentasi tersebut ada dua variabel yang menjadi tolak ukur yaitu variabel fisis dan variabel kimia. Bentuk-bentuk variabel fisis dan kimia yang dipakai untuk dasar pengukuran dan pengendalian pada bidang instrumentasi meliputi :

• Suhu (temperature)

• Tekanan (pressure)

• Kecepatan aliran (flow)

• Ketinggian cairan (level)

2.2.2. Steam Turbine Compressor

Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin (Apriandi, R., & Mursadin, A. 2016).

Kompresor adalah mesin yang berfungsi untuk memampatkan atau menaikkan tekanan udara atau fluida gas atau memindahkan fluida gas dari suatu tekanan statis rendah ke suatu keadaan tekanan statis yang lebih tinggi. Udara atau fluida gas yang dihisap kompresor biasanya

(31)

23 adalah udara/fluida gas dari atmosfer walaupun banyak pula yang menghisap udara/fluida gas spesifik dan bertekanan lebih tinggi dari atmosfer, dalam hal ini kompresor berfungsi sebagai penguat. Adapula kompresor yang menghisap udara/fluida yang bertekanan lebih rendah daripada tekanan atmosfer yang biasa disebut pompa vakum (Maulani dkk., 2023).

Gambar 2.12. Steam Turbine Compressor

(Sumber : https://www.machinio.com/listings/70201196-steam-turbine-compressor)

Kompresor turbin uap adalah suatu perangkat yang digunakan dalam proses industri yang melibatkan uap untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi. Prinsip kerjanya adalah menggunakan energi dari uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin, yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan kompresor.

2.2.3. Protection System Shutdown

Protection System Shutdown adalah mekanisme keamanan yang dirancang untuk menghentikan operasi suatu sistem secara otomatis dalam situasi darurat atau ketika parameter operasional tertentu

(32)

24 terlampaui. Sistem ini bertujuan untuk melindungi peralatan, data, dan keselamatan pengguna dari kerusakan atau bahaya yang lebih besar.

2.2.4. Solenoid Valve

Gambar 2.13 Solenoid Valve

(Sumber: https://caramesin.com/solenoid-valve-adalah/)

Solenoid valve adalah katup yang memanfaatkan kumparan agar dapat dikendalikan oleh arus listrik. Komponen ini mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik dengan memanfaatkan peristiwa elektromagnetik yang terjadi pada kumparan. Solenoid valve yang paling umum memiliki dua saluran, namun ada juga yang memiliki tiga atau lebih saluran yang digunakan untuk mengganti arah aliran dan mencampurkan output. Aplikasi dari komponen seringkali ditemukan pada sistem fluida, seperti sistem hidrolik, sistem pneumatik dan lain sebagainya.

2.2.4.1. Jenis-Jenis Solenoid Valve

Jenis Selonoid Valve bisa dikelompokkan berdasarkan beberapa faktor, yaitu berdasarkan jumlah saluran, berdasarkan kondisi normal dan berdasarkan prinsip kerjanya. Berikut adalah jenis-jenis Solenoid valve:

a. 2-Way Solenoid Valve

(33)

25 Jenis ini hanya memiliki 2 saluran, yaitu saluran masuk dan saluran keluar. Terdapat tanda panah pada body valve ini untuk menandai arah aliran. Jenis ini hanya digunakan untuk membuka dan menutup aliran fluida.

b. 3-Way Solenoid Valve

Jenis selanjutnya memiliki 3 saluran. Jenis ini dapat berpindah antara dua sirkuit atau mencampurkan dua sirkuit atau melakukan keduanya secara bergantian. Solenoid valve 3 saluran ini bisa digunakan lebih variatif dibanding 2 saluran, bisa membuka, menutup, mendistribusikan atau mencampur fluida.

c. Normally Closed Solenoid Valve

Jenis Normally Closed (NC) memiliki kondisi tertutup saat tak ada aliran listrik mengalir padanya. Ketik dialiri listrik dan terjadi medan magnet pada kumparan, maka plunger akan ditarik oleh medan magnet tersebut dan mendorong pegas, penutup pun akan terbuka seiring pergerakan plunger. Ketika listrik dimatikan dan kumparan tidak mendapat aliran listrik, maka medan magnet akan menghilang. Karena ada pegas tadi, plunger akan didorong oleh gaya pegas dan kembali ke posisi semula.

d. Normally Open Solenoid Valve

Normally Open (NO) kebalikan dari Normally close, kondisi awal dari jenis ini adalah terbuka. Dengan prinsip kerja yang sama, katup akan menutup ketika ada aliran listrik masuk ke kumparan dan akan kembali ke posisi semula ketika tidak ada aliran listrik. Jenis ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan katup terbuka dalam waktu yang lama, sehingga bisa menghemat penggunaan listrik.

e. Bi-Stable Solenoid Valve

Ada juga jenis solenoid valve yang kondisi awalnya tergantung pada kondisi terakhir dia mendapatkan aliran listrik yang disebut dengan bi-stable solenoid valve. Jenis ini tidak

(34)

26 menggunakan pegas untuk mengembalikan plunger ke posisi awal.

