• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAJANAN SEHAT DI KALANGAN MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Fala Mutiah

Academic year: 2023

Membagikan "JAJANAN SEHAT DI KALANGAN MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MAKASSAR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KELOMPOK 3

KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN KOMUNIKASI

JAJANAN SEHAT DI KALANGAN MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MAKASSAR

PROPOSAL PROJECT

(2)

JAJANAN SEHAT DI KALANGAN MURID SEKOLAH DASAR DI KOTA MAKASSAR

DI SUSUN OLEH : Raenita Dwimulya Tahir

Anisa Fahira Dhiya’ Zielfita Munzier Andi Feninda Amalia Syahbani

Harun Adisua Toding Rante Laksmi Nurul Suci

Iva Anugrah

Program Studi Magister Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin 2023

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam upaya memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari, kita perlu mengkonsumsi makanan yang beragam. Mengapa harus beragam?

Karena makanan yang sehat dan bergizi dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga dapat menjadi generasi yang sehat, cerdas, berprestasi dan berkarakter. Setiap jenis sumber makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda. Tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung seluruh zat gizi secara lengkap atau sempurna.

Semakin beragam makanan yang dikonsumsi, semakin beragam nilai gizi yang didapatkan.

Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak salah satunya dipengaruhi oleh zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Awal usia 7 (tujuh) tahun anak mulai masuk sekolah, mulai berkenalan dengan suasana, lingkungan dan kebiasaan baru dalam kehidupannya sehingga mempengaruhi kebiasaan makan anak. Aktivitas yang tinggi mulai dari sekolah, kursus, mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan mempersiapkan pekerjaan untuk esok harinya, membuat stamina anak cepat menurun kalau tidak ditunjang dengan asupan pangan dan gizi yang cukup dan seimbang.

Agar stamina anak sekolah tetap bugar selama mengikuti kegiatan di sekolah, maka diharuskan sarapan pagi yang memenuhi kecukupan gizi.

Energi dari sarapan untuk anak-anak dianjurkan berkisar 1/3 (satu per tiga) dari kebutuhan energi per hari. Pentingnya mengonsumsi makanan selingan selama di sekolah adalah agar kadar gula darah tetap terkontrol baik, sehingga anak tetap konsentrasi terhadap pelajaran dan dapat melaksanakan aktivitas lainnya. Kecukupan zat gizi seseorang diantaranya dipengaruhi oleh umur.

(4)

Golongan umur 10-12 tahun kecukupan zat gizinya relatif lebih besar daripada golongan umur 7-9 tahun, karena pertumbuhan relatif cepat, terutama penambahan berat dan tinggi badan. Selain umur, jenis kelamin juga mempengaruhi kecukupan zat gizi.

Tabel 1. Angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan air yang dianjurkan anak umur 7–12 tahun (per orang per hari)

Table 2. Angka kecukupan mineral yang dianjurkan anak umur 7–12 tahun (per orang per hari)

Konsep gizi seimbang yang lama adalah ‘4 sehat 5 sempurna’, namun konsep itu sudah tidak relevan lagi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta permasalahan kesehatan masyarakat, pada tahun 1995 Pemerintah RI memperkenalkan istilah yang baru yaitu pedoman umum gizi seimbang yang di sempurnakan pada tahun 2014 menjadi

(5)

Pedoman Gizi Seimbang. Dalam pedoman tersebut, terdapat 10 Pedoman Gizi Seimbang sebagai berikut:

Sumber : Kemkes.go.id

Kondisi saat ini di Indonesia, khususnya pada anak-anak, masih mengalami masalah gizi ganda (double burden), yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 prevalensi status gizi (Indikator IMT/U) anak usia 5-12 tahun dengan kategori sangat kurus 2,4%, kurus 6,8%, normal 70,8% dan gemuk 10,8%.

