• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaber JOURNAL OF AGRICULTURAL AND BIOSYSTEM ENGINEERING RESEARCH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jaber JOURNAL OF AGRICULTURAL AND BIOSYSTEM ENGINEERING RESEARCH "

Copied!
87
0
0

Teks penuh

Cara kerjanya, pisau yang dipasang akan memotong rumput liar dengan cara menekan tombol on pada gagang alat. Dua jenis bilah pisau yang digunakan yaitu bilah segitiga dan bilah L yang masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Jumlah bilah yang digunakan sebanyak 12 buah, terdiri dari 6 bilah segitiga dan 6 bilah L.

Gambar 1. Desain prototype alat.
Gambar 1. Desain prototype alat.

TDDA: Tetradodecylammonium

Tingkat akurasi penggunaan sensor ISE mempunyai hasil yang tinggi dibandingkan dengan standar pengukuran yang dilakukan di laboratorium. Perubahan konsentrasi ion diukur menggunakan ISE (a), volume air (b), jumlah ion yang ditambahkan ke dalam larutan nutrisi (c) (Jung et al 2019). Dengan nilai akurasi pengukuran konsentrasi ion yang tinggi, maka sistem pengendalian konsentrasi ion dalam larutan nutrisi pada sistem hidroponik juga menjadi lebih baik.

Gambar 3. Mekanisme respon untuk mendeksi PO 4  menggunakan elektroda kobalt (a),  Komponen elektroda kobalt (b) ISE PO 4  berbasis kobalt (Jung et al 2019)
Gambar 3. Mekanisme respon untuk mendeksi PO 4 menggunakan elektroda kobalt (a), Komponen elektroda kobalt (b) ISE PO 4 berbasis kobalt (Jung et al 2019)

PENGARUH KADAR PEREKAT MOLASE DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BIOBRIKET DARI

TEMPURUNG KELAPA DAN SEKAM PADI

  • Kadar Air
  • Kadar Abu
  • Volatile Matter
  • Kerapatan
  • Laju Pembakaran

Oleh karena itu pada penelitian ini akan dirancang sistem irigasi smart sprinkler (SMARKLE) berbasis IoT. Rancangan sistem irigasi terdiri dari baterai 60 amp, solar charge controller, robotdyn Arduino mega 256o wifi, relay, a sensor kelembaban tanah, dan sprinkler. Sedangkan pada set point bawah, jika kelembaban tanah melebihi 80%, pompa dan sprinkler irigasi akan mati. Irigasi sprinkler merupakan suatu metode irigasi yang airnya dialirkan dengan cara menyemprotkan air ke udara kemudian jatuh ke permukaan tanah sebagai air hujan, serta dapat meningkatkan produktivitas air dengan menghindari limpasan permukaan.

Irigasi sprinkler merupakan sistem irigasi yang fleksibel dan sangat efisien bila digunakan pada lahan pertanian hortikultura. Sistem irigasi sprinkler terdiri dari beberapa unit komponen yaitu sumber air irigasi, pompa dan penggerak air, jaringan pipa dan sprinkler. Irigasi sprinkler berbasis IoT (Internet of Things) dan Android merupakan suatu rancangan jaringan irigasi sprinkler yang dapat dioperasikan secara otomatis dan jarak jauh.

31 Cara kerja sistem irigasi sprinkler ini adalah angin akan memutar turbin angin, kemudian putaran yang dihasilkan akan menghasilkan listrik pada generator sebagai tenaga untuk menjalankan pompa. Perancangan sistem irigasi sprinkler otomatis ini menggunakan sensor kelembaban tanah sebagai pengukur kelembaban tanah dan mengirimkannya ke mikrokontroler. Beberapa kali dilakukan diskusi konsep bersama rombongan, dosen pendamping dan senior mengenai konsep alat yang terdiri dari dua fokus utama yaitu produksi turbin angin dan pembuatan sistem irigasi sprinkler berbasis IoT untuk penyesuaian pompa.

Setelah dilakukan uji kalibrasi maka dilakukan uji coba irigasi sprinkler dengan menggunakan pompa 67 Watt yang terdiri dari 3 buah sprinkler jenis sprinkler yang dapat diatur. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat ide perancangan Sistem Irigasi Penyiraman Tanaman Berbasis IoT (Internet of Things) untuk pengelolaan lahan pertanian jangka panjang yaitu pompa irigasi sprinkler berdasarkan data dari sensor kelembaban tanah berbasis aplikasi di smartphone yaitu SMARTLE. Ardiansyah, S.TP., M.Si agar penerapan dan perancangan sistem irigasi sprinkler dapat berjalan dengan baik.

Diagram alir prosedur penelitian
Diagram alir prosedur penelitian

RANCANG BANGUN NANOFARM SEBAGAI POTENSI BERTANAM PRAKTIS

Nanofarm merupakan alat berbentuk balok yang berfungsi untuk menumbuhkan tanaman berumur pendek tanpa memerlukan lahan yang luas. Nanofarm menawarkan kemudahan dalam menanam berupa sistem kendali otomatis dan bernilai estetika sehingga dapat difungsikan sebagai penghias. Alat dan bahan yang digunakan untuk merancang nanofarm antara lain aluminium, kaca, dan peralatan bengkel, seperti bor listrik dan besi solder.

Data yang tersimpan digunakan untuk melakukan tindakan pengendalian sistem berupa menyalakan lampu, menyedot air dan menyalakan kipas angin. Identifikasi permasalahan ini berkaitan dengan permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan sempit kemudian dilanjutkan dengan tahap pengumpulan data yang diperoleh melalui kajian pustaka. Pengujian pada penelitian ini menggunakan tanaman selada, sehingga semua parameter disesuaikan dengan kebutuhan tanaman selada.

Dilihat dari hasil yang telah dicapai, nanofarm berpotensi meningkatkan produksi pertanian karena alat ini merupakan salah satu upaya budidaya tanaman yang menggunakannya. 41 Alat ini dapat digunakan secara luas oleh para petani dan masyarakat awam dan merupakan salah satu solusi atau cara alternatif untuk menanam tanaman sayuran berumur pendek secara optimal. Selain untuk kegiatan pertanian, alat ini juga praktis karena bersifat portable atau mudah dipindahkan serta dapat dijadikan hiasan karena memiliki nilai estetika jika diletakkan di dalam ruangan.

Alat ini cocok untuk tanaman hijau berumur pendek dengan bentuk balok yang ukurannya disesuaikan sehingga dapat menambah nilai estetika di dalam dan/atau di luar ruangan.

Gambar 1 menunjukkan alur metode penelitian yang dilaksanakan dimana kegiatan  diawali dengan mengidentifikasi masalah
Gambar 1 menunjukkan alur metode penelitian yang dilaksanakan dimana kegiatan diawali dengan mengidentifikasi masalah

PENAMBAHAN ZAT LILIN DAUN TALAS SEBAGAI KOMPONEN HIDROFOBIK DALAM MENURUNKAN NILAI

WATER UPTAKE PADA EDIBLE FILM PATI SINGKONG

Oleh karena itu, ketika menambahkan bahan hidrofobik (anti air) pada film pati untuk meningkatkan ketahanan air pada film yang dapat dimakan, dapat digunakan lilin daun talas. Kemudian oleskan secara merata di atas Edible Film dan diamkan agar lapisan lilin dapat menempel sempurna pada Film. Sedangkan Edible Film dengan penambahan lapisan lilin daun talas (Gambar 4) menunjukkan ciri-ciri film yang lebih tebal, permukaan tidak rata dan bergelombang, serta warna hijau tua.

Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh, Edible Film yang dilapisi Tepung Singkong tanpa lapisan lilin tidak mengalami pemanjangan, sedangkan Edible Film yang dilapisi Lilin Daun Talas mengalami pemanjangan sebesar 16 cm. Uji daya serap air dilakukan dengan cara menimbang berat awal film yang dilapisi lilin daun talas dan berat awal film yang dilapisi lilin daun talas. Berdasarkan hasil uji daya serap air pada piring yang dilapisi lilin, daun talas mempunyai nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan food foil yang tidak dilapisi lilin.

Pada penelitian ini lilin daun talas mampu menurunkan daya serap air sebesar 7,6% sehingga menjadikan Edible Film tahan terhadap daya serap air dan mencegah kerusakan akibat serapan air. Penambahan malam daun talas pada Edible film pati singkong terbukti mampu menurunkan nilai serapan air film sebesar 8,43%. Sedangkan cling film dengan penambahan lapisan ekstrak tar wax mempunyai sifat lebih tebal, permukaan tidak rata dan bergelombang, warna hijau tua dan daya serap air 8,43%.

Hal ini menunjukkan bahwa penambahan malam daun talas yang mempunyai sifat hidrofobik atau anti air mampu menahan daya serap air film pati singkong yang dapat dimakan.

Gambar 1. Daun talas.
Gambar 1. Daun talas.

ANALISIS KUALITAS GARAM KROSOK PADA TEKNOLOGI GREENHOUSE TUNNEL DI KABUPATEN KEBUMEN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Obyek Penelitian
  • Rancangan Pengambilan Sampel
  • Analisis Data
  • Iklim Mikro
  • Analisis Mutu Kimia
  • Analisis Organoleptik 1. Uji Pembedaan Segitiga

Berdasarkan analisis di atas, suhu air pada pukul 07.00 dan 12.00 menunjukkan derajat korelasi kuat searah (positif), pada pukul 17.00 menunjukkan korelasi sedang searah (positif) dengan kadar dari menjadi. 55 Berdasarkan analisis di atas, suhu (di dalam rumah kaca) pada pukul 07.00 dan 17.00 menunjukkan korelasi derajat sedang dengan arah yang sama (positif), pada pukul 12.00 menunjukkan korelasi kuat dalam arah yang sama ( positif) dengan tingkat menjadi. Berdasarkan analisa diatas suhu air pada pukul 07.00 dan 12.00 menunjukkan tingkat korelasi yang sangat kuat searah (positif), pada pukul 17.00 menunjukkan korelasi yang kuat searah (positif) dengan suhu air. tingkat menjadi.

Berdasarkan analisa di atas, suhu (di dalam rumah kaca) pada 07.00 dan 12.00 tingkat korelasi sangat kuat searah (positif), pada 17.00 menunjukkan korelasi sempurna searah (positif) dengan level be. Berdasarkan analisa di atas, suhu (di luar rumah kaca) pada 07.00 tingkat korelasi kuat searah (positif) pada 12.00 dan 17.00 menunjukkan korelasi yang sangat lemah searah (positif) dengan level be. Berdasarkan analisa di atas, RH (di luar rumah kaca) pada 07.00 dan 17.00 tingkat korelasi sangat lemah yaitu searah (positif), pada 12.00 menunjukkan korelasi sedang yaitu searah (positif) dengan tingkat berada.

Berdasarkan analisa di atas, RH (dalam rumah kaca) pada pukul 17.00 menunjukkan tingkat korelasi yang sangat lemah yaitu searah (positif) dengan tingkat be. Berdasarkan analisa di atas, kecepatan angin pada pukul 07.00 dan 12.00 menunjukkan tingkat korelasi searah yang sangat lemah (positif), pada pukul 17.00 menunjukkan korelasi searah yang sedang (positif) dengan tingkat be. Berdasarkan analisis di atas, intensitas cahaya pada pukul 07.00 menunjukkan hubungan korelasi searah yang sangat lemah (positif), pada pukul 12.00 dan 17.00 menunjukkan hubungan korelasi searah yang sedang (positif) dengan tingkat be.

Berdasarkan analisa di atas, intensitas cahaya pada 07.00 tingkat korelasi searah sangat lemah (positif), pada 12.00 dan 17.00 menunjukkan korelasi yang kuat searah (positif) dengan level be.

Gambar 1. Hubungan suhu air dan kadar be (jagad kidul).
Gambar 1. Hubungan suhu air dan kadar be (jagad kidul).

PEMURNIAN BIOGAS DENGAN METODE ADSORBSI PADA VARIASI WAKTU PEMURNIAN DAN LAJU ALIRAN

MENGGUNAKAN ADSORBEN ARANG AKTIF DAN SILIKA GEL

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama waktu pemurnian terhadap kualitas biogas, mengetahui pengaruh laju aliran gas pada saat pemurnian terhadap kualitas biogas yang dihasilkan serta menentukan waktu pemurnian dan laju aliran gas terbaik. untuk pemurnian biogas. Berdasarkan penelitian Kusmayadi dkk. 2019) yang melakukan pemurnian biogas menggunakan adsorben arang aktif dan silika gel dengan waktu pemurnian yang bervariasi (30, 60 dan 90 menit), memperoleh waktu pemurnian terbaik yaitu 30 menit dengan kandungan metana ppm. Analisis uji ANOVA lama perlakuan pemurnian terhadap kandungan metana menunjukkan bahwa waktu pemurnian berpengaruh nyata terhadap kandungan metana yang dihasilkan.

Variabel kontrol kandungan metana sebelum pemurnian dapat dilihat pada Gambar 3 diatas, dimana kandungan metana tertinggi setelah pemurnian adalah ppm pada laju alir 6 l/menit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iriani & Haryadi (2014) yang melakukan pemurnian biogas menggunakan adsorben arang aktif dengan laju aliran bervariasi 0,015 L/menit, 0,02 L.menit, 0,025 L/s diperoleh kandungan metana tertinggi sebesar 96,03% pada saat aliran. 0,025 L/menit, sehingga dapat dilihat bahwa semakin tinggi laju alir maka semakin tinggi pula kandungannya. Variabel kontrol kadar karbon dioksida sebelum pemurnian sebesar 77.752,49 ppm Diketahui pada Gambar 5 diatas terjadi penurunan kandungan karbon dioksida setelah pemurnian dimana kandungan karbon dioksida terendah sebesar 5202,41 ppm dari laju alir 4 l/menit.

Analisis uji ANOVA perlakuan laju alir biogas terhadap kandungan metana (α = 5%) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kandungan karbon dioksida yang dihasilkan. Uji nyala bertujuan untuk mengetahui kualitas biogas yang dihasilkan yaitu untuk mengetahui kandungan metana pada biogas (Yahya et al., 2017). Gas metana paling banyak dihasilkan pada laju alir 6 L/menit sebesar 474.744,3 ppm dan gas karbon dioksida terendah dihasilkan pada laju alir 4 L/menit sebesar 5202,41 ppm.

Waktu scrubbing dan laju alir biogas yang terbaik adalah 25 menit dan 6 L/menit karena menghasilkan kadar metana tertinggi, sedangkan kandungan karbon dioksida pada waktu scrubbing 20 menit dan laju alir gas 4 L/menit karena menghasilkan kadar karbon dioksida paling rendah. .

Gambar 1. Instalasi pemurnian biogas
Gambar 1. Instalasi pemurnian biogas

Ketentuan Sitasi dan Referensi

List sources alphabetically by surname in the reference in the text, in the order in which they appear in the reference list. For all in-text references, include only the first author's surname, followed by 'et al.'. Budd (Eds.), Proceedings of the Sir Mark Oliphant International Frontiers of Science and Technology Australian Geothermal Energy Conference, Canberra, Australia: Geoscience Australia.

First in-text reference: spell full name with body abbreviation.

Gambar

Gambar 1. Skema pengontrolan nutrisi berdasarkan kebutuhan ion pada sistem tanam  hidroponik (Jung et al., 2019)
Gambar 2. Sensor ISE Nitrat komersial (CNT ISE M062, NT Sensor)  Tabel 1. Komposi kimia dari membran ISE untuk ion NO 3 , K, Ca, dan Mg
Gambar 3. Mekanisme respon untuk mendeksi PO 4  menggunakan elektroda kobalt (a),  Komponen elektroda kobalt (b) ISE PO 4  berbasis kobalt (Jung et al 2019)
Gambar 4. Hubungan antara kadar ion yang diukur menngunakan ISE dengan  pengukuran standar (a dan b), hubungan antara target konsentrasi dengan nilai aktual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini dibahas rancang bangun prototipe sistem penguncian loker tersebut yang memungkinkan pengguna dapat memperoleh nomor loker, membuka serta

Berikut ini adalah hasil dan pembahasan dari rancang bangun alat pemecah kulit padi dengan pengaturan kecepatan motor dengan metode fuzzy yang telah selesai dibuat :..

(2013) menyatakan bahwa pengaplikasian herbisida oksifluorfen diikuti dengan penyiangan dapat mengurangi kepadatan gulma dan memberikan hasil yang signifikan terhadap

Jurnal Menara Perkebunan sebagai media komunikasi penelitian di bidang perkebunan telah memasuki edisi penerbitan tahun ke -86 dan senantiasa menyajikan hasil-hasil

Algoritma non delay dengan working time window (WT-NSA) adalah algoritma yang dikembangkan dari non delay schedule dengan mempertimbangkan kendala ketersediaan mesin, yaitu

Pada edisi ketiga Jurnal JENV ini terdapat dua makalah di bidang manajemen lingkungan : Daya Dukung Lingkungan Hidup DAS Ciliwung Hulu di Kabupaten Bogor, Optimasi Usulan

Secara analisis butiran partikel jagung giling yang dihasilkan dari rancang bangun mesin dalam penelitian ini yaitu 2 mm 1 mm dan kurangdari 1 mm maka butiran partikel ini telah memeuhi

RANCANG BANGUN ALAT SETTING ALIGNMENT RODA GIGI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN MESIN Kadriadi1, Yudi Siswanto1, Kadex Widhy Wirakusuma1, Muhammad