J-Proteksion Vol. 7 No. 1 Agustus 2022, Hal. 8-13
J-Proteksion: Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Teknik Mesin
ISSN: 2528-6382 (print), 2541-3562 (online)
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/J-Proteksion
Received date: 11 Agustus 2022 Revised date: 16 Agustus 2022 Accepted date: 23 Agustus 2022
8
Asroful Abidin,
Pengaruh Variasi Massa Roller CVT terhadap Karakteristik Performa Motor Matic 110 cc dan 150 cc Menggunakan Dynamometer; doi: 10.32528/jp.v7i1.8388Pengaruh Variasi Massa Roller CVT terhadap Karakteristik Performa Motor Matic 110 cc dan 150 cc Menggunakan Dynamometer
Effect of CVT Roller Mass Variation on Performance Characteristics of 110 cc and 150 cc Matic Motors Using Dynamometer
Asroful Abidin1,a), Niken Siwi Pamungkas2
1Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Jember
2Department of Nuclear Engineering, Faculty of Engineering, Chulalongkorn University, Thailand
a)Corresponding author: [email protected]
Abstrak
Salah satu sistem yang berperan penting dalam performa mesin berbahan bakar bensin pada motor matic adalah sistem CVT (Continuously Variable Transmission). Roller merupakan sebuah komponen yang terdapat pada transmisi otomatis atau CVT. Pada umumnya roller memiliki massa 8 gr hingga 18 gr. Roller berperan untuk memberi tekanan pada pulley primer berdasarkan gaya sentrifugal. Semakin tinggi putaran mesin maka roller akan semakin menekan pulley primer sehingga membuat v-belt yang tertekan di pulley primer dapat meneruskan putaran mesin ke pulley sekunder. Massa roller berpengaruh terhadap performa mesin yang dihasilkan. Dynamometer merupakan suatu alat yang dapat menguji performa suatu mesin. Pada penelitian ini membahas tentang pengaruh variasi massa roller CVT terhadap karakteristik performa motor matic 110 cc dan 150 cc menggunakan dynamometer. Variasi massa roller yang digunakan adalah variasi massa roller standar, yaitu 13 gr untuk motor matic 110 cc dan 18 gr untuk motor matic 150 cc.
Sedangkan untuk variasi lainnya masing-masing adalah 10 gr dan 12 gr. Pengujian dengan dynamometer dilakukan sebanyak 3 kali per sampel. Hasilnya menunjukkan bahwa horse power paling tinggi yang dapat dihasilkan pada motor matic 150 cc adalah 11,6 HP dengan menggunakan variasi roller 10 gr pada putaran mesin 3475 rpm dan yang paling rendah terdapat pada variasi massa roller standar pada motor matic 110 cc dengan horse power 7,6 HP dengan putaran mesin 3210 rpm. Pada pengujian torsi, penggunaan massa roller 10 gr pada motor matic 150 cc menghasilkan torsi yang paling besar yaitu 35,58 Nm pada 1557 rpm dan yang terendah pada penggunaan massa roller standar motor matic 110 cc yaitu 22,46 Nm pada 1868 rpm. Dapat ditarik kesimpulan bahwa penggantian variasi massa roller dengan massa roller yang lebih ringan dapat meningkatkan horse power dan torsi dari motor matic bertransmisi CVT 110 dan 150 cc.
Kata Kunci: performa; mesin dynamometer, CVT, torsi, daya
Abstract
One system that plays an important role in the performance of gasoline engines on automatic motorcycles is the CVT (Continuously Variable Transmission) system. A roller is one of the components found in automatic transmission or CVT. In general, the roller has a mass of 8 grams to 18 grams. The roller works to put pressure on the primary pulley based on the centrifugal force.
The higher the engine speed, the more the roller presses the primary pulley, allowing the v-belt pressing the primary pulley to turn the engine to the secondary pulley. The mass of the roller influences the performance of machine. A dynamometer is equipment used to evaluate the performance of a machine. Using a dynamometer, this study investigates the effect of CVT roller mass variations on the performance characteristics of 110 cc and 150 cc automatic motorcycles.