2.2.5. Pressure Switch

Gambar 2.14. Pressure Switch

(Sumber : https://www.valvesonline.com.au/assets/full/PSM.jpg?20210309030745

Pressure switch adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengontrol tekanan dalam suatu sistem. Ketika tekanan mencapai atau melebihi tingkat tertentu, pressure switch akan mengaktifkan atau menonaktifkan fungsi tertentu atau memberikan sinyal ke sistem kontrol.

2.2.5.1. Jenis- Jenis Pressure Switch

Pressure switch dapat dikategorikan berdasarkan cara kerjanya, bahan yang digunakan, atau aplikasinya. Berikut adalah beberapa jenis pressure switch yang umum digunakan:

a. Pressure Switch Mekanik

Pressure switch mekanik menggunakan komponen mekanis seperti pegas dan diafragma untuk mendeteksi tekanan. Ketika tekanan mencapai tingkat tertentu, elemen mekanis akan mengubah posisi kontak, mengaktifkan atau menonaktifkan perangkat.

b. Pressure Switch Elektronik

(35)

27 Pressure switch elektronik menggunakan sensor elektronik dan sirkuit untuk mendeteksi tekanan. Teknologi ini memungkinkan pengukuran yang lebih presisi dan dapat diintegrasikan dengan sistem kontrol otomatis.

c. Pressure Switch Digital

Pressure switch digital memberikan pengukuran tekanan yang lebih akurat dengan output digital. Ini memungkinkan integrasi yang lebih mudah dengan sistem kontrol berbasis komputer.

2.2.5.2. Prinsip Kerja Pressure Switch

Tipikal pressure switch memiliki piston dengan satu sisi yang terkena tekanan fluida. Sisi lainnya biasanya dalam tekanan atmosfer. Gaya yang diberikan oleh tekanan fluida dilawan oleh gaya dari pegas yang telah dimuat sebelumnya. Area permukaan yang bersentuhan dengan fluida dan konstanta pegas dirancang dengan cermat sehingga piston hanya bergerak ketika tekanan tertentu tercapai. Pegas sudah dikompresi sebelumnya oleh sekrup setpoint. Sekrup setpoint disesuaikan untuk mengatur tekanan aktivasi lebih tinggi atau lebih rendah.

2.2.6. Level Switch

Gambar 2.15. Level Switch

(Sumber : https://ritmindustry.com/upload/items/52/52748.jpg)

(36)

28 Level Switch atau sakelar level digunakan untuk mendeteksi level cairan atau bubuk, atau antarmuka antara cairan. Pengukuran level ini ditunjukkan melalui tindakan pengalihan elektrik. Level Switch dapat digunakan sebagai perangkat alarm atau sebagai sakelar kontrol, menyalakan atau mematikan sesuatu, seperti pompa, atau mengirim sinyal ke aktuator katup. Yang membuat level switch istimewa adalah switch tersebut memiliki keluaran yang dialihkan dan dapat berupa elektromekanis, baik yang biasanya terbuka atau biasanya tertutup.

2.2.6.1. Jenis-Jenis Level Switch a. Float Level Switch

Float Level Switch adalah jenis sakelar level yang paling banyak digunakan. Float Level Switch dipasang atau mengambang di atas media yang akan diindera. Misalkan mengambang di atas cairan. Setiap kali pelampung berada dalam posisi lurus atau di atas posisi lurus, itu berarti levelnya tepat. Sekarang, anggaplah pelampung berada di bawah posisi lurus. Ini berarti level telah turun dan karena itu, sakelar akan mengubah output listriknya.

b. Diaphragm Level Switch

Sakelar level diafragma terdiri dari diafragma di dalam modul yang naik dan turun sesuai dengan tekanan media yang diterapkan.

