• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISALOGI YESUS DALAM ISLAM

N/A
N/A
Margareta Tias

Academic year: 2024

Membagikan "ISALOGI YESUS DALAM ISLAM "

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ISALOGI

YESUS DALAM ISLAM

(2)

Nama Yesus dalam Islam

Nama yang dipakai dalam Islam untuk menyebut Yesus adalah ‘Îsâ.

Dalam menyebut nama ‘Îsâ, dan nama nabi- nabi lainnya, biasanya umat Islam

menambahkan gelar penghormatan alay-hi salâm

Nama ‘Îsâ muncul 25 kali dalam al-Qur’ân.

Kebanyakan nama dalam surah-surah

Medina (Q. 2; 3; 4; 5; 9; 33; 57; 61). Hanya 5 kali dalam surah-surah Mekah (Q. 6; 19; 23;

42; 43

(3)

Anak Maryam

Nama itu dikaitkan dengan ibunya, Maryam.

Jadilah kemudian: ‘Îsâ ibn Maryam.

Nama ‘Îsâ Putra Maryam muncul 23 kali dalam al-Qur’ân, 16 kali muncul secara lengkap

sebagai ‘Îsâ ibn Maryam, dan 7 kali hanya sebagai Ibn Maryam.

Perlu diingat bahwa Injil hanya satu kali

menyebut Yesus sebagai anak Maria (Mk. 6:

3).

(4)

Al-Masih

Nama lain untuk menyebut Yesus adalah Al- Masih - 11 kali dalam al-Qur’ân, dalam surah-surah Medina, tanpa definisi atau penjelasan.

Beberapa ahli tafsir: nama ini berarti

‘menyentuh’ dalam arti ‘Îsâ yang

sentuhannya bebas dari cacat dan cela; Atau

‘berjalan’, karena ‘Îsâ memang dilukiskan sebagai pribadi yang banyak melakukan perjalanan dan peziarahan.

“Ambillah ‘Îsâ sebagai teladanmu!” kata al- Ghazalî (1111).

(5)

Hamba

Tiga kali al-Qur’ân memakai kata Hamba (‘Abd) untuk menyebut Yesus.

Kiranya ini dapat dibandingkan dengan nama Ibrani ‘Ebed, seperti yang muncul misalnya dalam kitab Yesaya (Yes. 42: 1).

Nama Hamba memiliki nuansa yang mendalam, yaitu terkait dengan sikap taat dan pasrah menyerah

(6)

Nabi - Rasul

Yesus sering disebut Nabi bersama dengan nabi-nabi lain, akan tetapi hanya sekali

disebut sebagai Nabi sendirian (Q. 19: 30).

Seorang nabi adalah seorang utusan (rasul) yang mendapat tugas khusus dari Allah,

serta memperoleh bekal berupa Kitab yang memuat Wahyu Allah (Zabur, Taurat, Injil, dan al-Qur’ân).

Ada 28 Nabi dalam al-Qur’ân

Mengenai sebutan Rasul, al-Qur’ân hanya memakai 10 kali dalam kaitannya dengan Yesus

(7)

Sabda

Yesus juga disebut Sabda (Q. 3: 45 dan 4: 171).

Sebutan ini mengacu pada kenyataan bahwa

‘Îsâ lahir tidak karena hasil hubungan

suami-istri, tetapi karena Sabda Allah kun fa-yakun: Jadi maka jadilah!

Keberadaan Yesus dengan demikian dapat dibandingkan dengan keberadaan Adam yang juga ada berkat sabda kun fa-yakun!

Namun perlu dicatat bahwa ini tak ada

kaitannya dengan apa yang dikatakan dalam Yoh. 1: 1 sebagai Logos

(8)

Roh - Tanda

Sebutan lain dalam al-Qur’ân untuk Yesus adalah Roh.

7 kali sebutan ini dipakai. Kiranya ini senada dengan proses penciptaan Adam, “Aku telah meniupkan ke dalamnya RohKu!”

Yesus disebut pula dengan nama ‘Tanda’. Ada 3 ayat al-Qur’ân yang mengatakan tentang

hal ini (Q. 19: 21; 21: 91; 23: 50). ‘Îsâ menjadi

’tanda’ tidak hanya untuk umat Israel, tetapi juga untuk seluruh dunia

(9)

Nama-nama lain yang dipakai untuk menyebut Yesus, yaitu ‘Gambaran’ (Q. 43: 57; 43: 59),

Saksi’ (Q. 4: 159; 5: 117), ‘Rahmat’ (Q. 19:

21), ‘Yang Terhormat’ (Q. 3: 45), ‘Yang Dekat dengan Allah’ (Q. 3: 45), ‘Yang

Saleh’ (Q. 3: 46), dan ‘Yang Terberkati’ (Q.

