• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERTEKSTUALITAS KISAH KELAHIRAN ISA DALAM QS. MARYAM (19:16-36) DAN YESUS DALAM INJIL LUKAS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "INTERTEKSTUALITAS KISAH KELAHIRAN ISA DALAM QS. MARYAM (19:16-36) DAN YESUS DALAM INJIL LUKAS "

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Dalam kajian ini, penulis mencoba membangun dialog intertekstual kitab suci dengan membahas penggalan-penggalan kisah kelahiran Isa atau Yesus dalam Alquran dan Injil. Padahal, di satu sisi, kisah-kisah dalam Alquran jauh lebih banyak dan panjang, membuat perbedaannya semakin tajam. Ketika membahas kisah kelahiran Isa/Yesus di dalam Al Quran, dimulai dari ketika Maryam diperintahkan oleh Jibril untuk bersandar pada pohon kurma agar Maryam mendapatkan kurma yang masak untuk dimakan ketika dia akan sakit melahirkan.

Sedangkan dalam kitab Lukas, sebagai kitab Injil yang kanonik (dibakukan), beberapa kisah dalam Al-Qur'an tidak ada dalam Injil Lukas. Segala puji hanya milik-Nya, akhirnya karya ini dapat diselesaikan, walaupun masih ada kekurangan disana-sini. Abdul Mustaqim, Ketua Program Studi Al-Qur'an dan Tafsir sekaligus Penasehat Akademik (DPA), yang sudah seperti ayahnya sendiri, meski jarang melakukan konsultasi akademik formal.

Adikku Rahmatullah yang sangat terganggu dengan pekerjaan ini, dan adikku Wakhyu Arif Pambudi, teman kuliah semester akhir, padahal dia munaqosyah pertama. Keluarga besar perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, dimulai dari kepala perpustakaan yang paling edan - Bu Labibah, wakilnya, Bu Khusnul yang paling cantik senyumnya, dan Bu Astuti sebagai pembimbing dan pekerja keras cukup untuk bertanya tentang kemajuan pekerjaan ini. Jika diikuti dengan huruf qamariyah, ditulis al- نارقلا, ditulis al-Qur'an سايقلا, ditulis al-Qiyas.

Latar Belakang Masalah

Sebagai realitas teks, pendekatan Al-Qur'an dan Bibel dengan pendekatan linguistik atau linguistik sangat diperlukan. Dalam tradisi Islam, Amin al-Khuli-lah yang pertama kali menetapkan al-Qur’an sebagai kitab sastra terbesar (kitab al-arabiyya al-akbar)3, artinya sebelum melangkah mempelajari al-Qur’an harus dianggap sebagai sastra suci teks. Oleh karena itu, untuk memahami Al-Qur'an secara relatif, kita harus menggunakan pendekatan sastra (al-manhaj al adābi)4.

2 Dalam kajian ini, penulis memandang kitab suci yaitu Al-Qur’an dan Injil sebagai realitas tekstual yang pada hakekatnya tidak bisa dihindari. 6Abdul Mustaqim, Dinamika Historis Tafsir Al-Qur'an: Kajian Mazhab dari Masa Klasik, Abad Pertengahan, hingga Kontemporer Modern, (Yogyakarta: Adab Press, 2012), hlm. Dapat dilihat bahwa selain teks kitab suci, Al-Qur'an dan Injil juga termasuk dalam ruang dan waktu sehingga terkait dengan ruang sejarah, terutama memasuki ruang yang disebut bahasa, termasuk segala perlengkapannya. di dalamnya.

Berangkat dari kenyataan tersebut, penulis akan membahas salah satu surat Al-Qur'an yaitu surat ke-19 - QS. Dalam Al-Qur'an, kisah Isa atau Yesus terdapat dalam beberapa surat seperti QS. Sebagai tokoh yang diriwayatkan dalam Alquran dan Injil, sosok Isai/Yesus selalu menjadi topik yang tidak akan habis-habisnya diperbincangkan, terutama di kalangan masyarakat Islam dan Kristen.

Tidak dapat disangkal bahwa bahasa kitab suci, termasuk Al-Qur'an dan Injil, penuh dengan simbol dan metafora (majaz). Ketika membaca dua kitab suci, yaitu Al-Qur'an dan Injil, secara dialogis - interaksi tentu merupakan hal yang wajar, apalagi ketika membahas kisah kelahiran Yesus - kedua kitab suci yang berbeda ini tentu akan berinteraksi. Karena yang memiliki persamaan teologis dengan Al-Qur'an adalah Yesus sendiri19, dalam iman Kristen (sebagai wahyu Tuhan bahwa nuzul menjadi kata (Yunani: λόγος/logos) dan menjadi daging; sering juga disebut "Anak Manusia").