The variation in roller mass was the variation in standard roller mass, which was 13 g for a 110 cc automatic motorcycle and 18 g for a 150 cc automatic motorcycle. The other variations of mass were 10 and 12 grams, respectively. Each sample was tested with a dynamometer three times. The results showed that the highest horsepower produced on a 150 cc automatic motorcycle was 11.6 hp using a 10 gr roller variation at 3475 rpm and the lowest was found in a standard roller mass variation on a 110 cc automatic motorcycle with 7.6 hp at 3210 rpm. In the torsion test, using a 10 gr roller mass on a 150 cc automatic motor produced the greatest torque of 35.58 Nm at 1557 rpm and the lowest torque of 22.46 Nm at 1868 rpm. It can be concluded that the replacement of the
9
mass variation of the roller with a lighter mass of the roller can increase the horse power and torque of the automatic motor with CVT transmission of 110 and 150 cc.
Keywords: performance; engine-dynamometer, CVT, torque, power
PENDAHULUAN
Sepeda motor merupakan moda transportasi dengan jumlah unit terbanyak di Indonesia, yaitu 121.209.304 unit. Jumlah sepeda motor tersebut merupakan 84% dari jumlah keseluruhan kendaraan yang ada di Indonesia [1].
Terdapat tipe-tipe sepeda motor seperti motor sport, bebek, dan matic. Namun, saat ini sepeda motor matic menguasai pangsa pasar di Indonesia dan sangat cocok untuk digunakan karena memberikan kenyamanan dan kepraktisan lebih dalam berkendara karena tidak perlu lagi memindahkan gigi.
Hal yang membedakan sepeda motor matic dengan jenis sepeda motor tipe sport dan bebek terletak pada sistem transmisinya. Pada sepeda motor matic menggunakan sistem transmisi otomatis yang disebut dengan CVT (Continuously Variable Transmission).
CVT mencoba menciptakan perbandingan putar dengan memanfaatkan sabuk (belt) dan pulley [2]. Pulley terdiri dari pulley primer (driver pulley) dan pulley sekunder (driven pulley) [3]. Pulley primer dan pulley sekunder menghasilkan gaya sentrifugal untuk menekan kampas ganda ke rumah kopling sehingga menghasilkan output daya untuk memutar as roda belakang [4]. Komponen penting lain dalam sistem CVT adalah roller [5].
Roller merupakan material yang tersusun dengan teflon sebagai permukaan luarnya dan tembaga atau aluminium sebagai lapisan dalamnya. Bentuk dari roller mirip dengan bangun ruang silinder yang memiliki berat dan diameter tertentu. Roller berfungsi untuk menekan dinding dalam pulley primer ketika kondisi putaran tinggi. Prinsip kerja roller hampir mirip dengan plat penekan pada kopling sentrifugal. Pada saat putaran mesin meningkat, roller akan terlempar ke arah luar dan mendorong bagian pulley yang dapat bergeser mendekati pulley yang diam sehingga celah pullley-nya akan menyempit [6]. Gambar 1. Merupakan konstruksi dari sistem CVT secara umum.
Massa roller yang digunakan dalam CVT dapat berpengaruh terhadap performa mesin. Semakin berat massa roller maka dapat menyebabkan sistem semakin cepat bergerak mendorong movable drive face pada drive pulley sehingga dapat menekan belt ke posisi terkecil.
Tetapi, agar belt dapat tertekan hingga maksimal maka membutuhkan massa roller yang sesuai.
Gambar 1. Konstruksi CVT [7]
Terdapat banyak alasan yang melatar belakangi untuk melakukan perubahan massa roller, dari mulai beban mesin, kondisi jalan, kegunaan kendaraan, kehilangan kecepatan dan torsi dari v-belt (tanpa ada perubahan rasio kecepatan) [8]. Pada penelitian sebelumnya [9-10], peneliti melaporkan bahwa perlakuan variasi pada massa roller dan perbandingan power to mass pada CVT akan memberikan dampak pada performa dari mesin motor.
Akan tetapi, belum ada penelitian yang melaporkan tentang penelitian dalam mengevaluasi performa variable tersebut pada mesin matic dengan volume ruang silinder pada mesin 110 dan 150 cc. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan membahas tentang pengaruh variasi massa roller terhadap performa mesin motor matic 110 dan 150 cc.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan sepeda motor matic 110 dan 150 cc bermesin bensin 4 langkah yang dapat dilihat pada Tabel 1. dengan variasi massa roller pada saat dilakukan pengujian adalah masing-masing menggunakan massa roller standar, massa roller 10 gr, dan massa roller 12 gr. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali dan diambil data nilai rata-rata. Bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertamax.
Gambar 2. merupakan skema alat dynamometer yang digunakan. Dynamometer merupakan suatu mesin yang digunakan untuk menghitung kecepatan putaran (rpm), horse power (Nm), dan torsi (torque) dari tenaga yang diproduksi oleh suatu mesin, motor atau penggerak
J-Proteksion Vol. 7 No. 1 Agustus 2022, Hal. 8-13 ISSN: 2528-6382 (print), 2541-3562 (online)
10 Asroful Abidin,
Pengaruh Variasi Massa Roller CVT terhadap Karakteristik Performa Motor Matic 110 cc dan 150 cc Menggunakan Dynamometerberputar lain. Saat ini dynamometer telah banyak digunakan oleh produsen kendaraan. Contohnya, untuk beberapa penelitian peningkatan kinerja kendaraan, pengurangan emisi gas beracun, pengontrolan konsumsi bahan bakar serta melakukan studi getaran dan suara [11].
Dynamometer juga dapat digunakan untuk menentukan tenaga dan torsi yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu mesin [12]. Proses pengujian pada penelitian ini menggunakan dynamometer tipe chasis dari sportdevices.com dan dilaksanakan di laboratorium konversi energi Universitas Muhammadiyah Jember.
Tabel 1. Spesifikasi mesin
Variabel Keterangan
Tipe mesin a) 4-langkah, sohc, pendingin udara
b) 4-langkah, sohc, pendingin air
Volume silinder a) 108,2 cc b) 149,3 cc Sistem bahan bakar a) Injeksi
b) Injeksi Diameter x langkah a) 50 x 55,1 mm
b) 57,3 x 57,9 mm Tipe transmisi a) CVT
b) CVT Rasio kompresi a) 9,5 : 1
b) 10,6 : 1
Daya maksimum a) 9,1 ps @ 7500 rpm b) 13,1 ps @ 8500 rpm Torsi maksimum a) 0,96 kgf.m @ 6000 rpm
b) 1,37 kgf.m @ 5000 rpm Tipe starter a) Electric dan kick
b) Electric dan kick
*a) matic 110 cc, b) matic 150 cc.
Gambar 2. Skema dynamometer
Blower digunakan untuk mendinginkan mesin pada saat proses uji dilakukan. Adapun software yang digunakan adalah sport Dyno versi 3.8.44.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang dibahas adalah pengaruh dari variasi massa roller terhadap performa mesin yang dihasilkan. Indikator
dari performa mesin yang dihasilkan adalah horse power dan torsi. Horse power didefinisikan sebagai satuan daya yang setara dengan tenaga kuda, sehingga bisa disebut dengan daya kuda. Satu horse power senilai dengan 735,5-745,7 watt. Horse power berperan penting untuk membuat kendaraan dapat melaju meskipun sedang membawa beban berat, sedangkan fungsi torsi adalah akumulasi jumlah tenaga kuda yang dihasilkan dari horse power. Menghitung besar horse power pada motor empat langkah digunakan rumus sebagai berikut [5]:
P= 2.π.n.T (1)
Keterangan:
P= Daya (kW)
n= Putaran mesin (rpm) T= Torsi mesin (Nm)
Adapun rumusan dari torsi adalah sebagai berikut [13].
T = F x d (N. m) ()
Keterangan:
T = Torsi benda berputar (N.m)
F = Gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N) d = Jarak benda ke pusat rotasi (m)
Gambar 3. dan Gambar 4. menunjukkan hasil dari pengujian horse power motor matic 110 dan 150 cc dengan massa roller standar 13 gr untuk motor matic 110 cc dan 18 gr untuk motor matic 150 cc. Variabel massa roller selanjutnya masing-masing adalah 10 gr dan 12 gr.
