• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAWABAN TUGAS MATA KULIAH: Hukum Acara Pidana

N/A
N/A
Vebbiyolla Valentine

Academic year: 2023

Membagikan "JAWABAN TUGAS MATA KULIAH: Hukum Acara Pidana"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : VEBIYOLLA VALENTINE

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042361009

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4406/Hukum Acara Pidana Kode/Nama UPBJJ : PADANG / 2021.1

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA

(2)

1. Dalam hukum acara pidana dikenal azas presumtion of innocence yang merupakan bentuk

perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang fundamental yang diakui hukum nasional maupun hukum internasional.

Pertanyaan: Berikan contoh kasus penerapan Azas Presumtion Of Innocence dalam proses penegakan hukum di Indonesia jelaskan ?

Jawab :

Azas Presumption of Innocence (Asas Praduga Tak Bersalah) adalah prinsip hukum yang menyatakan bahwa seseorang dianggap tidak bersalah hingga terbukti bersalah dalam pengadilan. Ini berarti bahwa beban pembuktian kesalahan ada pada pihak penuntut dan pihak yang mengajukan gugatan, dan bukan pada terdakwa atau terperiksa. Di Indonesia, asas ini diatur dalam Pasal 66 KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) yang menyatakan bahwa "Setiap orang yang didakwa dalam suatu perkara pidana diperlakukan sebagai tidak bersalah, sampai putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap yang

memutuskan sebaliknya."

Contoh penerapan Azas Presumption of Innocence dalam proses penegakan hukum di Indonesia adalah sebagai berikut:

 Proses Penyidikan: Selama proses penyidikan, penyidik harus memperlakukan terdakwa atau tersangka dengan prinsip praduga tak bersalah. Mereka tidak boleh menganggap seseorang bersalah tanpa bukti yang kuat. Penyidik harus mengumpulkan bukti yang cukup untuk mendukung dakwaan sebelum meneruskan perkara ke pengadilan.

 Pengadilan: Saat berlangsungnya persidangan, terdakwa dianggap tidak bersalah hingga terbukti sebaliknya. Hakim harus memutuskan berdasarkan bukti yang diajukan di pengadilan, dan terdakwa memiliki hak untuk membela diri dan menghadirkan bukti-bukti pembelaan.

 Pemberitaan Media: Media massa juga harus mematuhi asas praduga tak bersalah. Mereka tidak boleh memberitakan seseorang sebagai bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang menyatakan

kesalahannya. Media memiliki tanggung jawab etis dan hukum untuk memberikan berita yang adil dan seimbang.

 Sanksi Hukum: Seseorang yang melanggar prinsip praduga tak bersalah dengan menuduh atau

memperlakukan seseorang sebagai bersalah tanpa bukti yang kuat dapat dihukum berdasarkan hukum pencemaran nama baik atau fitnah.

Asas Presumption of Innocence merupakan prinsip fundamental dalam sistem peradilan yang menjaga hak asasi manusia dan prinsip keadilan. Ini memastikan bahwa individu tidak dipandang bersalah tanpa bukti yang kuat dan bahwa proses hukum berjalan sesuai dengan prinsip keadilan.

2. Wahyu seorang jaksa sedang menangani perkara pidana dan sudah membuat surat dakwaan namun di dalam persidangan ternyata Wahyu keliru menulis tempus dan locos dilecti dan berakibat surat

dakwaan tersebut batal demi hukum.

Pertanyaan: Mengapa surat dakwaan yang tidak memuat locus dan tempus dilecti dengan tepat berakibat perkaranya batal demi hukum ? Uraikan jawaban Anda!

Jawab :

Surat dakwaan yang tidak memuat locus (tempat) dan tempus dilecti (waktu) dilecti (waktu terjadinya tindak pidana) dengan tepat sangat penting dalam sebuah perkara pidana. Ketidakakuratan dalam menentukan tempat dan waktu dalam surat dakwaan dapat berakibat fatal dan berpotensi membuat perkara menjadi batal demi hukum. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ini sangat penting:

 Pengakuan Hak Terdakwa: Locus dan tempus dilecti yang tepat adalah hak terdakwa untuk mengetahui secara jelas di mana dan kapan tindak pidana dilakukan. Hal ini memungkinkan terdakwa untuk

mempersiapkan pembelaannya dengan benar.

 Perlindungan Terdakwa: Dalam hukum pidana, terdakwa memiliki hak untuk disidang di depan pengadilan yang berwenang (teritorial) dan diwaktu yang sesuai. Ketidakakuratan dalam menentukan locus dan

(3)

tempus dilecti dapat menyebabkan pengadilan yang tidak berwenang atau waktu yang tidak tepat, yang dapat merugikan terdakwa.

 Kepastian Hukum: Locus dan tempus dilecti yang tepat adalah bagian dari asas kepastian hukum.

Membuat surat dakwaan yang akurat dalam hal ini membantu menciptakan kejelasan dan kepastian dalam proses hukum.

