• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB XII LEDAKAN BAWAH TANAH II (PERAMBATAN RETAK)

N/A
N/A
Rizky Adi

Academic year: 2024

Membagikan "BAB XII LEDAKAN BAWAH TANAH II (PERAMBATAN RETAK)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB XII

UNDERGROUND BLASTING II (CRACK PROPAGATION)

Disusun Oleh:

Nama : Rizky Adi Prihartono

NPM : 100.701.21.039

Shift /Kelompok : IV (Empat)

Hari /Tanggal Praktikum : Rabu / 10 Januari 2024 Hari /Tanggal Laporan : Rabu / 17 Januari 2024

Asisten : 1. Zahwa Siba Afiza

2. Anggi Auliya Zaneti

Praktikum Peledakan Laboratorium Tambang

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2023 M/1445 H

Acc Laporan Nilai Akhir

(2)
(3)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Sebelum laporan ini di buat , marilah panjatkan Puji serta syukur atas kehadirat illahi rabbi Allah SWT yang karena berkat ridho dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan laporan ini, tak lupa shalawat serta salam semoga allah limpah curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang serba islami, akhlaq dan imani.

Kemudian saya ucapkan terimakasih kepada dosen dan assisten laboratorium tambang karena atas bimbingannya saya dapat menyelesaikan laporan awal ini yang berjudul’’ UNDERGROUND BLASTING II(CRACK PROPAGATION) secara tepat waktu.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan ini.Saya menyadari, Laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung 10 Januari 2023 Penulis

Rizky Adi Prihartono

10070121039

(4)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2Maksud dan Tujuan ... 1

1.2.1 Maksud ... 1

1.2.2Tujuan ... 1

BAB II LANDASAN TEORI ... 2

2.1 Peledakan ... 2

2.2 Geometri Peledakan Underground Blasting………3

2.3Parameter batuan Terhadap Proses Peledakan ... 3

2.3.1 Kekuatan Dinamis dari Batuan ... 4

2.3.2Karakteristik Elastis ... 4

2.3.3 Kecepatan Gelombang Batuan ... 4

2.4 Parameter Bahan Peledak ... 4

2.5Perancangan Daerah Cut ... 5

2.7 Perancangan Daerah Easer dan Perimeter ... 5

BAB III KESIMPULAN ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(5)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan dibawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara terbuka. Tambang bawah tanah mengacuh pada metode pengambilan bahan-bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini, seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal.

Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh di bawah tanah, maka jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Seperti yang telah kita ketahui ketika untuk memilih sistem penambangan bawah tanah yang paling utama adalah ketingkat keekonomisannya dibanding dengan menggunakan tambang terbuka.

Peledakan merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan Memasuki tahap produksi dan pengolahan industri pertambangan dalam kegiatan penambangan. Peledakan adalah Tujuannya adalah untuk memecah material padat, yaitu batu. Kegiatan eksplosif Dilakukan pada saat alat berat sudah tidak mampu lagi memecahkan material batuan Itu sangat sulit, jadi melakukannya saat aktivitas pemecahan batu mengunakan suatu peledakan

1.2 Maksud Dan Tujuan 1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum kali ini untuk mengetahui dan memahami tentang suatu Peledakan.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pengujian kali ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Underground

2. Untuk mengetahui Macam Macam Underground 3. Untuk mengetahui prosedur Dalam suatu Underground

(6)

2

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peledakan

Peledakan merupakan aktivitas penambangan yang bertujuan untuk memberaikan batuan atau material, dimana bahannya terdiri atas bahan kimia yang mampu menciptakan ledakan. Peledakan pada material akan dilakukan apabila material terlalu sulit untuk digali menggunakan alat mekanis ( Yahdi Azzhury, 2009 ). Disamping itu kegiatan peledakan dilakukan agar memudahkan untuk proses selanjutnya seperti penentuan ukuran fragmentasi. Dalam hal ini penentuan peledakan pun sangat bergantung dari sifat atau karakterisktik batuan yang akan diledakan.