Gambar 3. Hasil uji horse power (HP) pada sepeda motor matic 110 cc
Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Gambar 3.
menjelaskan bahwa untuk massa roller standar 13 gr menghasilkan horse power tertinggi sebesar 7,6 HP pada putaran mesin 3210 rpm. Roller dengan massa 10 gr menghasilkan horse power tertinggi sebesar 8,2 HP pada putaran mesin 3693 rpm. Roller dengan massa 12 gr menghasilkan horse power tertinggi sebesar 7,8 HP pada putaran mesin 3097 rpm.
Gambar 4. Hasil uji horse power (HP) pada sepeda motor matic 150 cc
Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Gambar 4.
menjelaskan bahwa untuk massa roller standar 18 gr menghasilkan horse power tertinggi sebesar 10,3 HP pada putaran mesin 6462 rpm. Roller dengan massa 10 gr menghasilkan horse power tertinggi sebesar 11,6 HP pada putaran mesin 3475 rpm. Roller dengan massa 12 gr menghasilkan horse power tertinggi sebesar 11,4 HP pada putaran mesin 3528 rpm.
Semakin ringan massa roller yang digunakan maka horse power yang dihasilkan semakin tinggi. Horse power tertinggi pada motor matic 110 cc dihasilkan dari massa roller 10 gr pada putaran mesin yang lebih rendah.
Hal ini dikarenakan massa roller yang lebih ringan memungkinkan pergeseran lebih cepat sehingga akselerasi pada putaran mesin bawah lebih bagus dan top speed lebih pendek. Oleh sebab itu, roller dengan massa yang lebih ringan cocok digunakan untuk keadaan jalan di perkotaan yang cenderung macet. Sebaliknya, semakin berat massa roller maka akselerasi bawah untuk stop and go semakin lambat, tetapi top speed yang dihasilkan lebih panjang. Hasil uji pada motor matic 150 cc juga menyebutkan hal demikian.
Semakin ringan massa roller maka roller akan semakin cepat bergerak mendorong pulley bergerak primer, sehingga bisa menekan v-belt dan semakin mempercepat perubahan diameter pulley primer dan pulley sekunder. Akan tetapi, gaya dorong roller terhadap pulley bergerak primer semakin kecil. Sebaliknya bila roller semakin berat, maka semakin lambat bergerak mendorong pulley bergerak primer, akan tetapi semakin besar gaya dorong roller terhadap pulley bergerak primer, sehingga semakin besar diameter dari pulley bergerak primer tersebut [14].
Gambar 5. dan Gambar 6. menunjukkan hasil dari pengujian torsi motor matic 110 dan 150 cc dengan massa roller standar (110cc = 13 gr dan 150 cc = 18 gr), massa roller 10 gr, dan massa roller 12 gr.
Berdasarkan data yang ditunjukkan pada Gambar 5.
menjelaskan bahwa untuk massa roller standar 13 gr
menghasilkan torsi tertinggi sebesar 22,46 Nm pada putaran mesin 1868 rpm. Roller dengan massa 10 gr menghasilkan torsi tertinggi sebesar 27,16 Nm pada putaran mesin 1440 rpm. Roller dengan massa 12 gr menghasilkan torsi tertinggi sebesar 24,68 Nm pada putaran mesin 1609 rpm. Sedangkan pada Gambar 6.
menjelaskan bahwa untuk massa roller standar 18 gr menghasilkan torsi tertinggi sebesar 28,81 Nm pada putaran mesin 1889 rpm. Roller dengan massa 10 gr menghasilkan torsi tertinggi sebesar 35,58 Nm pada putaran mesin 1557 rpm. Roller dengan massa 12 gr menghasilkan torsi tertinggi sebesar 33,24 Nm pada putaran mesin 1656 rpm.
Gambar 5. Hasil uji torsi (Nm) pada sepeda motor matic 110 cc
Gambar 6. Hasil uji torsi (Nm) pada sepeda motor matic 150 cc
Semakin ringan massa roller yang digunakan maka torsi yang dihasilkan semakin tinggi. Torsi tertinggi pada motor matic 110 cc dihasilkan dari massa roller 10 gr pada putaran mesin yang lebih rendah. Sedangkan pada motor matic 150 cc torsi tertinggi dihasilkan pada roller dengan massa 10 gr pada putaran mesin yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena roller yang lebih ringan akan mempercepat proses kerja dari sistem CVT sehingga dapat memberikan torsi yang lebih besar dengan putaran mesin yang lebih rendah. Menurut Permana (2020), dkk., massa roller yang lebih ringan dapat
J-Proteksion Vol. 7 No. 1 Agustus 2022, Hal. 8-13 ISSN: 2528-6382 (print), 2541-3562 (online)
12 Asroful Abidin,
Pengaruh Variasi Massa Roller CVT terhadap Karakteristik Performa Motor Matic 110 cc dan 150 cc Menggunakan Dynamometerterlempar cepat untuk mendorong sliding sheave pada pulley sekunder, berbeda untuk roller yang lebih berat dapat bergerak perlahan untuk mendorong sliding sheave dengan baik karena terjadi selip pada v-belt dan sliding sheave. Sehingga v-belt tidak dapat meneruskan ke pulley sekunder dengan baik.
Horse power dan torsi yang dihasilkan mengalami penurunan seiring bertambahnya putaran mesin. Pada putaran mesin 4000 hingga 6000 rpm, keseluruhan variasi dari massa roller mengalami penurunan horse power. Begitu juga pada torsi, saat putaran mesin mencapai 2000 hingga 3000 rpm keseluruhan variasi dari massa roller mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya pembatasan putaran maksimal dari pabrik sesuai dengan kemampuan mesin. Jika tidak dibatasi akan menyebabkan kerusakan pada komponen mesin. Hal sama juga terjadi pada penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa pada putaran 5000 rpm - 7000 rpm motor mengalami penurunan pada daya yang dihasilkan pada setiap variasi massa roller dan nilai konstanta pegas [15].
Mesin hanya perlu bekerja hingga horse power maksimal. Setelah itu, horse power terus mengalami penurunan meskipun putaran mesin sangat tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah udara yang masuk tidak mencukupi untuk menghasilkan pembakaran bertekanan tinggi.
Pengurangan tekanan ini terjadi setelah mesin melewati rpm-torsi puncak dan semakin menurun setelah melewati rpm-horse power puncak.
Mesin bekerja dengan mongonversi udara, panas, dan bahan bakar menjadi torsi yang memutar crankshaft dan daya pada kendaraan dihasilkan dari torsi dikalikan putarannya. Semakin besar putarannya maka semakin besar daya yang dihasilkan, kemudian putaran tersebut dikonversi oleh sistem CVT agar dapat menyesuaikan kecepatan kendaraan. Adanya CVT, mesin dapat berputar dengan rpm tinggi dikecepatan yang rendah. Namun, di kecepatan maksimum mesin harus berputar di putaran tertinggi.
PENUTUP Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggantian variasi massa roller dengan massa roller yang lebih ringan dapat meningkatkan horse power dan torsi dari motor matic bertransmisi CVT 110 dan 150 cc.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk penelitian selanjutnya yaitu harap menambahkan variabel konsumsi
bahan bakar dan emisi gas buang. Agar performa dari mesin dapat diukur dari segi efisiensi bahan bakar dan emisi gas buang yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Pusat Statistik, “Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Provinsi dan Jenis Kendaraan (unit), 2021,” 2022. [Online]. Available:
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data _pub/0000/api_pub/V2w4dFkwdFNLNU5mSE95U nd2UDRMQT09/da_10/1
[2] R. Salam, “Pengaruh Penggunaan Variasi Berat Roller Pada Sistem CVT (Continuously Variable Transmission) Terhadap Performa Sepeda Motor Honda beat 110 cc Tahun 2009,” J. Tek. Mesin, vol.
1, no. 1, pp. 1 – 6, 2016.
[3] A. Sri Komaladewi, I. Ketut Adi Atmika, and A.
Haryawan, “Tinjauan Kinerja Traksi Sistem Transmisi Otomatik (Cvt) Pada Sepeda Motor Dengan Variasi Konstanta Pegas Sliding Sheave Dan Berat Roller Sentrifugal,” pp. 13–15, 2010.
[4] A. AL Ilham, H. Haniffudin, S. Saefi, and H.
Nasrullah, “Pengaruh Berat Roller Cvt Dan Pegas Pulley Racing Pada Motor Yamaha Mio J/Gt 2014,”
Auto Tech J. Pendidik. Tek. Otomotif Univ.
Muhammadiyah Purworejo, vol. 16, no. 2, pp. 187–
200, 2021, doi: 10.37729/autotech.v16i2.1254.
[5] Y. Nofendri and E. Christian, “Pengaruh Berat Roller Terhadap Performa Mesin Yamaha Mio Soul 110 Cc Yang Menggunakan Jenis Transmisi Otomatis (CVT),” J. Kaji. Tek. Mesin, vol. 5, no. 1, pp. 58–65, 2020, doi: 10.52447/jktm.v5i1.3991.
[6] J. Jama and Wagino, Teknik Sepeda Motor. 2008.
[7] I. Ilmy and I. N. Sutantra, “Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc,” J. Tek. ITS, vol. 7, no. 1, 2018, doi: 10.12962/j23373539.v7i1.29829.
[8] T. F. Chen, D. W. Lee, and C. K. Sung, “An experimental study on transmission efficiency of a rubber V-belt CVT,” Mech. Mach. Theory, vol. 33, no. 4, pp. 351–363, 1998, doi: 10.1016/S0094- 114X(97)00049-9.
[9] H. Hutabarat, Darlius, and Zulherman, “Pengaruh Variasi Berat Roller CVT dan RPM terhadap Daya pada Yamaha Soul GT 115cc,” J. Pendidik. Tek.
Mesin, vol. 5, no. 1, pp. 1–7, 2018.
[10] I. W. Y. Arta, Z. Arifin, and A. Yudantoko, “The effect of CVT rollers weight on power and torque of honda vario 125 engine in garuda hybrid car 2017,”
J. Phys. Conf. Ser., vol. 1700, no. 1, 2020, doi:
10.1088/1742-6596/1700/1/012064.
[11] E. L. Mojab, P. Micheau, and M. Boisvert, “Indirect adaptive speed control for a two-stroke engine- CVT-dynamometer,” IFAC Pap., vol. 55, no. 12,
pp. 549–554, 2022, doi:
10.1016/j.ifacol.2022.07.369.
[12] G. Aditya and D. Darlis, “Perancangan Dynotest Portable Untuk Sepeda Motor Dengan Sistem Monitoring Menggunakan Modul Ism Frekuensi 2 . 4 Ghz Dynotest Potable Design For Motorcycle With Monitoring System Using Ism Module Frequency 2 . 4 Ghz,” e-Proceeding Appl. Sci., vol.
1, no. 2, pp. 1231–1238, 2015.
[13] I. W. B. Ariawan, “Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Pertalite terhadap Unjuk Kerja Daya , Torsi dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Bertransmisi Otomatis,” vol. 2, no. 1, pp. 51–58, 2016.
[14] A. Al Farobi, “Pengaruh Penggunaan Jenis Pemberat ( Roller ) Terhadap Performa Mesin Yamaha Mio Soul Tahun 2010,” Jur. Tek. Mesin, pp. 1–7, 2010.
[15] K. N. C. Permana and W. D. Raharjo, “Pengaruh Penggunaan Variasi Berat Roller dan Pegas Pully Sekunder Pada CVT (Continuously Variable Transmission) Terhadap Daya, Torsi, dan Konsumsi Bahan Bakar Honda Beat PGM-FI Tahun 2013,”
Automot. Sci. Educ. J., vol. 9, no. 2, pp. 30–35,
2020, [Online]. Available:
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/asej