Website: http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/jies Email: [email protected]
Volume 2 Nomor 1 (2022) Pages 12-20
Journal of Islamic Education Students
Moral Problems and Mothers’ Efforts to Educate Children in Single Parent Families
Lastri Fatli Ashari1, Fuady Anwar2
Pendidikan Keagamaan Islam, Universitas Negeri Padang, Indonesia1
Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Indonesia2 Email: [email protected], [email protected]1,2
DOI: 10.31958/jies.v2i1.4367
Article info Abstract
Article History Recieved:
24/05/2022 Accepted:
29/05/2022 Published:
31/05/2022
Corresponding author
Family has a crucial responsibility to give the basic and foremost educations that determine children’s moral in the future. This study aims to find out the moral problems of children from single parent families and mother's efforts to educate the children. This was qualitative research using case study design. Data were collected by carrying out in-depth interviews to ten selected informants using purposive sampling technique. Data analysis referred to Miles and Huberman’s.
Overall, the study found eight children’s moral problems that were categorized into two aspects, they were obedience (ignoring parents) and personality problems such as gambling, fighting, stealing, being promiscuous, being badly affected by online game, lying, and dating. To overcome the moral problems, single mothers did three ways to educate their children, namely giving advice, exemplary, and punishment.
Keyword:Mothers’ Role, Moral Education, Single Parent
Abstrak
Pendidikan pertama dan utama yang sangat menentukan baik buruknya akhlak anak kedepannya adalah pendidikan yang didapatkan dikeluaraga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan akhlak anak dalam keluarga single parent dan usaha ibu mendidik akhlak anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian diambil melalui wawancara mendalam kepada sepuluh informan yang sudah terpilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data mengacu pada miles dan huberman. Secara keseluruhan hasil penelitian mendapati delapan permasalahan akhak anak yang dikelompokkan ke dalam dua aspek yang pertama tidak patuh terhadap orang tua, yang kedua permasalahan kepribadian seperti, berjudi, berkelahi, mencuri, bergaul bebas, terpengaruh game online, cenderung berbohong, pacaran. Usaha yang dilakukan ibu single parent dalam mendidik akhlak anaknya berbentuk nasehat, keteladanan, dan hukuman.
Kata Kunci: Peran Ibu, Pendidikan Akhlak, Single Parent.
JIES is licensed under a Creative Commons Atribution-Share Alike 4.0 Internasional Licence
Moral Problems and Mothers’ Efforts to Educate Children in Single Parent Families DOI: 10.31958/jies.v2i1.4367
PENDAHULUAN
Keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak sebelum masuk ke lingkungan masyarakat (Aini & Fitria, 2021). Pendidikan yang dilakukan dalam keluarga memiliki dampak yang sangat besar bagi perkembangan anak (Warmansyah, 2020). Dalam membentuk jiwa yang kuat bagi anak, diperlukan suasana harmonis dan dinamis, sehingga tercipta sistem komukasi dua arah yang kuat antar anak dengan orang tua (Albar, etc, (Sabri et al., 2020). Orang tua merupakan komponen pertama yang bertanggung jawab dalam mendidik. Oleh karena itu orang tua yang bertanggung jawab mendidiknya, dan harus bekerja sama dalam mendidik anaknya, sehingga sampai pada tujuan pendidikannya (Rahmawati et al., 2021).
Pendidikan dikeluarga akan tercipta secara maksimal jika suasana rumah harmonis dan tenang (Herawati et al., 2020). Hal tersebut ditandai dengan terjalin hubungan kekeluargaan yang baik, dan ramah (Aulia & Amra, 2021). Namun, tidak semua keluarga bisa menciptakan suasana yang bahagia dan tenang tersebut. Bahkan ada beberapa keluarga yang mempunyai banyak permasalahan, sehingga berakhir di perceraian (Pratama et al., 2016; Widiastuti, 2015). Percerain orang tua merupakan masa yang sulit bagi anak, karena terjadi perubahan besar dalam keseharian anak. Sehingga hal ini berdampak pada psikis anak seperti merasa malu dengan lingkungan sekitar karena orang tuanya tidak lengkap, dan sensitive (Adela Wardiansyah & Savira, 2022; Lie et al., 2019).