Prevalensi status gizi (indikator TB/U) anak dengan kategori stunting (sangat pendek 6,7%, pendek 16,9%) dan normal 76,3%. Sedangkan prevalensi anemia pada anak usia sekolah (5-14 tahun) sebesar 26,8 %.

A. Kantin dan Jajanan Sehat

Peran kantin dan jajanan sehat di sekolah

 Penyedia kebutuhan berbagai makanan dan minuman

 bagi peserta didik dan juga warga sekolah lainnya.

 Media pembelajaran tentang pangan yang aman dan

(6)

 bergizi sesuai pelajaran yang telah diberikan di sekolah.

 Media penunjang kreatifitas peserta didik.

 Sarana penerapan standar kebersihan dalam menyiapkan,

 mengolah, menyajikan makanan dalam kehidupan seharihari.

 Sarana pembentukan pola makan bergizi seimbang

B. Empat komponen kantin dan jajanan sehat di sekolah

Dalam rangka menjamin penyelenggaraan kantin dan jajanan sehat di sekolah, terdapat beberapa komponen berikut ini yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:

(7)

 Komitmen dan Manajemen Sekolah (termasuk monitoring/ supervisi dan evaluasi diri penyelenggaraan kantin dan jajanan sehat di sekolah).

 Sumber Daya Manusia (Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola Kantin dan jajanan sehat di sekolah).

 Sarana dan Prasarana (Kebersihan peralatan dan lingkungan).

 Mutu Pangan (Aman, sehat dan bergizi).

Sejalan dengan data ini dalam projek proposal jajanan sehat, kami dari kelompok studi Komunikasi Kesehatan Pascasarjana Ilmu Komunikasi Fisip Unhas mengupayakan pemberian informasi dan edukasi tentang pangan yang aman, bermutu, dan bergizi seimbang. Kami percaya bahwa komunikasi efektif adalah kunci untuk mengubah perilaku makan anak- anak di sekolah.

Untuk mendukung rencana tersebut, pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kota Makassar beserta Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat melakukan Kerjasama Menuju Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Aman, Bermutu, dan Bergizi yang salah satunya adalah melalui penyusunan Proposal Projek 2023.

Dalam mengembangkan proyek ini, kami menggunakan Strategi komunikasi Visual, baik melalui gambar ataupun verbal yang dibaca.

Strategi ini adalah penyampaian informasi yang tepat maknanya bagi penerima pesan, khususnya anak-anak. Kami akan memanfaatkan media visual dan pesan yang mudah dimengerti oleh anak-anak. Proyek ini akan menyusun strategi komunikasi Visual dengan terlebih dahulu mengkaji sumber data, seperti dokumen ilmiah, dan akan menggabungkan elemen- elemen visual yang menarik untuk menyampaikan pesan tentang makanan sehat dan gizi yang seimbang kepada peserta didik.

Dengan kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan penelitian akademik, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam

(8)

meningkatkan pemahaman dan praktik makanan yang sehat di kalangan anak-anak sekolah dasar di Kota Makassar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, terungkap permasalahan mendasar yang memerlukan perhatian serius dan tindakan nyata antara lain:

1. Bagaimana kondisi gizi anak-anak di sekolah dasar di Kota Makassar?

2. Apa peran kantin dan jajanan sehat di sekolah dalam memenuhi kebutuhan gizi peserta didik?

3. Bagaimana strategi komunikasi visual dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman anak-anak tentang makanan sehat dan gizi?

1.3 Lokasi Projek

Projek ini akan dilaksanakan di sejumlah sekolah dasar di Kota Makassar yang memiliki kantin dan jajanan sehat.

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud dari proyek ini adalah meningkatkan pemahaman dan praktik makanan sehat di kalangan peserta didik, sementara tujuannya adalah:

1. Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang pentingnya makanan sehat dan gizi seimbang.

