• Tidak ada hasil yang ditemukan

JIHAD DALAM TAFSIR AL-QUR'AN SUCI ... - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "JIHAD DALAM TAFSIR AL-QUR'AN SUCI ... - Digilib UIN SUKA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

Alhamdulillah>hi Rabbil 'a>lami

Seluruh teman-teman kelas IAT C yang memberikan rasa kekeluargaan, nilai toleransi yang tinggi dalam menyikapi segala hal, rutinitas mengaji dan berusaha istiqomah setiap bulannya. Dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga skripsi sederhana ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bermanfaat bagi semua orang, semoga Ridla dan Ridho Allah SWT selalu menyertai kita, Aamiinn.

Konsonan Tunggal Huruf

Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

نيدّقعتم ةّدع

Ta Marbutah di akhir kata 1. Bila dimatikan ditulis h

  • Bila ta marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah, dan dammah ditulis t

Vokal Pendek

Vokal Rangkap fathah + ya' mati

Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

Salah satunya terjadi pada definisi jihad sebagai 'perang' oleh Muhammad Adnan dalam tafsir Tafsir Al-Qur'an bahasa Jawi. Oleh karena itu, makna kata 'jihad' sebagai 'perang' harus dikaji secara mendalam untuk mengetahui apa kaitan latar belakang sejarah Muhammad Adnan dengan penafsiran kata 'jihad'. Hasil penelitian ini dapat dilihat dengan menggunakan teori utama Gadamer bahwa kata ‘jihad’ sebagai ‘perang’ menurut Adnan dalam Tafsir al-Quran Bahasa Jawi, terdapat keterkaitan antara keduanya: Tafsir Muhammad Adnan dan kehidupannya pengalaman dan kehidupan sosial politik dalam membela agama dan negara sejak masa kolonial hingga mempengaruhi pemahaman hermeneutika Adnan dalam mengartikan kata 'jihad' sebagai 'perang'.

Menurut Adnan, seluruh kata jihad berkonotasi dengan kata 'perang' membela agama dan negara Indonesia. Dari sini, pembahasan mengenai latar belakang penafsiran Adnan dinilai mendesak guna memperoleh pemahaman menyeluruh terkait kata 'jihad' yang berarti 'perang'. Bagaimana makna 'jihad' sebagai 'perang' yang muncul dari latar belakang politik tertentu, atau dalam bahasa Gadamer, dipengaruhi oleh kondisi sosio-historis yang melingkupi Adnan, sampai batas tertentu berperan dalam menghasilkan penafsiran tersebut.

Ajakan jihad bukan sekedar perintah Nabi, melainkan perintah yang tertulis dalam Al-Qur'an. Dalam konteks Al-Qur'an, kata jihad mempunyai banyak arti, salah satunya adalah perang. Dalam hal ini pembahasan persoalan politik secara penafsiran sangat terlihat ketika memasuki abad 19 dan 20 Masehi, karena bertepatan dengan persoalan kolonialisme di Indonesia. perang' dalam Tafsir Al-Quran Bahasa Jawa Suci karya Muhammad Adnan.

Di Negeri Patani”, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Program Studi Ilmu Keagamaan Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir URaden Universitas Islam Negeri Intan Lampung 2018, hal. 2. 7 Ar-Ragīb al-Aṣfahanī, Muʻjam Mufradāt li Garīb al -Qur'ān (Beirut: Dār al-Fikr, tt), hal. Untuk itu, artikel ini mencoba melihat kaitan antara makna 'jihad' dalam Tafsir Jawa Kitab Suci Al-Qur'an dengan latar belakang penulis.

Melalui pendekatan hermeneutika, penulis akan berbagi hubungan antara latar belakang sejarah Muhammad Adnan dengan penafsiran kata 'Jihad'.