Dampak perceraian orang tua terhadap anak dalam bidang agama yaitu kurangnya perhatian dari ibu atau ayah karena sibuk dengan aktifitas masing-masing, kurangnya pengawasan orang tua karena sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, kurangya kepedulian dari ibu sebab sibuk mencari nafkah untuk anaknya. Hal ini menyebabkan anak jarang sholat, malas mengaji dan sekolah (M. Hasanah & Maarif, 2021).
Kemudian dampak negatif dari perceraian terhadap pendidikan dan perkembangan yaitu anak kurang perhatian kasih sayang dan banyaknya tuntutan dari orang tua, kurangnya tuntunan pendidikan dari orang tua dikarenakan sibuk dengan pekerjaan, kebutuhan fisik dan psikis anak tidak terpenuhi karena tidak sesuai dengan tujuan, membiasakan anak hidup disiplin dan teratur sehingga mental anak tidak siap untuk menghadapi kehidupan sosialnya, kenakalan anak semakin meningkat karena mengalami gangguan emosional dan mental (U. Hasanah, 2020; Trianti et al., 2020).
Terkait anak wanita juga mengalami dampak psikologis pasca bercerai dengan suaminya. Dampak psikologis yang di timbulkan itu bersifat positif dan negative (Nurcahya & Herdiana, 2022). Dampak psikologis yang bersifat positif yaitu wanita semakin mandiri karena dituntut oleh keadaan, merasa bebas dengan peraturan yang dibuat suami, mendapatkan kebahagian dalam hidup. Selanjutnya dampak negatif yang ditimbulkan adalah merasa bersalah karena sudah mengambil keputusan, merasa kesepian karena tidak ada teman, memiliki rasa malu yang tinggi, merasa harga dirinya rendah, dan memiliki rasa cemas yang berlebihan (Muardini et al., 2019).
Peran orang tua terhadap anak sangatlah penting karena pada era ini kemajuan teknologi semakin meningkat, sehingga ini akan berdampak kepada kehidupan anak.
Moral Problems and Mothers’ Efforts to Educate Children in Single Parent Families DOI: 10.31958/jies.v2i1.4367
Pada masa ini anak-anak sudah mengenal handphone, televisi, internet, dan peralatan modren lainnya. oleh karena itu orang tua harus mengawasi anaknya, sehingga dia tidak menonton atau melihat hal-hal negatif lainnya (Hidayat, 2017). Setiap yang didengar dan dilihat mempengaruhi pola tingkah laku, seperti kebiasaan, tindakan dan sikap anak (Astarini et al., 2018). Pada umumnya penelitian dan isu yang berkaitan mendidik akhlak anak dalam keluarga single parent sudah banyak dikaji sebelumnya. Namun kajian terlebih dahulu hanya berfokus kepada konsep pendidikan akhlak pada keluarga, misalnya konsep pendidikan akhlak anak (Setiawan, 2017).
Kemudian perspektif lainnya, mengenai pendidikan akhlak pada anak dalam keluarga dapat berupa seperti peran orang tua dalam mendidik akhlak anak (Astuti, 2020), peran orang tua mendidik akhlak anak dalam membentuk keluarga harmonis (Abdulroziq, 2019), strategi pendidikan akhlak pada anak (Zamroni, 2017), pendidikan akhlak pada usia dini di era mileneal (Juwita, 2018), peran ibu sebagai orang tua tunggal dalam mendidik akhlak anak (Srinuryanti, 2019).
Beberapa penelitian tersebut membuktikan bahwa pendidikan akhlak sangat penting dalam kehidupan dan menarik jika dikaji lebih lanjut. Hal itu dikarenakan pentingnya peran orang tua mendidik akhlak anak. Namun analisis dari kajian penelitian tersebut belum ditemukan secara khusus yang membahas tentang bentuk permasalahan anak pada keluarga single parent. Terkait penyelesaian permasalahan akhlak anak, maka peran orang tua sangat menentukan untuk mendidik kembali akhlak anaknya (Syamsuddin, 2013). Untuk itu, melalui penelitian ini dapat mencari informasi lebih dalam terkait permasalahan akhlak anak yang terjadi dalam keluarga single parent khususnya di Kecamatan Linggo Sari Baganti
METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus sangat tepat digunakan dalam penelitian ini karena penelitianakan mendeskripkan sebuah fenomena yang belum pernah diungkap sebelumnya (Patton, 1991). Sumber data penelitian diambil kepada sepuluh single parent. Menurut Sugiyono (2017) kriteria informan itu terdiri dari empat yaitu; 1) memahami permasalahan penelitian dengan baik, (2) masih aktif dalam bidang penelitia, (3) mempunyai waktu untuk memberikan informasi kepada peneliti, (4) informasi yang diberikan sesuai dengan fakta dilapangan.
