• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. Jenis Rasio Standar Industri 1 Rasio Lancar (Current Ratio) 200%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "No. Jenis Rasio Standar Industri 1 Rasio Lancar (Current Ratio) 200% "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PT ANEKA TAMBANG (PERSERO) TBK PENDEKATAN RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS: STUDI KASUS

BURSA EFEK INDONESIA

Shinta Ferry Zainuddin1, Rahmawati Umar2, Abdul Sumarlin3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1shintaf61@gmail.com, 2rahmawatiumar67@gmail.com, 3semmabdulsumarlin@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to analyze the financial performance of PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. in 2014- 2018 period in fulfilling short-term and long-term liabilities by using liquidity ratio and leverage ratio.

The data used financial report in 2014-2018 those were balance sheet and income report. The research design is descriptive statistics. The result shows that liquidity ratio and leverage ratio have a fluctuating influenced by various factors such as commodity prices, foreign currency value against rupiah, interest rates, and government policys to affect the value assets, equity, and corporate profit.

Keywords: financial report, liquidity ratio, leverage ratio, & financial performance.

PENDAHULUAN

Dalam menentukan keputusan yang rasional untuk menyempurnakan target perusahaan, maka manajer keuangan harus melakukan analisis laporan keuangan untuk melihat prestasi yang diraih perusahaan dalam rentang waktu tertentu. Laporan keuangan sebagai sumber informasi yang memberikan laporan kepada kelompok yang berkepentingan (stakeholders) atas prestasi dan posisi keuangan perusahaan pada periode sekarang maupun dalam periode yang akan datang terkait pada keputusan yang akan diambil.

Menganalisis laporan keuangan memakai teknik tertentu. Teknik analisis yang umum dipakai yakni analisis rasio keuangan.

Menurut Riyanto (1995) dalam Sumarlin (2016), secara umum rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Salah satu rasio yang kerap kali digunakan oleh pihak eksternal seperti investor dan kreditor dalam mengkaji kondisi keuangan suatu perusahaan yaitu rasio likuiditas dan solvabilitas.

Rasio likuiditas digunakan untuk menilai tingkat kesanggupan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Sedangkan rasio solvabilitas digunakan untuk menilai kesanggupan

perusahaan membayar kewajiban jangka panjang perusahaan.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berupaya membantu perekonomian Indonesia salah satunya PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. yang bergerak dibidang pertambangan. Dimana tahun 1997 PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan 35%

sahamnya ditawarkan ke publik. Ditahun 1999 kemudian mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Australia atau Australian Stock Exchange dengan status Foreign Exempt Entity.

Berikut ini dapat diamati ringkasan hasil laporan laba rugi bersih PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018 yang terdapat pada tabel 1 :

Tabel 1. Ringkasan Laporan Laba Rugi Bersih PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.

Periode 2014-2018 Tahun Laba Rugi Bersih

(Dalam Ribuan Rupiah) 2014 (743,529,593)

2015 (1,440,852,896) 2016 64,806,188 2017 136,503,269 2018 874,426,593

Sumber : Data diolah https://www.idx.co.id/

(2019)

Bersumber pada tabel 1, yang mempengaruhi fluktuasi laba rugi bersih tahun

(2)

2014-2018 diantaranya volume penjualan, permintaan komoditas, harga komoditas, beban operasional, kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral mentah, pengaruh nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, maupun kondisi lingkungan atau faktor geologi. Dari pengaruh tersebut sangat berdampak pada nilai saham dan kinerja keuangan perusahaan dalam memperoleh laba utamanya untuk memenuhi kewajiban perusahaan.

Berlandaskan gambaran fenomena tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengetahui tentang penilaian kinerja keuangan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dan kewajiban panjang dengan menggunakan analisis rasio likuiditas dan solvabilitas dengan judul: “Penilaian Kinerja Keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Pendekatan Rasio Likuiditas dan Solvabilitas: Studi Kasus Bursa Efek Indonesia”.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah analisis rasio likuiditas dan solvabilitas dalam kinerja keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dapat memenuhi kewajibannya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan analisis rasio likuiditas dan solvabilitas dalam kinerja keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dapat memenuhi kewajibannya.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Horne dan Wachowicz (2016) analisis (laporan) keuangan merupakan seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan.