Jika level naik, maka diafragma akan bergerak ke atas oleh media dan menyebabkan penurunan tekanan di bawah permukaan, sehingga mengubah output listrik. Jika levelnya turun, maka diafragma akan bergerak ke bawah oleh media dan menyebabkan peningkatan tekanan di bawah permukaan, mengubah output listrik. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan adalah gaya yang bekerja untuk sakelar ini.

c. Capacitive Level Switch

Capacitive Level Switch bekerja berdasarkan kapasitansi.

Mirip dengan kapasitor, sakelar ini memiliki elektroda berinsulasi yang berperan sebagai pelat pertama, dan dinding

(37)

29 tangki (elektroda referensi) berperan sebagai pelat kedua.

Kapasitansi di antara keduanya divariasikan oleh ketinggian level media. Saat level berubah, kapasitansi bervariasi, demikian pula output listrik.

d. Conductivity Level Switch

Conductivity Level Switch bekerja mirip dengan sakelar tingkat kapasitansi. satu-satunya perbedaan adalah sakelar ini bekerja berdasarkan resistansi. Mirip dengan teori probe yang disebutkan sebelumnya, variasi resistensi di antara keduanya (berdasarkan level media) memvariasikan output listrik. Ini akan bekerja hanya jika media memiliki konduktivitas, yang menyebabkan hambatan listrik.

e. Displacer Level Switch

Displacer level switch bekerja berdasarkan prinsip perubahan berat. Displacer digunakan, yang merupakan jenis pelampung yang sangat berat, yang digantung oleh pegas.

Ketika level media menyentuh displacer dan menenggelamkannya, karena gaya apung, berat displacer dibandingkan dengan media yang bekerja akan berkurang. Hal ini melepaskan tekanan pegas dan mengubah output listrik.

f. Inductive Level Switch

Sakelar level induktif bekerja berdasarkan prinsip radiasi elektromagnetik dan arus eddy. Sakelar ini menggunakan rangkaian resonansi osilator yang menggunakan kumparan magnet inti, untuk menghasilkan medan elektromagnetik yang kuat. Ketika medan ini mendeteksi media, ia menghasilkan arus eddy yang menurunkan amplitudo osilasi. Hal ini mengubah output listrik.

g. Vibrating Fork Level Switch

Vibrating Fork Level Switch bekerja berdasarkan prinsip getaran. Sakelar ini menggunakan garpu yang bergetar oleh

(38)

30 mekanisme internal setiap saat. Ketika garpu ini bersentuhan dengan media, tingkat getaran berubah. Hal ini mengubah output listrik.

h. Radar And Laser Level Switch

Sakelar Level Radar dan Laser adalah sakelar non-kontak yang memancarkan sinar radar ultraviolet dan gelombang mikro untuk memancarkan dan memantulkan gelombang. Gelombang menyentuh permukaan media dan memantulkan kembali ke pemancar. Kemudian, alat ini menghitung jarak atau ketinggian media dengan menghitung waktu yang diperlukan untuk mengirim dan menerima, serta kecepatan gelombang.

Kecepatannya akan konstan, tetapi waktu akan bervariasi. Hal ini akan mengubah output listrik.

i. Optical Level Switch

Optical level switch mirip dengan sensor radar;

perbedaannya, cahaya optik dipancarkan alih-alih gelombang.

Cahaya ditransmisikan dan diterima kembali dalam struktur prisma berbentuk kerucut. Ini berarti bahwa cahaya tidak akan berjalan sampai ke media, tetapi akan terkurung dalam suatu struktur. Apabila tidak ada media dalam struktur ini, maka cahaya akan dipantulkan kembali. Jika ada media, maka cahaya tidak akan dipantulkan kembali. Hal ini mengubah output listrik.

j. Paddle Type Level Switch

Ini adalah konsep yang sangat sederhana dan bekerja berdasarkan gerakan dayung. Dayung dipasang di bawah pengaturan sensor, yang digerakkan oleh motor listrik kecil. Jika tidak ada media apa pun, dayung akan berputar bebas. Jika ada media yang bersentuhan, maka akan diperlukan lebih banyak tenaga untuk menggerakkan dayung. Bisa juga terjadi bahwa dayung akan berhenti berputar. Perubahan rotasi ini memvariasikan output listrik.

(39)

31 2.2.7. Limit Switch

Gambar 2.16. Limit Switch

(Sumber : https://in.element14.com/productimages/large/en_US/22AC9270-40.jpg)

Limit Switch merupakan unit elektromekanis yang terdiri dari aktuator yang terhubung secara mekanis ke rangkaian kontak. Saat objek bergerak menuju dan bersentuhan dengan aktuator, sakelar batas melakukan kontak untuk membuat atau memutus sambungan listrik.

Sakelar batas mekanis terdiri dari lengan aktuator terpasang yang mengoperasikan serangkaian kontak listrik saat lengan terlepas.

2.2.7.1. Prinsip Kerja Limit Switch

Pengoperasian otomatis suatu mesin membutuhkan penggunaan sakelar batas yang dapat diaktifkan oleh gerakan mesin. Sakelar batas digunakan untuk mengubah gerakan mekanis mesin ini menjadi sinyal listrik untuk mengganti sirkuit. Posisi pengoperasian sakelar batas adalah tempat sakelar batas berubah dari kondisi normal (NO atau NC) ke kondisi operasinya. Posisi pelepasan adalah tempat kontak berubah dari kondisi operasinya ke kondisi normalnya.

2.2.7.2. Jenis-Jenis Limit Switch a. Level Type Limit Switch

Dalam kasus sakelar batas tipe tuas, lengan penggerak adalah batang yang terhubung ke poros tuas yang bebas

(40)

32 berputar ketika batang dislokasi. Ketika batang penampil gaya dilepas, poros tuas dikembalikan ke keadaan normalnya dengan pegas kembali. Poros tuas memiliki roller yang dipasang di bagian bawahnya, yang memutar kursi goyang saat mengubah posisinya dari sisi kanan ke sisi kiri. Tindakan mekanis mengoperasikan satu lebih banyak kontak yang dipasang di sisi lain sakelar batas seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Kontak listrik mungkin terbuka atau tertutup pada awalnya. Tindakan aktuator dan lengan tuas membawanya dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Oleh karena itu, sakelar batas yang biasanya terbuka akan ditutup dan saat diaktifkan dan sakelar tertutup akan terbuka saat digerakkan.

b. Push Type Limit Switch

Pada sakelar batas tipe dorong pada gambar di atas, kontak dioperasikan dari penekanan lengan tuas kontak.

Berdasarkan jenis geraknya, limit switch diklasifikasikan sebagai Rotary Motion dan Linear Motion

Rotary Motion Limit Switch

Ini dioperasikan dengan memutar poros. Setelah poros mencapai sejumlah putaran atau sudut setel, sakelar akan diaktifkan. Sakelar batas putar lebih disukai di mana penyesuaian batas perjalanan sering diperlukan. Dalam beberapa aplikasi, ada kebutuhan untuk tetap aktuator dan kontak dalam keadaan yang sama bahkan setelah target dipindahkan. Perlu menerapkan gaya untuk mengembalikan aktuator ke keadaan normal.

Linear Motion Limit Switch

Ini mendeteksi dan perubahan kontak dipicu oleh gerakan linier. Dalam hal ini, setelah sakelar batas dipasang, hanya

(41)

33 sedikit penyesuaian yang dapat dilakukan dengan menyesuaikan posisi tuas.

2.2.8. Contactor Relay

Gambar 2.17. Contactor Relay

(Sumber : https://hissmekano.blob.core.windows.net/raw/5111702.jpg)

Kontaktor relay secara umum adalah perangkat yang digunakan untuk mengendalikan atau memutus aliran listrik dalam sirkuit, terutama pada arus atau tegangan tinggi. Fungsinya mirip dengan sakelar otomatis yang bekerja berdasarkan sinyal listrik. Saat koil pada kontaktor diberi tegangan, medan magnet yang dihasilkan akan menarik kontak sehingga menghubungkan atau memutuskan arus listrik ke perangkat lain, seperti motor atau sistem daya besar.

Kontaktor banyak digunakan dalam sistem otomatisasi industri untuk mengontrol berbagai perangkat listrik yang memerlukan pengendalian jarak jauh atau otomatis, seperti motor listrik, pemanas, dan penerangan.

(42)

34 2.2.9. Pengertian 103-J Synthetic Gas Compressor

Gambar 2.18. Schematic Diagram 103-J Compressor

103-J Syntetic Gas Compressor merupakan jenis kompresor aksial multi stage impeller yang terdiri dari 2 casing yaitu JLP dan JHP serta recycle atau feedback. Kompresor ini berfungsi sebagai pengompresi tekanan synthetic gas didalam Impeller kompresor itu sendiri akibat putaran tinggi Impeller multi stage yang digerakkan oleh Steam Turbine. Synthethic dari Methanator bertekanan masuk ke suction kompresor.