Instrument penelitian yang digunakan berupa protokol wawancara terstruktur yang sudah dirancang untuk memandu agar proses wawancara berjalan dengan lancar.
Data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis data dengan merujuk kepada analisis data menurut Miles dan Hubberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Sedangkan untuk menjamin keabsahan data meggunakan triangulasi sumber.
Moral Problems and Mothers’ Efforts to Educate Children in Single Parent Families DOI: 10.31958/jies.v2i1.4367
HASIL DAN PEMBAHASAN
Permasalahan Akhlak Anak Dalam Keluarga Single Parent
Berikut deskripsi hasil wawancara sesuai dengan tema yang digali untuk mendapatka informasi seperti kutipan wawancara pada tabel 1 berikut:
Tabel. 1: Kutipan wawancara tidak patuh pada orang tua Tema Informan Petikan Wawancara
Tidak patuh pada orang tua
Single parent 1
…,bentuk tidak patuh anak pada orang tua yaitu tidak mendengarkan nasehat yang diberikan oleh orang tua,….
Single parent 3
….,mengabaikan perintah orang tua, seperti anak terus bermain game online meski sudah diminta orang tua untuk berhenti,….
Single parent 7
…, menolak panggilan dari orang tua dan sibuk dengan dunianya,…
Single parent 10
…,menunda-nunda memenuhi permintaan orang tua dan anak sibuk dengan aktivitasnya,…
Tabel. 2: Kutipan wawancara permasalahan kepribadian Tema Informan Petikan Wawancara
Permasalahan kepribadian
Single parent 8
….,Bentuk permasalahan yang dilakukan anak saya berkelahi dengan teman disekolah,….
Single parent 1
…,Cendrung berjudi dan mencuri ,….
Single parent 6
….,karena kesibukan saya bekerja anak kurang perhatian sehingga salah pergaulan,…
Single parent 3
….,Penyebab anak saya malas adalah terpengaruh dari game online,….
Single parent 1
….,Anak saya cendrung berbohong karena takut pada saya,…
single parent
Anak saya izinkan berpacaran, sehingga anak tidak merasa terkekang.
Akhlak ada sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Pendidikan akhlak merupakan suatu ikhtiar yang dilakukan seseorang untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi manusia yang bertanggung jawab, jujur, adil, dan berakhlak karimah yang baik, sehingga berguna bagi nusa dan bangsa (Nawali, 2018). Orang tua merupakan komponen pertama yang bertanggung jawab dalam mendidik. Setiap pengetahuan, pengalaman, pendidikan, serta akhlak seorang dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia tinggal, oleh karena itu orang tua yang bertanggung jawab mendidiknya, bahkan Allah SWT
Moral Problems and Mothers’ Efforts to Educate Children in Single Parent Families DOI: 10.31958/jies.v2i1.4367
mengancam dengan ancaman azab yang besar bagi mereka yang meninggalkan, meremehkan atau menghianati amanah yang diberikan Allah SWT (Setiawan, 2017).
Oleh karena itu orang tua harus bekerja sama dalam mendidik anaknya, sehingga sampai pada tujuan pendidikannya.
Usaha ibu mendidik akhlak anak dalam keluarga single parent
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan terdapat lima tema penting usaha yang dilakukan single parent dalam mendidik akhlak anak. Lima usaha yang dimaksud adalah ;1) mendidik akhlak sejak dini; 2) memantau ibadah anak; 3) menjadi teladan bagi anak; 4) memberikan nasehat dan hukuman untuk anak; 5) dan memantau pergaulan anak.
Lima usaha yang dilakukan ibu dalam mendidik akhlak anak didapat dari informan ketika wawancara langsung dilakukan. Informasi tersebut disampaikan oleh informan dalam bahasa yang sedikit berbeda, namun tujuan kurnag lebih sama. Berikut deskripsi hasil wawancara tersebut sesuai dengan tema yang sedang dibincangkan.
Tabel 3. Kutipan wawancara usaha ibu mendidik akhlak anak (mendidik akhlak sejak dini)
Tema Informan Petikan Wawancara Mendidik
akhlak sejak dini
Single parent 1
Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik akhlak anak salah satunya adalah mengajarkan anak berdo’a sebelum makan.
Single parent 3
Cara yang saya lakukan dalam mendidik akhlak anak adalah mengajarkan sopan santun kepada anak.
Single parent 6
…, cara lain yang saya lakukan dalam mendidik akhlak anak adalah mengajarkan do’a sebelum tidur
Single parent 8
Ini penting dilaksanakan sehingga tertanam akhlak yang seperti jujur, tolong menolong, dan sopan santun.
Tabel 4. Kutipan wawancara usaha ibu mendidik akhlak anak (menasehati anak)
Tema Informan Petikan Wawancara Menasehati
anak
Single parent 1
Selain mendidik akhlak sejak dini, saya juga menasehati anak jika dia berbuat salah.
Minsalkan jangan bertengkar dengan teman.
Single parent 4
Menasehati anak agar sebelum masuk rumah membaca salam
Single parent 7
Akhlak yang baik sangat berguna bagi kehidupan dunia oleh karena itu, jika anak saya buat masalah maka saya menasehati dia secara kontinyu.
Moral Problems and Mothers’ Efforts to Educate Children in Single Parent Families DOI: 10.31958/jies.v2i1.4367
Single parent 5
Cara saya mendidik anak agar dia berubah untuk meninggalkan pergaulan bebas yaitu memberikan nasehat kepada anak serta mintak tolong ke orang terdekat untuk menasehatinya.
Tabel 5. Kutipan wawancara usaha ibu mendidik akhlak anak (memberi hukuman)
Tema Informan Petikan Wawancara Memberi
hukuman
Single parent 5
Supaya anak tidak melakukan kesalahan yang sama seperti melawan, hukuman yang saya beri adalah mencubitnya.
Single parent 4
Agar pencurian, berjudi anak berubah saya hukuman dia dengan tidak memberi uang jajannya.
Single parent 9
Anak yang main game online secara terus menerus akan berdampak negative kepada anak, agar anak tidak candu lagi, maka hpnya akan saya ambil selama 1minggu
Single parent 7
Awalnya anak saya ini suka bertegkar dengan adiknya, setelah saya pukul keduanya. Anak ini tidak bertengkar lagi.
Single parent
10
Hal yang saya lakukan agar hal yang serupa tidak terulang minsalnya berbohong, melawan ortu yaitu memukul dengan kayu
Tabel 6. Kutipan wawancara usaha ibu mendidik akhlak anak (menjadi teladan)
Tema Informan Petikan Wawancara Menjadi
teladan
Single parent 9
Sebenarnya banyak cara mendidik anak namun yang paling utama adalah memberikan teladan yang baik kepada anak. Minsalnya sebelum saya menyuruh anak untuk sholat, maka saya yang sholat terlebih dahulu.
Single parent 8
Keluarga adalah tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Oleh karena itu saya berusaha mendidik anak dengan menjadi figur yang baik bagi anak.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum usaha yang dilakukan orang tua dikelompokkan menjadi tiga yaitu; 1) nasehat; 2) keteladanan; 3) hukuman.
Metode nasehat merupakan suatu metode atau cara seseorang untuk memberi petunjuk kepada yang lain dengan jalan benar dan mengatakan sesuatu yang benar untuk melunakkan hati orang lain. Nasehat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat jiwa dengan keimanan dan petunjuk. Sehingga orang tua harus memberikan penjelasan yang
Moral Problems and Mothers’ Efforts to Educate Children in Single Parent Families DOI: 10.31958/jies.v2i1.4367
dapat menyentuh dan menyejukkan hati anak, supaya terjadi perubahan sikap dan perilaku menuju kepada hal-hal atau amalan kebaikan bagi kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat (Sutinah, 2014). Bentuk nasehat yang diberikan orang tua kepada anak adalah dengan menasehati anak disaat buat salah. Hal ini dilakukan orang tua agar anaknya tidak melakukan hal yang sama kedepannya.