Menurut Sawir (2005) dalam Sulindawati et al. (2018), untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang berhubungan dua data keuangan satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.

Menurut Hery (2015) ada 3 (tiga) kelompok pokok pengguna laporan keuangan dalam melakukan analisis rasio, yaitu: 1) Manajer perusahaan, 2) Analisis kredit, 3) Analis saham

Menurut Sawir (2005) dalam Sulindawati et al. (2018), keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain: 1) Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha. 2) Rasio disusun dari dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bias merupakan hasil manipulasi. 3) Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda.

4) nformasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

Menurut Sutrisno (2009) dalam Sulindawati et al. (2018), mendefinisikan likuiditas adalah kemampuan perushaan untuk membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang harus dipenuhi adalah utang jangka pendek.

a. Berikut ini jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan, yaitu : 1) Rasio Lancar (Current Ratio), 2) Rasio Cepat (Quick Ratio).

3) Rasio Kas (Cash Ratio). 4) Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over). 5) Inventory to Net Working Capital.

Menurut Murhadi (2013), rasio lancar (current ratio–CR) adalah rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi liabilitas jangka pendek (short run solvency) yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Menurut Kasmir (2016), rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Menurut Kasmir (2016), rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan

(3)

No. Jenis Rasio Standar Industri 1 Rasio Lancar (Current Ratio) 200%

2 Rasio Cepat (Quick Ratio) 150%

3 Rasio Kas (Cash Ratio) 50%

4 Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over) 10 Kali 5 Inventory to Net Working Capital 12%

uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Menurut Gill dalam Kasmir (2016) rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Menurut Kasmir (2016) inventory to net working capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Tabel 2. Standar Industri Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Sumber: Data Dioah Kasmir (2016)

Menurut Sartono dalam Fahmi (2018), rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang.

Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrem) yaitu perusahaan yang terjebak dalam tingkat utang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut.

Dalam penerapannya, berikut jenis- jenis rasio solvabilitas antara lain : 1) Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio atau Debt Ratio). 2) Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio). 3) Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio-LTDtER). 4) Rasio Kelipatan

Bunga yang Dihasilkan (Times Interest Earned Ratio).

Menurut Sugiono dan Untung (2019) debt to asset yang membandingkan antara total utang dan total aktiva. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Menurut Hery (2015) rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal atau untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Munurut Murhadi (2013) long-term debt to equity menunjukkan perbandingan antara utang jangka panjang terhadap ekuitas. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Menurut Untung dan Sugiono (2019) times interest earned ratio ini mengukur kemampuan perusahaan yang berasal dari EBIT (Earning Before Interest and Tax) atau laba sebelum bunga dan pajak untuk membayar bunga pinjaman. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Tabel 3. Standar Industri Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Sumber: data diolah Kasmir (2016)

Fahmi (2017) mengatakan kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan

No. Jenis Rasio Standar

Industri 1 Rasio Utang terhadap Aset

(Debt to Asset Ratio) 35%

2 Rasio Utang terhadap Ekuitas

(Debt to Equity Ratio) 80%

3

Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio)

10%

4

Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times Interest Earned)

10 Kali

(4)

aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Secara umum mengemukakan bahwa ada tahap-tahap analisis kinerja keuangan menurut Saraswati (2013) dalam Mustakim (2016) yaitu melakukan review terhadap data laporan keuangan, melakukan perhitungan, melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang diperoleh, melakukan penafsiran (interpretasi) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan, mencari dan memberikan pemecahan masalah (solusi) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mustakim (2016) dengan judul “Analisis Profitabilitas, Likuiditas, Aktivitas, dan Solvabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Di Kota Makassar”. Dari hasil analisis rasio yang digunakan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi baik.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2017) dengan judul “Penggunaan Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan di PT Aneka Tambang Tbk.”. Dari hasil analisis rasio likuiditas bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi baik, sedangkan hasil analisis solvabilatas bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi tidak baik.

Maka hipotesis penelitian ini yang penulis ajukan adalah: Bahwa dengan analisis rasio likuiditas dan solvabilitas dalam kinerja keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.

dapat memenuhi kewajibannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2018).

Penelitian dilaksanakan pada Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Makassar yang bertempat dijalan Dr. Ratulangi No. 124, Kecamatan Mariso, Kelurahan Mario, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90125. Waktu

penelitian dilaksanakan 2 (dua) bulan terhitung dari bulan Agustus 2019.