2.2 Konsep Dasar Peledakan

Beberapa tujuan peledakan terhadap massa batuan diantaranya sebagai berikut :

1. Membongkar atau melepaskan batuan (bahan galian) dari batuan induknya.

2. Memecah dan memindahkan batuan.

3. Membuat rekahan.

Dalam hal digunakannya bahan peledak sebagai media untuk memberaikan material tentunya memberikan effisiensi dan ekonomis, namun dalam hal lain bahan peledak merupakan benda yang berbahaya, sehingga harus harus hati-hati sesuai dengan peraturan dan teknik-teknik yang diterapkan.

Setiap teknik peledakan yang dipakai biasanya atas dasar dari tujuan peledakan dan pekerjaan atau proses lanjutan setelah peledakan. Untuk mencapai pekerjaan peledakan yang optimum sesuai dengan rencana, perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

1. Karakteristik batuan yang diledakkan.

2. Karakteristik bahan peledak yang digunaka.

3. Teknik atau metode peledakan yang diterapkan.

Adapun proses yang terjadi dalam peledakan biasanya dilakukan dengan cara membuat lubang ledak yang diisi dengan sejumlah bahan peledak; dengan penerapan metode peledakan, geometri peledakan dan jumlah bahan peledak yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

(7)

3

2.3 Geometri Peledakan

Pada tambang bawah tanah, penentuan letak lubang bor sangat perlu dievaluasi dengan hati-hati sebelum melakukan kegiatan pemboran. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang optimum dari bahan peledak yang digunakan. Dalam merancang peledakan ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu: diameter lubang bor, burden dan spasi, serta tipe bahan peledak yang akan digunakan.

Pada peledakan terowongan dan peledakan jenjang, terdapat perbedaan utama yaitu pada peledakan terowongan peledakan dilakukan mengarah ke satu bidang bebas yang dibuat. Sedangkan pada peledakan jenjang, peledakan dapat dirancang menuju ke lebih dari satu bidang bebas.

Sumber : Adi Rahmat, 2010

Foto 2.1

Peledakan Pada Tambang Bawah Tanah

2.4 Parameter batuan Terhadap Proses Peledakan

Selain karakteristik bahan peledak, parameter batuan dapat dikatakan sangat penting dalam menentukan hasil dari peledakan. Parameter tersebut antara lain :

1. Densitas

2. Struktur Geologi 3. Karakteristik elastis 4. Kekuatan dinamis batuan 5. Kecepatan gelombang batuan

Karena batuan tidak selamanya dalam keadaan utuh apabila batuan memiliki kekar dan bidang datar yang rata maka keberhasilan fragmentasi dan

(8)

4

pembongkaran batuan dapat dicapai relatif mudah, dibandingkan batuan masif yang mempunyai sedikit bidang kemenerusannya.

2.4.1 Kekuatan Dinamis dari Batuan

Kekuatan batuan ialah kemampuan batuan terhadap gaya yang digunakan terhadap batuan itu sendiri. Batuan dapat melemah akibat tarikan tetapi akan kuat menghadapi tekanan. Peledakan dapat menghasilkan tekanan yang dapat menghancurkan batuan sekitarlubang tembak, kemudian terbias pada bidang bebas.

Kic=Tensile Strength x √3,14 x Crack Stregth...(11.1) Keterangan :

Kic = kekuatan pecahnya batuan Crack = Dimensi Tunnel

2.4.2 Karakteristik Elastis

Modulus Young (E) merupakan elastisitas batuan ditunjukan dengan perbandingan antara axial dan regangan axial. Elastisitas pada tekanan dan regangan ialah sebuah ukuran ketahan batuan sebelum batuan tersebut jatuh.

Maksud dari pengetahuan elastisitas dari batuan adalah dapat mengetahui jarak kritikal antara lubang kosong dan lubang ledak pada area cut.

2.4.3 Kecepatan Gelombang Batuan

Pecahnya batuan dipengaruhi oleh gelombang yang berbeda. Kecepatan gelombang ini akan menyebar keseluruh batuan dan menyebabkan pecahnya batuan secara radial terhadap seluruh lubang ledak. Hal ini dapat menentukan poka peledakan yang akan dibuat.

2.5 Parameter Bahan Peledak

Bahan atau zat yang berbentuk padat, cair, gas atua campuran yang apabila diberi suatu aksi berupa panas, benturan, atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi ekspansi gas sebagian atau seluruhnya dalam waktu yang singkat merupakan pengertian bahan peledak. Dari bahasan sebelumnya berikut merupakan parameter yang digunakan dalam menentukan bahan peledak

1. Kekuatan

2. Kecepatan Detonasi (velocity of detonation) 3. Bobot isi bahan peledak (Density)

(9)

5

4. Kepekaan (Sensitivity) 5. Ketahanan terhadap air 6. Sifat –sifat gas beracun

2.6 Perancangan Daerah Cut

Karakteristik massa batuan dan jenis bahan peledak sangat mempengaruhi jarak maksimum kemampuan bahan peledak itu sendiri. Pada penentuan lubang void sngat memiliki kaitan erat dengan Modulus elastisitas. Nilai batuan dengan E rendah memeiliki kecenderungan meneyerap energi sehingga mempengaruhi jarak antara lubang kosong dengan lubang ledak di daerah cut dapat dikurangi. Holmberg memberikan persamaan hubungan antara jenis bahan peledak dengan jarak antara lubang ledak.

Critical Separation = 2 x ∅relief hole x E Eo x 1

REE. . . (11.2)

Keterangan :

relief hole = Diameter efektif

E = Mod. Young batuan (Gpa) Eo = Reference Mod. Young (Gpa) REE = Relative effective energy N = Jumlah relief hole

Dari perhitungan jarak critical separation dapat diketahui jarak terdekat lubang kosong dan lubang ledak yang dapat digunakan dalah 0,5 hingga 0,7 x critical separation. Holmberg memberikan persamaan untuk menjelaskan hubungan antara panjang raise dengan diameter rata – rata dari satu lubang kosong tanpa memerlukan alternatif lubang kosong lebih.

D rata rata=110+15,4 x (panjang raise) ...(11.3)

2.7 Perancangan Daerah Easer dan Perimeter

Jarak maksimal dimana batuan dapat dipecahkan oleh bahan peledak ialah radius crack propagration, dengan penentuan dari radius tersebut dapat ditentukan letak dari lubang ledak serta jarak antara lubang ledak yang terdapat pada daerah easr trimmer.

(10)

8

BAB V KESIMPULAN

Adapula beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Pada peledakan terowongan dan peledakan jenjang, terdapat perbedaan utama yaitu pada peledakan terowongan peledakan dilakukan mengarah ke satu bidang bebas yang dibuat. Sedangkan pada peledakan jenjang, peledakan dapat dirancang menuju ke lebih dari satu bidang bebas.

2. Modulus Young (E) merupakan elastisitas batuan ditunjukan dengan perbandingan antara axial dan regangan axial. Elastisitas pada tekanan dan regangan ialah sebuah ukuran ketahan batuan sebelum batuan tersebut jatuh.

3. Perhitungan jumlah bahan peledak pada floor holes, wall holes, roof holes, stoping upwards dan horizontally holes, serta stopping downwards holes dapat dilakukan dengan rumus yang telah ditetapkan. Dimana rumus tersebut berdasarkan acuan dari grafik hubungan burden dengan konsentrasi pengisian bahan peledak utuk diameter lubang ledak da bahan peledak yang berbeda.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

1. Aswin. 2012. " underground ". Aswin63.. Diakses pada 10 Januari 2024 pada pukul 17.21 Wib

2. Gaudin, AM. 1939. "blasting "New York:McGraw Hill Book. Diakses pada 10 Januari 2024 pada pukul 17.21 Wib

3. Hamdani, Burhan. 2015. "pengertian Peledakan .Riyanto. Diakses pada tanggal 10 Januari 2024 pada pukul 17.29 Wib

4. Kelly and. Spottiswood. 1982. "peledakan". Kanada:Jonh Wiley & Sons 5. Prayitno, Budi. 2019. "Diktat Pengantar Peledakan". Medan: Institut

Teknologi Medan.

(12)

Referensi

Dokumen terkait