19: 31).

Jadi ada 16 nama yang dipakai dalam al- Qur’ân untuk menyebut Yesus.

(10)

Maryam

Maryam adalah satu-satunya wanita yang disebut dengan ‘nama diri’ di dalam al- Qur’ân.

Wanita-wanita lain memang disebut, tetapi

tanpa nama, seperti Istri Nuh, Istri Lot, Istri Firaun, Istri Imran, Istri Zachariah, dan

Ratu Sheba.

Maria mendapat kedudukan istimewa dari wanita lain di dunia (Q. 3: 42).

Menurut para ahli tafsir, nama Maryam berarti

‘Yang Berserah’, atau ‘Yang Melayani’

(11)

Al-Qur’ân memakai nama Maryam 34 kali, sementara di PB hanya 19 kali. Namun,

layak dicatat bahwa, dari 34 kali itu, 23 kali dipakai dalam kaitannya dengan ‘Putra

Maryam’. Seperti ‘Îsâ, Maryam juga menjadi tanda bagi dunia (Q. 21: 91). Roh Allah

dihembuskan pula kepada Maryam (Q. 19:

17; 21: 91

(12)

Sabda, Hukum, Karya, Mukjizat Isa

3: 49 Sesungguhnya aku telah datang

kepadamu dengan membawa suatu tanda dari Tuhanmu …… dan aku menyembuhkan orang yang buta ……., yang berpenyakit kusta; dan menghidupkan orang mati …..

(Bdk. Yoh. 3: 49; Mt. 11: 5)

3: 50 Dan membenarkan Taurat yang datang

sebelumnya, dan untuk menghalalkan bagimu sebagai yang telah diharamkan untukmu …..

(Bdk. Mt. 5: 17)

(13)

5: 117 Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka, kecuali apa yang Engkau

perintahkan kepadaku, yaitu: Sembahlah

Allah, Tuhanku dan Tuhanmu …….… Ini juga dikatakan dalam Q. 5: 72.

(Bdk. Yoh. 20: 17, dan Yoh. 17: 12)

(14)

Al-Quran – Injil

Ajaran ‘Îsâ seputar hubungan antar manusia:

penekanan akan sikap rendah hati,

perhatian kepada kaum fakir, ketulusan, dan kebenaran bertindak.

Berkenaan dengan hubungan manusia-Allah:

terlihat dalam sikap penyerahan diri,

ketekunan dalam menempuh perjalanan kepada Allah, iman, taqwa, dan

kewaspadaan.

(15)

Hukum

Hukum mendapat tekanan kuat dalam al- Qur’ân.

Dalam hal ini ’Isâ dipandang sebagai nabi yang melengkapi dan menyempurnakan Taurat, yaitu mengembalikan aturan Taurat pada semangat awalnya (bdk. Mt. 5: 17 dan Q. 3:

50)

(16)

Karya Yesus

Dalam kaitannya dengan karya Yesus, al-Qur’ân menunjukkan dengan jelas peran ‘Îsâ

sebagai pembuat mukjizat atas diri orang- orang yang sakit.

Mukjizat sendiri, dalam Islam, diterima sebagai tanda kenabiannya (bdk. Q. 5: 109-110 dan Q. 3: 49

(17)

Isa kecil

Al-Qur’ân juga berbicara tentang ‘Îsâ kecil (5 tahun) yang membuat mainan burung dari tanah liat, dan menjadikannya terbang

seperti layaknya seekor burung.

Kisah ini mengingatkan kita pada dalam Injil Apokrif (Injil Masa Kanak-kanak Yesus)

(18)

Hidangan

Kisah tentang ‘hidangan’ dalam al-Qur’ân (Q. 5:

112-114). Beberapa Orientalis berpendapat bahwa kisah berikut ini menunjuk pada

peristiwa penggandaan roti, Ekaristi serta Perjamuan Terakhir.

Penekanan al-Qur’ân: Allah sebagai pelaku utama mukjizat. ‘Îsâ dapat melakukan

mukjizat hanya karena Ia memperoleh ijin dari Allah (bdk. Q. 13: 38) Bandingkan Yoh.