2. Mendorong praktik makanan sehat di kalangan peserta didik.

3. Meningkatkan kualitas kantin dan jajanan sehat di sekolah.

4. Mengoptimalkan peran kantin dan jajanan sehat sebagai sarana edukasi pangan yang aman dan bergizi.

1.5 Jangkauan dan Batasan Pelaksanaan Kegiatan

(9)

 Proyek ini akan berfokus pada peserta didik di sekolah dasar di Kota Makassar.

 Kegiatan proyek mencakup evaluasi kondisi gizi peserta didik, perbaikan kantin dan jajanan sehat, pelatihan tenaga kerja kantin, serta kampanye promosi.

 Proyek akan berlangsung selama maksimal dua bulan.

 Sumber daya yang tersedia akan membatasi jumlah sekolah yang dapat diikutsertakan dalam proyek.

BAB II

PEMBAHASAN PROJEK 2.1 Projek

A. Nama Projek

Dalam konteks tema "Optimasi Kantin dan Jajanan Sehat untuk Peningkatan Gizi dan Kesehatan Anak di Sekolah," judul proyek ini dapat disebut:

"KANTIN SEHAT: MENU CERDAS, GENERASI KUAT"

Judul tersebut mencerminkan esensi dari proyek yang bertujuan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak melalui perbaikan kantin sekolah dan makanan yang disediakan di dalamnya. Berikut adalah penjelasan makna dari judul tersebut:

Kantin Sehat: Bagian pertama dari judul, "Kantin Sehat,"

menunjukkan fokus utama proyek, yaitu mengoptimalkan peran kantin sekolah sebagai sumber makanan sehat. Ini mengacu pada perbaikan kualitas dan keberlanjutan kantin dalam menyediakan makanan yang memenuhi standar gizi yang baik dan aman.

Menu Cerdas: Bagian "Menu Cerdas" menggambarkan upaya untuk memberikan opsi makanan yang cerdas, yang berarti makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Ini merujuk pada perbaikan dan variasi dalam pilihan menu yang disajikan di kantin sekolah.

(10)

Generasi Kuat: Bagian terakhir dari judul, "Generasi Kuat,"

menggambarkan hasil yang diharapkan dari proyek ini. Proyek bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang kuat, baik secara fisik maupun kognitif, melalui pemenuhan gizi yang seimbang.

Secara keseluruhan, judul ini mencerminkan visi proyek untuk menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dengan memberikan mereka akses terhadap makanan sehat, serta meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya gizi yang seimbang. Dengan kata lain, judul ini menyiratkan bahwa makanan yang cerdas dan sehat di kantin sekolah akan membantu menciptakan generasi muda yang kuat dan siap menghadapi masa depan.

B. Spesifikasi

Proyek ini mencakup empat komponen utama:

 Evaluasi kondisi gizi peserta didik di sekolah dasar.

 Perbaikan sarana dan prasarana kantin dan jajanan sehat.

 Pelatihan tenaga kerja kantin dalam pengelolaan makanan sehat.

 Kampanye promosi makanan sehat dan gizi melalui pendekatan edukasi.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Projek A. Kelebihan Projek

 Mengintegrasikan aspek pendidikan dan kesehatan dalam upaya peningkatan gizi anak-anak.

 Mendorong keterlibatan pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat dalam perbaikan kualitas makanan di sekolah.

 Menggunakan strategi komunikasi visual yang efektif untuk menyampaikan pesan gizi kepada anak-anak.

(11)

B. Kekurangan Projek

 Keterbatasan sumber daya dapat membatasi jangkauan proyek.

 Proyek ini fokus pada sekolah dasar, sehingga perlu koordinasi lebih lanjut untuk melibatkan jenjang pendidikan lainnya.

2.3 Desain Key Visual

BAB III

PEMAHAMAN TERHADAP PROJEK

3.1 Pemahaman terhadap Latar Belakang Projek

Tim proyek memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi gizi anak- anak di Kota Makassar, konsep gizi seimbang, dan peran penting kantin dan jajanan sehat di sekolah sebagai sarana edukasi.