Gambar 2.19. Steam Turbine Compressor

(43)

35 2.2.10. Sistem Interlock pada 103-J Syntethic Gas Compressor

Sistem interlock merupakan sistem pengaman yang sengaja dibuat untuk mengamankan suatu alat ketika terjadi suatu trouble.

Pada 103-J syntethic gas Compressor, sistem interlock digunakan untuk mengamankan kompresor apabila terjadi abnormal system pada level lube oil, level seal oil, level 104f, level 105f, axial shaft position turbine. Atau bisa saja diamankan oleh operator dengan menekan tombol emergency shutdown.

2.2.11. Input Analog

Input Analog pada interlock, dapat diukur dan dibaca nilainya menggunakan transmitter dan sensor. Lalu hasil pengukurannya akan dibandingkan dengan setpoint yang telah ditentukan dari masing masing interlock. Berikut input analog yang digunakan pada interlock 103-J Synthethic Gas Compressor.

NO NAME TAG DESCRIPTION STANDART ACTION

1 HLS-109 HI LEVEL 104 F 80% TRIP HI LEVEL

2 HLS-111 HI LEVEL 105 F 80% TRIP HI LEVEL

3 LPA-125 LOW LUBE OIL 0.85 KG/CM2 TRIP

4 LLA-192 LOW LEVEL SEAL OIL TANK 25% TRIP

5 LLA-193 LOW LEVEL SEAL OIL TANK 25% TRIP

6 EMERGENCY BUTTON

MANUAL SHUTDOWN OPEN TRIP

Tabel 2.1 Input Analog pada Sistem Interlock

(44)

36 Gambar 2.20. Ladder Diagram Interlock 103-J Compressor

Pada tabel diatas, apabila level pada 104 F diatas setpoint (80%) maka level switch akan closed dan menyebabkan kompresor (103-J Synthetic Gas Compressor) trip. Apabila level switch mendeteksi level pada 105 F melewati setpoint (80%) maka level switch akan closed dan menyebabkan kompresor trip. Ketika pressure switch pada LPA-125 mendapatkan tekanan kurang dari

(45)

37 0.85 Kg/Cm2 maka kompresor akan trip. Apabila low level seal oil tank pada LPA-192 mendeteksi dibawah 25% maka level switch akan closed dan menyebabkan kompresor trip. Sama seperti LPA- 192, level switch LPA-193 akan closed dan menyebabkan kompresor trip. Emergency Button merupakan tombol yang ditekan secara manual dan hanya akan digunakan apabila kompresor tidak trip secara otomatis.

2.2.12. Prinsip Kerja sistem Interlock pada Kompresor 103-J

Pada kompresor 103-J, dibutuhkan steam untuk menggerakkan turbin. Steam yang diperlukan untuk menggerakan turbin, disalurkan melalui control valve. Control valve tersebut membutuhkan control oil agar bisa membuka maupun menutup, dimana pengontrolan oli tersebut dikontrol oleh solenoid valve. Terdapat beberapa sensor yang dapat men-trigger solenoid valve tersebut. Sensor tersebut bersifat seperti gerbang OR yang mana akan otomatis mengaktifkan solenoid valve ketika ada 1 syarat terpenuhi. Contohnya pada LPA- 125, kondisi normal pressure oil adalah 2,6 kg/cm2, pada kondisi tersebut pressure switch akan open. Apabila tekanan turun dibawah 0,85 kg/cm2 akan membuat kondisi pressure switch menjadi closed serta men-trigger solenoid valve untuk menutup sehingga tekanan control oil yang masuk ke control valve akan menjadi 0 dan menyebabkan control valve menutup.

2.2.13. Kesimpulan

Sistem interlock shutdown pada turbin kompresor adalah mekanisme keselamatan yang secara otomatis menghentikan operasi turbin jika terdeteksi kondisi abnormal yang dapat menyebabkan kerusakan atau risiko keselamatan. Sistem ini memastikan bahwa turbin kompresor hanya beroperasi dalam batasan yang aman, dengan mengaktifkan shutdown ketika terjadi tekanan dan level

(46)

38 fluida yang melampaui batas aman. Selain itu, sistem ini juga mendeteksi masalah mekanis seperti getaran berlebih, ketidakseimbangan rotor, atau kegagalan sistem pelumasan. Kondisi operasional yang tidak stabil, seperti gangguan pada pasokan gas atau uap, juga dapat memicu interlock shutdown. Dengan adanya sistem ini, risiko kerusakan peralatan dan kecelakaan dapat diminimalkan, sehingga menjaga keandalan operasi dan keselamatan di lingkungan kerja.

