Di sisi lain, jumlah penduduk yang besar menjadi beban pemerintah baik dalam pemenuhan kebutuhan hidup primer maupun sekunder. Setiap negara mempunyai kebijakan kependudukan yang berbeda-beda untuk mengatasi permasalahan kependudukan yang dihadapi di negaranya.
KELUARGA BERENCANA
- Pengertian Keluarga Berencana
- Tujuan Keluarga Berencana
- Sasaran Keluarga Berencana
- Metode Keluarga Berencana
- Pasangan PUS Pasangan usia subur
Sasaran langsungnya adalah pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan angka kelahiran melalui penggunaan kontrasepsi secara konsisten. Usia antara 15-49 tahun merupakan usia subur bagi seorang wanita, karena pada rentang usia tersebut kemungkinan seorang wanita melahirkan anak cukup tinggi.
PEMBANGUNAN KELUARGA
Keluarga berencana berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 (Tentang Perkembangan Kependudukan dan Membangun Keluarga Sejahtera) adalah upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat melalui peningkatan usia perkawinan (PUP), kontrasepsi, peningkatan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga. menjadi keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Sesuai dengan penafsiran UUD 1945, khususnya Pasal 28 ayat (1) di atas, negara memberikan kewenangan kepada penyelenggara pemerintahan (khususnya di bidang kependudukan) untuk mengundangkan pada tanggal 29 Oktober Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. 2009, menggantikan undang-undang sebelumnya nomor 10 tahun 1992.
PROGRAM KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA DAN
PENGERTIAN KKBPK
Pengertian Keluarga Berencana (BK) menurut UU No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga merupakan upaya pengaturan persalinan, ruang dan umur lahir, pengaturan kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan kondisi reproduksi. hak untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Bab I Pasal Ayat 8) Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang terbentuk atas dasar perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, mempunyai jumlah anak ideal, maju- mencari, bertanggung jawab. , rukun dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Bab I Pasal Ayat 10).
TUJUAN KKBPK
Latar belakang lahirnya Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Indonesia adalah adanya permasalahan kependudukan. Jumlah kelahiran di Indonesia saat ini berkisar antara 3 hingga 3,5 juta per tahun, sama dengan jumlah penduduk Singapura.
MANFAAT KKBPK
Kegiatan program KKBPK terkait Peningkatan Kesejahteraan Keluarga adalah Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPCS) g. Kegiatan program KKBPK terkait pengelolaan kependudukan meliputi sosialisasi dampak kependudukan, edukasi kependudukan dan penyusunan grand design pengendalian kuantitas dan kualitas kependudukan.
UPAYA KKBPK PENGENDALIAN PENDUDUK Pengaturan kelahiran yang dilaksanakan di Indonesia
Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim dengan cara meremas kedua saluran yang menghasilkan indung telur agar tidak terjadi pembuahan, terbuat dari bahan plastik polietilen, ada yang dililitkan tembaga dan ada pula yang tidak. Implan merupakan alat kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit lengan atas berbentuk kapsul silastik yang fleksibel, dimana setiap kapsulnya mengandung hormon livernorgestril yang dapat mencegah kehamilan. Apabila persalinan setelah 6 minggu dan menstruasi kembali, pemasangan dapat dilakukan kapan saja, namun klien tidak boleh melakukan hubungan seksual atau menggunakan alat kontrasepsi tambahan sampai 7 hari setelah pemasangan.
Apabila klien menggunakan alat kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan alat kontrasepsi implan, maka pemasangannya dapat dilakukan kapan saja, jika klien diyakini tidak hamil atau diduga hamil atau klien telah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya dengan benar. . . Keunggulan MOW antara lain lebih sedikit penyakit dan keluhan dibandingkan metode kontrasepsi lain, umumnya tidak memberikan dampak negatif terhadap kehidupan seksual, lebih ekonomis dibandingkan alat kontrasepsi lain karena prosedurnya permanen, satu kali, pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal, ada tidak ada efek samping dalam jangka panjang. KB suntik adalah alat kontrasepsi berbentuk cairan yang disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara berkala dan mengandung hormon, kemudian masuk ke pembuluh darah dan diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh, berguna untuk mencegah kehamilan.
Merupakan alat kontrasepsi hormonal berupa obat berbentuk pil yang diminum (diminum), mengandung hormon estrogen dan/atau progesteron. Wanita berusia di atas 35 tahun atau yang memiliki kebiasaan merokok berisiko lebih besar terkena penyakit jantung jika menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi. Pil KB merupakan salah satu metode kontrasepsi yang sangat aman dan umumnya tidak menimbulkan efek samping yang serius.
Alat kontrasepsi ini termasuk salah satu yang terpopuler karena praktis digunakan, mudah diperoleh dan juga merupakan satu-satunya alat kontrasepsi yang memiliki fungsi perlindungan ganda. Hal terbaik tentang kondom adalah dapat melindungi Anda dari infeksi menular seksual, termasuk HIV-AIDS.
KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
- PENGERTIAN KAMPUNG KB
- TUJUAN KAMPUNG KB
- SYARAT PEMPENTUKAN KAMPUNG KB
- KRITERIA PEMILIHAN WILAYAH KAMPUNG KB KB
Kampung KB didirikan sebagai upaya penguatan program KKBPK yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat, untuk memudahkan masyarakat memperoleh layanan program KB secara menyeluruh sehingga dapat membangun keluarga yang berkualitas. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, dan swasta berperan memfasilitasi, mendampingi, dan membimbing. Data tersebut berasal dari hasil pendataan keluarga. Data potensi berasal dari hasil pendataan rumah tangga, data potensi desa, dan data catatan sipil yang akan dijadikan dasar dalam menentukan prioritas, tujuan, dan program yang akan dilaksanakan dalam suatu KB. Wilayah desa secara permanen.
Dukungan dan komitmen yang dimaksud adalah dukungan, komitmen dan peran aktif seluruh instansi/satuan kerja khususnya pemerintah Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Kota/Kelurahan dalam memberikan dukungan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan di wilayah tersebut. KB akan menjadi Kota dan pasokan. Partisipasi aktif masyarakat Yang dimaksud dengan partisipasi aktif masyarakat adalah partisipasi dalam pengelolaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan yang akan dilakukan secara berkelanjutan di Kampung KB guna meningkatkan taraf hidup seluruh masyarakat. Jumlah keluarga Sejahtera dan KS 1 (miskin) berada di atas rata-rata keluarga Sejahtera dan KS 1 di tingkat kota/kelurahan dimana kota tersebut berada.
Jumlah peserta KB tersebut berada di bawah rata-rata kinerja peserta KB di tingkat desa/kelurahan dimana desa tersebut berada. Kriteria data, dimana setiap RT/RW mempunyai data keluarga dan peta yang berasal dari hasil pendataan keluarga, data kependudukan dan/atau pencatatan sipil yang akurat. Kriteria program Keluarga Berencana, dimana peserta Keluarga Berencana Aktif dan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) lebih rendah dibandingkan rata-rata kinerja di tingkat desa atau kelurahan.
EVALUASI PROGRAM KKBPK
EVALUASI PROGRAM KESEHATAN
Masukan yang baik akan menghasilkan proses yang baik, proses yang baik akan menghasilkan keluaran yang baik, dan keluaran yang baik akan mempengaruhi hasil yang baik. Dengan kata lain, masukan yang baik menjadi dasar kegiatan yang berkualitas, proses yang baik menjadi dasar keluaran yang berkualitas, dimana kualitas keluaran menjadi dasar dampak yang diharapkan terhadap tujuan.
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
Prosesnya meliputi perencanaan program tahun dan bulan, yang meliputi penetapan sasaran/sasaran, anggaran dan penanggung jawab kegiatan, pengelolaan pelaksanaan program, dan pemantauan atau evaluasi program. Termasuk BKKBN sebagai salah satu badan yang menyelenggarakan pelayanan publik bagi calon penerima KB dan pelayanan informasi KB, oleh karena itu aspek penilaian dimensi kepuasan yang dihasilkan dari lembaga pemberi pelayanan juga berlaku. Tingkat kepuasan pelanggan akan berdampak pada pendapatan institusi dimana masyarakat mempunyai pilihan mengenai di mana mereka ingin mendapatkan produk, program dan layanan (Limakrisna dan Hary Susilo, 2012: 99).
Pelanggan yang mencapai kepuasan dan sangat puas akan bertahan lebih lama, kembali membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan memperbaharui produk yang sudah ada, membicarakan hal-hal baik tentang perusahaan dan produknya, kurang peka terhadap. Menurut Parasuraman, dkk., 1990, terdapat 5 (lima) dimensi kualitas pelayanan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Responsiveness adalah keinginan staf dan karyawan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang tanggap.
Empati mencakup kemudahan dalam berhubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan pemahaman terhadap kebutuhan klien. Pada prinsipnya kepuasan pelanggan dapat diukur dengan menggunakan metode yang berbeda-beda, namun pada penelitian kali ini akan dibahas dengan metode skala likert, sehingga variabel yang akan diukur dibagi menjadi beberapa indikator variabel dan indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak dalam menyusun item-item instrumen. yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Dalam penelitian ini jawaban yang diberikan responden untuk setiap elemen instrumen dalam kuesioner dibagi menjadi tiga kategori dengan skor 1-3 masing-masing 1.
UPAYA OPTIMALISASI PROGRAM KKBPK Adapun upaya yang dilakukan dalam rangka
Penulis saat ini menjabat sebagai dosen program studi S1 Kesehatan Masyarakat dan studi magister IKM di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Saat ini, selain berkiprah di Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas Kesehatan Lingkungan, beliau juga dipercaya sebagai sekretaris Unit Pelaksana Konseling dan Orientasi Karir, anggota Unit Pelaksana Bidang Kemahasiswaan. dan Kerjasama, serta anggota Unit Pelaksana Teknologi Informasi dan Komunikasi serta merupakan anggota Unit Pelaksana Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia (JPKMI) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK ULM. Penulis menyelesaikan pendidikan Diploma 3 (D3) pada program studi Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Banjarmasin dan pada tahun 2014 mendapat gelar Dokter Spesialis Kesehatan Lingkungan Madya (AMKL), lulusan program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Lambung Mangkurat Universitas dan mendapat gelar Diploma Kesehatan Masyarakat (SKM) pada tahun 2014. Tahun 2019 dan melanjutkan studi magister pada program magister kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Saat ini, selain menjadi staf pengajar di Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) FK ULM pada Jurusan Kesehatan Lingkungan, penulis juga pernah menjabat sebagai Analis di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Terpadu, Sekretaris Unit TIK pada Fakultas Kesehatan Masyarakat. Program Studi Kesehatan Masyarakat, anggota unit pelaksana Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia (JPKMI), anggota unit pelaksana. Pada tahun 2006 memulai studi S1 pada program studi kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan pada tahun 2010 mendapatkan gelar Diploma Kesehatan Masyarakat (SKM). Beliau bergabung sebagai staf pengajar di Departemen Epidemiologi, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Pada tahun 2015, beliau memulai pendidikan S1 di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (PSKM FK ULM) dengan memilih peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK) sebagai spesifikasi peminatan, setelah itu beliau lulus pada tahun 2021. pendidikan pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sejauh ini memilih peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai spesifikasi minat utama. Pada tahun 2017, ia mengawali pendidikan S1 di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM), memilih peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK) sebagai spesifikasi jurusan yang diinginkannya dan lulus pada tahun 2021.
Pada tahun 2017 memulai pendidikan sarjananya di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dengan memilih peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pada tahun 2018 memulai pendidikan sarjananya di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) hingga saat ini dengan peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (HPA).