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa angka-angka (Sugiyono, 2018) yaitu data laporan keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018.

Sumber data penelitian ini yaitu data sekunder yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh penelitian secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2016). Data yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia.

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat ingin peneliti investigasi, sedangkan sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi (Sekaran (2003) dalam Widodo, 2018)

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah laporan keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan neraca dan laporan laba rugi periode 2014-2018 karena pada analisis rasio likuiditas dan solvabilitas hanya menggunakan laporan neraca dan laporan laba rugi.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan sebagai berikut: 1) Dokumentasi, teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti (Widodo, 2018). Dokumentasi yang berupa laporan keuangan tahunan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018 yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia. 2) Studi pustaka merupakan kegiatan mempelajari, mendalami, dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur baik buku, jurnal, majalah, koran atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topik, fokus atau variabel penelitian (Widodo, 2018).

Variabel independen (variabel bebas) penelitian ini yaitu rasio likuiditas dan rasio solvabilitas sedangkan variabel dependen (variabel terikat) yaitu kinerja keuangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

Hasil perhitungan rasio lancar (current ratio) pada tahun 2014 sebesar 164% yang berarti Rp 164,- aktiva lancar akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan.

Tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 259% yang berarti Rp 259,- aktiva lancar akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan. Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 244% yang berarti Rp 244,- aktiva lancar akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan. Tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 162% yang berarti Rp 162,- aktiva lancar akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan.

Dan pada tahun 2018 kembali mengalami penurunan sebesar 154% yang berarti Rp 154,- aktiva lancar akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Rasio Lancar (Current Ratio) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Periode 2014-2018 (Dalam

Ribuan Rupiah)

Sumber: Data diolah (2019)

Hasil perhitungan rasio cepat (quick ratio) pada tahun 2014 sebesar 119% yang berarti Rp 119,- aktiva lancar yang dikurangi nilai sediaan akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan. Tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 219% yang berarti Rp 219,- aktiva lancar yang dikurangi nilai sediaan akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan. Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 212% yang berarti Rp 212,- aktiva lancar yang dikurangi nilai sediaan akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan. Tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 139% yang berarti Rp 139,- aktiva lancar yang dikurangi nilai sediaan akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan. Dan pada tahun 2018 kembali mengalami penurunan sebesar 117% yang berarti Rp 117,- aktiva lancar yang dikurangi nilai sediaan akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio) PT Aneka Tambang (Persero)

Tbk. Periode 2014-2018 (Dalam Ribuan Rupiah)

TahunTotal Aset Lancar (Current Assets )

Persediaan (Inventory )

Total Kewajiban Lancar (Current

Liabilities ) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Standar Industri 150%

2014 6,343,109,936 1,761,888,223 3,862,917,319 119% 150%

2015 11,252,826,560 1,752,584,557 4,339,330,380 219% 150%

2016 10,630,221,568 1,388,415,530 4,352,313,598 212% 150%

2017 9,001,938,755 1,257,785,082 5,552,461,635 139% 150%

2018 8,498,442,636 2,027,731,541 5,511,744,144 117% 150%

161% 150%

Rata-Rata

Sumber: Data diolah (2019)

Hasil perhitungan rasio kas (cash ratio) pada tahun 2014 sebesar 68% yang berarti Rp 68,- kas dan setara kas akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan. Tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 186% yang berarti Rp 186,- kas dan setara kas akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan. Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 175% yang berarti Rp 175,- kas dan setara kas akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan. Tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 100%

yang berarti Rp 100,- kas dan setara kas akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan. Dan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 78% yang berarti Rp 78,- kas dan setara kas akan menjamin setiap Rp 100,- kewajiban lancar perusahaan.

Tabel 6. Hasil Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.

Periode 2014-2018 (Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun

Kas atau Setara Kas (Cash or Cash Equivalent )

Total Kewajiban Lancar (Current

Liabilities )

Rasio Kas (Cash Ratio)

Standar Industri 50%

2014 2,618,910,283 3,862,917,319 68% 50%

2015 8,086,634,372 4,339,330,380 186% 50%

2016 7,623,385,438 4,352,313,598 175% 50%

2017 5,550,677,020 5,552,461,635 100% 50%

2018 4,299,068,085 5,511,744,144 78% 50%

121% 50%

Rata-Rata

Sumber: Data diolah (2019)

Hasil perhitungan rasio perputaran kas (cash turn over) pada tahun 2014 sebesar 4 kali yang berarti Rp 4,- modal kerja bersih akan menjamin setiap Rp 1,- kewajiban dan Tahun Total Aset Lancar

(Current Assets )

Total Kewajiban Lancar (Current

Liabilities )

Rasio Lancar (Current Ratio)

Standar Industri 200%

2014 6,343,109,936 3,862,917,319 164% 200%

2015 11,252,826,560 4,339,330,380 259% 200%

2016 10,630,221,568 4,352,313,598 244% 200%

2017 9,001,938,755 5,552,461,635 162% 200%

2018 8,498,442,636 5,511,744,144 154% 200%

197% 200%

Rata-Rata

(6)

biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan perusahaan. Tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 2 kali yang berarti berarti Rp 2,- modal kerja bersih akan menjamin setiap Rp 1,- kewajiban dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan perusahaan. Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 1 kali yang berarti berarti Rp 1,- modal kerja bersih akan menjamin setiap Rp 1,- kewajiban dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan perusahaan. Tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 4 kali yang berarti Rp 4,- modal kerja bersih akan menjamin setiap Rp 1,- kewajiban dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan perusahaan. Dan pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 8 kali yang berarti Rp 8,- modal kerja bersih akan menjamin setiap Rp 1,- kewajiban dan biaya- biaya yang berkaitan dengan penjualan perusahaan.

Tabel 7. Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Periode

2014-2018 (Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun

Penjualan Bersih (Net

Sales )

Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over )

Standar Industri 10 Kali

2014 9,420,630,933 6,343,109,936 3,862,917,319 4 10 Kali 2015 10,531,504,802 11,252,826,560 4,339,330,380 2 10 Kali 2016 9,106,260,754 10,630,221,568 4,352,313,598 1 10 Kali 2017 12,653,619,205 9,001,938,755 5,552,461,635 4 10 Kali 2018 25,241,268,367 8,498,442,636 5,511,744,144 8 10 Kali

4 10 Kali

Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

Rata-Rata

Sumber: Data diolah (2019)

Hasil perhitungan inventory to net working capital pada tahun 2014 sebesar 71%

yang berarti Rp 71,- modal kerja perusahaan akan menjamin setiap Rp 100,- nilai persediaan. Tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 25% yang berarti Rp 25,- modal kerja perusahaan akan menjamin setiap Rp 100,- nilai persediaan. Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 22% yang berarti Rp 22,- modal kerja perusahaan akan menjamin setiap Rp 100,- nilai persediaan. Tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 36% yang berarti Rp 36,- modal kerja perusahaan akan menjamin setiap Rp 100,- nilai persediaan.

Dan pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 68% yang berarti Rp 68,- modal kerja perusahaan akan menjamin setiap Rp 100,- nilai persediaan.

Tabel 8. Hasil Perhitungan Inventory To Net Working Capital PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Periode 2014-2018 (Dalam

Ribuan Rupiah)

Tahun Persediaan (Inventory )

Total Aset Lancar (Current Assets )

Total Utang Lancar (Current

Liabilities )

Inventory To Net Working Capital

Standar Industri 12%

2014 1,761,888,223 6,343,109,936 3,862,917,319 71% 12%

2015 1,752,584,557 11,252,826,560 4,339,330,380 25% 12%

2016 1,388,415,530 10,630,221,568 4,352,313,598 22% 12%

2017 1,257,785,082 9,001,938,755 5,552,461,635 36% 12%

2018 2,027,731,541 8,498,442,636 5,511,744,144 68% 12%

45% 12%

Rata-Rata

Sumber: Data diolah (2019)

Hasil perhitungan rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio) pada tahun 2014 sebesar 45% yang berarti 45% pendanaan oleh perushaan dibiayai oleh utang dan sisanya 55% oleh pemilik modal atau pemegang saham. Tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 40% yang berarti berarti 40%

pendanaan oleh perushaan dibiayai oleh utang dan sisanya 60% oleh pemilik modal atau pemegang saham. Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 39% yang berarti berarti 39% pendanaan oleh perushaan dibiayai oleh utang dan sisanya 61% oleh pemilik modal atau pemegang saham. Tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 38% yang berarti berarti 38% pendanaan oleh perushaan dibiayai oleh utang dan sisanya 62% oleh pemilik modal atau pemegang saham. Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 41% yang berarti berarti 41%

pendanaan oleh perushaan dibiayai oleh utang dan sisanya 59% oleh pemilik modal atau pemegang saham.

Tabel 9. Hasil Perhitungan Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Periode

2014-2018 (Dalam Ribuan Rupiah) Tahun Total Utang

(Total Debt)

Total Aset (Total Assets )

Rasio Utang Terhadap Aset (Debt

To Asset Ratio)

Standar Industri 35%

2014 9,954,166,791 22,004,083,680 45% 35%

2015 12,040,131,928 30,356,850,890 40% 35%

2016 11,572,740,239 29,981,535,812 39% 35%

2017 11,523,869,935 30,014,273,452 38% 35%

2018 13,567,160,084 33,306,390,807 41% 35%

41% 35%

Rata-Rata

Sumber: Data diolah (2019)

Hasil perhitungan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) pada tahun 2014

(7)

sebesar 83% yang artinya aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang. Tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 66% yang artinya aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang. Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 63% yang artinya aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang. Tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 62% yang artinya aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang. Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 69% yang artinya aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang.

Tabel 10. Hasil Perhitungan Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) PT

Aneka Tambang (Persero) Tbk. Periode 2014-2018 (Dalam Ribuan Rupiah) Tahun Total Utang

(Total Debt)

Total Ekuitas (Total Equity )

Rasio Utang Terhadap Modal

(Debt to Equity ) Standar Industri 80%

2014 9,954,166,791 12,049,916,889 83% 80%

2015 12,040,131,928 18,316,718,962 66% 80%

2016 11,572,740,239 18,408,795,573 63% 80%

2017 11,523,869,935 18,490,403,517 62% 80%

2018 13,567,160,084 19,739,230,723 69% 80%

68% 80%

Rata-Rata

Sumber: Data diolah (2019)

Hasil perhitungan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity ratio) pada tahun 2014 sebesar 51%

yang artinya perusahaan memiliki utang jangka panjang 51%. Tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 42% yang artinya perusahaan memiliki utang jangka panjang 42%. Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 39% yang artinya perusahaan memiliki utang jangka panjang 39%. Tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 32% yang artinya perusahaan memiliki utang jangka panjang 32%. Dan tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 41% artinya perusahaan memiliki utang jangka panjang 41%.

Tabel 11. Hasil Perhitungan Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal (Long

Term Debt to Equity Ratio) PT Aneka

Tambang (Persero) Tbk. Periode 2014-2018 (Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun

Total Utang Jangka Panjang

(Long Term Debt )

Total Ekuitas (Equity )

Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas (Long Term

Debt To Equity Ratio)

Standar Industri 10%

2014 6,091,249,472 12,049,916,889 51% 10%

2015 7,700,801,548 18,316,718,962 42% 10%

2016 7,220,426,641 18,408,795,573 39% 10%

2017 5,971,408,300 18,490,403,517 32% 10%

2018 8,055,415,940 19,739,230,723 41% 10%

41% 10%

Rata-Rata

Sumber: Data diolah (2019)

Hasil perhitungan rasio kelipatan bunga yang dihasilkan (times interest earned) pada tahun 2014 sebesar -1 (minus satu) kali yang berarti biaya bunga tidak dapat ditutupi dari perolehan laba/rugi sebelum bunga dan pajak (earned before interest and tax). Tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar -3 (minus tiga) kali yang berarti biaya bunga tidak dapat ditutupi dari perolehan laba/rugi sebelum bunga dan pajak (earned before interest and tax). Tahun 2016 mengalami penurunan hanya 0 (nol) kali yang berarti yang berarti biaya bunga tidak dapat ditutupi dari laba sebelum bunga dan pajak (earned before interest and tax). Tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 1 (satu) kali yang berarti biaya bunga dapat ditutup 1 kali dari laba sebelum bunga dan pajak (earned before interest and tax). Dan tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 3 kali yang berarti biaya bunga dapat ditutup 3 kali dari laba sebelum bunga dan pajak (earned before interest and tax).

Tabel 12. Hasil Perhitungan Rasio Kelipan Bunga yang Dihasilkan (Times Interest Earned) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.

Periode 2014-2018 (Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (Earning Before Interest And Tax )

Beban Bunga (Interest )

Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times

Interest Earned ) Standar Industri 10 Kali 2014 (137,062,724) 126,552,132 (1) 10 Kali 2015 (701,438,522) 246,021,355 (3) 10 Kali 2016 8,156,059 319,273,938 0 10 Kali 2017 600,606,318 607,685,684 1 10 Kali 2018 1,852,728,851 554,331,857 3 10 Kali

Sumber: Data diolah (2019)

Interpretasi dari kinerja keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014- 2018, sebagai berikut : 1)Analisis Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) yaitu: a) Rasio Lancar (Current Ratio). Secara rata-rata rasio

(8)

lancar (current ratio) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018 sebesar 197% dikatakan kondisi keuangan kurang baik karena berada dibawah standar industri yaitu 200% sehingga perusahaan perlu meningkatkan nilai aktiva lancar (current assets) agar dapat memaksimalkan pembayaran kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. b) Rasio Cepat (Quick Ratio). Secara rata-rata rasio cepat (quick ratio) PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk.

periode 2014-2018 sebesar 161% dikatakan kondisi keuangan baik karena berada diatas standar industri yaitu 150% sehingga perusahaan perlu mempertahankan kestabilan nilai aktiva lancar (current assets) tanpa menghitung nilai persediaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. c) Rasio Kas (Cash Ratio). Secara rata- rata rasio kas (cash ratio) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018 sebesar 121% dikatakan kondisi keuangan baik karena berada diatas standar industri yaitu 50%

sehingga perusahaan perlu menjaga kestabilan kas atau setara kas agar dapat memenuhi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. d) Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over). Secara rata-rata rasio perputaran kas (cash turn over) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018 sebesar 4 kali dikatakan kondisi keuangan kurang baik karena berada dibawah standar industri yaitu 10 kali sehingga perusahaan perlu meningkatkan modal kerja dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan pembiayaan yang berkaitan dengan penjualan. e) Inventory to Net Working Capital. Secara rata-rata inventory to net working capital PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014–2018 sebesar 45% dikatakan kondisi keuangan baik karena berada diatas standar industri yaitu 12% sehingga perusahaan perlu mengelola persediaan (inventory) agar lebih efektif. 2) Analisis Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) yaitu: a) Rasio Utang Terhadap Aset (Debt to Asset Ratio). Secara rata-rata rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio) PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018 sebesar 40% dikatakan kondisi keuangan kurang baik karena aset perusahaan dibiaya oleh utang berada diatas standar industri yaitu 35% sehingga perusahaan perlu mengelola kewajiban jangka panjang yang diperoleh secara efektif agar tidak mempengaruhi nilai aktiva perusahaan. b) Rasio Utang Terhadap

Ekuitas (Debt to Equity Ratio). Secara rata- rata rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018 sebesar 68%

dikatakan kondisi keuangan baik karena ekuitas perusahaan dibiaya oleh utang berada dibawah standar industri yaitu 80% sehingga ekuitas perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka panjang. c) Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio). Secara rata-rata rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity ratio) PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018 sebesar 40%

dikatakan kondisi keuangan kurang baik karena perusahaan lebih banyak menggunakan utang jangka panjang dari pada modal dapat dilihat nilai rasio yang diperoleh berada diatas standar industri yaitu 10% sehingga perusahaan perlu mengurangi proporsi utang jangka panjang agar tidak membebani modal perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo. d) Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times Interest Earned Ratio). Secara rata-rata rasio kelipatan bunga yang dihasilkan (times interest earned ratio) PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018 sebesar 0 (nol) kali dikatakan kondisi keuangan kurang baik karena perusahaan belum mampu membayar biaya bunga karena berada dibawah standar industri yaitu 10 kali sehingga perusahaan perlu meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak dalam memenuhi kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo.