2.2.14. Saran

Untuk memastikan keefektifan sistem interlock shutdown pada turbin kompresor, beberapa saran yang dapat diterapkan yaitu:

Pemeriksaan dan Pemeliharaan Rutin

Sistem interlock shutdown harus diperiksa dan diuji secara berkala untuk memastikan fungsinya tetap optimal. Pemeliharaan preventif juga diperlukan untuk mengidentifikasi potensi masalah sebelum terjadi kegagalan.

Memantau Indikator Secara Berkala

Memantau indikator secara berkala untuk memastikan kejadian di lapangan sesuai dan tetap pada setpoint yang ditentukan.

Dokumentasi dan Evaluasi Kejadian Shutdown

Setiap kejadian shutdown harus didokumentasikan dengan baik dan dianalisis untuk memahami penyebabnya, serta untuk mengambil langkah perbaikan guna mencegah terulangnya kejadian serupa.

(47)

39 BAB III

PENUTUP 3.1. Daftar Pustaka

PT Pupuk Sriwidjaja, “PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) | Sekilas

Perusahaan,” Pusri.Co.Id. 2024, [Online].

Available: https://pusri.co.id/id/about/profile, diakses pada 23 September 2024.

PT Pupuk Sriwidjaja, “Visi dan Misi,” Pusri.Co.Id. 2024,[Online].

Available: Tentang Kami - PUSRI, diakses pada 23 September 2024.

PT Pupuk Sriwidjaja, “Profil Pabrik,” Pusri.Co.Id. 2024,[Online].

Available: Tentang Kami - PUSRI, diakses pada 23 September 2024.

PT Pupuk Sriwidjaja, “Identitas Perusahaan,” Pusri.Co.Id. 2024,[Online].

Available: Tentang Kami - PUSRI, diakses pada 23 September 2024.

PT Pupuk Sriwidjaja, “Sistem Manajemen,” Pusri.Co.Id. 2024,[Online].

Available: Tentang Kami - PUSRI, diakses pada 23 September 2024.

PT Pupuk Sriwidjaja, “Struktur Grub Pusri,” Pusri.Co.Id. 2024,[Online].

Available: Tentang Kami - PUSRI, diakses pada 23 September 2024.

Apriandi, R., & Mursadin, A. (2016). Analisis Kinerja Turbin Uap Berdasarkan Performance Test Pltu Pt. Indocement P-12 Tarjun. Scientific Journal of Mechanical Engineering Kinematika, 1(1), 39

Maulani, I. S., Abidin, Z., Setiawan, T., & Abidin, Z. (2023). ANALISIS PENGUKURAN GEOMETRIK PADA MESIN DRILLING (BOR) DI SMK MUHAMADIYAH CIMANGGU KABUPATEN CILACAP (Vol. 1, Nomor 1).

(48)

40 Pengertian Solenoid Valve: Fungsi, Jenis beserta Cara Kerjanya.

Caramesian.com. 6 September 2024. https://caramesin.com/solenoid- valve-adalah/

Mengenal Pressure Switch: Teknologi, Fungsi, dan Aplikasinya.

alfa.elektrindo.co.id. 19 Juli 2024. 25 September 2024. Mengenal Pressure Switch: Teknologi, Fungsi, dan Aplikasinya – Alfa Elektrindo

Level Switch Information. www.globalspec.com. 25 September 2024.

Level Switches Selection Guide: Types, Features, Applications | GlobalSpec

Definisi, Cara Kerja, dan Jenis Level Switch. wma.co.id. 25 September 2024. Definisi, Cara Kerja, dan Jenis Level Switch - Wiratama Mitra Abadi (wma.co.id)

Prinsi Kerja, Jenis, dan Aplikasi Limit Switch. wma.co.id. Prinsip Kerja, Jenis, dan Aplikasi Limit Switch - Wiratama Mitra Abadi (wma.co.id)

3.2. Lampiran

Gambar 3.1. Steam Turbine Compressor

(49)

41 Gambar 3.2. Compressor JLP (Low Press)

Gambar 3.3. Compressor JHP (High Press)

Gambar 3.4. Control Turbine

(50)

42 Gambar 3.5. TTV (Turbine Trip Valve)

Gambar 3.6. Solenoid Valve

Gambar 3.7. Annuciator Alarm

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Grup Pusri
Gambar 2. 3 Pusri II (1974 - 2017)
Gambar 2. 5 Pusri IV
Gambar 2. 6 Pusri I B
+7

Referensi

Dokumen terkait