5: 30: pengakuan Yesus bahwa Ia tak dapat berbuat apa-apa …. selain karena kehendak Dia yang mengutusNya

(19)

Kedatangan Muhammad?

Q. 7: 157: ‘[Mereka yaitu] orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi, yang

namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil ….’

Q. 61: 6: ‘Dan ingatlah ketika ‘Îsâ Putra Maryam berkata, “Hai Bani Israel,

sesungguhnya aku adalah utusan Allah

kepadamu, membenarkan kitab yang turun sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang rasul

yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad!” ….’

(20)

Dua kutipan tersebut dapat dibandingkan dengan Ulangan 18: 15, 18-19 tentang

nubuat akan kedatangan Sang Mesias, dan Yoh. 14: 25 & Yoh 15: 26-27 tentang nubuat akan kedatangan Roh Penghibur (Parakletos) Islam menyatukan Mesias dan Roh Penghibur

dalam gagasan tentang Muhammad sebagai Nabi ummi (tidak dapat membaca dan

menulis  menerima wahyu langsung dari Allah, tidak ada intervensi dari pihaknya, maka al-Qur’ân murni Sabda Allah)

(21)

Kaum Orientalis: kata ummî tidak menunjuk pada pengertian ‘ketidakmampuan untuk membaca dan menulis’, melainkan al-nabi al-ummî berarti ‘the prophet of the

community (ummah)’, sementara Bell

mengartikannya sebagai ‘belonging to the community

Bahasa Arab untuk parakletos adalah ahmad

(22)

Isa disalib?

Q. 4: 157-158 Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, ‘Îsâ putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak

membunuhnya dan tidak menyalibnya (mâ

salabû-hu), tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Îsâ bagi

mereka ………

Q. 19: 33 Dan kesejahteraan, semoga

dilimpahkan kepadaku, pada aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali

(23)

Kisah tradisional

Saat itu ada pengkhianatan ‘Îsâ oleh Yudas, dan setelah ditangkap, ‘Isâ dipersiapkan untuk dibunuh dengan cara disalib. Tetapi awan gelap lalu turun menutupi segala

sesuatu, dan Allah mengirim ‘Îsâ untuk melindungi serta menyelamatkannya,

sementara Yudas diambil untuk disalibkan!

Allah selanjutnya membuat ‘Îsâ mati selama 3 jam, dan kemudian Allah mengangkatnya!

(24)

Kemudian ‘Îsâ datang kembali ke dunia; dan selanjutnya ia mengalami kematian di akhir masa hidup setelah kedatangannya yang

kedua itu. Dan pada akhir jaman, ‘Îsâ akan dibangkitkan!

‘Îsâ disalibkan dan setelah beberapa waktu, ia masih hidup. Ia kemudian diturunkan dari salib dan para muridnya lalu

menyembunyikannya di tempat yang tak

terjangkau oleh kaum Yahudi. Selanjutnya ia menampakkan diri kepada para

pengikutnya.

(25)

Masalah

Apakah ‘Îsâ sungguh mati di salib? Apakah ada ‘peran pengganti’ yang menderita

sengsara untuk disalibkan di tempat ‘Îsâ?

Injil Sinoptik mengafirmasi pertanyaan

pertama, dan menegasi pertanyaan kedua.

Pada awal masa kekristenan, ada beberapa kelompok yang meragukan akan kematian Yesus sebagai Sang Putera Allah!

(26)

Injil Apokrif Petrus (abad II)

Yesus diam, sebab [Ia] tidak merasa sakit!

Dan pada akhirnya Yesus berteriak,

“Tenagaku, tenagaku, engkau telah

meninggalkan aku!” Dan sesudah bicara demikian, dia diangkat ke surga!

 

(27)

Injil Apokrif Yohanes (abad II)

Yesus menampakkan diri kepada Yohanes di sebuah gua pada saat penyaliban dan

berkata, “Yohanes, bagi orang banyak di

Yerusalem, saya dianggap sedang disalib dan ditusuk dengan tombak, dan saya diberi

minum empedu dan cuka. Tetapi kepadamu saya mengatakan hal ini! ….. Yesus

selanjutnya berkata, “Maka mereka akan

mengatakan bahwa saya telah menderita …..

telah ditusuk tetapi tidak terpukul, digantung tetapi sebenarnya tidak digantung, dan

mengalirkan darah dari dalam diri saya, tetapi sebenarnya tidak mengalir …!”