3.2 Pemahaman terhadap Keluaran Projek

Tim proyek memiliki pemahaman yang baik tentang keluaran kegiatan yang meliputi evaluasi kondisi gizi, perbaikan kantin dan jajanan sehat, pelatihan, dan kampanye promosi.

3.3 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan proyek meliputi:

 Peningkatan pengetahuan peserta didik tentang makanan sehat dan gizi.

 Peningkatan praktik makanan sehat di sekolah.

 Peningkatan kualitas dan kebersihan kantin dan jajanan sehat.

 Peningkatan partisipasi peserta didik dalam program makanan sehat.

 Pengukuran tingkat kepatuhan tenaga kerja kantin terhadap pedoman gizi seimbang.

(12)

 Evaluasi tingkat kesadaran dan partisipasi orang tua dalam mendukung makanan sehat anak-anak.

BAB IV

TANGGAPAN TERHADAP PROJEK

4.1 Tanggapan terhadap Latar Belakang Pekerjaan

Bagian ini merinci tanggapan tim proyek terhadap latar belakang pekerjaan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya. Tanggapan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pemahaman akan latar belakang proyek memotivasi dan memberikan kerangka kerja bagi perencanaan dan pelaksanaan proyek ini.

1. Pemahaman Terhadap Masalah Gizi Anak-Anak di Sekolah: Tim proyek sepenuhnya memahami seriusnya masalah gizi ganda yang dihadapi anak-anak di Kota Makassar, yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Ini mencakup masalah stunting, kurang gizi, dan anemia. Kesadaran akan kondisi ini menjadi pemicu utama untuk melakukan tindakan konkret dalam meningkatkan kondisi gizi anak-anak.

2. Peran Vital Kantin dan Jajanan Sehat di Sekolah: Tim proyek mengakui peran penting kantin sekolah dalam memberikan akses terhadap makanan sehat bagi peserta didik. Dalam hal ini, kantin bukan hanya sebagai penyedia makanan tetapi juga sebagai media pembelajaran tentang gizi dan sarana untuk membentuk pola makan yang seimbang.

3. Pentingnya Strategi Komunikasi Visual: Tim proyek telah mengidentifikasi pentingnya strategi komunikasi visual dalam menyampaikan pesan gizi dan mempengaruhi pemahaman peserta didik. Dalam konteks ini, penggunaan gambar dan pesan visual akan menjadi alat efektif untuk mengkomunikasikan

(13)

informasi tentang makanan sehat dengan cara yang mudah dipahami oleh anak-anak.

4.2 Tanggapan terhadap Keluaran Kegiatan

Bagian ini merinci tanggapan tim proyek terhadap keluaran kegiatan yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Tanggapan ini mencakup pemahaman mendalam tentang apa yang diharapkan dicapai dari proyek ini dan bagaimana keluaran kegiatan akan berkontribusi pada pencapaian tujuan proyek.

1. Evaluasi Kondisi Gizi Peserta Didik: Tim proyek mengakui pentingnya evaluasi kondisi gizi peserta didik sebagai langkah awal dalam menilai masalah gizi yang perlu diatasi. Hasil evaluasi ini akan menjadi pedoman dalam merancang program-program perbaikan.

2. Perbaikan Kantin dan Jajanan Sehat: Tim proyek berkomitmen untuk melakukan perbaikan kantin dan jajanan sehat di sekolah sebagai salah satu keluaran utama. Ini mencakup pembaruan menu makanan, memastikan kebersihan kantin, serta memperhatikan aspek keamanan pangan.

3. Pelatihan Tenaga Kerja Kantin: Pelatihan tenaga kerja kantin dalam pengelolaan makanan sehat adalah langkah penting untuk memastikan bahwa menu sehat dapat disajikan dengan baik.

Dalam hal ini, keluaran pelatihan ini akan meningkatkan kompetensi dan kesadaran tenaga kerja kantin.

4. Kampanye Promosi Makanan Sehat: Kampanye promosi yang melibatkan peserta didik, guru, dan orang tua adalah komponen penting dalam proyek ini. Keluaran kampanye ini akan menciptakan kesadaran dan perubahan perilaku yang diharapkan dalam pemilihan dan konsumsi makanan.

(14)

Tanggapan ini menegaskan bahwa tim proyek memiliki pemahaman yang mendalam tentang bagaimana latar belakang dan keluaran kegiatan proyek ini saling terkait dan akan berkontribusi pada pencapaian tujuan proyek, yaitu peningkatan gizi dan kesehatan anak- anak di sekolah.

BAB V

APRESIASI INOVASI 5.1 Apresiasi Projek

Proyek ini diapresiasi sebagai langkah penting dalam meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak di sekolah dasar. Hal ini juga dianggap sebagai kontribusi nyata dalam upaya mengatasi masalah gizi ganda di Indonesia.

5.2 Pembangunan Projek

Proyek ini merupakan bentuk pembangunan yang tidak hanya fisik (perbaikan kantin) tetapi juga pembangunan pengetahuan, kesadaran, dan praktik gizi seimbang di kalangan peserta didik.

5.3 Prinsip Desain Projek

Proyek ini didesain dengan prinsip inklusivitas, partisipasi aktif masyarakat, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya dapat berlanjut dalam jangka panjang.

5.4 Apresiasi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek ini sangat diapresiasi, termasuk para tenaga kerja kantin, guru, peserta didik, dan orang tua yang mendukung inisiatif ini.

BAB VI

PENDEKATAN DAN METODOLOGI 6.1 Pendekatan Teknis

6.2 Metodologi 6.3 Hasil

(15)

6.4 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

No Pekerjaan Waktu Mulai Waktu Selesai

1 Persiapan dan Persetujuan Proyek [Tanggal] [Tanggal]

2 Survei Awal dan Evaluasi Gizi [Tanggal] [Tanggal]

3 Perencanaan Program Komunikasi [Tanggal] [Tanggal]

4 Persiapan Materi Promosi Visual [Tanggal] [Tanggal]

5 Pelatihan Tenaga Kerja Kantin [Tanggal] [Tanggal]

6 Pembaruan Menu Makanan [Tanggal] [Tanggal]

7 Pengadaan Alat Kebersihan

Kantin [Tanggal] [Tanggal]

8 Pelaksanaan Kampanye Visual [Tanggal] [Tanggal]

9 Monitoring dan Evaluasi [Tanggal] [Tanggal]

10 Pelaporan dan Diseminasi Hasil [Tanggal] [Tanggal]

11 Penutupan Proyek [Tanggal] [Tanggal]

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan

BAB VII RENCANA KERJA 7.1 Pola Kerja

Pola kerja Projek ini mencakup:

 Evaluasi Kondisi Gizi: Melakukan survei kondisi gizi peserta didik di sekolah dasar yang terpilih.

 Perbaikan Kantin dan Jajanan Sehat: Memperbaiki sarana dan prasarana kantin, termasuk memastikan kebersihan dan keamanan makanan.

 Pelatihan Tenaga Kerja Kantin: Melakukan pelatihan bagi tenaga kerja kantin dalam pengelolaan makanan sehat dan penyajian makanan yang menarik.

 Kampanye Promosi: Mengadakan kampanye promosi yang melibatkan peserta didik, guru, dan orang tua untuk meningkatkan kesadaran tentang makanan sehat dan gizi.

7.2 Sistematika Pengumpulan Data

(16)

Data akan dikumpulkan melalui survei kondisi gizi, pemeriksaan kebersihan kantin, dan evaluasi partisipasi peserta didik dalam program makanan sehat.

7.3 Analisis Permasalahan

Analisis permasalahan akan mencakup identifikasi kendala dalam pemenuhan gizi anak-anak, baik dari segi pengetahuan, akses, maupun pelayanan di sekolah.

7.4 Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah akan melibatkan perbaikan kondisi kantin, peningkatan pengetahuan peserta didik melalui pelatihan dan kampanye, serta upaya meningkatkan partisipasi peserta didik dalam program makanan sehat.

7.5 Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan mencakup evaluasi, perbaikan kantin, pelatihan, kampanye promosi, serta pemantauan dan evaluasi berkelanjutan.

7.6 Tenaga Ahli

Proyek ini membutuhkan kerjasama tim yang kuat dan beragam keahlian untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam konteks ini, peran tenaga ahli akan sangat penting dalam menjalankan berbagai aspek proyek. Terdapat dua peran utama dalam tim proyek ini, yaitu Manajer Proyek dan Ahli Designer, masing-masing dengan tugas dan tanggung jawabnya.

A. Tugas dan Tanggung Jawab Manajer Proyek

Manajer Proyek akan memiliki tanggung jawab utama untuk mengelola dan mengoordinasikan seluruh pelaksanaan proyek.

Tanggung jawabnya meliputi:

1. Perencanaan dan Pengelolaan Proyek: Manajer Proyek akan merencanakan dan mengelola seluruh aspek proyek, termasuk perencanaan strategis, alokasi sumber daya, dan pengawasan pelaksanaan.

(17)

2. Koordinasi Tim: Manajer Proyek bertanggung jawab untuk memastikan semua anggota tim berkolaborasi dengan baik dan memenuhi tugas dan tenggung jawab masing-masing sesuai jadwal.

3. Komunikasi dan Pelaporan: Manajer Proyek akan menjadi penghubung utama antara tim proyek dan pemangku kepentingan lainnya. Dia akan memastikan bahwa informasi berkaitan dengan proyek disampaikan dengan baik dan secara berkala kepada semua pihak terkait.

4. Pengelolaan Risiko: Manajer Proyek akan mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek dan mengembangkan rencana mitigasi yang sesuai.

5. Pengawasan Keuangan: Manajer Proyek akan memantau pengeluaran dan anggaran proyek untuk memastikan penggunaan sumber daya yang efisien.

B. Tugas dan Tanggung Jawab Ahli Designer

Ahli Designer memiliki peran penting dalam pengembangan strategi komunikasi visual proyek. Tanggung jawabnya meliputi:

1. Perancangan Key Visual Proyek: Ahli Designer akan bertanggung jawab merancang Key Visual Proyek, yang mencakup elemen-elemen visual seperti logo, poster, brosur, dan materi promosi visual lainnya yang sesuai dengan pesan proyek.

2. Penyusunan Materi Promosi Visual: Ahli Designer akan mengembangkan materi visual yang menarik, informatif, dan mudah dimengerti, khususnya yang ditujukan untuk peserta didik. Ini mencakup ilustrasi, grafis, dan desain visual untuk kampanye promosi.

3. Konsistensi Visual: Ahli Designer akan memastikan konsistensi visual dalam semua materi yang digunakan dalam proyek,

(18)

sehingga pesan yang disampaikan mudah dikenali dan diingat oleh peserta didik.

4. Konsultasi dengan Tim Proyek: Ahli Designer akan berkolaborasi dengan Manajer Proyek dan anggota tim lainnya untuk memastikan bahwa desain visual mendukung pesan dan tujuan proyek.

5. Pemantauan dan Evaluasi Visual: Ahli Designer akan memantau dan mengevaluasi efektivitas materi visual yang digunakan dalam kampanye komunikasi, dan siap untuk melakukan perbaikan jika diperlukan.

Pemilihan dan kerja sama dengan tenaga ahli yang berkompeten dalam bidang masing-masing akan menjadi kunci kesuksesan dalam pelaksanaan proyek ini, terutama dalam upaya meningkatkan kesadaran anak-anak tentang makanan sehat dan gizi. Dengan sinergi antara Manajer Proyek dan Ahli Designer, proyek ini diharapkan akan mencapai hasil yang optimal.

BAB VIII

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Berikut adalah tabel rincian untuk anggaran biaya dalam proyek "Kantin Sehat: Menu Cerdas, Generasi Kuat" :

No Rincian Biaya Jumlah Anggaran (IDR)

1 Honorarium Tenaga Ahli

2 Bahan dan Perlengkapan Promosi Visual

3 Pelatihan Tenaga Kerja Kantin 4 Pembaruan Menu Makanan

5 Pengadaan Alat Kebersihan Kantin 6 Biaya Transportasi

7 Biaya Evaluasi Kondisi Gizi 8 Biaya Promosi Kampanye 9 Biaya Administrasi

10 Cadangan (10% dari Total)

Total Biaya Proyek (IDR)

(19)

Tabel 4. Anggaran Proyek

BAB IX PENUTUP

Semoga dengan adanya proposal ini, kerja sama dalam membangun proyek "Kantin Sehat: Menu Cerdas, Generasi Kuat" dapat terwujud dengan baik. Kami memiliki keyakinan penuh bahwa kami akan mampu melaksanakan dan merealisasikan proyek ini dengan sebaik-baiknya, serta tanpa adanya kendala yang tidak dapat diatasi. Project ini akan berhasil dengan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak yang bersangkutan.

Dengan penutup ini, kami mengingatkan diri sendiri dan semua yang terlibat dalam proyek ini akan pentingnya peran masing-masing.

Kesuksesan proyek ini bergantung pada kerja sama, komitmen, dan dedikasi kita bersama.

Semoga proyek "Kantin Sehat: Menu Cerdas, Generasi Kuat"

membawa perubahan yang positif dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi anak-anak dan masyarakat Kota Makassar.

BAB X

MONITORING DAN EVALUASI 10.1 Monitoring

Selama pelaksanaan proyek, akan ada langkah-langkah yang ketat dalam memantau kemajuan dan perkembangan proyek. Monitoring akan mencakup pemantauan rutin terhadap perbaikan kantin sekolah, pelaksanaan kampanye komunikasi visual, dan perubahan perilaku peserta didik. Ini akan membantu tim proyek dalam mengidentifikasi masalah secara dini dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan.

10.2 Evaluasi

Evaluasi adalah langkah penting dalam menilai dampak proyek. Tim proyek akan melakukan evaluasi yang cermat dan terukur terhadap tujuan proyek, termasuk penilaian kondisi gizi peserta didik, tingkat pemahaman mereka tentang gizi, dan perubahan perilaku terkait

(20)

makanan sehat. Hasil evaluasi akan menjadi pedoman dalam menentukan apakah proyek mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

10.3 Perbaikan dan Koreksi

Jika selama monitoring dan evaluasi ditemukan ketidaksesuaian atau masalah, tim proyek akan segera mengambil tindakan perbaikan dan koreksi yang sesuai. Ini mencakup rencana tindakan untuk mengatasi masalah dan memastikan kelanjutan proyek yang sukses.

10.4 Pelaporan dan Diseminasi

Hasil dari monitoring dan evaluasi akan dilaporkan secara berkala kepada pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Informasi tentang hasil proyek juga akan diseminasi secara luas melalui berbagai media dan platform komunikasi untuk berbagi pembelajaran dan menginspirasi upaya serupa di tempat lain.

Monitoring dan evaluasi adalah alat penting untuk memastikan bahwa proyek "Kantin Sehat: Menu Cerdas, Generasi Kuat" berjalan sesuai rencana, mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan memberikan dampak positif yang diharapkan dalam perbaikan gizi dan kesehatan anak-anak di sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

First, states are obliged to provide adequate legal protection, and effective redress, against circumvention of technological measures, such as conditional access

Although there is no sharp demarcation in the curriculum between the laboratory and the clinical courses, the first year and the greater part of the second year are taken up in the