• Tidak ada hasil yang ditemukan

jenis ikan yang tertangkap di sungai siluitung desa sirilogui

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "jenis ikan yang tertangkap di sungai siluitung desa sirilogui"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS - JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI SILUITUNG DESA SIRILOGUI KECAMATAN SIBERUT UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Oleh

Goistepan, Gustina Indriati, Meliya Wati.

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Sumatera Barat Goistepansiriparang@yahoo.co.id

ABSTRACT

Mentawai Islands, located on the west coast of the island of Sumatra. The islands are divided into several islands, namely the island of Siberut, Sipora island, the island of North Pagai and South Pagai island. Siberut Island is the largest and northernmost island of the Mentawai islands, as part of Indonesia. The island is a small part covered by mangrove forests, and has a large river bodies.

Sirilogui river is muddy and sandy, river water is influenced by the circumstances of time (weather), the body in the river. The state of the river is not contaminated and that the natural diversity of living beings capable of breeding. This study aims to determine the types of fish caught in the river Siluitung Sirilogui Village District of North Siberut Mentawai Islands. This study was a descriptive study using survey and collection method directly in the field. Samples were taken at three stations. Station I,(

estuary), station II, (downstream), station III , (the upstream) sampling was done at random, then continued identification of morphological traits fish species in the laboratory. Results of research conducted found the types of fish in the river Siluitung as many as 16 species of 5 orders and 13 families. The number of fish were obtained during the period research 260 tail. Average temperatures were obtained by three stations, namely 25.8, oC, the average pH of 7-8, brightness average water 35- 48 cm, while the flow rate ranged from 0.37 to 0.45 m / sec.

Key words: Fish, Mangrove foreste

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau kurang lebih 17.000 pulau besar dan kecil (Kordi, 2004), dari sekian banyak pulau yang ada di Indonesia salah satunya adalah Kepulauan Mentawai yang terletak di wilayah pantai barat pulau Sumatera. Kepulauan ini terbagi beberapa pulau, yaitu pulau Siberut, pulau Sipora, pulau Pagai Utara, dan pulau Pagai Selatan.

Pulau Siberut terletak dilepas pantai Sumatera Barat yang dipisahkan oleh Selat Mentawai dan berjarak kurang lebih 155 km dari kota Padang. Siberut mencakup 4.480 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 29.918, yang 90% adalah penduduk asli asal Mentawai, yang lain 10% dianggap terdiri dari Minangkabau, Jawa, dan Batak.

Secara geografis, letak kepulauan Mentawai berhadapan dengan Samudera Hindia.

Pulau Siberut adalah pulau terbesar dan paling utara dari kepulauan Mentawai, sebagai bagian dari Indonesia. Pulau ini merupakan sebagian kecil ditutupi oleh hutan mangrove, dan memiliki badan sungai yang besar. Sungai memiliki peran strategis sebagai salah satu sumber daya alam yang mendukung kehidupan masyarakat. Peranan sungai di dalam konteks daerah pedesaan menjadi sangat penting karena sungai dapat dimanfaatkan sebagai mata pencarian.

Sungai Sirilogui merupakan sungai yang berlumpur dan berpasir, air sungai dipengaruhi oleh kedaan waktu (cuaca), badan sungai dalam lebih kurang 10 m, mengalir lambat.

Pinggir sungai bagian muara ditumbuhi oleh tumbuhan mangrove, sedangkan pinggir sungai bagian hilir dan hulu ditumbuhi oleh

(2)

pohon-pohonan (bambu, sagu, kelapa, dan semak-semak). Keadaan sungai ini belum tercemar dan masih alami sehingga ikan masih banyak berkembangbiak. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti kepada masyrakat khususnya para nelayan, jumlah Sungai yang ada di Desa Sirilogui terdiri dari empat sungai diantaranya adalah Sungai Siluitung, Sungai Simabolak, Sungai Palempegan, dan sungai Simomo. Adapun Sungai yang sering digunakan oleh masyarakat untuk menangkap ikan salah satunya yaitu Sungai Siluitung. Sungai ini merupakan sungai terpanjang yang terdapat di Desa Sirilogui dan disepanjang pinggir sungai ini ditumbuhi tumbuhan mangrove dengan lebar Sungai 15 m dan kedalaman lebih kurang 10 m. Di dalam Sungai Siluitung berbagai jenis ikan yang ada hal ini berkaitan hasil dari wawancara dan informasi dari masyarakat setempat khususnya para nelayan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang jenis-jenis ikan yang ditangkap di muara Sungai Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 17 jenis ikan dan 11 famili dari 3 ordo (Prezi, 2014). Keanekaragaman jenis ikan di Sungai Enim Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan juga ditemukan 28 jenis ikan yang tergolong kedalam 11 famili dan 4 ordo (Hamidah, 2004). Jenis-jenis ikan yang tertangkap di batang air dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang jenis ikan yang tertangkap sebanyak 19 jenis yang tergolong dalam 10 famili (Nursyahara, 2012).

Keberadaan berbagai jenis ikan yang ada di Sungai Siluitung di Desa Sirilogui sampai saat ini belum diketahui jenis-jenisnya padahal data tentang jenis-jenis ikan merupakan salah satu komponen penting dalam pengelolaan sumber daya perikanan di perairan oleh sebab itu, penelitian tentang jenis-jenis ikan Sungai Siluitung Di Desa Sirilogui Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, maka telah dilakukan penelitian tentang jenis-jenis ikan yang tertangkap di Sungai Siluitung Desa Sirilogui Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 di kawasan Sungai Siluitung di Desa Sirilogui Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dalam penelitian ini, adapun alat yang digunakan adalah sampan, pendayung, pancing, jaring ukuran 1x1 inci, dan 2x2 inci, kamera, label gantung, label temple, kotak sampel, jarum suntik, dan alat tulis lainnya. Sedangkan bahan yang digunakan adalah jenis-jenis ikan sungai yang akan di identifikasi, formalin 10%, formalin 4% dan alkohol 70%. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif yaitu pengambilan sampel langsung di sungai Siluitung Desa Sirilogui Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Sampel akan diidentifikasi di laboratorium biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menetapkan 3 stasiun. Stasiun I terletak dibagian muara, stasiun II terletak dibagian tengah, dan stasiun III terletak dibagian hulu.

Jarak tiap stasiun 5 km dan setiap stasiun ditentukan 3 titik pengambilan sampel.

Adapun pengambilan Sampel dilakukan secara acak pada setiap titik yang telah ditentukan.

Pada stasiun I bagian muara kondisi pinggir sungai banyak ditumbuhi oleh tumbuhan mangrove, dengan substrat berlumpur dan berpasir, badan air dalam, mengalir lambat serta airnya bersifat asin ketika pasang naik.

Stasiun II kondisi pinggir sungai banyak ditumbuhi oleh pepohonan dengan substrat tanah liat dan sedikit berlumpur serta airnya bersifar tawar dan keruh. Sedangkan pada stasiun III kondisi pinggir sungai ditumbuhi oleh pohon sagu, pohon kelapa, dan semak- semak dekat dengan peternakan dan perladangan masyarakat Pengambilan sampel menggunakan alat tangkap berupa pancing, jaring, dan tangguk. Pengambilan sampel dengan menggunakan pancing dilakukan pada pagi dan sore hari sebanyak 3 kali dengan cara melemparkan pancing kearah sasaran dan dilakukan secara berulang-ulang. Umpan yang digunakan saat memancing berupa udang kecil, umang dan cacing tanah. Penangkapan dengan menggunakan jaring (jaring insang letak dasar). Dilakukan dengan cara membentangkan jaring (15-20 m) di areal

(3)

badan sungai selama lebih kurang 3 jam dan dilakukan pada pagi dan sore hari sebanyak 3 kali secara berulang-ulang sampai sampel didapatkan. Sedangkan alat tangkap berupa tangguk dilakukan dengan cara menangguk dibagian pinggir sungai sepanjang lebih kurang 100 m dilakukan 3 kali secara berulang-ulang. Pengambilan sampel pada setiap stasiun dilakukan dengan cara yang sama dan dengan alat yang sama. Adapun waktu pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari (08.00-10.00 WIB) dan sore hari (15.00-18.00 WIB) ini melihat kemampuan penglihatan ikan dalam air karena pada pagi dan sore hari cahaya berkurang memudahkan dalam penangkapan ikan (Fujaya, 2002).

Pengambilan sampel dilakukan oleh 4 orang yang sudah berpengalaman dalam penangkapan ikan (3 orang yang turun ke sungai dan 1 orang yang mengoleksinya).

Pengamilan sampel dilapangan.

1. Sampel ikan yang didapat, dicatat morfologinya, seperti warna tubuh, warna sirip, selanjutnya beberapa diantara ikan yang sama jenisnya diambil, dicuci bersih, diletakkan diatas Styrofoam dengan posisi kepala disebelah kiri tusuk dengan jarum difoto, kemudian diukur panjangnya.

2. Ikan berukuran besar disuntikan larutan formalin 10% di bagian abdomen untuk mencegah organ agar tidak busuk, sampel ikan selanjutnya diawetkan dengan larutan formalin 4% dalam plastik yang telah diberi label (lokasi, tangkap, waktu, nama lokal, ikan kolektor). Sampel yang telah dikoleksi langsung dari lapangan dibawa ke laboratorium untuk pengukuran dan di identifikasi lanjutan, sebelum sampel di identifikasi terlebih dahulu sampel yang diperoleh dicuci dengan alkohol 70%.

3. Dilaboratorium sampel yang didapat dilakukan identifikasi untuk morfologi ikan diantaranya adalah sungut, mulut, rahang bawah, mata, penutup insang, sirip dada, sirip perut, anus, sisik, gurat sisik, sirip anal, sisik mutiara, sirip punggung, dan sirip mutiara. Setelah itu dilakukan pengukuran morfometrik meliputi pengukuran standar seperti : panjang standar, panjang moncong, tinggi sirip punggung, atau tinggi batang ekor. Pengukuran morfometrik dilakukan untuk mendapatkan rasio perbandingan pada ukuran-ukuran tertentu seperti perbandingan antara panjang kepala, dan panjang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Jenis-jenis ikan yang ditangkap di Sungai Siluitung Desa Sirilogui Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai

No Ordo Famili Species Nama Lokal

1 Perciformes 1 Gobiidae 1 Drombus kranjiensis Boroiboi

Glosogobius intermedius Gok Ngu- Ngu Periopthalmusmalaccensis Joroujou Tamanka sarasinorum Silutlut

2 5 Butis koilomatodon Gai-Gai

3 6 Ambassis interupta Nang-Nang Okoik

4 7 Caranx ignobilis Nang-Nang Okoik

5 8 Toxotes jaculatrik Sorot Sambuk

6 9 Apogon hyalosoma Sembem

7 10 Siganus vermiculatus Pamemelak

8 11 Liza melinopterus Botok

9 12 Epinephelus malabaricus Kukui

2 Scorpaeniformes 10 Scorpaenidae 13 Tetraroge berbata Nampot

3 Tetraodontiformes 11 Tetraodontidae 14 Chelonodon patoca Birut

4 Cyprinodontiformes 12 Hemirampidae 15 Zenarchopterus dux Sosi

5 Anguilliformes 13 Muraenidae 16 Echidna rhodichilus Lojo

(4)

Tabel 2. Jenis-jenis ikan dan jumlah yang ditangkap selama penelitian pada masing-masing stasiun dan alat tangkap yang digunakan di sungai Siluitung Desa Sirilogui Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Selama periode penangkapan diperoleh 16 spesies ikan dengan jumlah total individu 260 ekor. Pada stasiun I ditemukan sebanyak 14 jenis dengan jumlah individu 157 ekor.

Banyaknya jumlah ikan yang ditemui di stasiun I karena didukung oleh faktor biotik yaitu adanya vegatasi nipah di sepanjang stasiun I, nipah merupakan salah satu jenis mangrove yang biasa hidup di daerah perairan muara. Kawasan magrove merupakan tempat yang mudah untuk melakukan pemijahan, atau tempat berkembangbiak dan bertelurnya hewan. Magrove berperan penting sebagai tempat pemijahan karena menyediakan tempat naungan serta mengurangi tekanan predator.

Menurut Noor, dkk (2006). Ikan yang hidup di kawasan mangrove merupakan ikan air laut dan ikan air tawar, karena kawasan mangrove merupakan tempat peralihan antara air tawar dan air laut. Jenis ikan yang tertangkap adalah (Drombus kranjiensis, Periopthalmus malaccensis, Butis koilomatodon, Ambassis interupta, Caranx ignobilis, Toxotes jaculatrik, Apogon hyalosoma, Siganus vermiculatus, Liza melinopterus, Epinephelus malabaricus, Tetraroge berbata, Chelonodon patoca, Zenarchopterus dux, Echidna rhodichilus).

Stasiun II diperoleh 12 jenis dengan jumlah individu 85 ekor. Pada stasiun ini memiiki jumlah ikan lebih sedikit dibanding pada stasiun I. Penyebab utama karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung seperti kurangnya faktor biotik dan ketersediaan makanan ikan. Jenis ikan yang tertangkap adalah (Drombus kranjiensis, Glosogobius intermedius, Tamanka sarasinorum, Butis koilomatodon, Ambassis interupta, Caranx ignobilis, Apogon hyalosoma, Toxotes jaculatrik, Apogon hyalosoma, Epinephelus malabaricus, Zenarchopterus dux, Echidna rhodichilus).

Pada stasiun III jenis ikan yang ditemukan 4 jenis dengan total individu 18 ekor.

Sedikitnya jumlah ikan yang tertangkap di stasiun III dibandingkan stasiun II karena kondisi airnya deras sehingga ketersediaan makanan ikan kurang. Jenis ikan yang ditemukan adalah (Drombus kranjiensis, Glosogobius intermedius, Tamanka sarasinoru, Butis koilomotodon).

Selama penelitian jumlah individu yang paling banyak ditemukan adalah Ambassis interupta yang dapat ditemukan pada semua stasiun. Menurut Whitten T. William (2013)

Famili Spesies Nama Lokal Stasiun Jumlah

I II III

1 Gobiidae 1 Drombus kranjiensis Boroiboi 4 8 3 15

2 Glosogobius intermedius Gok ngu-ngu - 2 3 5 3 Periopthalmus malaccensis Joroujou 1 - - 1 4 Tamanka sarasinorum Silutlut - 4 2 6

2 Eleotridae 5 Butis koilomatodon Gai-gai 17 8 10 35

3 Chandidae 6 Ambassis interupta Bak-bak 52 34 - 86

4 Carangidae 7 Caranx ignobilis Nang-nang okoik 13 2 - 15

5 Toxotidae 8 Toxotes jaculatrik Sorot sambuk 9 3 - 12

6 Apogonidae 9 Apogon hyalosoma Sembem 21 11 - 32

7 Siganidae 10 Siganus vermiculatus Pamemelak 2 - - 2

8 Mugilidae 11 Liza melinopterus Botok 4 - - 4

9 Serranidae 12 Epinephelus malabaricus Kukui 2 1 - 3

10 Scorpaenidae 13 Tetraroge berbata Nampot 2 - - 2

11 Tetraodontidae 14 Chelonodon patoca Birut 6 - - 6

12 Hemirampidae 15 Zenarchopterus dux Sosi 22 10 - 3

13 Muraenidae 16 Echidna rhodichilus Lojo 2 2 - 4

Jumah Total 1157 85 18 260

(5)

ikan ini dapat ditemukan pada daerah muara, dan pantai.

Jenis-jenis ikan yang ditemukan di sungai Siluitung berjumlah sedikit dibandingkan dengan jenis ikan yang ditemukan di sungai Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan yang dilakukan oleh Prezi (2014) berjumlah 429ekor dari 17 jenis. Namun jenis ikan yang didapat berjumlah banyak dibandingkan dengan penelitian Nursyahara (2012) di batang air dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang yang memperoleh 549 ekor dari 19 jenis.

Komunitas ikan yang mendiami muara biasanya merupakan kombinasi antara spesies air tawar, penetap, dan spesies air laut.

Perbedaan hasil penelitian pada masing- masing daerah dipengaruhi oleh daerah suptropis maupun tropis.

Melimpahnya beberapa jenis ikan yang ditemukan di sungai Siluitung seperti Ambassis interupta disebabkan dagingnya tidak dikomsumsi oleh warga karena ukurannya kecil, kemudian spesies tersebut hidup menetap pada habitat muara sungai.

Jenis ikan yang didapatkan tidak bernilai ekonomis bagi warga Desa sirilogui yaitu Periopthalmus malaccensis Tetraroge berbata, Chelenodon patoca, Tamanka sarasinorum, Glosogobius intermediusdan Echidna rhodichilus. Hal ini disebabkan karena ukuran ikannya yang kecil, dan sebagian ikan ada yang beracun, seperti Tetraroge berbata, dan Chelenodon patoca.

Perbedaan jumlah keanekaragaman ikan setiap stasiun disebabkan oleh faktor biotik (tumbuhan air, tumbuhan tingkat tinggi) karena banyak ikan yang hidupnya tergantung pada tumbuhan air serta binatang air yang menempel pada tumbuhan air seperti udang dan keong.Binatang ini merupakan makanan bagi ikan. Menurut Widagdo (1996) menyatakan ikan air tawar sangat senang dengan tumbuhan air bisa digunakan untuk berlindung bila sinar matahari yang terlalu panas menerpa permukaan air dan tumbuhan air bisa digunakan sebagai tempat persembunyian jika merasa terganggu atau takut.

DAFTAR PUSTAKA

Juhanda, 1981. Dunia Ikan. Armico.

Bandung.

Fujaya,Y 2002. Fisiologi Ikan. Direktorat Jendral PendidikanTinggi.

Depertemen Pendidikan Nasional.

Hamida, Afreni. 2004. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Enim Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan. Jurnal Jurusan Biologi

Fakultas MIPA

UniversitasSriwijaya.

Kordi, M. G. H .(2010). Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal. Yogyakarta : Lily Publisher.

Kottelat, M. A. J. Whitten, S. N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993.

Freshwater of Westren Indonesia and Sulawesi. Indonesia: Periplus Edition (HK) and EMDI Project

Maryono, A. (2008). Eko Hidraulik Pengelolaan Sungai. Yogjakarta:

Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Nursyahra, 2012. Jenis-Jenis Ikan Yang Tertangkap di Batang Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Padang.

Jurnal Program StudiPendidikan Biologi PGRI Sumatera Barat.

Odum. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Bogor:

Gaja Mada Universitas Press.

Prezi. 2014. Jenis-jenis Ikan Yang Ditangkap Di Muara Sungai Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi Tidak diterbitkan. Padang: Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai CPUE Hasil Tangkapan Alat Tangkap Jaring Insang Gillnet Hasil analisis nilai CPUE dari jenis-jenis ikan hasil tangkapan gillnet di perairan Abudenok Desa Umato’os, Kecamatan

Hasil penelitian mendapatkan jenis- jenis ikan yang teridenfikasi pada penelitian ini di daerah pesisir pantai Kelurahan Hajoran berjumlah 247 ekor dari 3 stasiun dan spesies ikan yang