 

(28)

Docetisme

Para pengikut aliran Docetisme berpandangan bahwa Yesus, dalam

kepribadianNya, atau sekurang-kurangnya dalam penderitaanNya, hanya ‘kelihatan’

(dokein) secara fisik!

(29)

Pengikut Basilides (abad II)

Para pengikut Basilides (abad ke-2) sempat membuat komentar atas Injil. Menurut

Ireneus (m. 185), Basilides berpandangan bahwa Nous Ilahi nampak dalam wujud

manusia – Yesus. Namun dalam penyaliban, sang Nous Ilahi itu telah berubah rupa

menjadi Simon dari Kirene. Orang-orang Yahudi menangkap Simon dan memakunya pada kayu salib, sementara Yesus

mentertawakan mereka karena kekeliruan mereka

(30)

Pendapat Mani (276)

Menurutnya, anak janda [dari Nain] yang

sempat dihidupkan oleh Yesus (bdk. Lk. 7:

11-17) pada akhirnya dihukum mati sebagai pengganti Yesus. Berkembang pula kisah

bahwa setan – yang berharap akan

penyaliban Yesus – akhirnya justru menjadi korban penyaliban itu sendiri

(31)

Pemikir Islam Modern

Kamel Hussein: gagasan tentang ‘pengganti untuk Yesus’ adalah suatu cara yang sangat kasar untuk menjelaskan teks al-Qur’ân.

Sekarang tidak diikuti lagi. Banyak hal memang harus dijelaskan kepada orang banyak. Teks tersebut harus diartikan

bahwa orang-orang Yahudi beranggapan telah membunuh ‘Îsâ, sementara Tuhan telah mengangkatnya kepadaNya dengan suatu cara yang tak dapat diterangkan. Itu temasuk dalam beberapa misteri yang harus diterima atas dasar iman!

(32)

Trinitas, inkarnasi, keilahian Isa

Al-Warraq berbicara tentang pokok-pokok

gagasan dan pemikiran teologis yang dianut oleh kelompok Kristen Nestorian, Yakobit, dan Melkit, seputar ‘Trinitas’ dan

‘inkarnasi’. Dalam hal ini, ia menyebut ketiga kelompok tersebut sebagai ‘sekte’

Persoalan seputar inkarnasi, Trinitas, dan ke- Ilahi-an Kristus senada dengan persoalan tentang pemahaman al-Qur’ân sebagai

Wahyu Allah. Pokok persoalannya

menyangkut keterkaitan antara Yang Ilahi dan yang manusiawi!

(33)

Akhir Zaman

Q. 3: 55, ….Allah berfirman, “Hai ‘Îsâ,

sesungguhnya Aku akan menyampaikan

kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaKu ….”

Q. 4: 159, ….Dan di hari kiamat nanti, ‘Îsâ itu akan menjadi saksi terhadap mereka ….

Q. 43: 61, …. Dan sesungguhnya ‘Îsâ itu benar- benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat

(34)

Benarkah ‘Îsâ akan datang untuk kedua kali di akhir jaman dan mengadili seluruh umat

manusia?

Al-Qur’ân tidak mengatakan itu dengan

eksplisit. Justru Hadith yang menyinggung soal itu.

Menurut Hadith Sahih al-Bukhari, Nabi Muhammad berkata bahwa pada akhir jaman akan datang seorang hakim, yaitu

‘Îsâ yang akan mengadili umat manusia

(35)

Nurcholis Majid mengatakan bahwa hendaknya kisah ini dipahami sebagai ‘perumpamaan’!

Dan lagi, menurut dia, ini hanya merupakan hadith ahad, sehingga kurang sahih!

Masalah menjadi ruwet karena al-Qur’ân malah mengatakan bahwa ‘Îsâ akan turut diadili

oleh Allah. ‘Îsâ akan dimintai

tanggungjawab-Nya atas perbuatan para

pengikut-Nya yang telah memper-tuhan-kan diri-Nya dan ibu-Nya! (Q. 5: 116-117)

(36)

Kesimpulan

Isa bukanlah anak Allah, tetapi manusia anak Mariam. Ia yang disebut sebagai Nabi,

Rasul, dan mendapat nama-nama lain, tidak mati di kayu salib, dan akan datang kembali di akhir jaman. Isa yang menyampaikan

sabda dan melakukan karya serta mukjizat berkat kekuatan dari Allah, pernah

bernubuat akan kehadiran sosok lain yang bernama Ahmad.

Referensi

Dokumen terkait