 Ketentuan Hukum: Dalam beberapa kasus, hukum pidana dapat berbeda tergantung pada tempat dan waktu tindak pidana terjadi. Menentukan locus dan tempus dilecti yang tepat adalah bagian dari elemen yang harus dibuktikan dalam sebuah perkara pidana.

 Kewenangan Pengadilan: Pengadilan hanya memiliki kewenangan untuk mengadili tindak pidana yang terjadi di wilayah hukumnya dan dalam batas waktu yang sesuai. Jika locus dan tempus dilecti salah, maka pengadilan mungkin tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan perkara tersebut.

Dengan kata lain, ketepatan dalam menentukan locus dan tempus dilecti dalam surat dakwaan adalah elemen penting dalam proses peradilan pidana yang menjamin hak-hak terdakwa dan menjaga kepastian hukum. Kesalahan dalam hal ini dapat membuat perkara menjadi batal demi hukum karena melanggar hak-hak dasar terdakwa dan prinsip-prinsip peradilan yang adil.

3. Pengadilan Negeri Tipikor Kupang menggelar sidang perdana secara virtual kasus dugaan tindak pidana korupsi lahan di Kerangan, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Rabu (17/3/2021).

Dalam sidang tersebut, jaksa penuntut umum dari (JPU) Kejati NTT mendakwa mantan Bupati

Manggarai Barat Agustinus Ch Dula dengan pasal berlapis. Bupati dua periode ini, menurut JPU, telah terbukti menyalahgunakan kewenangannya dan secara melawan hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu koorporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Pertanyaan: Buatlah contoh surat dakwaan dalam bentuk alternatif dan dakwaan subsidair?

Jawab :

Contoh surat dakwaan dalam bentuk alternatif dan dakwaan subsidair dalam kasus Agustinus Ch Dula adalah sebagai berikut:

Surat Dakwaan Alternatif:

Kepada Yth.

Hakim Pengadilan Negeri Tipikor Kupang Perkara Pidana: Tindak Pidana Korupsi Jaksa Penuntut Umum:

[Nama Jaksa Penuntut Umum]

[Alamat Kejaksaan]

[Tanggal]

Dakwaan Alternatif

Menimbang bahwa terdakwa, Agustinus Ch Dula, telah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 12B UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Menyatakan bahwa terdakwa Agustinus Ch Dula, adalah mantan Bupati Manggarai Barat yang telah terbukti melakukan tindak pidana korupsi dengan cara menyalahgunakan kewenangannya dan secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

(4)

Berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti yang dihadirkan dalam persidangan, kami dakwa Agustinus Ch Dula bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 12B UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Oleh karena itu, kami mengajukan dakwaan alternatif atas perbuatan terdakwa sebagai berikut:

1. Bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 12B UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

2. Bahwa terdakwa dihukum dengan pidana penjara selama [sebutkan jumlah tahun] dan denda sebesar [sebutkan jumlah denda] dengan ketentuan jika denda tidak dibayar maka diganti dengan pidana penjara selama [sebutkan jumlah tahun] sesuai dengan ketentuan Pasal 10 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Demikian dakwaan alternatif ini kami ajukan dengan penuh tanggung jawab.

Jaksa Penuntut Umum,

[Tanda Tangan Jaksa Penuntut Umum]

Dakwaan Subsidiar:

Menimbang bahwa jika Majelis Hakim berpendapat bahwa terdakwa tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana yang didakwakan dalam surat dakwaan alternatif di atas, maka kami juga mengajukan dakwaan subsidiar.

Dalam dakwaan subsidiar ini, kami tetap menegaskan bahwa terdakwa Agustinus Ch Dula telah melanggar hukum dan etika dalam pengelolaan dana dan aset negara selama menjabat sebagai Bupati Manggarai Barat. Terdakwa telah memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi dengan cara yang merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Oleh karena itu, kami mengajukan dakwaan subsidiar atas perbuatan terdakwa sebagai berikut:

1. Bahwa terdakwa bersalah melakukan pelanggaran hukum dan etika dalam pengelolaan dana dan aset negara selama menjabat sebagai Bupati Manggarai Barat.

2. Bahwa terdakwa dihukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk pelanggaran tersebut, termasuk sanksi administratif dan ganti rugi kepada negara.

Demikian dakwaan subsidiar ini kami ajukan sebagai alternatif apabila dakwaan utama dalam surat dakwaan alternatif tidak terbukti.

Jaksa Penuntut Umum,

[Tanda Tangan Jaksa Penuntut Umum]

Dengan surat dakwaan alternatif dan dakwaan subsidiar, jaksa memberikan opsi kepada pengadilan untuk memutuskan berdasarkan fakta-fakta dan bukti yang ada dalam persidangan, dan memastikan bahwa terdakwa dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

 Instrumen Hukum Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP Undang-Undang No.8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana KUHAP Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14

Emmelinjk, Hukum Pidana: Komentar atas pasal-pasal terpenting dari Kitab Undang-undang Hukum Pidana Belanda dan padanannya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia, Jakarta: