PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Fokus Masalah Penelitian
Penulis membatasi masalah pada pertanyaan yang berkaitan dengan analisis penalaran dan pertimbangan hakim memutus kasus perjanjian poligami. Apakah pertimbangan hakim dalam memutus perkara izin poligami yang terjadi di Pengadilan Agama Gunung Sugih sudah sesuai dengan hukum Islam dan hukum yang berlaku.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Kami berharap penelitian ini dapat memberikan pertimbangan hukum kepada hakim dan pemerintah dalam kasus perizinan poligami sehingga dapat digunakan sebagai referensi atau referensi tambahan dalam kasus terkait poligami. Masyarakat berharap hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang izin poligami menurut syariat Islam, sehingga praktik poligami dapat dilakukan sesuai dengan syariat Islam dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran terhadap body of knowledge terkait poligami.
Bagi pemerintah, kami berharap hasil penelitian ini dapat membantu memberikan informasi kepada masyarakat tentang izin poligami.
Penelitian Terdahulu yang Relevan
Wawancara dilakukan dengan sumber data primer yaitu ketua Pengadilan Agama Gunung Sugih, majelis hakim dan para deputi Pengadilan Agama Gunung Sugih. Sebelum Pengadilan Agama Gunung Sugih berdiri, masyarakat Lampung Tengah membawa perkara ke Pengadilan Agama Kota Metro. Sejak berdiri hingga sekarang Ketua Pengadilan Agama Gunung Sugih berturut-turut berganti sebagai berikut.
Visi Pengadilan Agama Gunung Sugih adalah “Terwujudnya Kelas Agung IB Pengadilan Agama Gunung Sugih”. Pertimbangan Hukum yang Digunakan Hakim dalam Permohonan Izin Poligami di Pengadilan Agama Gunung Sugih Permohonan Izin Poligami di Pengadilan Agama Gunung Sugih. Surat permohonan yang didaftarkan sebagai persekutuan di Pengadilan Agama Gunung Sugih bertanggal 22 Februari 2017 dan telah diputus oleh hakim.
Karena permohonan izin poligami menyangkut izin beristri lebih dari 1, maka secara hukum permohonan tersebut menjadi kewenangan pengadilan agama sesuai dengan ketentuan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang. Nomor 3 Tahun 1989 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, atas dasar uraian tersebut Pengadilan Agama Gunung Sugih berhak mengadili perkara yang diajukan oleh Pemohon. Majelis hakim juga menilai perkara permohonan izin poligami sesuai dengan Pasal 5(1) UU No. Berdasarkan alasan/dalil tersebut di atas, Pemohon meminta kepada Ketua Pengadilan Agama Gunung Sugih untuk segera memberitahukan kepada para pihak dalam masalah ini.
Pengadilan Agama Gunung Sugih yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada sidang tingkat pertama telah memberikan putusan sebagai berikut dalam perkara izin poligami yang diajukan oleh. Bahwa pemohon dan termohon telah dipanggil oleh Jurusita Pengadilan Agama Gunung Sugih untuk menghadiri persidangan yang dihadiri langsung oleh pemohon dan juga penasihat hukum termohon; Mengingat permohonan izin poligami mengandung arti izin beristri lebih dari 1, maka permohonan tersebut secara hukum menjadi kewenangan pengadilan agama sesuai dengan ketentuan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 1989 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, berdasarkan uraian tersebut, Pengadilan Agama Gunung Sugih berhak mengadili perkara yang diajukan oleh Pemohon.
Menimbang bahwa Pemohon dan Termohon telah dipanggil oleh Hakim Pengadilan Agama Gunung Sugih untuk menghadiri persidangan, dimana Pemohon dan Termohon hadir sendiri; Oleh karena itu, karena perkara ini termasuk dalam lingkup perkawinan, maka menjadi kewenangan mutlak peradilan agama berdasarkan Pasal 49 huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
LANDASAN TEORI
Tinjauan Umum Tentang Perkawinan
- Pengertian Perkawinan
- Dasar Hukum Perkawinan
- Rukun dan Syarat Perkawinan
Tinjauan Umum Tentang Poligami
- Sejarah Poligami
- Faktor Yang Mendorong Poligami
- Hikmah Poligami
Semua nabi yang disebutkan dalam Talmud, Perjanjian Lama dan Al-Quran memiliki lebih dari satu istri, kecuali Yesus/Nabi Isa (as). Sistem perkawinan menetapkan bahwa seorang laki-laki memiliki lebih dari satu istri dalam waktu yang bersamaan.13 The Theological Dictionary menyebutkan bahwa kata poligami berasal dari bahasa Yunani yang berarti banyak perkawinan, memiliki lebih dari satu istri dalam waktu yang bersamaan.14. Poerwadar Minta mendefinisikannya sebagai kebiasaan seorang laki-laki beristri lebih dari satu.16 Sementara itu, dalam Kamus Ilmiah Poljudno, poligami adalah perkawinan antara satu orang dengan dua orang atau lebih, tetapi biasanya berarti perkawinan satu suami.
Menurut ketentuan Siti Musdah, Mulia merumuskan poligami sebagai ikatan perkawinan di mana seorang suami menikah dengan lebih dari satu istri dalam waktu yang bersamaan. Dalam Fiqh Munakahat, poligami berarti seorang laki-laki beristri lebih dari satu, tetapi dibatasi maksimal empat orang. Jadi, poligami adalah perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki (suami) yang mempunyai istri lebih dari satu atau beberapa istri sekaligus.
Kebutuhan seorang laki-laki untuk memiliki lebih dari satu istri, dan jika tidak, hal itu menyebabkan kegilaan dalam hidup dan pekerjaannya. Syarat utama beristri lebih dari satu adalah laki-laki harus mampu memperlakukan istri dan anak-anaknya secara adil.
Pandangan Ulama’ Tentang Poligami
- Pandangan Ulama’ Fiqh Salaf Tentang Poligami
- Pandangan Ulama’ Fiqh Kontemporer Tentang Poligami . 44
Dan jika kamu takut tidak akan dapat membenarkan (hak) perempuan yatim (apabila kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Imam Ath-Thabari mengatakan bahawa beliau memahami ayat dalam Surah An-Nisa’ (4):3 dalam konteks menangani anak-anak yatim yang berada dalam jagaan walinya dan juga dengan wanita lain yang menjadi isteri. Beliau mentafsirkan ayat tersebut dengan kewajipan jujur terhadap anak yatim dan kewajipan jujur terhadap wanita yang sudah berkahwin.
Tetapi "jika Anda khawatir" tidak adil bagi mereka, nikahi hanya satu wanita. 139 . anak yatim piatu jika kamu menikahinya maka nikahilah wanita lain yang kamu sukai. Ketika seorang laki-laki tidak dapat berlaku adil terhadap harta anak yatim karena memiliki banyak istri, maka poligami dilarang.
Allah berfirman: “Jika kamu khawatir tidak akan dapat berlaku adil terhadap harta anak yatim karena kamu memiliki banyak istri, maka kamu diharamkan menikah lebih dari empat istri, kemudian menikahlah dengan satu istri saja. 34;Jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil terhadap anak yatim, dan juga terhadap wanita lain yang kamu cintai, maka jangan kamu nikahi mereka, meskipun hanya satu orang.
Metode Penentuan Hukum
- Metode Penentuan Hukum dalam Ushul Fiqh
- Syarat-Syarat Ijtihad
- Mekanisme Pengambilan Putusan Hakim
Sedangkan pengujian kredibilitas data triangulasi, sumber data diambil dari ketua Pengadilan Agama Gunung Sugih, majelis hakim dan deputi yang memutus perkara izin poligami di Pengadilan Agama Gunung. Dan pada tahun 2008, Pengadilan Agama Gunung Sugih mulai menempati kantornya sendiri yang beralamat di Jalan Negara No. Surat permohonan tersebut didaftarkan ke persekutuan Pengadilan Agama Gunung Sugih tertanggal 22 November 2018 dan diputus oleh hakim pada tanggal 27 Desember 2018 dengan putusan diterima/dikabulkan, adapun pertimbangan hakim dalam hal ini adalah sebagai berikut.
Bahwa berdasarkan surat permohonannya bertanggal 22 Februari 2017, pemohon telah mengajukan permohonan izin poligami yang telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Agama Gunung Sugih dengan nomor 0231/Pdt.G/2017/PA. Gsg. Berdasarkan dalil/dalil di atas, Pemohon meminta agar Ketua Pengadilan Agama Gunung Sugih segera memanggil para pihak yang berperkara, kemudian memeriksa dan mengadili perkara tersebut dengan mengeluarkan putusan sebagai berikut. Menimbang bahwa Pemohon telah mengajukan bukti P.1 berupa fotokopi KTP yang menunjukkan bahwa Pemohon berdomisili di wilayah Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah yang juga merupakan wilayah hukum Pengadilan Agama Gunung Sugih. ;
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Sifat Penelitian
Jenis Penelitian
Sumber Data
HASIL PENELITIAN
Temuan Umum
- Profil Pengadilan Agama Gunung Sugih
- Visi dan Misi Pengadilan Agama Gunung Sugih
- Struktur Organisasi Pengadilan Agama Gunung Sugih
- Luas Wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama Gunung Sugih
- Prosedur Penanganan Kasus Poligami Pengadilan Agama Gunung
Pertimbangan Hukum Yang Digunakan Oleh Hakim Dalam Perkara
Dalam hal ini pemohon dan termohon serta calon istri kedua adalah orang yang sama dengan perkara putusan yang diputus oleh hakim dengan nomor. Setelah menikah, Pemohon dan Termohon tinggal di rumah Pemohon di kota - Lampung Tengah selama kurang lebih 33 tahun. Menimbang bahwa Majelis Hakim dalam setiap persidangan berusaha menasihati Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil, karena Pemohon tetap pada posisinya untuk melanjutkan perkara izin poligami ini.
Selaku Saksi juga mengetahui istri kedua Pemohon dan saat ini Pemohon dan istri keduanya telah memiliki anak; Bahwa Pemohon dan Termohon memberikan bukti-bukti yang cukup yang diajukan oleh Pemohon dan menyampaikan kesimpulan secara lisan sebagai berikut. Menimbang bahwa Pemohon dan Termohon hadir dalam persidangan, dimana Pemohon hadir sendiri, sedangkan Termohon diwakili secara casual;
Menimbang bahwa terhadap permohonan Pemohon, Termohon dalam tanggapan tertulisnya pada pokoknya Termohon membenarkan dalil-dalil permohonan Pemohon dan tidak berkeberatan terhadap keinginan Pemohon; Menimbang bahwa harta bersama tersebut di atas, menurut kesepakatan Pemohon dan Termohon, telah diserahkan kepada anak-anak mereka; Lampung Tengah sebagai milik bersama antara Pemohon dan Termohon, dan hak milik tersebut beralih kepada anak kandung Pemohon dan Termohon;
Sedangkan calon istri kedua Pemohon menyatakan tidak akan mencampuri permohonan harta benda yang telah ada selama ini, melainkan akan tetap utuh sebagai harta bersama antara Pemohon dan penanggung jawab; Fotokopi Surat Pernyataan Daftar Harta Bersama antara pemohon dan penanggung jawab dan diketahui oleh kepala desa tempat tinggal pemohon (bukti P.11); Menimbang bahwa dalam permohonan Penggugat, Tergugat menyampaikan tanggapan tertulisnya, yang pada dasarnya Tergugat membenarkan dalil-dalil permohonan Penggugat dan tidak ada keberatan terhadap keinginan Penggugat;
Bahwa Pemohon saat menikah mendalilkan bahwa Pemohon dan Termohon telah memiliki barang bergerak dan barang tidak bergerak sebagai berikut; Menimbang bahwa pemohon dan tergugat adalah suami istri yang menikah secara sah dan menikah pada tanggal 19 September 1999 dan dikaruniai 3 orang anak; Menimbang bahwa Pemohon dan Termohon telah bertahun-tahun memiliki barang bergerak dan tidak bergerak tersebut di atas;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, Komisi Yudisial berkesimpulan bahwa meskipun asas perkawinan dalam Islam dan peraturan perundang-undangan yang berlaku menganut asas monogami, dalam keadaan tertentu dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan demi kemaslahatan umat. Pemohon dan dikehendaki oleh para pihak berdasarkan ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, permohonan izin poligami bagi Pemohon dan penetapan harta bersama Pemohon dan Termohon dapat dikabulkan; Menimbang bahwa harta bersama tersebut di atas adalah milik Pemohon dan Termohon, sehingga istri kedua Pemohon tidak berhak atas harta bersama tersebut;
PENUTUP