BAB 6. JEMBATAN BETON BERTULANG BALOK - T
SUB POKOK BAHASAN : 6.1. Pendahuluan
6.2. Bagian – bagian jembatan balok t 6.3. Perencanaan Balok – T
6.4. Aplikasi dan perhitungan jembatan beton
1. Tujuan Pembelajaran Umum :
Mampu mengenal Jenis-jenis jembatan dan mengidentifikasi bagian-bagian struktur dari masing - masing Jenis Jembatan serta dapat merencanakan dan menghitung Bangunan Atas Struktur jembatan, Bangunan Bawah jembatan sesuai dengan kondisi stuktur tanah yang ada.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus :
a. Mampu menjelaskan bentuk dan kriteria perencanaan jembatan beton b. Mampu melakukan analisa jembatan balok – T (jembatan beton)
6.1. Pendahuluan
Jembatan beton adalah bangunan jembatan yang strukturnya menggunakan material beton bertulang khususnya pada bangunan atas (upper structure). Dalam hal ini mutu beton menjadi suatu hal yang sangat penting. Mutu beton dipengaruhi oleh:
Mutumaterial:pasir,batupecah,semen,air. Mutualat:pencampur,pengangkut,pemadat. Mutuperencanaancampuran(mixdesign). Mutuformwork.
Mutuprosespengecoran. Mutupemeliharaan.
Jembatanstrukturatasbetonyangdimaksudkandisiniadalahjembatanyangdibuatdarimaterialbetonbaik padakeseluruhanataupunsebagianelemenstrukturpembentuknya.Elemenstrukturhorizontalpadajembatan strukturbetonbiasanyadapatberupagelagarbetoni-Girder,T-Girder,boxgirder,concreteslab(pelatbeton),
JurusanTeknikSipil
voidedslab(pelatberongga).PadajembatanStrukturbetonl-GirderatauT-Girder,balokgelagarjembatan dibuatterpisahpadasaatpembuatannyakemudiansetelahereksendisatukandenganpelatkendaraansecara integralagarterjadikomposit.Adapunboxgirder,pelatkendaraandisatukandenganelemengelagarnyasecara integraldaripembuatanawalnya
6.2. Bagian – bagian jembatan Balok T
Jembatan beton juga merupakan suatu bangunan struktural yang digunakan untuk melewatkan orang atau kendaraan di atas dua daerah/ kawasan atau ruang yang terpisah oleh sungai, lembah, jurang, jalan atau hambatan fisik lainnya. Secara umum struktur jembatan terbagi atas dua bagian :
l. struktur atas jembatan (superstructure) 2. struktur bawah jembatan (substructure) 3. Fondasi
Adapun yang dirnaksud dengan struktur atas jembatan adalah semua komponen yang berada di atas perletakan jembatan. Fungsi dari struktur atas adalah sebagai elemen horizontal yang menahan beban-beban di atas lantai kendaraan untuk ditransferkan elemen struktur bawah atau ke perletakan.
Sturktur atas jembatan terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : 1. Permukaan atas jembatan( wearing surface).
Porsi dari potongan penampang pelat lantai jembatan yang menahan lalu-lintas kendaraan secara langsung. Biasanya bagian ini terbagi menjadi beberapa lapisan yang terbuat dari bahan bituminuous.
2. Pelat lantai jembatan
Pelat lantai jembatan adalah komponen strukturjembatan yang menahan langsung lalu lintas kendaraan di atas jembatan. Fungsi utama struktur pelat lantai adalah mendistribusikan beban-beban sepanjang jembatan secara longitudinal atau mendistribusikan beban secara tranversal.
3. Member Primer
Member primer fungsinya mendistribusikan beban secara longitudinal (searah lalu lintas) dan secara prinsif biasanya direncanakan untuk menahan lenturan. Member utama tipe balok seperti beton I-girder, T-girder, box-girder atau lainnya.
4. Member Sekunder
Member sekunder adalah pengaku diafragma atau ikatan antara member primer yang direncanakanu ntuk menahand eformasi struktur atas dalam potongan arah melintang dan membantu mendistribusikan sebagian beban vertikal di antara girder-girder.
JurusanTeknikSipil
JurusanTeknikSipil
6.3. Perencanaan Balok - T
Dalam sistem pelatlantaiseringkalipelatdicorbersamaandenganbaloksecaramonolit,dalam halinipelat dapatbekerjasebagaisayapdaribalok'T'sepertiterlihatpadaGambar4.8.Padasistem tersebutpelat diasumsikanmenyalurkanbebansatuarahyaitutegaklurusterhadaparahaxisbalok
Padatampakterdefleksidalam gambar4.9,balokTiniakanmengalamimomenpositifditengahbentang (potonganA-A)dannegatifmomendiatasperletakan(potonganB-B)
Pada daerah perletakan balok T pada umumnya diperlakukansebagaibalokpersegi,karenadaerah tekanbetonakibatmomennegatifberbentukpersegisepertiterlihatpadagambar4.9c.Adapunpadatengah bentangbalokTdapatdiperlakukandenganduakemungkinan,dapatdianalisissebagaibalokTsemu (balokpersegi)ataubalokT sebenarnya.
