Kepentingan jaminan dikenakan terhadap hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok-Pokok Yang Berhubungan Dengan Pokok-pokok Pertanian, termasuk atau tidak termasuk benda-benda lain yang merupakan bagian integral dari tanah itu, untuk pelunasan utang-utang tertentu yang kepadanya kreditor tertentu diberi kedudukan prioritas. . kreditur-kreditur lain” 12. Dalam hal ini pemenang hak tanggungan mendapat keutamaan di atas kreditur-kreditur lain untuk memperoleh pembayaran tagihannya terhadap kreditur lain dari hasil penjualan. Apabila obyek jaminan utang yang melekat hak tanggungan itu dialihkan kepada orang lain karena penugasan, subrogasi, atau sebab-sebab lain, maka hak tanggungan itupun beralih menurut undang-undang kreditur yang baru.
Penyempurnaan asas spesialisasi dan asas publisitas dalam rangka pembentukan hak tanggungan sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 4 tahun 1996 sepanjang telah dilakukan akta pemberian hak tanggungan dan pendaftarannya. Penyitaan tersebut didasarkan pada hak penerima hipotek peringkat pertama untuk menjual hak tanggungan atas kuasanya melalui pelelangan umum dan kemudian menerima pembayaran pelelangan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. Berdasarkan titel pelaksana yang tercantum dalam sertifikat hak tanggungan sesuai dengan petunjuknya yang memuat kata-kata “Demi keadilan berdasarkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa” yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan putusan pengadilan.
Subyek asuransi adalah para pihak dalam asuransi yaitu penanggung dan tertanggung yang mengadakan perjanjian asuransi. Dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang dikenal pengecualian terhadap penanggung yang berarti pembatasan tanggung jawab, dalam hal ini pembatasan tanggung jawab penanggung. Menurut ketentuan Pasal 249 KUHP, terdapat 3 (tiga) jenis pembatasan tanggung jawab penanggung terhadap obyek yang dipertanggungkan sebagai berikut.
Perjanjian asuransi mempunyai tujuan utama dan khusus yaitu pemberian penggantian kerugian kepada pihak tertanggung oleh penanggung.
Asas Kejujuran yang Sempurna (Utmost Good Faith)
Asas Subrogasi bagi Penanggung (Subrogation)
Faktor-Fakor Penyebab Gagalnya Klaim Asuransi .1 Risiko Dan Evenemen
Ganti Kerugian Akibat Evenemen a. Teori Kasualitas (Casuality Theory)
Teori kontinjensi menjadi dasar untuk menentukan ada atau tidaknya beban pihak asuransi atas kerugian yang timbul akibat peristiwa yang ditanggung oleh sistem hukum Eropa kontinental dan juga oleh sistem hukum Anglo-Saxon. Menurut teori ini pasti ada hubungan sebab akibat antara suatu peristiwa dengan kerugian yang diakibatkannya, artinya bila peristiwa itu terjadi maka timbul pula kerugian. Dalam hukum perdata Indonesia (KUHPdt) hubungan sebab akibat ini merupakan salah satu unsur penentu perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) yang diatur dalam Pasal 1365 KUHP.
Meskipun peristiwa tersebut ditanggung dalam polis, namun jika kerugian yang terjadi tidak disebabkan langsung oleh peristiwa tersebut, maka pihak asuransi tidak wajib membayar ganti rugi. Suatu peristiwa dikatakan penyebab langsung apabila secara langsung menimbulkan kerugian pada suatu objek asuransi. Saat terjadi tabrakan, pagar rumah warga di sekitar lokasi kejadian juga roboh karena mobil menabrak pohon di pinggir jalan dengan keras.
Jawabannya bukan hubungan biasa karena tidak ada peristiwa yang terjadi (proximate cause) terkait pagar tersebut. Persoalan peristiwa erat kaitannya dengan persoalan ganti rugi, namun tidak semua kerugian akibat peristiwa perlu diganti. Pertama-tama perlu diperhatikan apakah peristiwa yang terjadi merupakan peristiwa yang ditanggung oleh perusahaan asuransi dan termasuk dalam polis.
Dengan kata lain, peristiwa yang terjadi dan kerugian yang timbul mempunyai hubungan yang bersifat kebetulan (sebab akibat). Apabila dapat ditentukan bahwa peristiwa yang terjadi itu termasuk dalam polis dan timbul kerugian, maka penanggung wajib membayar ganti rugi. Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa kriteria atau ciri-ciri kerugian dalam asuransi yang dikompensasikan oleh pihak penanggung adalah sebagai berikut.
Jika terjadi beberapa peristiwa yang mengakibatkan kerugian, bagaimana cara menentukan bahwa kerugian yang ditimbulkan adalah akibat peristiwa yang menjadi tanggung jawab penanggung? Permasalahan ini dapat timbul apabila beberapa peristiwa yang menimbulkan kerugian sebagian menjadi beban penanggung dan sebagian lagi bukan menjadi beban penanggung.
Subrogasi Dalam Asuransi a. Pengertian Subrogasi
Hak pada pihak ketiga beralih kepada penanggung yang telah membayar ganti rugi bagi tertanggung. Ketentuan ini bertujuan untuk mencegah tertanggung menerima ganti rugi ganda yang bertentangan dengan asas keseimbangan dan memperkaya dirinya tanpa hak apa pun. Dalam melaksanakan hak subrogasi, tertanggung tidak boleh mengurangi hak penanggung; Misalnya tertanggung melepaskan pihak ketiga dari kewajiban membayar ganti rugi atau melepaskan pihak ketiga dengan ganti rugi atas kesalahannya, sehingga pada saat penanggung ingin menggunakan hak subrogasinya terhadap pihak ketiga, maka yang bersangkutan tidak berbuat apa-apa. dengan itu.
Dalam hal ini tertanggung harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang merugikan penanggung kepada pihak ketiga.
Subrogasi dalam KUHD
Berakhirnya Asuransi
Hal ini berbeda dengan asuransi di Inggris; masa asuransi tidak boleh lebih dari 12 bulan. Selain jangka waktu tertentu, asuransi dapat diambil berdasarkan perjalanan. Misalnya saja asuransi yang diberikan untuk pelayaran kapal dari pelabuhan Panjang menuju pelabuhan Tanjung Priok. Jika suatu peristiwa yang dipertanggungkan terjadi selama jangka waktu asuransi yang menimbulkan kerusakan, maka penanggung akan menyelidiki apakah tertanggung benar-benar mempunyai kepentingan terhadap harta benda yang dipertanggungkan.
Selain itu, apakah benar peristiwa yang terjadi bukan merupakan kesalahan tertanggung dan sesuai dengan peristiwa yang ditentukan dalam polis? Penangguhan asuransi bisa terjadi karena adanya kesepakatan antara tertanggung dan perusahaan asuransi, misalnya karena premi tidak dapat dibayarkan dan hal ini biasanya disepakati dalam polis. Asuransi juga dapat berakhir karena faktor-faktor yang tidak sesuai dengan keinginan tertanggung dan perusahaan asuransi, misalnya karena adanya peningkatan risiko setelah berakhirnya asuransi (Pasal 11).
Dalam penilaian risiko setelah berlakunya asuransi, perusahaan asuransi, apabila perusahaan asuransi mengetahui hal tersebut, tidak dapat mengambil asuransi dengan syarat dan janji khusus tersebut. Karena dianggap tidak adil, undang-undang menetapkan jika terjadi peningkatan risiko maka asuransi dihentikan. Ketentuan asuransi kebakaran standar Indonesia dapat dijadikan contoh bagaimana penghentian asuransi dan menentukan akibat dari penghentian asuransi.