Metode keteladanan merupakan diambil dari kata uswatun hasanah. Uswatun hasanah adalah contoh yang baik, suri teladan yang baik. Jadi metode keteladanan adalah pendidikan dengan memberi contoh yang baik. Seperti perkataan yang baik, perbuatan maupun cara berfikir yang baik. Kelebihan dari metode ini adalah mengajarkan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat praktis serta mudah dipahami anak (U. Hasanah, 2018; Muslimin et al., 2021). Bentuk keteladanan yang diberikan orang tua kepada anak yaitu dengan memberikan contoh yang baik kepada anak seperti sholat tepat waktu, menerapkan disiplin, dan lain sebagainya.
Metode hukuman dilakukan orang tua agar kesalahan yang sama tidak terulang.
Bentuk hukuman yang diberikan orang tua kepada anak yaitu dengan mencubit, tidak memberi uang jajan, mengambil HP, memukul anak dengan kayu, memukul anak dengan gantungan baju.
KESIMPULAN
Bentuk permasalahan akhlak anak dalam keluarga single parent dikelompokkan kepada dua aspek yaitu 1) tidak patuh terhadap orang tua, 2) permasalahan kepribadian seperti, berjudi, berkelahi, mencuri, bergaul bebas, terpengaruh game online, cenderung berbohong, berpacaran. Factor penyebab anak melakukan hal demikian adalah kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak, kurangnya perhatian dari orang tua, dan pengaruh dilingkungan sekitar. Usaha orang tua mendidik akhlak anak pada keluarga single paret yaitu dengan nasehat baik itu langsung ataupun kiasan, keteladanan dari orang tua, dan hukuman. Kemudian orang tua juga harus memberikan perhatian yang banyak kepada anak, sehingga anak tidak menyimpang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulroziq, R. (2019). Peran Orang Tua Mendidik Akhlak Anak dalam Membentuk Keluarga Harmonis di Dusun Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. IAIN Tulungagung.
Adela Wardiansyah, J., & Savira, L. (2022). Perkembangan Psikologi Anak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidayah Akibat Pengaruh Keluarga. Ngaji : Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 47–56.
Aini, M., & Fitria, R. (2021). Character Education Management in Improving Education Quality in State Senior High School. Journal of Islamic Education Students (JIES), 1(2), 66. https://doi.org/10.31958/jies.v1i2.2972
Astarini, N., Hamid, S. I., & Rustini, T. (2018). Studi Dampak Tavangan Televisi Terhadap Perkembangan Perilaku Sosial Anak. Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan
Moral Problems and Mothers’ Efforts to Educate Children in Single Parent Families DOI: 10.31958/jies.v2i1.4367
Anak Usia Dini, 8(1). https://doi.org/10.17509/cd.v8i1.10554
Astuti, W. A. (2020). Peranan Orangtua Tunggal dalam Pendidikan Akhlak Anak di Desa Pempen Kecamatan Gunung Pelindung. Institut Agama Islam Negeri Metro.
Aulia, M., & Amra, A. (2021). Parent’s Participation in Improving the Quality of Education in Elementary Schools. Journal of Islamic Education Students (JIES), 1(2), 58. https://doi.org/10.31958/jies.v1i2.3004
Hasanah, M., & Maarif, M. A. (2021). Solusi Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Keluarga Broken Home. Attadrib: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 4(1), 39–49. https://doi.org/10.54069/attadrib.v4i1.130 Hasanah, U. (2018). Metode Pengembangan Moral Dan Disiplin Bagi Anak Usia Dini.
Martabat: Jurnal Perempuan Dan Anak, 2(1).
https://doi.org/10.21274/martabat.2018.2.1.91-116
Hasanah, U. (2020). Pengaruh Perceraian Orangtua Bagi Psikologis Anak. AGENDA:
Jurnal Analisis Gender Dan Agama, 2(1), 18.
https://doi.org/10.31958/agenda.v2i1.1983
Herawati, H., Hazilina, H., & Zar’in, F. (2020). Feasbylity Study Perlindungan Hukum untuk Anak Usia Dini yang Bercompetitive Advantage. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1625–1634.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.932
Hidayat, N. (2017). Konsep Pendidikan Akhlak bagi Peserta Didik Menurut Pemikiran Prof.Dr.Hamka. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Juwita, D. R. (2018). Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini di Era Milenial. At-Tajdid:
Jurnal Ilmu Tarbiyah, 7(2), 282–314.