UntukmenentukanbalokTsemuatausebenarnyaperludigunakanpemeriksaanterlebihdahulutinggiblok tekanbeton,a denganasumsiawaltinggibloktekanbetonmemotongflens.
JurusanTeknikSipil
6.3. Aplikasi dan Perhitungan Balok - T Data Perencanaan :
Bentang jembatan = 10 m
Muatan = Kelas I Lebar jembatan = Lebar jalan = 8 m
Lebar trotoar = 1 m
Beban lalu lintas = Peraturan Muatan no. 12 /1970 Bina Marga Lantai kendaraan = Beton f’c 25 Mpa, Baja U39 (fy= 400 Mpa) Balok melintang = Beton f’c 25 Mpa, Baja U39, (fy= 400 Mpa) Balok memanjang = Beton f’c 25 Mpa, Baja U39, (fy= 400 Mpa)
Begel = U24
Mutu baja profil = B37
Ukuran Balok induk = 40 x 120 cm Jarak balok melintang = 3 m
BJ aspal = 2 t/m3
BJ beton = 2,4 t/m3 Tebal slab beton = 20 cm Tebal perkerasan jalan= 5 cm Beban roda = 10 ton
Harga pipa baja = Rp 12.000,00 /kg Harga besi beton = Rp 17.000,00 /kg Harga beton segar = Rp 600.000,00 /m3 Harga aspal = Rp 1.000.000,00 /ton
Harga begesting dan schaffolding = Rp 6.000.000,00 /m3 Diminta:
1. Merencanakan jembatan jembatan dengan gambar denah, potongan dan penjelasan lengkap.
2. Harga konstruksi atas lengkap.
JurusanTeknikSipil
1. Perencanaan Struktur Atas 1.1. Perencanaan Lantai Kendaraan
40 40 40 40 40 40
160 160 160 160 160
100 800 100
40 16
50 20 20 20 40
100
20 40 40
Gambar 1. Sistem lantai kendaraan a. Pembebanan
Berat jenis air : 1 t/m3 Berat jenis aspal : 2 t/m3 Berat jenis beton : 2,4 t/m3 1) Beban Mati ( Dead Load )
- Berat air hujan ( 3cm ) = 0,03 . 1 . 1 = 0,03 t/m - Berat Aspal ( tebal 10 cm ) = 0,1 . 1 . 2 = 0,20 t/m - Berat slab beton (tebal 20cm ) = 0, 2 . 1 . 2,4 = 0,48 t/m
qdl1 = 0,71 t/m
Berat pipa sandaran (
ø
60,5 ) = 2 . ¼ . π. 0,06052 . 10 = 0,0574 t/mBerat trotoar dan sandaran :
- Berat air hujan ( 3cm ) = 0,03 . 1 . 1 = 0,0300 t/m - Berat sendiri plat beton = 0,2 . 1 . 2,4 – 0,1 . 0,6 . 2,4 = 0,3360 t/m - Berat tegel dan spesi (5cm) = 0,05 . 1 . 2,2 = 0,1100 t/m - Berat tiang sandaran dan besi = 0,12 . 0,16 . 2,4 + 0,0517 = 0,0978 t/m qdl2 = 0,5738 t/m
Menurut SK Menteri PU No. 378/KPTS/1987 tentang Pedoman Perencanaan Jembatan Jalan Raya pasal 4.1 maka beban lantai kendaraan adalah sebagai berikut:
qdl = qdl1 + 1/L. 2qdl2
= 0,71 + 1/8 . (2 . 0,5738)
= 0,8535 t/m
2) Beban Hidup (Live Load)
Beban hidup yang diperhitungkan pada lantai kendaraan adalah beban T (PPPJJR pasal 1.2.3.
halaman 5). Beban T adalah beban yang merupakan kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda sebesar 10 ton. Penyebaran gaya akan menurut sudut 45o sebagai berikut:
1 0
2 0 5 0
9 0 c m
1 0 1 0
4 5 4 5
6 0 c m
Gambar 2. Penyebaran pembebanan roda
518 , 6 18 , 0 9 , 0
10 =
=
= luas x
P gaya t/m2
ql = 18,518 . 1 = 18,518 t/m
JurusanTeknikSipil
b. Analisa Mekanika Lantai Kendaraan
Pelat lantai merupakan plat menerus satu arah dengan koefisien momen sebagai berikut (pasal 13.2 halaman 120)
5 / 8 5 / 8 5 / 8 3 / 4
3 / 4
- 2 / 3 - 2 / 3
- 2 / 3
- 2 / 3 - 1 / 3
- 1 / 3
Gambar 3. Koefisien distribusi momen lantai kendaraan
Mo adalah momen yang timbul dengan anggapan perletakan sendi rol, besarnya Mo dicari sebagai berikut:
1) Beban Mati qdl = 0,8535 t/m Mdl = 1/8 . qdl . lx2
= 1/8 . 0,8535 . 1,62
= 0,2731 tm 2) Beban Hidup
Ditinjau dari kondisi pembebanan yang mungkin terjadi, selanjutnya dipilih momen maksimum dari kondisi pembebanan tersebut
a. Kondisi saat 1 roda berada pada plat
A
0 , 3 5
0 , 3 5 0 , 9
B
Gambar 4. Kondisi saat 1 roda berada pada plat RA . 1,6 = (q . 0,9)(0,5 . 0,9 + 0,35 )
RA . 1,6 = (18,518 . 0,9) (0,8)
M1 M2 M3 M4 M5 M6
q = 0,8535 t/m
RA = 8,333 ton
Mmax = RA . 0,8 – (q . 0,45) (0,5 . 0,45)
= 8,333 . 0,8 – (18,353 . 0,45) (0,225)
= 4,8082 tm
b. Kondisi saat 2 roda berada pada plat
B
0 ,7 6 0 ,4 2
0 ,4 2 A
Gambar 5. Kondisi saat 2 roda berada pada plat RA . 1,6 = (q . 0,42)(0,5 . 0,42) + (q. 0,42) (0,5 . 0,42 +1,18) RA . 1,6 = (18,353 . 0,42)(0,5 . 0,42) + (18,353. 0,42) (1,39)
RA = 7,7083 ton
Mmax = RA . 0,8 – (q . 0,42) (0,5 . 0,42 + 0,38)
= 7,7083 . 0,8 – (18,353 . 0,42) (0,59)
= 1,6188 tm
Diambil Mll terbesar yaitu : 4,8082 tm Mo = 1,2 Mdl + 1,6 Mll
= 1,2 . 0,2718 + 1,6 . 4,8082
= 8,0193 tm
Sehingga berdasarkan koefisien momen maka diperoleh momen sebagi berikut:
§ Momen Tumpuan
M1 = M6 = -1/3 . 8,0193 = - 2,6731 tm
M2 = M3 = M4 = M5 = -2/3 . 8,0193 = - 5,3462 tm
§ Momen lapangan
M12 = M56 = 3/4 . 8,0193 = 6,0145 tm
JurusanTeknikSipil
M23 = M34 = M45 = 5/8 . 8,0193 = 5,0121 tm c. Penulangan Lantai Kendaraan
Dipakai : f’c = 25 MPa ≤ 30MPa → β = 0,85 Mutu baja tulangan U39 → fy = 400 Mpa b = 1000 mm d = 180 mm
h = 400 mm d’ = 20 mm
0035 , 400 0
4 , 1 4 ,
min =1 = =
ρ fy
ρb =
x fy fy
c f
+ 600 ' 600 . . 85 , 0 β1
=
+400 600 600 400
25 85 , 0 85 ,
0 x x
= 0,0271
0,0203
0,0271 x 0,75
75 , 0 max
=
=
= xρb ρ
a. Tulangan Tumpuan
Mu = 5,3462 tm = 5,3462. 107 Nmm
Mn = Mu 7 7Nmm
10 . 6828 , 8 6
, 0
10 . 3462 ,
5 =
φ =
Rn = 2 2
7
2 2,06259 /
180 . 1000
10 . 6828 ,
6 N mm
bd
Mn = =
m = 18,823
25 . 85 , 0
400 '
85 ,
0 = =
c f fy
0054 , 0
400 06259 , 2 . 823 , 18 . 1 2 823 1
, 18 1
. . 1 2 1 1
=
− −
=
− −
= fy
Rn m perlu m
ρ
ρ perlu < ρmax → tulangan tunggal, dipakai ρ = 0,0056 As = ρperlu . b . d
= 0,0054 . 1000 . 180
= 978,19 mm2
Jumlah tulangan (n) = 4,8676 16
25 ,
0 2 =
π
As → 5 buah
Jarak tulangan =
5
=1000 n
b = 200 mm
Dipakai tulangan pokok = D16 - 200 → As = 1005,3097 mm2 Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 20% . 1005,3097
= 201,0619 mm2
Jumlah tulangan (n) = 1,515 13
25 ,
0 2 =
π
As → 2 buah
Jarak tulangan = 500
2 1000 = n =
b
Dipakai tulangan pembagi = D13 – 500 → As = 265,4646 mm2
b. Tulangan Lapangan
Mu = 6,0145 tm = 6,0145. 107 Nmm
Mn = Mu 7 7Nmm
10 . 518 , 8 7
, 0
10 . 0145 ,
6 =
φ =
Rn = 2 2
7
2 2,32037 /
180 . 1000
10 . 518 ,
7 N mm
bd
Mn = =
JurusanTeknikSipil
m = 18,8235
25 . 85 , 0
400 '
85 ,
0 = =
c f fy
0062 , 0
400
32037 , 2 . 8235 , 18 . 1 2 8235 1
, 18 1
. . 1 2 1 1
=
− −
=
− −
= fy
Rn m perlu m
ρ
ρ perlu > ρmin → \ dipakai ρ perlu = 0,0062 As = ρmin . b . d
= 0,0062 . 1000 . 180
= 1116 mm2
Jumlah tulangan (n) = 5,553 16
25 ,
0 2 =
π
As → 6 buah
Jarak tulangan =
6
=1000 n
b = 166,67→150
Dipakai tulangan pokok = D16 - 150 → As = 1205,76 mm2 Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 20% . 1205,76
= 241,152 mm2
Jumlah tulangan (n) = 1,818 13
25 ,
0 2 =
π
As → 3 buah
Jarak tulangan = 333,33 300
3
1000 = →
n = b
Dipakai tulangan pembagi = D13 – 300 → As = 397,995 mm2
Ø16-150
Ø16-150
Ø13-300 Ø13-300
10m
8m
Gambar 6. Sketsa penulangan lantai kendaraan
d. Plat Kantilever 1) Pembebanan
§ Beban Mati (Dead Load) Beban Trotoar
- Berat plat = 0,2 . 1 . 2,4 – 0,1 . 0,6 . 2,4 = 0,336 t/m - Berat tegel dan spesi = 0,05 . 1 . 2 = 0,100 t/m qdl = 0,436 t/m
§ Beban Hidup
Menurut PPPJJR Bab III pasal 1.2.5.a. halaman 10 disyaratkan bahwa konstruksi trotoar harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar 500 kg/m2
qll = 500 . 1
= 500kg/m = 0,5 t/m qu = 1,2 qdl + 1,6 qll
= 1,2 . 0,436 + 1,6 . 0,5
= 1,3232 t/m
JurusanTeknikSipil
Beban Terpusat:
berat tiang sandaran dan besi = 0,1 . 0,16 . 2,4 . 1 + 0,0517 . 2 = 0,1418 t 2) Penulangan
1,08
q = 1,3232 t/m P = 0,1418 t
Gambar 7. Sketsa plat kantilever Dipakai : f’c = 25 MPa > 30MPa → β = 0,85
Mutu baja tulangan U39 → fy = 400 Mpa b = 1000 mm d = 180 mm
h = 400 mm d’ = 20 mm 0035
, 400 0
4 , 1 4 ,
min =1 = =
ρ fy
0,0271
400 600
600 400
25 85 , 0 85 , 0
600 600 ' 85 , 0
=
= +
= +
x x
fy fy
c xf
b xβ
ρ
0,0203
0,0271 x 0,75
75 , 0 max
=
=
= xρb ρ
Mu = ½ . qu . L2 + P . L
= ½ . 1,3232 . 1,082 + 0,1418 . 1,08
= 0,9248 tm
= 0,9248 . 107 Nmm
Mn = Mu 7 7Nmm 10 . 156 , 8 1
, 0
10 . 9248 ,
0 =
φ =
Rn = 2 2
7
2 0,35679 /
180 . 1000
10 . 156 ,
1 N mm
bd
Mn = =
m = 18,824
25 . 85 , 0
400 '
85 ,
0 = =
c f fy
00089 , 0
400 35679 , 0 . 824 , 18 . 1 2 824 1
, 18 1
. . 1 2 1 1
=
− −
=
− −
= fy
Rn m perlu m
ρ
ρ perlu < ρmin → tulangan tunggal, dipakai ρmin = 0,0035 As = ρmin . b . d
= 0,0035. 1000 . 180
= 630 mm2
Jumlah tulangan (n) = 3,1349 16
25 ,
0 2 =
π
As → 4 buah
Jarak tulangan = mm
n
b 250
4 1000 =
=
Dipakai tulangan pokok = D16 - 250 → As = 804,2477 mm2 Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:
As = 20% . 804,2477
= 160,84954 mm2
Jumlah tulangan (n) = 1,2118 13
25 ,
0 2 =
π
As → 4 buah
Jarak tulangan = 250
4 1000 = n =
b
Dipakai tulangan pembagi = D13 – 250 → As = 452,389 mm2
JurusanTeknikSipil
2. Desain Trotoar
10 10
20
20 60 20
5
Gambar 8. Sketsa trotoar
a. Pembebanan Trotoar 1. Beban Mati
a. Berat sendiri = 0,10 x 1 x 2,4 = 0,24 t/m b. Berat spesi = 0,05 x 1 x 2,0 = 0,10 t/m c. Berat air hujan = 0,03 x 1 x 1,0 = 0,03 t/m qDL = 0,37 t/m 2. Beban hidup
Menurut PPPJJR Bab III pasal 1.2.5.a. halaman 10 disyaratkan bahwa konstruksi trotoar harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar 500 kg/m2
qll = 500 . 1 = 500 kg/m = 0,50 t/m qu = 1,2 qdl + 1,6 qll
= 1,2 . 0,37 + 1,6 . 0,5
= 1,244 t/m
Menurut PBI pasal 13.1.3.a halaman 192, Bentang teoritis(lt) = 1 - 0,4 + 0,05
= 0,65 m Mu lapangan
Mu = 1/8 quLt2
= 1/8.1,244.0,652
= 0,0656988 tm
= 65,6988.104 Nmm Mu tumpuan
Mu = 1/3 Mu lapangan...PBI pasal 13.1.3.a halaman 192
= 1/3. 65,6988.104 Nmm = 21,8996.104 Nmm b.Penulangan Trotoar
f’c = 25 MPa... β1 = 0,85 untuk f’c < 30 Mpa fy = 390 MPa
h = 100 mm d = 80 mm b = 1000 mm d’ = 20 mm ρmin =
fy 4 , 1 =
400 4 , 1
= 0,0035 ρb =
x fy fy
c f
+ 600 ' 600 . . 85 , 0 β1
=
+400 600 600 400
25 85 , 0 85 ,
0 x x
= 0,0271
ρmax = 0,75 x ρb = 0,75 x 0,0271
= 0,0203
a. Tulangan Lapangan
Tulangan utama
Mu = 65,6988.104 Nmm Mn =
φ
Mu =
8 , 0
10 . 6988 ,
65 4
= 82,1235.104 Nmm
JurusanTeknikSipil
Rn = 2
.d b
Mn = 2
4
80 . 1000
10 . 1235 ,
82 = 0,128 N/mm2
m =
c f fy
' 85 ,
0 =
25 . 85 , 0
400 = 18,823
ρ =
− − fy
Rn m m
. . 1 2 1 1
=
− −
400 128 , 0 . 353 , 18 . 1 2 353 1
, 18
1
= 0,00032
ρ perlu < ρmin → tulangan tunggal, dipakai ρmin = 0,0035 As = ρmin . b . d
= 0,0035 . 1000 . 80
= 280 mm2
Jumlah tulangan (n) = 2,11 13
25 ,
0 2 =
π
As → 3 buah
Jarak tulangan = 333,333 300
3
1000 = ≈
n = b
Dipakai tulangan pokok =
ø
13 - 300 → As = 398,197 mm2 Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:As = 20% . 398,197
= 79,639 mm2
Jumlah tulangan (n) = 0,6 13
25 ,
0 2 =
π
As → 2 buah
Jarak tulangan = 500
2 1000 = n =
b
Dipakai tulangan pembagi =
ø
13 – 500 → As = 265,465 mm2b. Tulangan Tumpuan
Tulangan utama
Mu = 21,8996.104 Nmm Mn =
φ
Mu =
8 , 0
10 . 8996 ,
21 4
= 27,3745.104 Nmm
Rn = 2 .d b
Mn = 2
4
80 . 1000
10 . 3745 ,
27 = 0,0428 N/mm2
m =
c f fy
' 85 ,
0 =
25 . 85 , 0
400 = 18,8235
ρ =
− − fy
Rn m m
. . 1 2 1 1
=
− −
400 0428 , 0 . 8235 , 18 . 1 2 8235 1
, 18
1
= 0,00011
ρ perlu < ρmin → tulangan tunggal, dipakai ρmin = 0,0035 As = ρmin . b . d
= 0,0035 . 1000 . 80
= 280 mm2
Jumlah tulangan (n) = 2,11 13
25 ,
0 2 =
π
As → 3 buah
Jarak tulangan = 333,333 300
3
1000 = ≈
n = b
Dipakai tulangan pokok =
ø
13 - 300 → As = 398,197 mm2 Tulangan pembagi menurut PBI pasal 9.1.3 halaman 90:As = 20% . 398,197
= 79,639 mm2
Jumlah tulangan (n) = 0,6 13
25 ,
0 2 =
π
As → 2 buah
Jarak tulangan = 500
2 1000 = n =
b
Dipakai tulangan pembagi =
ø
13 – 500 → As = 265,465 mm23. Perencanaan Kerb
Menurut PPPJJR Bab III pasal 1.2.5.b halaman 10 disyaratkan kerb yang terdapat pada tepi- tepi lantai kendaraan harus diperhitungkan untuk dapat menahan satu beban horisontal ke arah melintang jembatan sebesar 500 kg yan bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan pada tinggi 25 cm diatas permukaan lantai kendaraan.
JurusanTeknikSipil 20
500 kg
20 60
20
Gambar 9. Perencanaan Kerb dan pembebanan Mu = 500 . h
= 500 . 0,2
= 100 kgm = 106 Nmm
a. Penulangan Kerb
Dipakai : f’c = 25 Mpa < 30MPa → β = 0,85
Mutu baja tulangan U39 → fy = 390 Mpa b = 200 mm d = 180 mm
h = 200 mm d’ = 20 mm
0035 , 400 0
4 , 1 4 ,
min =1 = =
ρ fy
ρb =
+ fy fy
cx f
600 600 1 ' 85 ,
0 β
=
+400 600 600 400
85 , 0 25 85 ,
0 x x
= 0,0271 ρmax = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,0271
= 0,0203 Mu = 106 Nmm
Mn = Mu 6 6Nmm 10 . 25 , 8 1 , 0 10 = φ =
Rn = 2 2
4
2 0,193 /
80 .1 200
10 . 25 ,
1 N mm
bd
Mn = =
m = 18,83
25 . 85 , 0
400 '
85 ,
0 = =
c f fy
00048 , 0
400 193 , 0 . 823 , 18 . 1 2 823 1
, 18 1
. . 1 2 1 1
=
− −
=
− −
= fy
Rn m perlu m
ρ
ρ perlu < ρmin → tulangan tunggal, dipakai ρmin = 0,0035 As = ρmin . b . d
= 0,0035 . 200 . 180
= 126 mm2
Jumlah tulangan (n) = 0,949 13
25 ,
0 2 =
π
As → 2 buah
Jarak tulangan = 100
2 200 = n =
b
Dipakai tulangan pokok =
ø
13 - 100 → As = 265,465 mm2JurusanTeknikSipil
4. Desain Tiang Sandaran
Menurut PPPJJR Bab III pasal 1.2.5.c halaman 10 disyaratkan bahwa tiang sandaran pada tepi trotoir diperhitungkan untuk dapat menahan beban horizontal sebesar 100 kg/m yang bekerja pada tinggi 90 cm diatas trotoir
Dimensi 12/16
160
120
20 20 50 40 10
16
100 kg/m
Gambar 10. Rencana tiang sandaran
Gaya horisontal (H) sebesar 100kg bekerja sepanjang 2 meter (jarak antar tiang sandaran) dengan ketinggian (L) 0,9 m di atas lantai trotoar.
Dari tabel profil Konstruksi Baja susunan Ir. Morisco halaman 46 dan 48 didapat:
- Tegangan yang diijinkan = 1400 kg/m2
- Diameter = 60,5 mm
- Section Modulus (Wx) = 5,9 cm3 - Weight (q) = 3,3 kg/m q total = 3,3 + 100
= 103,3 kg/m
M pipa sandaran = 1/8 . q total . l2
= 1/8 . 103,3 . 22
= 51,65 kgm = 5165 kgcm Tegangan yang terjadi:
Fy = 875,424 / 2 9
, 5 5165
max kg cm
Wx
M = = < 1400 kg/cm2
a. Penghitungan momen pada tiang sandaran
Momen yang ditahan tiang sandaran sebesar : Mu = 1/2 . q. L2
=1/2 . 100 . 0,92
= 40,5 kgm = 40,5.104 Nmm
Mn = Mu 4 4Nmm
10 . 625 , 8 50
, 0
10 . 5 ,
40 =
φ =
b. Penghitungan tulangan tarik tiang sandaran Dipakai : f’c = 25 MPa < 30MPa → β = 0,85
Mutu baja tulangan U24 → fy = 240 Mpa b = 120 mm d = 140 mm
h = 160 mm d’ = 20 mm
120
160
Gambar 11. Rencana dimensi tiang sandaran d = h – d’
= 160 – 20 = 140 mm 00583 , 240 0
4 , 1 4 ,
min =1 = =
ρ fy
0,054
240 600
600 240
25 85 , 0 85 , 0
600 600 ' 85 , 0
=
= +
= +
x x
fy fy
c xf
b xβ
ρ
JurusanTeknikSipil 0,041
0,054 x 0,75
75 , 0 max
=
=
= xρb ρ
Mn = 50,625.104 Nmm
Rn = 2 2
4
2 0,2152 /
40 .1 120
10 . 625 ,
50 N mm
bd
Mn = =
m = 11,29
25 . 85 , 0
240 '
85 ,
0 = =
c f fy
0009 , 0
240 2152 , 0 . 29 , 11 . 1 2 29 1
, 11 1
. . 1 2 1 1
=
− −
=
− −
= fy
Rn m perlu m
ρ
ρ perlu < ρmin → tulangan tunggal, dipakai ρmin = 0,00583 As = ρmin . b . d
= 0,00583 . 120 . 140
= 97,944 mm2
Jumlah tulangan (n) = 0,738
13 . . 25 , 0
944 , 97 13
. . 25 ,
0 2 = 2 =
π π
As → 2 buah
Jarak tulangan = 60
2 120 = n =
b , dipakai s = 50mm
Dipakai tulangan pokok =
ø
13 - 50 → As = 265,465 mm2c. Penghitungan tulangan geser tiang sandaran Gaya lintang nominal:
Vll = 2 x H
= 2 x 100
= 200 kg = 2000 N Gaya lintang rencana:
Vu = 1,6 x Vll
= 1,6 x 2000
= 3200 N Vn =
φ Vu
= 0,6
3200 = 5333,3 N
Vc = 1/6 . f' . b . d c
= 1/6 . 25 . 120 . 140
= 14000 N Vn < Vc
3200 < 14000 → Aman, sehingga tidak diperlukan tulangan geser.
Meski dalam hitungan tidak diperlukan tulangan, namun untuk kemudahan pelaksanaan diberi tulangan ulir ∅8 – 200 mm.
A A
1 0 0 k g / m
T u la n g a n g e s e r Ø 8 - 2 0 0
T u la n g a n t a r i k 2 Ø 1 3
P o to n g a n A - A
Gambar 12. Sketsa penulangan tiang sandaran Checking jarak antar tulangan:
120 – (2 x 20) – (2 x 13) – (2 x 13) ≥ 25...PBI 1971 28 mm ≥ 25 mm → Aman
½ øVc = ½ . 0,6 . 14000
= 4200 N
JurusanTeknikSipil
S maks = ½ . d
= ½ . 140
= 70 mm
Av = 0,095 2
140 . 240
3200
. mm
d fy
Vu = =
Vs = s
d fy Av. .
= 70
140 . 240 . 095 , 0
= 45,6 N
Vu > ½ øVc → 3200 < 4200 → Aman, sehingga tidak diperlukan tulangan geser Meski dalam hitungan tidak diperlukan tulangan bagi, namun untuk kemudahan pelaksanaan diberi tulangan ulir
ø
8 – 70mm.Ø 6 0 .5
Ø 8 -2 0 0
Gambar 13. Sketsa penulangan trotoar, kerb, dan tiang sandaran
d. Perencanaan Gelagar Utama Analisa Pembebanan
1) Beban Mati ( Dead Load )
Akibat beban sendiri Girder = 0,4 . 1,2. 2,4 = 1,152 t/m Akibat beban mati tambahan
- Berat air hujan (3cm) = 0,03 . 1,60 . 1,0 = 0,0480 t/m - Berat aspal (5cm) = 0,5 . 1,60 . 2,2 = 0,176 t/m - Berat slab beton (20cm) = 0,02 . 1,60 . 2,4 = 0,0768 t/m - Berat trotoar dan tiang sandaran = 0,5720 t/m qdl = 2,0248 t/m P akibat balok anak (terletak per 4 m bentang , dimensi balok 30/40) Pdl = 0,3 . 0,4 . 1,6 . 2,4 = 0,4608 ton
2) Beban Hidup ( Live Load )
Menurut PPPJJR pasal 1.2.2.4.a halaman 6 untuk perhitungan kekuatan gelagar-gelagar harus digunakan beban “ D “. Beban D adalah susunan beban pada setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar “q” ton per meter panjang per jalur, dan beban garis “P”
ton per jalur lalu lintas tersebut.
Untuk memperhitungkan pengaruh getaran-getaran dan pengaruh dinamis lainnya, tegangan- tegangan akibat beban garis P harus dikalikan dengan koefisien kejut. Sedangkan beban merata q tidak dikalikan dengan koefisien kejut.
Besarnya koefisien kejut ditentukan sesuai dengan PPPJJR pasal 1.3. hal 10:
Faktor kejut (K) =
+L +50 1 20
= 50 10 1 20
+ +
= 1,333
JurusanTeknikSipil
Beban hidup per gelagar:
qll = 2,2 t/m untuk L < 30 m qll = .1,6.1,333
75 , 2
2 , 2
=1,706 t/m Pll = .1,6.1,333
75 , 2
12
= 9,307 t
e. Analisa Mekanika 1) Akibat Beban Mati
PdI=0,461 t PdI=0,461t PdI=0,461t
qdI=2,025t/m
10 m
PdI=0,461t PdI=0,461t
Gambar 14. Pembebanan akibat beban mati gelagar utama
2) Akibat Beban Hidup
10 m PII=9,307t
qII=1,706 t/m
Gambar 15. Pembebanan akibat beban hidup gelagar utama
3) Akibat Beban Mati & Hidup
PdI=0,461 t PdI=0,0,461t PdI=0,461t PdI=0,461t PdI=0,461t qdI=2,025 t/m
PII=9,307t
qII=1,706 t/m 10 m
Gambar 16. Pembebanan akibat beban hidup dan beban mati gelagar utama
c. Penentuan Letak Beban Hidup Bergerak
• Alternatif 1 5 , 10 1
3
5 =
= x RA ton
3 m 5 m
5 t 10 t 10 t
4 m 3 m 3 m
10 m
A B
M t
M c
5 , 10 13
10 10 7
5 + =
= x x
RB ton
JurusanTeknikSipil 5 , 4 3 5 ,
1 =
= x
Mt tm
5 , 10 7 5 ,
1 =
= x
Mc tm
• Alternatif 2
3 m 5 m
5 t 10 t 10 t
3 m 5 m 2 m
10 m
A B
M t
M c
10 9 5 10 8
5 + =
= x x
RA ton
10 16
10 10 5 10 2
5 + + =
= x x x
RB ton
18 2
9 =
= x
Mt tm
30 3 5 5
9 − =
= x x
Mc tm
• Alternatif 3
3 m 5 m
5t 10t 10t
1 m 5 m
3 m
10 m
A B
1 m
Mc
Mt
Md
5 , 10 11
1 10 6 10 9
5 + + =
= x x x
RA ton
5 , 10 13
9 10 4 10 1
5 + + =
= x x x
RB ton
5 , 11 1 5 ,
11 =
= x
Mc tm
31 3 5 4 5 ,
11 − =
= x x
Mt tm
5 , 13 1 5 ,
13 =
= x
Md tm
• Alternatif 4
3 m 5 m
5t 10t 10t
5 m 2 m 10 m
A B
3 m
Mc
Mt
10 14
2 10 7 10 10
5 + + =
= x x x
RA ton
10 11 3 10 8
10 + =
= x x
RB ton
JurusanTeknikSipil
27 3 5 3
14 − =
= x x
Mc tm
22 2 11 =
= x
Mt tm
Jadi diperoleh momen paling maksimum pada alternatif 3 sebesar 31 tm yaitu beban roda berada pada tengah-tengah bentang.
d. Penulangan Gelagar
Dipakai: f’c = 20 MPa > 30MPa → β = 0,85
Mutu baja U39 → fy = 400 Mpa b = 400 mm d = 1140 mm
h = 1200 mm d’ = 60 mm
0035 , 400 0
4 , 1 4 ,
min =1 = =
ρ fy
0,0271
400 600
600 400
25 85 , 0 85 , 0
600 600 ' 85 , 0
=
= +
= +
x x
fy fy
c xf
b xβ
ρ
0,0203
0,0271 x 0,75
75 , 0 max
=
=
= xρb ρ
b = 1600 mm
hf = 200 mm
bw = 400 mm h = 1200 m m
Gambar 17. Penampang Balok T
e. Penulangan Lapangan
Berdasarkan hasil perhitungan SAP didapatkan : Mu = 149,27 tm = 149,27. 107 Nmm
Mn = Mu 7 7Nmm
10 . 588 , 8 186
, 0
10 . 149,27
= φ =
Mencari b :
b ≤ ¼ . L = ¼ . 10 = 2,5 m = 2500 mm b ≤ bw + 16 . hf
= 400 + 16 . 200 = 3600 mm b ≤ Ln = 1,6 m = 1600 mm diambil b terkecil → b = 1600 mm Check apakah balok T asli / palsu:
Mn = 0,85 . f’c . a .b . (d – a/ 2) 149,27.107 = 0,85 . 25 . a .1600 . (1140-a/2)
a = 39,185 mm < hf Balok T palsu
JurusanTeknikSipil
Perhitungan memakai balok persegi b = 400 mm
Rn = 2 2
7
2 2,871 /
0 4 1 .1 00 4
10 . 149,27
mm bd N
Mn = =
m = 18,824
25 . 85 , 0
400 '
85 ,
0 = =
c f fy
0077 , 0
400 871 , 2 . 824 , 18 . 1 2 824 1
, 18 1
. . 1 2 1 1
=
− −
=
− −
= fy
Rn m perlu m
ρ
ρ min < ρ perlu < ρmax → 0,0036 < 0,0077 < 0,021 → tulangan tunggal As = ρ perlu . b . d
= 0,0077. 400 . 1140
=3511,2 mm2
Jumlah tulangan (n) = 7,156 25
25 ,
0 2 =
π
As → 8 buah
As ada = 8 . 0,25 . π.252 = 3925 mm2 > As perlu Dipakai tulangan pokok = 8
ø
25f. Penulangan Tumpuan Mu = 1/3 . Mlapangan
= 1/3 . 149,27. 107 Nmm
= 49,757 . 107 Nmm
Mn = Mu 7 7Nmm
10 . 1957 , 8 62
, 0
10 . 49,757
= φ =
Rn = 2 2
7
2 1,196 /
0 4 1 .1 00 4
10 . 1957 ,
62 N mm
bd
Mn = =
m = 400 18,824 '
85 ,
0 = =
c f fy
00307 , 0
400 196 , 1 . 824 , 18 . 1 2 824 1
, 18 1
. . 1 2 1 1
=
− −
=
− −
= fy
Rn m perlu m
ρ
ρ perlu < ρ min < ρmax → 0,00307 < 0,0036 < 0,021 → tulangan tunggal As = ρ min . b . d
= 0,0036 . 400 . 1140
= 1641,6 mm2
Jumlah tulangan (n) = 3,346 25
25 ,
0 2 =
π
As → 4 buah
Jarak tulangan = mm
n
b 100
4 400 =
=
Dipakai tulangan pokok = 4
ø
25→ As = 1962,5 mm2penulangan daerah lapangan penulangan daerah tumpuan 2Ø22
2Ø22
2Ø22 8 Ø25
2Ø22
2Ø22 4Ø22
8 Ø25
200 200
1200
400 400
1200
Gambar 18. Sket Penulangan Gelagar
JurusanTeknikSipil
g. Penulangan Geser Gelagar
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan:
Vu = 55,99 ton = 55,99. 104 N
5 m
1,34m Vu = 55,99t
ØVc = 22,8t
Vuk =44,4t
½ b + d = ½ .400 + 1140 = 1340 mm )
1340 6500
(
6500Vu = Vuk−
N
Vuk 444474,46
6500 5160 . 10 . 99 ,
55 4
=
=
ø
Vc =ø
. 1/6 . f' . b .d c=
ø
.1/6 . 25 .400 . 1140= 228.000 N
ø
Vs perlu = Vuk -ø
Vc= 444474,46– 228000
= 216474,46 N
Vs perlu = Vs perlu N 77 , 360790 6
, 0 216474,46
= φ =
φ
½
ø
Vc = 114000 N 3ø
Vc = 684000 Nø
Vc < Vuk < 3ø
Vc perlu tulangan geser Dipakai tulangan geser denganø
13 mmAv = 2 . ¼ . π.132
= 265,466 mm2
S =
perlu Vs
d fy Av. .
= 360790,77 1140 . 240 . 466 , 256
= 194,486 mm 190 mm
Untuk tengah bentang Vu < ½
ø
Vc ( digunakan sengkang minimum)Av min =
fy S b
. 3
.
2.¼ . π.132 = 240 . 3
. 400S
S = 477,836 S = 450 mm
2,0089 m
Vu > ØVc
Vu = 55,991t
ØVc
Vuk
Vu <1/2 ØVc
5 m
2.9911 m
JurusanTeknikSipil
Ø13 - 450 Ø13 - 190
5 m
Gambar 19. Sket penulangan geser gelagar utama
TUGAS
RENCANAKANLAH JEMBATAN BETON DIBAWAH INI (DATA DAN PEMBEBANAN DIASUMSIKAN SENDIRI)