Terlepas dari persoalan teologis yang kompleks tersebut, penulis hanya ingin memfokuskan pada bagaimana Al-Qur'an dan Injil sebagai kitab suci hidup dan menjadi pedoman/petunjuk bagi masing-masing komunitas, yaitu komunitas Islam dan Kristen. Meskipun ada banyak ketidaksepakatan yang berbeda tentang hal ini, terutama ketika memeriksa apakah Isa tekstual dalam Al-Qur'an adalah Yesus dari Perjanjian Baru atau Alkitab.

Rumusan Masalah

Dari pemaparan di atas, penelitian ini akan mengkaji lebih dalam struktur kisah kelahiran Isa/Yesus dalam QS.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Telaah Pustaka

Ibnu Katsir, Tafsir al-Jalalain Jalal al-Din as-Suyuthi dan al-Mahalli, Fi Zhilal al-Qur'an Sayyid Qutb, al-Mizan fi Tafsir al-Qur'an Thabathab'i, Tafsir al-Azhar oleh Hamk, dll. . 27. Hadits Nuzul Isa Al-Masih Dalam Pandangan Ahmadiyah Lahore (Kajian Pemikiran Maulana Muhammad Ali). Isa ibn Maryam” dalam hadits ia pahami secara metaforis, yaitu kehadiran Mirza Ghulam Ahmad (yang memiliki sifat-sifat Isa ibn Maryam) dan diposisikan sebagai muhaddas (nabi dalam artian bahasa, penerima berita).28 3.

Tesis ini mengangkat kisah Yusuf dalam Surat Yusuf dalam Al-Qur'an dengan mengambil teori dari kajian post-strukturalisme Ian Richard Netton, dalam tesis ini Nurul membandingkan struktur interteks Surat Yusuf dengan kisah Yusuf dalam Taurat ( Wasiat 27Baca karya Karel Steenbrink, Nabi Isa dalam Al Qur'an: An Outsider Interpretation of the Qur'an, (Yogyakarta: Suka Press bekerjasama dengan Baitul Hikmah Press Moh. Meskipun ia mengutip beberapa bagian dalam Taurat yang sejalan dengan cerita tentang Yusuf dalam Al-Qur'an, Nurul tidak membahas keduanya secara mendalam karena ia hanya terfokus pada kisah Yusuf dalam Al-Qur'an untuk menerapkan teori Ian Richard Netton untuk mengidentifikasi ciri-ciri arketipe, teolog dan tokoh-tokohnya. fungsi, kemudian menceritakan kembali kisah tersebut dan mencoba menginterpretasikan simbol-simbol yang terdapat dalam kisah Yusuf agar dapat dikaji secara semiotik.

Skripsi Muhammad Allajji berjudul “Struktur dan Semiotika Surat Hud (Strukturalisme dan Analisis Semiotik dalam Al-Qur’an)”. Tesis ini mengkaji tentang Kulit huruf secara mendalam dengan menggunakan teori strukturalisme dengan menggunakan teori semiotik Roland Barthes dan kemudian menganalisis Kulit huruf secara mikro dan makro. 30Nurul Istiqomah, "Struktur dan Semiotika Kisah Nabi Yusuf: Pendekatan Pasca Strukturalisme Surat Yusuf", Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, 2012.

31Muhammad Allajji, “Struktur dan Semiotika Surat Hud: Strukturalisme dan Analisis Semiotika dalam Al-Qur’an”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, 2014. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan “intertekstualitas” Angelika Neuwirth . teori untuk menganalisis struktur bangunan kisah kelahiran Isa/Yesus dalam QS. Sumber utama penelitian ini terutama Al-Quran al-Karim dan Injil.

Salah satu tulisannya yang menonjolkan intertekstualitas adalah "Bacaan Al-Qur'an tentang Mazmur" dalam The Qur'an in Context: Historical and Literary Research in a Qur'anic Setting. Sumber sekunder penelitian ini adalah buku-buku tafsir yang membahas tentang kisah kelahiran Isa/Yesus baik dari Al Quran maupun Injil, majalah, artikel yang berkaitan dengan kisah kelahiran Isa/Yesus baik dari Islam maupun Kristen.

Sistematika Pembahasan

Kemudian mensintesiskan perbedaan dan persamaan dari cerita yang sama dalam dua teks yang berbeda. Bab keempat memberikan ikhtisar perbandingan intertekstual terperinci dan melihat sintesis perbedaan dan persamaan dalam kisah kelahiran Yesus/Yesus dari dua tradisi kitab suci.

KESIMPULAN

Maryam ayat 33 yang artinya “Dan aku akan diberi kemakmuran pada hari kelahiranku, pada hari kematianku dan pada hari kebangkitanku.” Pada ayat pertama terlihat bahwa secara tekstual Al-Qur'an mencoba menjelaskan tiga episode atau bagian dari kehidupan Isa/Yesus secara keseluruhan. Tiga episode atau bagian dari kehidupan Isa/Yesus yang terdapat dalam Al-Qur'an sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang digambarkan dalam Bibel atau Perjanjian Baru, namun dengan sejarah yang lebih detail dibandingkan dengan Al-Qur'an.

Jika menelusuri Injil sinoptik, tidak sulit untuk menemukan catatan dari Injil Matius, Markus, dan Lukas yang memulai kisah Yesus/Yesus dari episode kelahiran atau silsilah Yesus/Yesus, karya-karyanya, kematian/penyaliban kebangkitannya (yang biasanya mengakhiri cerita dalam Injil). Berawal dari percampuran dua kisah yang sama namun berbeda, kitab suci ini memberikan pemahaman bahwa kisah kelahiran Yesus/Yesus tidak memiliki perbedaan yang berarti antara keduanya sehingga menimbulkan kontroversi di antara kedua komunitas tersebut. Akan berbanding terbalik dengan kisah kematian dan kebangkitan Yesus yang dalam tradisi Islam dan Kristen memiliki perbedaan sehingga menimbulkan kontroversi.

Pertama, pada penggalan dua surat tersebut - dialog yang terjadi antara malaikat (sebagai utusan Tuhan) dan Maryam (ibu dari Isa/Yesus). Kedua, Isa/Yesus lahir tanpa ayah biologis dan lahir atas izin atau kehendak Yang Maha Kuasa. Selain itu, penulis juga menemukan beberapa riwayat unik Al-Qur'an yang berbeda dengan Injil Lukas dan tidak terdapat dalam Injil Lukas.

Pertama riwayat Al-Qur'an Maryam bersandar pada pohon kurma ketika dia sakit sebelum melahirkan anaknya, kemudian Jibril mendorongnya untuk menggoyangkan kurmanya sehingga kurma yang sudah matang jatuh ke Maryam, sehingga Maryam bisa makan dan makan. sungai juga mengalir di bawahnya. Tak disangka, Isa/Yesus kemudian dapat berbicara kemudian membela ibunya dan menjelaskan siapa dirinya, yaitu sebagai hamba Allah yang diberi kitab (Injil) untuk menjadi seorang nabi. Allah, "dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari kematianku, dan pada hari kebangkitanku."

Sehingga penulis membuat kesimpulan bahawa tidak perlu memasukkan riwayat-riwayat seperti yang dikemukakan oleh al-Quran. Apa yang menjadi ciri Injil Lukas ialah apabila ia memanggil Isa/Yesus sebagai "Anak Tuhan".

SARAN

Maria/Maryam dan Kelahiran Yesus/Yesus” dalam Sharing About Maryam: Views of the Qur'an and Bible, ed. Dinamika Sejarah Tafsir Al-Qur'an: Survei Mazhab dari Periode Klasik, Abad Pertengahan hingga Modern Kontemporer. Bacaan Al-Qur'an tentang Mazmur" dalam Al-Qur'an dalam Konteks: Penyelidikan Sejarah dan Literasi ke dalam Milieu Al-Qur'an.

Kritik Teks: Pengantar Teks Asli Kitab Suci Ibrani (Perjanjian Lama)” dalam Menjawab The. Muhamed Allajji, "Struktur dan Semiotika Surat Hud (Strukturalisme dan Analisis Semiotik dalam Al-Qur'an)", tesis Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Hibah Dalam Hukum Islam Kata Hibah berasal dari bahasa Arab ةبه kata ini merupakan mashdar dari kata بهو yang berarti pemberian.2 Apabila seseorang memberikan harta miliknya kepada