Lie, F., Puspa Ardini, P., Utoyo, S., & Juniarti, Y. (2019). Tumbuh Kembang Anak Broken Home. Jurnal Pelita PAUD, 4(1), 114–123.
https://doi.org/10.33222/pelitapaud.v4i1.841
Muardini, S., Azmi, A., & Fatmariza, F. (2019). Dampak Perceraian Pada Perempuan Usia Muda Di Kecamatan Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh. Journal of Civic Education, 2(1), 1–11. https://doi.org/10.24036/jce.v2i1.98
Muslimin, E., Julaeha, S., & Suhartini, A. (2021). Konsep dan Metode Uswatun Hasanah Dalam Perkembangan Pengelolaan Pendidikan Islam Di Indonesia. MUNTAZAM:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 02(1), 2021.
Nawali, A. K. (2018). Hakikat, Nilai-Nilai Dan Strategi Pembentukan Karakter (Akhlak) Dalam Islam. Jurnal Ilmiah Iqra’, 12(1), 1. https://doi.org/10.30984/jii.v12i1.885 Nurcahya, F., & Herdiana, I. (2022). Hubungan Sikap terhadap Perceraian dengan
Komitmen Hubungan Romantis pada Wanita Dewasa Awal. Buletin Riset Psikologi
Dan Kesehatan Mental, 2(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.20473/brpkm.v2i1.34580
Patton, M. Q. (1991). How to Use Qualitative Methods in Evaluation. SAGE Publication.
Pratama, R., Syahniar, S., & Karneli, Y. (2016). Perilaku Agresif Siswa dari Keluarga
Moral Problems and Mothers’ Efforts to Educate Children in Single Parent Families DOI: 10.31958/jies.v2i1.4367
Broken Home. Konselor, 5(4), 238. https://doi.org/10.24036/02016546557-0-00 Rahmawati, S., Dasril, D., Irman, I., & Yulitri, R. (2021). Students’ Competency as
Candidates of Guidance and Counseling Counselors in the Implementation of Group Guidance Services. Journal of Islamic Education Students (JIES), 1(2), 87.
https://doi.org/10.31958/jies.v1i2.3160
Sabri, A., Warmansyah, J., Amalina, A., & Aswirna, P. (2020). Implementasi Pengintegrasian Keislaman Dalam Pengenalan Konsep Matematika Anak Usia Dini.
Math Educa Journal, 4(1), 23–30. https://doi.org/10.15548/mej.v4i1.1240
Setiawan, E. (2017). Konsep Pendidikan Akhlak Anak Perspektif Imam Al Ghazali.
Jurnal Kependidikan, 5(1), 43–54.
Srinuryanti, I. (2019). Peran Ibu sebagai Orang Tua Tua Tunggal dalam Mendidik Akhlak anak. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. CV. Alfabeta.
Sutinah. (2014). Metode Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam. Konsultasi Dan Pendidikan Islam, 8 (2).
Syamsuddin, S. (2013). Perkawinan di Bawah Umur di Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Ditinjau dari Hukum Perkawinan. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Trianti, D., Nuzuar, N., Siswanto, S., Warsah, I., & Endang, E. (2020). Problematika Pendidikan Anak Pasca Perceraian Orangtua. ENLIGHTEN (Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam), 3(2), 106–121. https://doi.org/10.32505/enlighten.v3i2.1794 Warmansyah, J. (2020). Supervisi Akademik Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak
Dimasa Pandemi Covid 19. Tadbir : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 4(2), 175.
https://doi.org/10.29240/jsmp.v4i2.1695
Widiastuti, R. Y. (2015). Dampak perceraian pada perkembangan sosial dan emosional anak usia 5-6 tahun. Jurnal PG-Paud Trunojoyo, 2(5), 76–86.
Zamroni, A. (2017). Strategi Pendidikan Akhlak Pada Anak. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 12(2).