Rumusan Masalah

Maka penelitian ini menggunakan teori hermeneutika Gadamer yang menggunakan metode membaca tekstual dengan mempertimbangkan konsep-konsep triadik yang saling berkaitan yaitu teks, pengarang dan pembaca. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan ilmiah untuk mengkaji kata tersebut dengan menggunakan teori hermeneutika Gadamer. Bagaimana analisis hermeneutika Gadamer menjelaskan latar belakang makna kata jihad dalam Tafsir Jawa Kitab Suci Al-Qur'an?

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Kajian Pustaka

Rumba Triana dalam Jurnal Al-Tadabbur yang menulis buku harian tentang “Tafsir Ayat Jihad dalam Al-Quran (Tafsir Tematik Istilah Jihad dalam Al-Quran)”. Karya ini menjelaskan ruang lingkup istilah Jihad dalam Al-Qur'an dan Hadits. Buku ini menjelaskan wacana penalaran sufi dalam tradisi tafsir Al-Qur'an, yang tidak hanya berkaitan dengan tradisi Islam tetapi juga tradisi pra-Islam.

14 Rumba Triana, “Tafsir Ayat Jihadi dalam Al-Qur'an (Tafsir Tematik Ungkapan Jihadi dalam Al-Qur'an)", Al-Tadabbur: Jurnal Al-Qur'an dan Ilmu Tafsir. Kata Aku dan Kawula dalam Tafsir Al-Qur'an Bahasa Jawa Karya Muhammad Adnan (Kajian Pragmatis), skripsi ini menjelaskan perbedaan makna kata Aku dan Kawula dengan melihat konteks di mana ayat tersebut berada. kasus itu digunakan. 16 Yusuf Pandam Bawono, “Ucapan Aku dan Umat dalam Tafsir Al-Qur’an Bahasa Jawi Karya Muhammad Adnan (Studi Pragmatis)”.

Namun, tidak ada sangkut pautnya dengan kitab Tafsir Al-Qur'an Bahasa Jawi karya Muhammad Adnan. Oleh karena itu, nilai-nilai Al-Qur’an dapat dipahami dan diasimilasikan oleh masyarakat pada umumnya, meskipun mereka tidak menguasai bahasa Arab dengan baik.18. Dalam majalah ini lebih fokus pada apakah ayat tentang jihad dalam Al-Qur'an diterjemahkan sebagai kata-kata kekerasan.

18 Ishlah Gusmian, “Bahasa dan Aksara dalam Penulisan Tafsir Al-Qur’an di Indonesia Awal Abad 20 M”, Jurnal Mutawatir: Tafsir Ilmiah Hadits, Vol.5, No.2, Desember 2015. Penggunaan teori hermeneutika dari Fazlur Rahman dapat membantu kita memahami makna jihad dalam Al-Quran.

Kerangka Teori

  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengolahan Data

Sebab dalam menafsirkan suatu teks, seorang penerjemah harus menyadari bahwa ia berada pada posisi tertentu yang sangat mempengaruhi pemahamannya terhadap teks yang ditafsirkan. Pesan dari teori ini adalah seorang penerjemah harus mampu mengatasi subjektivitasnya ketika menafsirkan suatu teks.24. Artinya, dipengaruhi oleh situasi hermeneutik atau bentuk wirkungsgeschite tertentu dalam diri seorang penafsir yang oleh Gadamer disebut dengan istilah Vorverstandnis atau “pra-pemahaman”.

Menurut teori ini, perlunya pra-pemahaman dimaksudkan agar seorang penafsir dapat berdialog dengan isi teks yang ditafsirkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada data, baik dari Kitab Tafsir Muhammad Adnan, buku, majalah, artikel atau kamus yang berkaitan dengan objek penelitian. Sedangkan sifat penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menganalisis data yang berkaitan dengan kata Jihad.

Sumber data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber utama dalam penelitian ini adalah Tafsir Al-Qur'an dalam bahasa Jawa karya Muhammad Adnan. Sumber sekunder yang menjadi referensi pendukung penelitian ini adalah al-Muʻam al-Mufahras li Alfāẓ al-Qur'an al-Karīm karya Muhammad Fu'ad Abdul Bakiy, Muʻjam Mufradāt li Garīb al-Qurʼān karya Ar-Ragīb al-Aṣahan, Lisān al-ʻArab karya Jamaluddīn Muhammad ibn Mansūr al-Misrī, buku Lima Tokoh Penggerak IAIN Sunan Kalijaga karya M.

Damami (dkk), Tafsir Jawa karya Abdul Mustaqim, Hermeneutika dan Perkembangan Ulumul Qur'an oleh Sahiron Syamsuddin, Kebenaran dan Metode oleh Hans-Georg Gadamer. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, meliputi pengumpulan data dari kitab Tafsir Muhammad Adnan, buku, jurnal, artikel dan kamus bahasa Arab.

Sistematika Pembahasan

Bab ketiga membahas tentang biografi Muhammad Adnan yang meliputi kisah hidupnya, sejarah pendidikan, serta ulasan Tafsir Al-Qur'an bahasa Jawi. Dalam bab ini akan disertakan ayat-ayat yang membahas tentang kata 'Jihad', bagaimana menafsirkan ayat tersebut menurut Tafsir Jawa Kitab Suci Al-Qur'an. Bab keempat merupakan pembahasan hasil analisis penulis berdasarkan teori hermeneutika penafsiran kata Gadamer.

Serta hasil analisis mengenai hubungan latar belakang sejarah Muhammad Adnan dengan penafsiran kata 'Jihad' dalam Tafsir Jawa Kitab Suci Al-Qur'an.

Kesimpulan

Kemudian pengalaman hidupnya membela negara dari penjajahan Belanda dan Jepang berdampak pada prasangka Adnan dalam mengartikan kata “jihad” sebagai “perang”. Menurut Adnan, seluruh kata jihad berkonotasi dengan kata “perang” untuk melindungi negara Indonesia. Sedangkan cakrawala dalam teks menyebutkan bahwa kata ‘jihad’ pada ayat di atas dapat diartikan ‘menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam’.

Dengan demikian, makna kata jihad jika dilihat secara obyektif dapat dipahami dari konteks sejarah turunnya ayat 'jihad'. Jika dipersempit, makna-makna tersebut berkisar pada satu tujuan saja, yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam sesuai dengan petunjuk Ilahi. Hal ini menandakan bahwa seorang makhluk/hamba terikat untuk menyerahkan diri, nyawa, jiwa dan hartanya kepada jalan Ilahi dan inilah 'penerapan' ajaran atau pesan ayat 'jihad' yang terdapat dalam Al-Qur'an.

Saran-saran

Pengertian jihad yang berbeza boleh difahami dengan melihat ke dalam ufuk teks dan disokong oleh ufuk sejarah atau faktor turunnya ayat. Dengan melihat ufuk yang lain, ia membolehkan pembaca mengetahui dan memahami maksud teks/ayat jihad serta mengelakkan salah tafsir. Ami>n ibn 'Abdu al-'Azi>z 'An ad-Dimasyqi> al-Hanafi>, Muhammad.

Bakr bin Mas'ud bin Ahmad al-Ka>sa>ni al-Hanafi>, Abu>. Raden Muhammad Adnan M): ulama dan pejuang dalam pendidikan, politik dan agama bangsa Surakarta". Ibn al-Huja>j Abu al-Hasan al-Qusyairi> an-Ni>sa>bu>ri, Muslim .

ابن الحجاج أبو الحسن القصيري النيسابوري، مسلم. فوتو>ها>ت الواها>ب بي تيود}}i>ه سياره منهاكسه الثولا>ب. كلمتا أكو وكاولا في تفسير القرآن الكريم باللغة الجاوية لمحمد عدنان (دراسة تداولية).

Referensi

Dokumen terkait