• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN 0216-3942 E-ISSN 2549-6883 - Jurnal UMJ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ISSN 0216-3942 E-ISSN 2549-6883 - Jurnal UMJ"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

Hasil analisis spasial (Gambar 1) menunjukkan bahwa sebaran kasus baru TB paru cenderung mengikuti sebaran kepadatan penduduk. Analisis korelasi dan regresi kepadatan penduduk dan kelembaban udara pada kasus baru TBC di provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019.

Gambar 1. Peta Kepadatan Penduduk terhadap TB Paru
Gambar 1. Peta Kepadatan Penduduk terhadap TB Paru

Survei Perilaku Merokok Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan faktor risiko perilaku merokok dan dampak pandemi COVID-19 pada perokok. Jenis kelamin, usia, status perkawinan, pekerjaan dan pendidikan formal terkini tidak berhubungan dengan perubahan perilaku merokok selama pandemi COVID-19 (p-value > 0,05).

Tabel 1. Karakteristik Responden  Karakteristik
Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik

Indeks Massa Tubuh dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Tekanan Darah Lansia Wanita di Tangerang Selatan

Indeks massa tubuh dan hubungan lingkar pinggang-pinggul terhadap tekanan darah pada wanita lanjut usia di Tangerang Selatan. Korelasi indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang-pinggul terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia.

Tabel 1. Rerata Tekanan Darah Sistolik dan  Diastolik Lansia Wanita
Tabel 1. Rerata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Lansia Wanita

Pengalaman Penderita HIV Pada Lelaki Suka Lelaki (LSL);

Analisis Kualitatif tentang Persepsi Diri, Respon Saat Didiagnosis, Perilaku Pencegahan, dan Dukungan Pendamping Sebaya

Hampir seluruh informan mengatakan bahwa mereka mengalami nyeri hebat dengan berbagai keluhan sebelum didiagnosis HIV. Sebelum didiagnosis HIV, hampir semua informan mengetahui tentang HIV dan pencegahannya, hanya satu informan yang awalnya tidak percaya dengan HIV dan percaya bahwa HIV adalah sebuah konspirasi.

Analisis Spasial Pandemi COVID-19 di Jawa Timur (Januari – Juli Tahun 2021)

Daerah dengan prevalensi COVID-19 tinggi terkonsentrasi di Provinsi Jawa Timur bagian barat pada masa awal PPKM dan PPKM mikro. Korelasi spasial antara persentase penduduk lanjut usia dengan prevalensi COVID-19 seperti terlihat pada Gambar 5 menunjukkan signifikansi (P<0,05) di 8 kabupaten/kota. Seperti di Provinsi Jawa Timur bagian selatan (Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang) dan bagian utara (Kabupaten Lamongan, Kabupaten Sumenep) yang berada pada klaster tinggi-rendah menunjukkan bahwa daerah yang persentase penduduk lanjut usianya tinggi memiliki tingkat penduduk lanjut usia yang rendah. kejadian COVID-19.

Adanya hubungan ini menunjukkan bahwa wilayah ini mencatat angka kejadian COVID-19 yang rendah namun proporsi penduduk miskinnya tinggi. Sementara itu, Kabupaten Jombang, Lumajang, dan Jember berada pada titik dingin yang menunjukkan bahwa daerah tersebut memiliki persentase penduduk miskin dan angka kejadian COVID-19 yang rendah. Dengan tingkat pengangguran terbuka dan kejadian COVID-19 seperti terlihat pada Gambar 7, terdapat wilayah geografis yang menunjukkan korelasi spasial yang signifikan (p < 0,05) di 9 kabupaten/kota.

Kabupaten Jombang dan Kabupaten Bangkalan berada pada klaster tinggi-rendah yang menunjukkan bahwa daerah-daerah tersebut memiliki tingkat pengangguran terbuka yang tinggi dan angka kejadian COVID-19 yang rendah. Kabupaten Jombang, Lumajang, dan Jember memiliki persentase penduduk miskin yang rendah dan angka kejadian COVID-19 yang rendah. Faktor penentu lain terkait pola kejadian COVID-19 di Provinsi Jawa Timur adalah kepadatan penduduk dan tingkat pengangguran terbuka.

Tabel 1. Angka Insiden COVID-19 di Seluruh  Kabupaten/Kota  di Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota
Tabel 1. Angka Insiden COVID-19 di Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Orang Tua dengan Pelaksanaan Cuci Tangan di Rumah Sakit

Hal ini peneliti lakukan sebagai alasan untuk meneliti hubungan pengetahuan dan sikap orang tua terhadap pelaksanaan cuci tangan. Penelitian ini juga menemukan bahwa sebagian besar dari 76 responden (59,4%) memiliki pengetahuan cuci tangan yang tinggi. Gambaran pengetahuan orang tua tentang cuci tangan di salah satu rumah sakit di Indonesia bagian barat (n=128).

Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar dari 76 responden (59,4%) mempunyai pengetahuan tinggi terhadap pelaksanaan cuci tangan. Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua dengan Praktik Cuci Tangan di Salah Satu Rumah Sakit di Indonesia Bagian Barat (n=128). Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang tua dengan cuci tangan (p-value = 0,374).

Hasil uji chi square pada variabel sikap dengan praktik cuci tangan di rumah sakit di Indonesia bagian barat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap orang tua dengan praktik cuci tangan di rumah sakit di Indonesia bagian barat. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi praktik cuci tangan orang tua.

Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia, Pendidikan Terakhir, Jenis Kelamin, Pekerjaan,  dan Pendampingan Hospitalisasi di Satu Rumah Sakit di Indonesia Bagian Barat (n=128)
Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia, Pendidikan Terakhir, Jenis Kelamin, Pekerjaan, dan Pendampingan Hospitalisasi di Satu Rumah Sakit di Indonesia Bagian Barat (n=128)

Analisis Pembelajaran Daring Masa Pandemi COVID-19 Pada Program Studi Pendidikan Dokter

Pembelajaran daring menjadi salah satu strategi yang diterapkan staf pengajar untuk tetap melanjutkan proses pembelajaran di masa pandemi COVID-194. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pembelajaran daring (tempat mencari informasi tentang COVID-19, efektivitas penguasaan materi, efektivitas aplikasi Zoom, efektivitas aplikasi Google Meet, dan interaksi sosial dalam pembelajaran daring). Selain itu, siswa berpendapat penguasaan materi melalui pembelajaran daring kurang efektif dibandingkan dengan nilai mean 1,19.

Pembelajaran daring yang dilakukan melalui aplikasi Google Meet lebih diminati dibandingkan aplikasi Zoom, terlihat dari nilai mean sebesar 2,69. Efektivitas aplikasi google meet Hubungan signifikan dan sangat lemah Interaksi sosial dalam pembelajaran daring Tidak signifikan. Sebaran pembelajaran daring pada tenaga pendidik (Tabel 6) menunjukkan bahwa responden mencari informasi mengenai COVID-19 melalui media sosial (kategori 2).

Selain itu, sebagian besar responden guru menyatakan pembelajaran daring mengganggu interaksi sosial antara guru dan siswa berdasarkan nilai mean sebesar 1,69. Hasil penelitian uji korelasi variabel independen antar kelompok siswa menunjukkan bahwa Google Meet menunjukkan data yang signifikan dalam pembelajaran daring, meskipun korelasinya lemah dengan nilai korelasi sebesar 0,47. Hasil survei menunjukkan bahwa permintaan pembelajaran daring melalui aplikasi Google Meet lebih banyak dibandingkan aplikasi Zoom.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Mahasiswa  dan Dosen
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Mahasiswa dan Dosen

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa terhadap Pemakaian Alat Pelindung Diri Saat Berolahraga pada Masa Pandemi COVID-19

Tanda dan gejala umum COVID-19 adalah gangguan pernapasan akut, yaitu demam, batuk, dan sesak napas2. COVID-19 terutama ditularkan oleh orang yang mempunyai gejala (simtomatik), yaitu batuk atau bersin dengan penularan minimal 1 (satu) meter melalui droplet5. Benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet dari orang yang memiliki gejala COVID-19 (seperti gagang pintu atau lift) juga dapat menjadi cara penularan7.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan siswa tentang penggunaan APD saat berolahraga di masa pandemi COVID-19. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis univariat untuk melihat gambaran pengetahuan siswa tentang penggunaan APD saat berolahraga di masa pandemi COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah mempunyai informasi dan pengetahuan mengenai manifestasi klinis, etiologi, penularan, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, faktor risiko, pencegahan dan penatalaksanaan COVID-19.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian tahun 2020 yang dilakukan Zulhafandi dan Ririn Ariyanti di Tarakan yang menyatakan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang COVID-19, yakni sebesar 94,4%. Pandemi COVID-19 dapat menjadi momentum yang baik untuk menggalakkan kegiatan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Penilaian dan analisis respons terkini terhadap COVID-19 di Indonesia: periode Januari hingga Maret 2020.

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan  Pengetahuan tentang COVID-19  Variabel  Frekuensi
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang COVID-19 Variabel Frekuensi

Potensi Lidah Buaya (Aloe vera) sebagai Antimikroba dalam Menghambat Pertumbuhan Beberapa Fungi: Literature Review

Uji aktivitas antijamur bubuk gel lidah buaya (aloe vera L.) berbahan dasar karbopol 934 terhadap Candida albicans dan Trichophyton. Aktivitas antijamur daun lidah buaya dan ekstrak gel terhadap candida albicans: penelitian in vitro22. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak lidah buaya mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan jamur.

Hasil perbandingan menunjukkan terdapat perbedaan penghambatan pertumbuhan jamur baik dari ekstrak maupun gel lidah buaya. Hasil penelitian Sitara et al., (2011) membahas bahwa gel lidah buaya pada konsentrasi 0,35% paling efektif terhadap semua jamur yang diuji. Masing-masing bahan memiliki perbedaan dalam menghambat pertumbuhan jamur, kandungan gel lidah buaya ternyata memiliki potensi penghambatan yang signifikan.

Pengaruh ekstrak daun lidah buaya (Aloe vera L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Uji aktivitas antijamur bubuk gel Aloe Vera (Aloe vera L.) Berbasis Carbopol 934 terhadap Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Aktivitas antijamur daun lidah buaya dan ekstrak gel terhadap Candida albicans: studi in vitro.

Gambar 1.  Ringkasan Hasil Penelusuran Review Artikel
Gambar 1. Ringkasan Hasil Penelusuran Review Artikel

Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Mahasiswi Fakultas Keperawatan di Universitas Swasta di Tangerang

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Keperawatan salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang. Analisis bivariat pada penelitian ini menyelidiki ada tidaknya hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi dan dianalisis secara komputerisasi (SPSS) dengan menggunakan uji analisis korelasi Spearman. Dari hasil interpretasi tersebut maka hipotesis (H1) diterima yaitu terdapat hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Keperawatan salah satu universitas swasta di Tangerang.

Analisis uji korelasi spearman terhadap tingkat stres dan siklus menstruasi pada mahasiswi keperawatan salah satu perguruan tinggi swasta di tangerang (n=244). Berbeda dengan penelitian beberapa peneliti sebelumnya, penelitian Wahyuni ​​​​​​(2016) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara stres dengan siklus menstruasi. Hubungan Tingkat Stres Dengan Keteraturan Siklus Menstruasi Pada Remaja Kelas XII SMK Batik I Surakarta [Internet].

Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Tidak Teratur Pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Kh Mas Mansyur Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hubungan Tingkat Stress Dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat III (Usia Akhir 18-21 Tahun) Di Stikes Bhakti Kencana Bandung Tahun 2016.

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan  data demografi mahasiswi Fakultas  Keperawatan di Satu Universitas Swasta di
Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan data demografi mahasiswi Fakultas Keperawatan di Satu Universitas Swasta di

Hubungan antara Depresi, Cemas, dan Stres terhadap Frekuensi Bangkitan Kejang pada Pasien Epilepsi

Hasil sebaran responden menurut frekuensi serangan menunjukkan sebanyak 21 orang (56,8%) tidak mengalami serangan dalam 1 bulan terakhir dan sebanyak 16 orang (43,2%) mengalami serangan dalam 1 bulan terakhir. . Hasil uji statistik mengenai hubungan depresi dengan frekuensi kejang di RSUP Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak menunjukkan nilai p = 0,102 dan nilai korelasi sebesar 0,273. Hasil uji statistik mengenai hubungan stres dengan frekuensi kejang di RSUP Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak menunjukkan nilai p = 0,083 dan nilai korelasi sebesar 0,289.

Hasil perolehan data frekuensi kejang pada pasien epilepsi adalah 21 responden penelitian (56,8%) tidak mengalami kejang dalam 1 bulan terakhir dan 16 responden penelitian (43,2%) mengalami kejang. Nilai korelasi Spearman antara depresi dengan frekuensi kejang sebesar 0,273 menunjukkan korelasi positif lemah. Nilai korelasi Spearman antara kecemasan dengan frekuensi serangan sebesar 0,313 menunjukkan korelasi positif lemah.

Nilai korelasi Spearman antara stres dengan frekuensi kejang sebesar 0,289 menunjukkan korelasi positif yang lemah. Pasien dengan satu gejala kejiwaan, seperti depresi, dapat meningkatkan risiko kejang pada pasien epilepsi sebesar 2,5%. Pasien dengan frekuensi kejang lebih dari sekali dalam sebulan lebih rentan mengalami depresi dibandingkan pasien epilepsi dengan frekuensi kejang lebih jarang.

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan  Kelompok Usia dan Frekuensi Bangkitan
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Usia dan Frekuensi Bangkitan

Hubungan Pengetahuan terhadap Kecemasan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Peserta Vaksinasi COVID-19 di

Puskesmas Bambu Apus

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan ketakutan terhadap kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada peserta vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Bambu Apus. Analisis penelitian menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kecemasan KIPI pada peserta vaksinasi COVID-19. Mayoritas peserta menggunakan vaksin COVID-19 karena keyakinan mereka terhadap efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua orang yang mendapat vaksin COVID-19 mengalami reaksi atau Peristiwa Tambahan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI umumnya bersifat sementara, gejala mirip flu, menggigil selama 1-2 hari setelah vaksin COVID-19. 29. Hal ini sejalan dengan informasi dari WHO, UNICEF, KIPI Kementerian Kesehatan yang menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 KIPI akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kecemasan KIPI pada peserta vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Bambu Apus. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan terhadap Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada peserta vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Bambu Apus. Sebagian besar KIPI yang dialami peserta vaksinasi COVID-19 pada vaksinasi dosis 1 merasakan nyeri pada bagian lokasi vaksinasi.

Tabel 1. Karakteristik Peserta Vaksinasi  COVID-19
Tabel 1. Karakteristik Peserta Vaksinasi COVID-19

Gambar

Gambar 2. Peta Kelembaban Udara terhadap TB Paru  Hasil analisis spasial sebaran kasus baru
Tabel 1. Analisis Korelasi dan Regresi Kepadatan Penduduk dan Kelembaban Udara  Terhadap Kasus Baru TB di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-2019
Tabel 1. Karakteristik Responden  Karakteristik
Tabel 4.  Hubungan Karakteristik Perokok dengan Perubahan Perilaku Merokok Selama Pandemi  COVID-19
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan faktor penentu tekanan darah yang dilaporkan berbeda dari beberapa hasil penelitian dengan subyek dan lokasi yang berbeda, maka peneliti ingin mengetahui