PENUTUP

Bersumber pada hasil perhitungan rasio likuiditas (liquidity ratio) dan rasio solvabilitas (leverage ratio) dari laporan keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014- 2018, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Hasil analisis rasio likuiditas (liquidity ratio) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014-2018 dikatakan perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek akan tetapi pada rasio lancar (current assets) dan rasio perputaran kas (cash turn over) masih berada dibawah standar industri yang dikategorikan keuangan perusahaan dalam kondisi kurang baik. Sedangkan rasio cepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio) dan inventory to net working capital berada diatas standar industri yang dikategorikan keuangan

(9)

perusahaan dalam kondisi baik. 2) Hasil analisis rasio solvabilitas (leverage ratio) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. periode 2014–

2018 dikatakan perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka panjang akan tetapi pada rasio utang terhadap aset (debt to asset ratio) dan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas (long term debt to equity ratio) masih berada diatas standar industri yang dikategorikan keuangan perusahaan dalam kondisi kurang baik. Pada rasio kelipatan bunga yang dihasilkan (times interest earned) juga masih berada dibawah standar industri yang dikategorikan keuangan perusahaan dalam kondisi kurang baik. Sedangkan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) berada dibawah standar industri yang dikategorikan kondisi keuangan perusahaan baik.

Berdasarkan simpulan diatas, maka penulis memberikan saran antara lain sebagai berikut : 1) Bagi Perlu meningkatkan efektifitas dalam mengelola aktiva perusahaan dan meningkatkan kinerja dalam mengelola keuangan perusahaan agar lebih produktif sehingga investor tertarik dalam menanamkan modalnya. Dan mengurangi proporsi pinjaman dana dari kreditor yang akan menambah utang dan biaya bunga perusahaan jika semakin tinggi utang dan biaya bunga pinjaman, dan perusahaan tidak mampu membayar maka kedepannya akan menyulitkan perusahaan memperoleh pinjaman dari kreditor.

Bagi Investor dan kreditor perlu memperhatikan kondisi kinerja keuangan perusahaan dengan melakukan analisis laporan keuangan antara lain dengan melihat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya.

DAFTAR PUSTAKA

Bursa Efek Indonesia (2019). Diakses pada tanggal 20 Agustus 2019 melalui website https://www.idx.co.id/

Dewi, M. (2017). Penggunaan Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas untuk Mengukur Kinerja Keuangan di PT. Aneka Tambang Tbk. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), Vol. 1, No. 2, Desember 2017. 102-112. Aceh: Universitas Samudra.

Diakses pada tanggal 6 Juli 2017 melalui website

http://www.ejurnalunsam.id/index.php/jensi /article/download/401/294/

Fahmi, I. (2017). Analisis Kinerja Keuangan.

Panduan bagi Akademisi, Manajer, dan Investor Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan. Bandung:

Alfabeta.

Fahmi, I. (2018). Pengantar Manajemen Keuangan, Teori dan Soal Jawab.

Bandung: Alfabeta.

Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen.

Jakarta: PT Grasindo.

Indriantoro, N., & Supomo, B. (2016).

Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama.

Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan.

Edisi 1, Cetakan Ke-9. Jakarta: Rajawali Pers.

Murhadi, W. R. (2013). Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.

Jakarta: Salemba Empat.

Mustakim. (2016). Analisis Profitabilitas, Likuiditas, Aktivitas, dan Solvabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang di Kota Makassar. Skripsi Tanggal 23 November 2017. Makassar:

Universitas Negeri Makassar. Diakses pada tanggal 4 Juli 2019 melalui website http://eprints.unm.ac.id/4082/1/siap%20ba rning.pdf

STIE YPUP. (2019). Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.

Sugiono, A., & Untung, E. (2019). Panduan Praktis Dasar Analisis Laporan Keuangan.

Edisi Revisi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-28. Bandung: Alfabeta.

Sulindawati, N. L. G. E., Yuniarta, G. A., &

Purnamawati, I G., A (2018). Manajemen Keuangan: Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis. Edisi 1. Cetakan Kedua.

Depok: Rajawali Pers.

Sumarlin, A. (2016). Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI. EQUITY: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, Vol 10 No 1: 59-68. Diakses pada tanggal 17 Juli 2019 melalui website http://ojs.stkip- ypup.ac.id/index.php/equity/issue/view/10/

Abdul%20Sumarlin

(10)

Horne, J.C.V. & Wachowicz, Jr., J. M. (2016).

Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.

Edisi 13, Buku 1. Terj. Quratul’ain Mubarakah. Jakarta: Salemba Empat.

Widodo. (2018). Metodologi Penelitian Populer & Praktis. Edisi 1, Cetakan Ke-2.

Jakarta: Rajawali Pers.

Referensi

Dokumen terkait

rasio lancar Current ratio merupakan” rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara